Oleh :
Julia Lorensa Latumakulita
NPM : 1011920027
AYAH IBU
• Nama : Tn. M • Nama : Ny. R
• Tanggal Lahir : 19/09/1978 (43 tahun) • Tanggal Lahir : 23/01/1980 (40 tahun)
• Pekerjaan : Tani • Pekerjaan : IRT
• Pendidikan : SD • Pendidikan : SD
ANAMNESIS
Keluhan Utama : Batuk
Batuk dialami lebih dari 1 bulan terakhir, batuk disertai lendir berwarna
kuning dan sesak berlangsung terus menerus. Batuk disertai lendir
berwarna hijau bercampur bercak kemerahan dan muntah 1 kali berisi
makanan dialami pasien sehari sebelum masuk rumah sakit. Pasien
sering berkeringat pada malam hari dan mengalami demam sejak 2
minggu yang lalu, demam bersifat hilang timbul. Nafsu makan pasien
menurun, orang tua pasien mengatakan BB pasien juga menurun.
Pasien sempat diberi obat batuk dan penurun panas pada saat demam
namun tidak ada perbaikan. BAB dan BAK pasien normal. Pasien
memiliki riwayat operasi benjolan dipungung 1 tahun yang lalu. Tetangga
pasien ada yang menderita batuk lama dan tidak menjalani penggobatan.
Riwayat • Lahir cukup bulan di Rumah di
Kelahiran tolong oleh bidan
Riwayat
• Disangkal
Penyakit Dahulu
MIKROCHEPALI
Pemeriksaan fisik
Hematokrit 33.2 %
MCV 58.0 fL
MCH 17.5 pg
MCHC 30.1 %
S Batuk berdahak, demam (+), tidak nafsu Batuk berdahak, demam (+), tidak nafsu makan,
makan, BAB dan BAK normal berkeringat malam BAB dan BAK normal
O Keadaan umum: tampak sakit sedang Keadaan umum: tampak sakit sedang
kesadaran: GCS E4M6V5 kesadaran: GCS E4M6V5
TD: 110/80 mmHg TD: 110/70 mmHg
Nadi: 106x/menit Nadi: 112x/menit
Suhu: 37,8 °C Suhu: 37,6°C
RR: 26x/menit RR: 24x/menit
Spo2: 98% Spo2: 95%
Paru : Iga gambang, retraksi suprasternal, Paru : Iga gambang, retraksi suprasternal, ronkhi kedua
ronkhi kedua lapang paru lapang paru
Wasting (+) Wating (+)
Skoring TB : 7
Hasil Foto Thoraks : Kesan Bronkopnemonia susp. TB
A •Suspek TB Paru •TB Paru
•Gizi buruk •Gizi buruk
P •Inf. Asering 18 tetes permenit •Inf. Asering 18 tetes permenit
•Paracetamol 150 mg / 6 jam •Paracetamol 150 mg / 6 jam
•Konsul gizi
•OAT 3 tablet / 24 jam
•Foto thoraks
•Penatalaksanaan gizi buruk
01/12/2020 04/12/2020
S Batuk berdahak berkurang, demam Batuk berdahak berkurang, demam (-),nafsu makan
(+),nafsu makan membaik, BAB dan BAK membaik, BAB dan BAK normal
normal
O Keadaan umum: tampak sakit sedang keadaan umum: tampak
kesadaran: GCS E4M6V5 sakit sedang
TD: 110/70 mmHg kesadaran: GCS E4M6V5
Nadi: 110x/menit TD: 110/70 mmHg
Suhu: 38,1°C Nadi: 115x/menit
RR: 24x/menit Suhu: 36,7 °C
Spo2: 95% RR: 24x/menit
Paru : Iga gambang, retraksi suprasternal, Spo2: 97%
ronkhi kedua lapang paru Paru : Iga gambang, retraksi suprasternal, ronkhi kedua
Wating (+) lapang paru
Hasil TCM : MTB (+) Wating (+)
Nekrosis Perkejuan
• Paru
klasifikasi
• Ekstra Paru
RIWAYAT PENGOBATAN
• Pengobatan Baru
• Pengobatan Lama
STATUS HIV
RESISTENSI OBAT
Penegakan diagnosis
Anamnesis Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan Penunjang
• Gejala umum dari penyakit • Pada sebagian besar • Uji Tuberkulin (+) > 10 mm
TB pada anak tidak khas. kasus TB, tidak dijumpai • Foto toraks antero-posterior (AP)
dan lateral ditemukan pembesaran
• Nafsu makan berkurang kelainan fisis yang khas. kelenjar hilus atau paratrakeal,
• BB sulit naik, menetap • Antropometri : gizi kurang konsolidasi, segmen/lobus paru,
atau malah turun dengan grafik berat milier, kavitas, efusi pleura,
• Demam (Subfebris) badan dan tinggi badan di
atelektasis, atau kalsifikasi.
berkepanjangan • Pemeriksaan biakan kuman TB
posisi bawah atau di BTA
• Pembesaran kelenjar bawah P5 • Pemeriksaan Patologi Anatomi
superfisial di daerah
leher, aksila, inguinal • Suhu subfebris dapat (PA) ditemukan gambaran
granuloma dengan nekrosis
atau tempat lain ditemukan pada sebagian perkejuan serta gambaran sel
• Gejala respiratorik : batuk pasien datia langerhans atau kuman TB
kronik > 3 minggu
Diagnosis TB pada anak dengan sistem skoring
Algoritma
tatalksana tb
pada anak
penatalaksanaan
suportif Lain-lain
Asupan gizi yang adekuat serta Rujukan subspesialis dan spesialis.
fisioterapi pada kasus pasca bedah.
Panduan oat
OAT-KDT Paket Kombipak
• Pada fase intensif pasien TB anak control tiap minggu, untuk melihat
kepatuhan, toleransi dan kemungkinan adanya efek samping obat.
• Pada fase lanjutan pasien control tiap bulan.
Setelah diberi OAT harus dievaluasi, apabila respon baik maka OAT
dilanjutkan sampai 6 bulan. Tetapi apabila respon kurang atau tidak baikmaka
pengobatan TB dilanjutkan dan harus dirujuk sarana yang lebih lengkap. Sistem
skoring hanya untuk diagnosis bukan untuk menilai hasilk pengobatan.
DAFTAR PUSTAKA