Anda di halaman 1dari 51

HENDRY RUSDY,Drg., Sp.BM., M.

Kes
Apa yg anda
perhatikan?????
Defenisi :
 Osteomyelitis adalah peradangan yang terjadi pada medulla tulang (bone
marrow). Secara klinik osteomyelitis umumnya diartikan sebagai suatu
infeksi pada tulang.

 Proses terjadinya infeksi ini biasanya diawali pada rongga medulla,


melibatkan tulang cancellous, kemudian meluas dan menyebar ke tulang
kortikal dan kadang-kadang ke periosteum.

 Osteomyelitis dapat dikelompokkan menjadi akut atau kronis, supuratif dan


non supuratif, sklerotik dan berdasarkan etiology spesifiknya.
 Penyebab utama osteomielitis rahang adalah
Staphylococcus aureus, sama dengan penyebab
Osteomielitis pada tulang panjang. Belakangan diketahui
hanya kadang-kadang saja mikroba ini ditemukan pada
Osteomielitis rahang, terutama pada kasus Osteomielitis
dengan luka ekstra oral yang terinfeksi. Pada umumnya
mikroba penyebab Osteomielitis rahang adalah
Streptococcus aerob (a- hemolytic Streptokokus ),
Streptokokus anaerob dan mikroba anaerob lainnya
terutama Peptostreptococcus, Fusobacterium dan
Bacteroides.
Staphylococcus Aureus
-fakultatif anaerobik, kokus gram positif,
tampak seperti kelompok anggur, ketika
dilihat melalui mikroskop dengan
pembesaran.
-positif katalase artinya dapat
memproduksi enzim katalase dan dapat
mengubah hidrogen peroxide menjadi air
dan oksigen.
Staphylococcus Aureus
Patogenitas
 Berbagai macam enzim dan racun yang dihasilkan oleh bakteri
ini.
 Pyrogenic toxic seperantigen (PTSAgs). Exotoxin TSST-1,
merupakan agen penyebab sindrom shock toxic. Enterotoxin
yang merupakan penyebab dari S. Aureus gastroenteritis.Gejala
mual, muntah, diare, dan sakit perut.
 Exfoliatif toxin. Berimplikasi pada penyakit staphylococal
scalded-skin syndrome (SSSS), dimana banyak terjadi pada
bayi dan anak berusia muda.
 Toxin lain. meliputi alpha-toxin, beta-toxin, delta toxin, dan
beberapa biokomponen toxin yang bekerja pada membran sel.
g.

Bacteroides fragilis

1. Bakteri ini termasuk jenis


anaerobik, gram negatif dan
kadang tampak pleomorfik.
2. Merupakan bakteri yang
banyak ditemukan pada
intestinal. ini menyebabkan
infeksi anaerobik serius seperti
intra abdominal sepsis,
peritonitis, liver dan abses otak
dan luka infeksi. kapsul
Polisakarida, merupakan faktor
virulensi yang pentin
Bacteroides Fragilis
Patogenitas
 Proses patogenitas utamanya dihasilkan oleh
endotoxin dan protease serta tidak memiliki exotoxin.
 Organisme lain seperti coliformis, yang biasanya
dihubungkan dengan sepsis. Sehingga banyak infeksi
bacteroides merupakan polymikrobial di alam.
Porphyromonas

Bakteri ini banyak ditemukan di


bagian subgingival, terutama
pada penyakit periodontal yang
telah berkembang. Kadang
ditemukan juga pada lidah dan
tonsil. Termasuk bakteri gram
negatif berbentuk tangkai,
pleomorfik.
Porphyromonas
Patogenitas
 Pada penyakit periodontal yang agresive patogen pada
manusia dan hewan.
 Bakteri ini memiliki fimbria yang berguna untuk
memfasilitasi adhesi dan kapsulnya mempertahankan
dari proses fagositosis.
 Menghasilkan suatu faktor virulensi termasuk
beberapa protease yang dapat menghancurkan
immunoglobulins, kompement, dan haem-
sequestering protein, haemolysin dan collagenase
Fusobacterium Nukleatum

Bakteri ini merupakan gram-


negatif, anaerobik,
bentuknya seperti basil
berbentuk seperti rokok.
Bakteri ini dapat dilihat
bersama dengan lekosit
PMN dan spirochaeta pada
gambaran gram-stained
smear pada lesi akut
ulseratif gingivitis.
Fusobacterium Nukleatum
Patogenitas
 Endotoxin dari organisme terlibat dalam patogenesis.
Fusobacterium Nukleatum biaasanya diisolasi dari
infeksi polymikrobial, bakteri ini jarang merupakan
patogen sendiri. sehingga untuk menyebabkan infeksi
perlu kombinasi dengan spirochaeta, sehingga disebut
infeksi fusospirochaeta. Seperti : ANUG, Vinsent
Angina, cancrum oris (Noma).
Streptococcus viridans

Merupakan bakteri streptokokus golongan


α-haemolitukus gram positif, catalase
negatif, biasanya ditemukan di rongga
mulut dan orofaring (mulut dan
tenggorokan). Selain itu juga ditemukan di
anus dan traktus urogenital.
Streptococcus Viridans
 Bakteri ini disebut sebagai alfa haemolitikus karena
pengurangan dari kandungan besi pada hemoglobinnya.
 Organisme ini dapat menyebabkan infeksi pada manusia,
termasuk kerusakan pada gigi, endokarditis dan abses
abdominal.
 Kebanyakan bakteri di dalam rongga mulut merupakan
agen utama pembentuk karies gigi, bakteri ini memiliki
kemampuan khusus menghasilkan jumlah besar perlekatan
dari ekstraselular polisakarida pada diet karbohydrat yang
merupakan tempat yang baik untuk pertumbuhan
organisme.
Streptococcus Pneumonia

Bekteri ini ditemukan pada


traktus respiratorius atas.
Merupakan bakteri gram positif,
alfa hemolitikus, catalase negatif,
dan fakultatif anaerob.
Peptostreprococcus

Bakteri ini merupakan


bakteri gram positif
anaerobik. Bentuk selnya
kecil, spherical. Organisme
ini ditemukan pada
manusia, terutama pada
rongg mulut, kulit,
gastrointestinal, traktus
urinarius, dan anus
Peptostreptococcus
 Dengan adanya endotoksin dan kondisi trauma atau
penekanan imunitas bakteri ini dapat menjadi
patogenik, sehingga menyebabkan septikemi, dan
menyebabkan kerugian pada manusia. Bakteri ini
dapat mengakibatkan abses paru, dan nekrosis pada
infeksi jaringan lunak
Klasifikasi osteomeilitis
Faktor Predisposisi
virulensi kuman,
kondisi daya
tahan tubuh dan
perubahan
penyakit sistemik, vaskularisasi
perokok dan juga rahang
pecandu alkohol

Kondisi
penyebab
perubahan
vaskularisasi
tulang

Osteomyelitis
Patofisiologi

Kolaps vaskuler
Peningkatan
Inflamasi akut stasis dan Tulang tidak
tekanan
Oedem, pus iskemia pada tervaskularisasi
intramedullary
tulang

Penyebaran ke
Pus, Tulang
System Elevasi Suplai darah
penyebaran terinfeksi dan
haversian/kanal periosteal terganggu
organisme avaskuler
nutrisi
Gejala Klinis
Osteomyelitis supuratif akut
 Adanya rasa sakit yang dalam dan berat.
 Pembengkakan intra dan ekstra oral.
 Demam, malaise
 Limphadenopathy
 Trismus
 Parestesi
 Gigi goyang dan terasa sakit pada oklusi
 Tampak pus dari marginal gusi
Gejala klinis
Osteomyelitis supuratif kronis
- Rasa sakit yang berkurang
- Kegoyangan gigi banyak berkurang
- Pembengkakan berkurang
- Parestesi berkurang
- Kadang tampak tulang yang nekrosis atau sekuester
Gambaran radiologis
 Pada osteomielitis supuratif akut masih normal, kecuali pada yang
eksaserbasi akut. Lesi dan kerusakan pada tulang baru nampak
sesudah penyakit berjalan 10-12 hari. Tampak rarefraksi irregular
karena adanya destruksi trabekula, dengan pelebaran ruangan-
ruangan pada spongiosa. Selanjutnya dengan terbentuknya sekuester
tampak gambaran yang khas berupa bercak-bercak atau gambaran.

 Pada osteomielitis supuratif kronis, perubahan-perubahan gambaran


tulang terlihat lebih jelas, bila penyakit sudah berlangsung 2-3 minggu.
Daerah destruksi tulang, menunjukkan gambaran bercak-bercak
sekuester dengan berbagai bentuk dan ukuran dengan involukrum di
sekitarnya. Sekuester tampak lebih padat dibatasi daerah radiolusen.
Kepadatan ini disebabkan oleh adanya pelepasan kalsium pada tulang
sekelilingnya, disamping itu memang beberapa sekuester lebih padat
daripada tulang normal moth eaten apperance (Peterson, 1998).
KLINIS
 Semua umur Terutama pada orang tua
 Pada rahang yg tidak bergigi mandibula
 Fistel spontan ke permukaan mukosa
 Rasa sakit yg samar
 Rasa tidak enak di mulut
Gambaran
radiologis
•Biasanya batas dengan
tulang sehat tidak jelas
•Kadang kadang tampak
suatu radiolusensi yang
sempit
Periosteitis proliferatif
Periosteitis osifikans
Osteitis Sklerosis non supuratif garre
Kronis

Daya
tahan
tinggi

Anak-anak

Infeksi primer: infeksi periapikal/kista radikular


Ditandai Jaringan baru
di bawah periosteum

Reaksi proliferatif atau sklerosis

ditandai

Aktivitas lokal periosteum

Penebalan tulang
Daerah fokal
dengan proliferasi
tulang

Gambaran radiologis
onion skin
appearance
Oklusal foto

Penebalan luar
korteks
Actinomyces israelii
patogenesis
Menyebar
cenderung
Tulang : kearah
Periapikal permukaan
kulit
periodontal
jar lunak
Gejala klinis
 Pembengkakan jar. lunak kulit
 Keunguan / merah gelap
 Berminyak dengan daerah daerah kecil yang berfluktuasi
 Dapat terjadi drainase cairan serus yg mengandung materi
granuler
 Bila ditekan dengan kain, granuler ini merupakan massa
yang kekuning-kuningan granular sulfur
 Limfadenopati regional
 Tidak ada keluhan demam / sakit
Gambaran Radiologis
•Radiolusensi berbagai ukuran
•Keterlambatan penyembuhan luka ekstraksi
•Periostitis

Radiolusensi difus / sklerosis


K A
e k
a i
d b
a hipoksia
a
a t
n
r
t a
hiposelulariti hipovaskularisasi
u d
l i
a a
n s
g i
Klinis
 Rasa sakit pada tulang yg terbuka
 Tulang terbuka berwarna kekuning-kuningan tampak
bersama fistel intra oral
 Trismus
 Halitosis
Gambaran
radiologis

Radiolusen
area irreguler
terpencar
Terapi
 Penggunaan antibiotik (drug of choice penicilin)
 Pembedahan (drainase dan sequestrektomi)
 Terapi suportif
Terapi antibiotik
 Pasien yang alergi penicilin, diberikan clyndamicin
dan eritromicin.
 Pada bentuk yang akut tindakan utama adalah
pemberian antibiotik yang tepat. Antibiotik yang tepat
dapat diketahui setelah dilakukan kultur pada pusnya.
 Untuk osteomielitis akut yang sedang dan responnya
baik, antibiotika diteruskan paling sedikit selama 4
minggu. Untuk osteomielitis kronis yang berat,
antibiotika diteruskan sampai 6 bulan.
 Penicilin menghambat pembentukan mukopeptida
yang diperlukan untuk sintesis dinding sel mikroba.
Mekanisme kerja antibiotik betalaktam dapat
diringkas sebagai berikut :
 Obat bergabung dengan penicilin-binding protein
(PBPs) pada kuman.
 Terjadi hambatan sisntesis dinding sel kuman karena
proses transpeptidase ntar rantai peptidoglikan
terganggu.
 Kemudian terjadi aktivasi enzim proteolitik pada
dinding sel.
kesimpulan
 Osteomielitis merupakan suatu peradangan pada
seluruh struktur tulang meliputi medula, korteks, dan
periosteum.
 Penyebab Osteomielitis rahang adalah Staphylococcus
aureus, Streptococcus aerob (a- hemolytic
Streptokokus ), Streptokokus anaerob dan mikroba
anaerob lainnya terutama Peptostreptococcus,
Fusobacterium dan Bacteroides.

Anda mungkin juga menyukai