Anda di halaman 1dari 2

Glaukoma akut (Acute Angle Closure – AAC) adalah suatu kondisi dimana terjadi blok jalinan

trabekular oleh iris perifer pada sudut bilik mata. Blok ini dapat terjadi melalui mekanisme
aposisi iris dengan jalinan trabekular atau karena sinekia. Saat kondisi iris terdorong atau
menonjol kedepan maka outflow humor aquos akan terhambat, keadaan ini dapat menyebabkan
peningkatan tekanan intraokular. Jika penutupan sudut terjadi secara mendadak, maka gejala
yang ditimbulkan sangat berat seperti: nyeri pada mata, sakit kepala, pandangan kabur, mual dan
muntah.
Etiologi
Penyumbatan aliran aqueous humor terjadi karena sejumlah variasi anatomi predisposisi. Variasi
ini termasuk ruang anterior yang lebih dangkal, ukuran lensa, lokasi anterior diafragma iris-
lensa, dan pintu masuk sempit ke sudut ruang anterior. Sudut bilik mata depan yang lebih
dangkal menyebabkan sebagian besar iris dan lensa bersentuhan satu sama lain, memperlambat
aliran aqueous humor dari bilik posterior ke bilik mata depan. Hal ini menyebabkan perbedaan
tekanan antara ruang yang disebut blok pupil. Blok pupil menyebabkan iris melengkung, yang
semakin mempersempit sudut bilik mata depan. Siklus ini akan menyebabkan peningkatan
tekanan intraokular yang mengarah ke presentasi klinis glaukoma sudut tertutup akut.
Peningkatan tekanan intraocular yang disebabkan bertambahnya produksi humor aqueous oleh
badan siliar ataupun berkurangnya pengeluaran humour aqueous di daerah sudut bilik mata atau
di celah pupil.
Tekanan intraocular adalah keseimbangan antara produksi humour aqueous, hambatan thdp
aliran aqueous, dan tekanan vena episklera. Ketidakseimbangan yang terjadi antara ketiga hal
tersebut dapat menyebabkan peningkatan tekanan intraocular, akan tetapi hal ini lebih sering
disebabkan oleh hambatan terhadap aliran humour aqueous atau aliran humour aqueous yang
lemah.
Peningkatan tekanan intraocular akan mendorong perbatasan antara nervus optikus dan retina di
bagian belakang mata. Akibatnya pasokan darah ke nervus optikus berkurang sehingga sel-sel
sarafnya mati. Karena saraf optikus mengalami kemunduran, maka akan terbentuk bintik buta
pada lapang pandang mata. Yang pertama terkena adalah lapang pandang tepi lalu diikuti oleh
lapang pandang sentral.

Faktor Risiko

 Demographic factors:
- Usia (>60 th). Risiko meningkat seiring penebalan lensa (pembentukan katarak) dan
kedalaman bilik mata depan menjadi lebih dangkal
- Jenis kelamin, perempuan lebih sering terkena drpd laki-laki
- Ras Asia khususnya etnik Tionghoa memiliki risiko yang lebih tinggi
- Riwayat keluarga dengan glaukoma sudut tertutup

 Anatomical factors:
- Bilik mata depan dangkal
- Iris yang lebih tebal
- Ketebalan lensa (>>>)
- Posisi lensa lebih condong ke anterior
- Sumbu bola mata pendek
- Ketebalan kornea (<<)
- Hyperopia (rabun dekat)

 Precipitating factors:
- Pencahayaan redup (termasuk suhu ekstrem yang menyebabkan orang tinggal di dalam
ruangan)
- Obat-obatan:
 Anticholinergic agents (topikal, misalnya, atropin, siklopentolat, dan tropikamida;
atau sistemik, misalnya antihistamin, antipsikotik [terutama antidepresan],
antiparkinson, atropin, dan obat spasmolitik gastrointestinal) dan
 Adrenergic agents (topikal, misalnya epinefrin dan fenilefrin; atau sistemik,
misalnya, vasokonstriktor, stimulan sistem saraf pusat, bronkodilator, penekan
nafsu makan, dan agen halusinogen)
- Stres emosional, nyeri luar biasa (mungkin disebabkan karena midriasis sekunder akibat
dari peningkatan tonus simpatis).

REFERENSI
 Anderson DR, Jin JC, Wright MM. The physiologic characteristics of relative pupillary
block. Am J Ophthalmol. 1991 Mar 15;111(3):344-50.
 Yanoff M, Duker JS. Ophthalmology. 5th ed. 2019.
 James B, Chew C, Bron A. Lecture Notes Oftalmologi. 9th ed. Jakarta. EMS. 2005
 Marchini G et al: New findings in the diagnosis and treatment of primary angle-closure
glaucoma. Prog Brain Res. 221:191-212, 2015
 Moghimi S et al: Qualitative evaluation of anterior segment in angle closure disease
using anterior segment optical coherence tomography. J Curr Ophthalmol. 28(4):170-5,
2016
 Congdon N et al: Issues in the epidemiology and population-based screening of primary
angle-closure glaucoma. Surv Ophthalmol. 36(6):411-23, 1992
 Nongpiur ME, Ku JY, Aung T. Angle closure glaucoma: a mechanistic review. Curr
Opin Ophthalmol. 2011 Mar; 22(2):96-101.

Anda mungkin juga menyukai