TENTANG Pendekatan WOG pada pola-pola pelayanan publik.
Di Buat oleh : KELOMPOK I ANGKATAN III
1. Muhamad Ridwan G, A.Md.T. (Polda Metro Jaya) 2. Ali Khumaedi, A.Md.Kep (Pusdokkes Mabes Polri) 3. I Made Angga Adi Saputra, A.Md.Kg (Pusdokkes Mabes Polri) 4. Juhen Hendry, A.Md. ( Polda Lampung) 5. Imam Imanuel Krisnandaru, A.Md.Kep. (Polda Metro Jaya)
Bandung, 25 Juni 2021
Pendekatan WOG pada pola-pola pelayanan publik. a. Pola Pelayanan Teknis Fungsional Suatu pola pelayanan publik yang diberikan oleh suatu instansi pemerintah sesuai dengan bidang tugas, fungsi dan kewenangannya. Contoh pola pelayanan teknis fungsional yang dapat kita lihat saat ini adalah pemungutan pajak yang dilakukan oleh Kantor Pelayanan Pajak atau pengurusan izin berlayar oleh kantor syahbandar. Kedua pelayanan tersebut masing-masing dilakukan oleh lembaga yang memang sesuai dengan kewenangannya. Contoh lainnya adalah pengurusan sertfikat tanah oleh kantor perwakilan BPN di tiap wilayah. b. Pola Pelayanan Terpadu Satu Atap Merupakan pola pelayanan yang dilakukan secara terpadu pada satu instansi pemerintah yang masih terkait sesuai kewenangan masing-masing.. Sebagai contohnya adalah pengurusan perpanjangan STNK atau pembayaran pajak kendaraan bermotor di Kantor SAMSAT. Unsur instansi yang ada di Kantor SAMSAT terdiri dari Kepolisian, PT. Jasa Raharja dan Dinas Pendapatan Daerah. Terkadang juga sudah dilengkapi dengan Bank Daerah setempat di mana Kantor SAMSAT itu berada. c. Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) Merupakan pola pelayanan publik yang diberikan secara tunggal oleh suatu unit kerja pemerintah berdasarkan pelimpahan wewenang dari unit kerja pemerintah terkait lainnya yang bersangkutan.. Contoh pola pelayanan jenis ini adalah pengurusan perizinan di Kantor Badan Koordinasi dan Penanaman Modal (BKPM). d. Pola Pelayanan Terpusat Pelayanan masyarakat yang dilakukan oleh suatu instansi pemerintah yang bertindak selaku koordinator terhadap pelayanan instansi pemerintah lainnya yang terkait dengan bidang pelayanan masyarakat yang bersangkutan. Contoh pola pelayanan terpusat adalah pengurusan paspor oleh Kantor imigrasi dan pengurusan akte kelahiran oleh Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil. e. Pola Pelayanan Elektronik Pola pelayanan yang paling maju dengan menggunakan teknologi informasi dan komunikasi yang merupakan otomasi dan otomatisasi pemberian layanan yang bersifat elekronik atau on-line sehingga dapat menyesuaikan diri dengan keinginan dan kapasitas masyarakat pengguna. Contoh pelayanan elektronik yang disediakan pemerintah adalah E-Samsat, E-Paspor, dan lain-lain. Salah satu bentuk penerapan WoG pada pelayanan publik jenis pola pelayanan elektronik adalah e-Government. Pengertian e-Government menurut Bank Dunia adalah: "e-government refers to the use by government agencies of information technologies (such as Wide Area Network, the internet, and mobile computing) that havet the ability to transform relations with citizens, business, and other arms of government". Terjemahan bebas dari pengertian tersebut adalah: "penggunaan teknologi IT seperti Wide Area Network, internet dan komputer bergerak oleh badan-badan atau instansi pemerintah untuk membangun fasilitas akses dengan rakyat, dunia usaha dan pemerintah lain di dunia. Berdasarkan definisi tersebut maka dapat disimpulkan bahwa e-government adalah tata kelola pemerintahan (governance) yang diselenggarakan secara terintegrasi dan interaktif berbasis teknologi IT, agar hubungan-hubungan antara pemerintah, pelaku bisnis dan masyarakat dapat berlangsung lebih efisien, efektif, produktif dan responsif. Hasil atau manfaat yang diperoleh melalui e-government antara lain adalah: 1) Terselenggaranya tata kelola pemerintahan yang baik (good governance), efisien dan efektif 2) Hemat anggaran dan tepat waktu 3) Transparan sehingga peluang terjadinya kecurangan (fraud), suap dan korupsi akan banyak berkurang 4) Tingkat akurasi (ketepatan) dan kualitas pelayanan meningkat dan tingkat kesalahan berkurang 5) Kemudahan akses dan kenyamanan pelayanan meningkat sehingga kepuasan publik juga meningkat Pada konteks pemberantasan korupsi, e-government dapat mengintegrasikan 4 fungsi strategis, yaitu: 1) Fungsi pencegahan: melakukan reformasi prosedur administrasi online di bidang perijinan, transaksi keuangan dan pelaksanaan lelang pengadaan barang dan jasa (e- budgeting dan e-procurement). 2) Penegakan hukum: setiap instansi melakukan membuat sistem pencatatan dan pelaporan online sehingga dapat dilakukan prosedur pengawasan dan penegakan hukum terhadap urusan pelayanan publik. Penerpan e-goverment akan meningkatkan transparansi dan akuntabilitas pemerintah terhadap publik, karena kemudahan dalam mengakses informasi dapat menjadi alat kontrol sosial masyarakat terhadap kinerja pemerintah. 3) Pemberdayaan akses informasi: setiap instansi pemerintah membuat sistem informasi terpadu satu pintu sehingga semua instansi pemerintah yang ada di Indonesia dapat diakses publik dengan hanya memasukkan satu nomor identifikasi tertentu (contoh kasus Singapura, informasi mengenai semua instansi pemerintah dapat diakses publik dengan memasukkan satu nomor identifikasi unik yang disebut Unique Entity Number/EUN). 4) Peningkatan kapasitas: meningkatkan kapasitas pemerintah dan sumber daya manusia untuk menyelenggarakan good and clean governance berdasarkan asas-asas umum pemerintahan yang baik.
Pola-pola pelayanan tersebut memiliki beberapa kelebihan dan kekurangannya.
No Pola Pelayanan Kelebihan Kekurangan 1 Pola Pelayanan Teknis Terfokus pada bidang atau Sifat pelayanan yang dilayani Fungsional sektor yang dilayani, hanya yang relevan dengan sehingga kesalahan kerja sektor tersebut (mengkhusus) bisa dicegah 2 Pola Pelayanan Satu - dilakukan secara - Belum mengurangi jumlah Atap terpadu pada satu rantai birokrasi yang harus instansi pemerintah dilalui saat pengurusan izin yang masih terkait - sulit dilakukan kontrol oleh sesuai kewenangan Kepala Pelayanan Satu Atap masing-masing. karena tidak memiliki - tidak meleburkan kewenanganbaik kewenangan beberapa administratif maupun teknis, instansi yang ada di sehingga jika timbul dalamnya. permasalahannya sulit untuk - Memudahkan diatasi karena di luar masyarakat pengguna tanggung jawabnya izin untuk mengurus permohonan izinnya -
3 Pola Pelayanan Satu - diberikan secara - Anggaran yang terbatas,
Pintu tunggal oleh suatu unit - kualitas sumber daya kerja pemerintah aparatur yang kurang berdasarkan memadai, pelimpahan wewenang - sarana dan prasarana yang dari unit kerja kurang mendukung, serta pemerintah terkait - masih adanya percaloan lainnya yang bersangkutan - lebih cepat dan efisien karena dapat diproses secara parallel, karena baik secara administratif maupun teknis diselenggarakan dalam satu atap dan satu pintu - setiap penyimpangan dapat diantisipasi sebelumnya karena Kepala Unit Pelayanan Tetap memiliki kewenangan yang jelas dan pasti - Koordinasi yang lebih baik juga akan sangat berpengaruh terhadap percepatan layanan perizinan. - Menekan biaya pelayanan izin usaha, dan membuat prosedur pelayanan serta biaya resmi menjadi lebih transparan.
4 Pola Pelayanan Terpusat - Tidak terdapat data - Lamanya proses
double / redundan kepengurusan - Akurasi dalam - Proses pengumpulan data penginputan data terlalu rumit - Memudahkan analisis - Banyak pratik percaloan data serta pengontrolan arus informasi - Meningkatkan efisiensi pengambilan data 5 Pola Pelayanan - pemberian layanan - Bergantung pada jaringan Elektronik yang bersifat elekronik yang stabil atau on-line - Belum semua masyarakat - mudah, cepat, hemat Indonesia mampu waktu, hemat biaya, mengoperasikan teknologi dan bisa diakses dengan baik darimana saja