Anda di halaman 1dari 17

BAB II

PEMBAHASAN

HIPEREMESIS GRAVIDARUM
A.    Pengertian
Hiperemesis Gravidarum adalah mual dan muntah berlebihan pada wanita hamil
sampai mengganggu pekerjaan sehari-hari karena keadaan umumnya menjadi buruk,
karena terjadi dehidrasi. (Rustam Mochtar, 1998)
Mual biasanya terjadi pada pagi hari, tetapi dapat timbul setiap saat dan bahkan
malam hari. Gejala-gejala ini kurang lebih terjadi 6 minggu setelah hari pertama haid
dan berlangsung selama kurang lebih 10 minggu.
Hiperemesis Gravidarum (vomitus yang merusak dalam kehamilan) adalah nausea dan
vomitus dalam kehamilan yang berkembang sedemikian luas sehingga terjadi efek
sistemik, dehidrasi dan penurunan berat badan. (Ben-Zion, MD, hal : 232)
Hiperemesis diartikan sebagai muntah yang terjadi secara berlebihan selama
kehamilan. (Hellen Farrer, 1999, hal : 112)
Hiperemesis Gravidarum adalah mual dan muntah yang berlebihan sehingga pekerjaan
sehari-hari terganggu dan keadaan umum ibu menjadi buruk. (Sarwono Prawirohardjo,
Ilmu Kebidanan, 1999).
Hiperemesis gravidarum adalah muntah yang terjadi sampai umur kehamilan 20
minggu, begitu hebat dimana segala apa yang dimakan dan diminum dimuntahkan
sehingga mempengaruhi keadaan umum dan pekerjaan sehari-hari, berat badan
menurun, dehidrasi, terdapat aseton dalam urine, bukan karena penyakit seperti
Appendisitis, Pielitis dan sebagainya
Dalam buku obstetri patologi (1982) Hiperemesis Gravidarum adalah suatu keadaan
dimana seorang ibu hamil memuntahkan segala apa yang di makan dan di minum
sehingga berat badannya sangat turun, turgor kulit kurang, diuresis kurang dan timbul
aseton dalam air kencing
Hiperemesis Gravidarum adalah suatu keadaan pada ibu hamil yang ditandai dengan
muntah-muntah yang berlebihan (muntah berat) dan terus-menerus pada minggu
kelima sampai dengan minggu kedua belas Penyuluhan Gizi Rumah Sakit A. Wahab
Sjahranie Samarinda
B.     Etiologi
Penyebab hiperemesis gravidarum belum diketahui secara pasti. Frekuensi kejadian
adalah 3,5 per 1000 kehamilan. Faktor-faktor predisposisi yang dikemukakan : ( Rustan
Mochtar, 1998 )
1.      Faktor Organik,
Yaitu karena masuknya vili khoriales dalam sirkulasi maternal dan perubahan
metabolik akibat kehamilan serta resistensi yang menurun dari pihak ibu terhadap
perubahan-perubahan ini serta adanya alergi, yaitu merupakan salah satu respon dari
jaringan ibu terhadap janin.
2.      Faktor Psikologik.
Faktor ini memegang peranan penting pada penyakit ini. Rumah tangga yang retak,
kehilangan pekerjaan, takut terhadap kehamilan dan persalinan, takut terhadap
tanggungan sebagai ibu, dapat menyebabkan konflik mental yang dapat memperberat
mual dan muntah sebagai ekspresi tidak sadar terhadap keengganan menjadi hamil
atau sebagai pelarian kesukaran hidup.
3.      Faktor Endokrin
Hipertiroid, diabetes, peningkatan kadar HCG dan lain-lain.

C.    Patofisiologi
Perasaan mual adalah akibat dari meningkatnya kadar estrogen yang biasa terjadi pada
trimester I. Bila terjadi terus-menerus dapat mengakibatkan dehidrasi dan tidak
imbangnya elektrolit dengan alkalosis hipokloremik.
Hiperemesis gravidarum ini dapat mengakibatkan cadangan karbohidrat dan lemak
habis terpakai untuk keperluan energi. Karena okisidasi lemak yang tak sempurna,
terjadilah ketosis dengan tertimbunnya asam aseto-asetik, asam hidroksida butirik,
dan aseton dalam darah. Muntah menyebabkan dehidrasi, sehingga cairan
ekstraseluler dan plasma berkurang. Natrium dan klorida darah turun. Selain itu,
dehidrasi menyebabkan hemokonsentrasi, sehingga aliran darah ke jaringan
berkurang. Hal ini menyebabkan jumlah zat makanan dan oksigen ke jaringan
berkurang pula tertimbunnya zat metabolik yang toksik. Di samping dehidrasi dan
gangguan keseimbangan elektrolit, dapat terjadi robekan pada selaput lendir esofagus
dan lambung ( sindroma mollary-weiss ), dengan akibat perdarahan gastrointestinal.

D.    Manifestasi Klinis


1.      Tanda dan Gejala
Batas mual dan muntah berapa banyak yang disebut Hiperemesis  gravidarum tidak
ada kesepakatan. Ada yang mengatakan bila lebih dari sepuluh kali muntah. Akan
tetapi apabila keadaan umum ibu terpengaruh dianggap sebagai Hiperemesis
gravidarum. Menurut berat ringannya gejala dibagi menjadi tiga tingkatan, yaitu :
a. Tingkatan I (ringan)
1. Mual muntah terus-menerus yang mempengaruhi keadaan umum penderita
2. Ibu merasa lemah
3. Nafsu makan tidak ada
4. Berat badan menurun
5. Merasa nyeri pada epigastrium
6. Nadi meningkat sekitar 100 per menit
7. Tekanan darah menurun
8. Turgor kulit berkurang
9. Lidah mengering
10. Mata cekung

b.      Tingkatan II (sedang)


1. Penderita tampak lebih lemah dan apatis
2. Turgor kulit mulai jelek
3. Lidah mengering dan tampak kotor
4. Nadi kecil dan cepat
5. Suhu badan naik (dehidrasi)
6. Mata mulai ikterik
7. Berat badan turun dan mata cekung
8. Tensi turun, hemokonsentrasi, oliguri dan konstipasi
9. Aseton tercium dari hawa pernafasan dan terjadi asetonuria

c.       Tingkatan III (berat)


1. Keadaan umum lebih parah (kesadaran menurun dari somnolen sampai
2. koma)
3. Dehidrasi hebat
4. Nadi kecil, cepat dan halus
5. Suhu badan meningkat dan tensi turun
6. Terjadi komplikasi fatal pada susunan saraf yang dikenal dengan enselopati
7. wernicke dengan gejala nistagmus, diplopia dan penurunan mental
8. Timbul ikterus yang menunjukkan adanya payah hati
2.      Pemeriksaan Diagnostik
a.       USG (dengan menggunakan waktu yang tepat) : mengkaji usia gestasi janin dan
adanya gestasi multipel, mendeteksi abnormalitas janin, melokalisasi plasenta.
b.      Urinalisis : kultur, mendeteksi bakteri, BUN.
c.       Pemeriksaan fungsi hepar: AST, ALT dan kadar LDH.
3.      Komplikasi
a. Dehidrasi berat
b. Ikterik
c. Takikardia
d. Suhu meningkat
e. Alkalosis
f. Kelaparan
g. Gangguan emosional yang berhubungan dengan kehamilan dan hubungan keluarga
h. Menarik diri dan depresi

E.     Penatalaksanaan
1.      Pencegahan
a. Pencegahan terhadap Hiperemesis gravidarum perlu dilaksanakan dengan jalan
memberikan penerapan tentang kehamilan dan persalinan sebagai suatu proses
yang fisiologik, memberikan keyakinan bahwa mual dan kadang-kadang muntah
merupakan gejala yang flsiologik pada kehamilan muda dan akan hilang setelah
kehamilan 4 bulan, mengajurkan mengubah makan sehari-hari dengan makanan
dalam jumlah kecil tetapi lebih sering.
b. Waktu bangun pagi jangan segera turun dari tempat tidur, tetapi dianjurkan untuk
makan roti kering atau biskuit dengan teh hangat.
c. Makanan yang berminyak dan berbau lemak sebaiknya dihindarkan.
d. Makanan dan minuman sebaiknya disajikan dalam keadaan panas atau sangat
dingin.

2.      Obat-obatan
Sedativa yang sering digunakan adalah Phenobarbital. Vitamin yang dianjurkan Vitamin
B1 dan B6 Keadaan yang lebih berat diberikan antiemetik sepeiti Disiklomin
hidrokhloride atau Khlorpromasin. Anti histamin ini juga dianjurkan seperti Dramamin,
Avomin
3.      Isolasi
Penderita disendirikan dalam kamar yang tenang tetapi cerah dan peredaran udara
yang baik. Tidak diberikan makan/minuman selama 24 -28 jam. Kadang-kadang dengan
isolasi saja gejaia-gejala akan berkurang atau hilang tanpa pengobatan.
4.      Terapi psikologik
Perlu diyakinkan pada penderita bahwa penyakit dapat disembuhkan, hilangkan rasa
takut oleh karena kehamilan, kurangi pekerjaan yang serta menghilangkan masalah
dan konflik, yang kiranya dapat menjadi latar belakang penyakit ini.
5.      Cairan parenteral
Berikan cairan- parenteral yang cukup elektrolit, karbohidrat dan protein dengan
Glukosa 5% dalam cairan garam fisiologik sebanyak 2-3 liter per hari. Bila perlu dapat
ditambah Kalium dan vitamin, khususnya vitamin B kompleks dan vitamin C. Bila ada
kekurangan protein, dapat diberikan pula asam amino secara intra vena.
6.      Penghentian kehamilan
Pada sebagian kecil kasus keadaan tidak menjadi baik, bahkan mundur. Usahakan
mengadakan pemeriksaan medik dan psikiatri bila keadaan memburuk. Delirium,
kebutaan, tachikardi, ikterus anuria dan perdarahan merupakan manifestasi komplikasi
organik. Dalam keadaan demikian perlu dipertimbangkan untuk mengakhiri kehamilan.
Keputusan untuk melakukan abortus terapeutik sering sulit diambil, oleh karena di
satu pihak tidak boleh dilakukan terlalu cepat, tetapi dilain pihak tak boleh menunggu
sampai terjadi gejala ireversibel pada organ vital.
7.      Diet
a.          Diet hiperemesis I diberikan pada hiperemesis tingkat III.
Makanan hanya berupa rod kering dan buah-buahan. Cairan tidak diberikan
bersama makanan tetapi 1 — 2 jam sesudahnya. Makanan ini kurang dalam semua
zat – zat gizi, kecuali vitamin C, karena itu hanya diberikan selama beberapa hari.
b.          Diet hiperemesis II diberikan bila rasa mual dan muntah berkurang.
Secara berangsur mulai diberikan makanan yang bernilai gizi linggi. Minuman tidak
diberikan bersama makanan . Makanan ini rendah dalam semua zat-zal gizi kecuali
vitamin A dan D.
c.            Diet hiperemesis III diberikan kepada penderita dengan hiperemesis ringan.
Menurut kesanggupan penderita minuman boleh diberikan bersama makanan.
Makanan ini cukup dalam semua zat gizi kecuali Kalsium.
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DGN HIPEREMESIS GRAVIDARUM
A.    Pengkajian
1.      Pengkajian Data Subjektif
a.       Biodata : mengkaji identitas klien dan penanggung yang meliputi ; nama, umur,
agama, suku bangsa, pendidikan, pekerjaan, status perkawinan, perkawinan ke- ,
lamanya perkawinan dan alamat.
b.      Keluhan utama: mual muntah yg hebat pada pagi hari atau setelah makan, nyeri
epigastrik, tidak nafsu makan, merasa haus
c.       Riwayat kehamilan saat ini: meliputi ada tidaknya gemeli, riwayat pemeriksaan
antenatal, dan komplikasi
d.      Riwayat Kesehatan sekarang: meliputi awal kejadian dan lamanya mual dan muntah,
kaji warna volume, frekuensi dan kualitasnya. Kaji juga factor yg memperberat dan
memperingan keadaan, serta pengobatan apa yang pernah dilakukan.
e.       Riwayat medis sebelumnya: seperti riwayat penyakit obstetric dan ginekologi,
kolelithiasis, gangguan tiroid, dan gangguan abdomen lainnya
f.       Riwayat sosial: seperti terpapar penyakit yang mengganggu komunikasi, terpapar
dengan lingkungan, tercapainya pelayanan antenatal, peran, tanggung jawab,
pekerjaan, dll
g.      Riwayat diet: khususnya intake cairan
h.      Riwayat pembedahan: khususnya pada abdomen
i.        Integritas Ego: seperti konflik interpersonal keluarga, kesulitan ekonomi, dll
j.        Pola aktivitas sehari-hari : Kaji mengenai nutrisi, cairan dan elektrolit, eliminasi (BAB
dan BAK), istirahat tidur, hygiene, ketergantungan, baik sebelum dan saat sakit.
2.      Pengkajian Data Objektif
a.       TTV: ada tidaknya demam, takikardi, hipotensi, frekuensi nafas meningkat, adanya
nafas bau aseton
b.      Status Gizi: Berat Badan meningkat/menurun
c.       Status Kardiovaskuler: kualitas nadi, takikardi, hipotensi
d.      Status Hidrasi: Turgor kulit, keadaan membrane mukosa, oliguria
e.       Keadaan Abdomen: Suara Abdomen, adanya nyeri lepas/tekan, adanya distensi,
adanya hepatosplenomegali, tanda Murpy.
f.       Genitourinaria: nyeri kostovertebral dan suprapubik
g.      Status Eliminasi: Perubahan konstipasi feses, konstipasi dan perubahan frekuensi
berkemih
h.      Keadaan janin: Pemeriksaan DJJ, TFU, dan perkembangan janin (apakah sesuai dengan
usia kehamilan)
B.     Diagnosa Keperawatan
1.      Defisit volume cairan dan elektrolit b/d kehilangan cairan akibat muntah dan intake
cairan yang tidak adekuat
2.      Perubahan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh b/d mual dan muntah yang menetap
3.      Nyeri pada epigastrium b/d muntah berulang
4.      Intoleransi aktivitas b/d kelemahan akibat tidak adekuatnya nutrisi
5.      Ketakutan b/d efek hyperemesis pada kesejahteraan janin

C.    Intervensi Keperawatan


1.      Diagnosa Keperawatan I
Kriteria Hasil:
1) Keseimbangan cairan kembali ke kondisi normal
2) Klien tidak muntah lagi
3) Klien mengkonsumsi makanan dan minuman dalam jumlah adekuat
Intervensi:
a.       Kaji status intake dan output cairan
R/ Pengkajian tersebut menjadi dasar rencana askep dan evaluasi intervensi
b.      Timbang BB setiap hari
R/ Penurunan BB dapat terjadi karena muntah berlebihan
c.       Beri cairan intravena yg terdiri dari glukosa, elektrolit dan vitamin
R/ mencegah kekurangan cairan dan memperbaiki keseimbangan asam basa
d.      Anjurkan klien untuk mengkonsumsi cairan peroral dengan perlahan
R/ Pemberian cairan dan makanan sesuai dengan toleransi klien
2.      Diagnosa Keperawatan II
Kriteria Hasil:
1) Klien mengkonsumsi diet oral yg mengandung gizi adekuat
2) Klien tidak mengalami mual muntah
3) Klien mengalami peningkatan BB yang sesuai selama kehamilan
Intervensi:
a.       Batasi intake oral selama 24 – 48 jam
R/ Pembatasan dianjurkan untuk klien agar lambung istirahat
b.      Anjurkan klien menghindari makanan berlemak
R/ Dapat menstimulasi mual dan muntah
c.       Tingkatkan jumlah makanan secara perlahan sesuai kemampuan pasien
R/ Nutrisi dibutuhkan dalam rangka memenuhi kebutuhan nutrisi dan pertumbuhan
janin
d.      Anjurkan perawatan mulut sebelum dan sesudah makan atau setelah muntah
R/ Meningkatkan kenyamanan, mengurangi asam yg mengenai gigi.
e.       Pantau TFU dan DJJ
R/ Malnutrisi klien berdampak terhadap pertumbuhan janin dan mengakibatkan
kemunduran perkembangan janin
3.      Diagnosa Keperawatan III
Kriteria Hasil:
 Rasa nyaman terpenuhi
Intervensi:
a.       Kaji tingkat nyeri
R/ Mengetahui tingkat nyeri dan menentukan rencana tindakan selanjutnya
b.      Atur posisi dengan kepala lebih tinggi selama 30 menit setelah makan
R/ Dapat mengurangi tekanan pada gastrointestinal
c.       Alihkan perhatian klien pada hal yang menyenangkan
R/ Dapat melupakan rasa nyeri
d.      Anjurkan klien untuk mengonsumsi jahe (dalam bentuk teh jahe) dan permen rasa
mint
R/ Untuk mengurangi rasa mual dan muntah pada ibu hamil
e.       Kolaborasi dalam pemberian antiemetic dan sedative
R/ Mengurangi muntah dan membuat tenang sehingga mengurangi nyeri
4.      Diagnosa Keperawatan IV
Kriteria Hasil:
 Klien menunjukan peningkatan kemampuan dalam beraktivitas sesuai
kemampuan
Intervensi:
a.       Anjurkan klien dalam membatasi dengan istirahat yang cukup
R/ Menghemat energy dan meminimalkan kelelahan uterus
b.      Bantu klien beraktivitas secara bertahap jika muntah berkurang
R/ Aktivitas bertahap meminimalkan terjadinya trauma dan meringankan klien dalam
memenuhi kebutuhannya
c.       Bantu Klien dalam memenuhi kebersihan diri
R/ Kebersihan diri dapat meningkatkan kenyamanan dan menumbuhkan kondisi sehat
serta sejahtera
5.      Diagnosa Keperawatan V
Kriteria Hasil:
 Klien akan mengungkapkan perasaan dan kekhawatirannya tentang kesejahteraan
janin
Intervensi:
a.       Perlihatkan sikap menerima rasa takut klien
R/ Sikap menerima rasa takut klien memungkinkan komunikasi terbuka
b.      Dorong klien untuk mengungkapkan perasaaan dan kekhawatirannya
R/ Ditakutkan akan berdampak buruk terhadap kondisi janin
c.       Bantu klien dalam mengidentifikasi kekuatan dirinya dan mekanisme koping
R/ Dibutuhkan untuk meningkatkan kemampuan klien mengatasi penyakit dan efek-
efeknya
d.      Beri klien informasi tentang risiko potensial yang dapat terjadi pada janinnya
R/ Pengetahuan tentang risiko potensial pada janin dapat membantunya
menghilangkan rasa takut.
D.    Evaluasi Keperawatan
1.      Keseimbangan cairan dan elektrolit
2.      Frekuensi dan beratnya muntah
3.      Intake oral
4.      Pengetahuan dan kesanggupan klien untuk mengikuti diet yang telah diprogramkan
5.      Tingkat nyeri epigastrium
6.      Kemampuan dalam beraktivitas
7.      Kebersihan membrane mukosa oral
8.      Mekanisme koping dalam penerimaan kehamilan
9.      Perasaan dan kekhawatiran terhadap kesejahteraan janin meliputi TFU dan DJJ

ASUHAN KEPERAWATAN

1.      Pengkajian Keperawatan


A.    Identitas klien
Nama : Ny ‘K’
Umur : 23 tahun
Suku/bangsa : Jawa/Indonesia
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Alamat : Darungan

B.     Keluhan utama


Pasien mengatakan mual dan selalu muntah pada pagi hari. Mual dan muntah semakin
berat bila membau makanan yang merangsang.

C.     Riwayat penyakit sekarang


Pasien datang ke poli kandungan dengan keluhan terlambat haid 3 minggu,terakir
mendapat haid tanggal 12 januari 2013, mual dan selalu muntah pada pagi hari.
Pasien juga mengeluh badannya terasa lemas dan mau pingsan karena sudah beberapa
hari sulit makan.
D.    Riwayat penyakit dahulu
Pasien mengatakan mempunyai riwayat penyakit gastritis.

E.     Pola kebiasaan sehari-hari


a.       Pola nutrisi
Sebelum hamil : Makan 3 x (nasi,sayur,lauk)
: Minum 7 gelas/hari
Selama hamil : makan berkurang, minum berkurang
b.      Pola eliminasi
Sebelum hamil : BAB 1 x tiap pagi, BAK 5 x/hari
Sesudah hamil : BAB 1 x tiap pagi, BAK 3 x/hari
c.       Pola istirahat tidur
Sebelum hamil : Siang 2 jam/hari, malam 8 jam /hari
Sesudah hamil : Siang 3 jam/hari, malam 5 jam/hari
d.      Pola aktivitas
Sebelum hamil : Membantu pekerjaan rumah
Sesudah hamil : Membantu pekerjaan rumah
e.       Perilaku kesehatan sehari-hari
Penggunaan obat/jamu/rokok
Sebelum hamil : Tidak pernah
Sesudah hamil : Obat dan vitamin dari bidan
f.       Lain – lain (personal hygiene)
Mandi : 2 x/hari
Ganti baju : 2 x/hari
Keramas : 3 x/minggu
Gosok gigi : 2 x/hari

F.      Riwayat Haid


Menarche : -
Siklus haid : 28 hari (teratur)
Lama haid : 6-7 hari
Banyaknya : 3-4 softek/hari
Dismenorea : -
HPHT : 6 januari 2013
UK : -
TP : -
G.    Riwayat Perkawinan
Nikah : 1x
Lama menikah : 1 tahun
Umur pertama kali nikah : 22 tahun

H.    Riwayat KB
Ibu mengatakan setelah menikah ibu tidak menggunakan KB apapun.

2.      Pemeriksaan Fisik


1.      Pemeriksaan umum
K/U : lemah, wajah pucat
Kesadaran : composmentis
BB sebelum hamil : 60 kg
BB saat ini : 55 kg
TB : 157 cm
LILA : 25 cm
TD : 90/60 mmHg
Nadi : 100 x/menit (teratur)
RR : 20 x / menit (teratur)
Suhu : 36,50 C (axilla)
a.       Inspeksi
Hiperemis tingkat satu pada inspeksi ditemukan keadaan umum lemah, turgor kulit
sedikit menurun, lidah kering, dan mata cekung. Hiperemis tingklat dua ditemukan ibu
tampak lebih lemah dan aptis, turgor kulit lebih menurun, lidah kering dan tampak
kotor, aceton dapat tercium dalam hawa pernafasan, badan kurus dan berat badan
munurun, kulit kering dan kadang – kadang ada icterus.
b.      Palpasi
Dengan palpasi dapat mengetahui umur kehamilan dengan melihat tinggi fundus uteri.
Karena pada ibu hiperemis gravidarum biasanya terjadi pada umur kehamilan satu
sampai empat bulan, dimana tinggi fundus uteri sekitar setengah simphisis pusat
c.       Auskultasi
Untuk memantau sudah terdengar detak jantung janin atau belum dan gerakan anak.
d.      Pemeriksaan tanda – tanda vital
Pada sekitar hiperemis tingkat satu akan ditemukan nadi meningkat sekitar 100
x/menit, tekanan darah sistolik menurun, suhu normal.
e.       Pengukuran berat badan
Pada ibu hamil dengan masalah hiperemis gravidarum pada umumnya terjadi
penurunan BB
3.      Analisa Data

Kelompok Data Masalah Kemungkinan


Penyebab
1.                  Ds : Px mengatakan Gangguan cairan Mual muntah
mual dan selalu muntah dan elektrolit
pada pagi hari,
Do : - k/u lemah
- wajah pucat
-turgor kulit menurun
-TTV,
TD = 90/60 mm/Hg
N=100x/menit
S= 36,5 C
R= 20

2.                   Ds : Px mengatakan Gangguan nutrisi Mual muntah


tidak nafsu makan
Do : -k/u lemah
- makanan tidak
habis
-muntah
-TTV,
TD=90/60
mm/Hg
N=
100x/menit
S = 36,5 C
R= 20
4.      Diagnosa Keperawatan
1. Defisit volume cairan yang berhubungan dengan kehilangan cairan akibat vomitus dan
asupan cairan yang tidak adekuat yang ditandai dengan:
Ds : Px mengatakan mual dan selalu muntah pada pagi hari
Do : - k/u lemah
- wajah pucat
-turgor kulit menurun
-TTV : TD = 90/60 mm/Hg
N=100x/menit
S= 36,5 C
R= 20 x/menit
2. Perubahan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan nausea dan
volume yang menetap yang di tandai dengan :
Ds : Px mengatakan tidak nafsu makan
Do : -k/u lemah
- makanan tidak habis
-muntah
-TTV : TD=90/60 mm/Hg
N = 100x/menit
S = 36,5 C
R= 20 x/mnit

5.      Intervensi keperawatan


1.      Defisit volume cairan yang berhubungan dengan kehilangan cairan akibat vomitus dan
asupan cairan yang tidak adekuat yang ditandai dengan:
Ds : Px mengatakan mual dan muntah pada pagi hari
Do : - k/u lemah
- wajah pucat
-turgor kulit menurun
-TTV : TD = 90/60 mm/Hg
N =100x/menit
S = 36,5 C
R = 20
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan pada ibu selama 1x 24 jam, mual dan muntah
px berkurang :
Kriteria hasil :
Px mengatakan mual dan muntah berkurang
 k/u lemah
 wajah pucat
 turgor kulit meningkat
 TTV : TD = 100/70 mm/Hg
N=100x/menit
S= 36,5C
R= 20x/mnit
2.      Pantau dan catat TTV setiap 2 jam atau sesering mungkin sesuai keperluan sampai
stabil. Kemudian pantau dan catat TTV setiap 4 jam
R/ Takikardia, dispnea, atau hipotensi dapat mengindikasikan kekurangan volume
cairan atau ketidakseimbangan elektrolit
3.      Ukur asupan dan haluaran setiap 1 sampai 4 jam. Catat dan laporkan perubahan yang
signifikan termasuk urine, feses, muntahan, drainase luka, drainase nasogastrik,
drainase slang dada, dan haluaran yang lain.
R/ Haluaran urine yang rendah dan berat jenis urine yang tinggi mengindikasikan
hipovolemia
4.      Mengkaji dan mendokumentasi turgor kulit ,kondisi membran mukosa ,tanda-tanda
vital dan berat jenis urine
R/ Pengkajian status cairan dan elektrolit yang akurat menjadi dasar penyusunan
rencana dan evaluasi intervensi
5.      Menimbang berat badan setiap hari
R/Upaya memperbaiki keseimbangan elektrolit dan cairan dan dilakukan melalui
pemberian terapi parenteral sampai dalam menoleransi asupan normal
6.      Memantau nilai laboratorium dan melaporkan nilai-nilai yang tidak normal
R/ Keseimbangan cairan dan elektrolit harus di koreksi untuk mencegah komplikasi
yang berat, seperti asidosis metabolik dan kematian janin dan ibu
7.      Perubahan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan nausea
dan volume yang menetap yang di tandai dengan :
Ds : Px mengatakan tidak nafsu makan
Do : - k/u lemah
- makanan tidak habis
- muntah
- TTV : TD=90/60 mm/Hg
N = 100x/menit
S = 36,5 C
R= 20 x/mnit
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan 1 x 24 jam,kebutuhan nutrisi ibu
terpenuhi dengan kriteria hasil :
Px mengatakan nafsu makan meningkat
Do : -k/u lemah
- makanan habis 1 porsi
-muntah berkurang
-TTV : TD=100/70 mm/Hg
N = 100x/menit
S = 36,5 C
R= 20 x/mnit

Intervensi
1.      Kaji TTV klien
R/ untuk mengetahui keadaan umum pasien
2.      Timbang dan catat berat badan pasien pada jam yang sama setiap hari
R/ Untuk mendapatkan pembacaan yang paling akurat
3.      Pantau asupan dan haluaran pasien
R/ Karena berat badan dapat meningkat sebagai akibat dari retensi cair
4.      Kaji dan catat bising usus pasien satu kali setiap ergantian tugas jaga
R/ Untuk memantau peningkatan dan penurunann
5.      Auskultasi dan catat suara napas pasien setiap 4 jam
R/ Untuk memantau aspirasi
6.      Untuk berkonsultasi dalam menyusun rencana pengaturan menu yang memenuhi
kebutuhan nutrisi selama hamil
R/ Nutrisi maternal yang adekuat sangat penting untuk kesehatan ibu Memulai
pemberian asupan oral
7.      Mendiskusikan pentungnya nutrisi yang adekuat
R/ Mengatur janji dengan ahli diet dan pertumbuhan serta perkembangan janinnya
8.      Memantau berat badan klien
R/ Mengetahui perkembangan janin dan ibu

6. Implementasi

NO Waktu Implementasi TTD


Dx Pelaksanaan
1. 14 – 03 - 1. memantau dan mencatat TTV setiap 2
2013 jam atau sesering mungkin sesuai
08.00 keperluan sampai stabil. Kemudian
pantau dan catat TTV setiap 4 jam
TTV
TD : 110/80 mmHg
Nadi : 100 x/ mnit
Suhu : 36,7 C
RR : 21 x/mnit
Mengukur asupan dan haluaran setiap 1
sampai 4 jam. Catat dan laporkan
perubahan yang signifikan termasuk
urine, feses, muntahan, drainase luka,
drainase nasogastrik, drainase slang
dada, dan haluaran yang lain.

Mengkaji dan mendokumentasi turgor


kulit ,kondisi membran mukosa ,tanda-
tanda vital dan berat jenis urine
Menimbang berat badan setiap hari
        Memantau nilai laboratorium dan
2. melaporkan nilai-nilai yang tidak normal

Mengkaji TTV klien:


TTV
TD : 110/80 mmHg
Nadi : 100 x/ mnit
Suhu : 36,7 C
RR : 21 x/mnit

Menimbang dan catat berat badan


pasien pada jam yang sama setiap hari
Memantau asupan dan haluaran pasien
Mengkaji dan catat bising usus pasien
satu kali setiap pergantian tugas jaga
Mengauskultasi dan catat suara napas
pasien setiap 4 jam
 
7. Evaluasi
NO Tanggal Evaluasi
Dx
1. 14 – 03 – 2013 S : Px mengatakan mual dan muntah berkurang
09.00 O: k/u lemah
- wajah pucat
- turgor kulit meningkat
- TTV : TD = 100/70 mm/Hg
N=100x/menit
S= 36,5C
R = 20x/mnit
A : Masalah teratasi sebagian
P : Intervensi dilanjutkan no 1,2,3,4

S : Px mengatakan nafsu makan meningkat


2. O : - makanan habis 1 porsi
- muntah berkurang
- TTV : TD=100/70 mm/Hg
N = 100x/menit
S = 36,5 C
R= 20 x/mnit
A : Masalah teratasi sebagian
P : Intervensi dilanjut kan no 1,2,3,4

Anda mungkin juga menyukai