Anda di halaman 1dari 42

LAPORAN KASUS PANJANG

TUBERCULOSIS PARU PADA ANAK

Oleh :
Julia Lorensa Latumakulita
NPM : 1011920027

KEPANITRAAN KLINIK DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN ANAK


RSUD DR H CHASAN BOESOIRIE
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS KHAIRUN
2020
Identitas Pasien
Nama : An. F M. D
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat : Hiri
Tanggal lahir : 28 Februari 2011
Umur : 9 tahun 9 bulan
Agama : Islam
Masuk RS : 27 November 2020
Keluar RS : 04 Desember 2020
Identitas orang tua pasien

AYAH IBU
• Nama : Tn. M • Nama : Ny. R
• Tanggal Lahir : 19/09/1978 (43 tahun) • Tanggal Lahir : 23/01/1980 (40 tahun)
• Pekerjaan : Tani • Pekerjaan : IRT
• Pendidikan : SD • Pendidikan : SD
ANAMNESIS
Keluhan Utama : Batuk
Batuk dialami lebih dari 1 bulan terakhir, batuk disertai lendir berwarna
kuning dan sesak berlangsung terus menerus. Batuk disertai lendir
berwarna hijau bercampur bercak kemerahan dan muntah 1 kali berisi
makanan dialami pasien sehari sebelum masuk rumah sakit. Pasien
sering berkeringat pada malam hari dan mengalami demam sejak 2
minggu yang lalu, demam bersifat hilang timbul. Nafsu makan pasien
menurun, orang tua pasien mengatakan BB pasien juga menurun.
Pasien sempat diberi obat batuk dan penurun panas pada saat demam
namun tidak ada perbaikan. BAB dan BAK pasien normal. Pasien
memiliki riwayat operasi benjolan dipungung 1 tahun yang lalu. Tetangga
pasien ada yang menderita batuk lama dan tidak menjalani penggobatan.
Riwayat • Lahir cukup bulan di Rumah di
Kelahiran tolong oleh bidan

• Mengamti tangan 2 bulan


Riwayat
• Meraih benda 4 bulan
Tumbuh Kembang
• Tengkurap sendiri 6 bulan

Riwayat • Imunisasi dasar lengkap


Imunisasi

Riwayat Alergi • Disangkal

Riwayat
• Disangkal
Penyakit Dahulu

Riwayat Makan • ASI sampai usia 3 tahun


dan Minum
PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum : Pasien tampak sakit sedang
Kesadaran : Compos Mentis (GCS E4M5V6)
Tanda-tanda Vital :
Tekanan Darah : 110/80 mmHg
Nadi : 106x/menit
Suhu : 37,8ºC
Pernapasan : 26x/menit
SpO2 : 94%
BB : 15,2 Kg
PB/TB : 121 cm
LLA : 10 cm
Lingkar Kepala : 47 cm
Lingkar Dada : 60 cm
LingkarPerut : 56 cm

BB/TB : GIZI BURUK


TB/U : Dibawah Presentil 5
BB/U : Dibawah Presentil 5
BB : 15,2 Kg
PB/TB : 121 cm
LLA : 10 cm
Lingkar Kepala : 47 cm
Lingkar Dada : 60 cm
LingkarPerut : 56 cm

MIKROCHEPALI
Pemeriksaan fisik

• Kepala : Mikrochepali, Ubun Ubun Besar menutup,


rambut hitam, lurus, tidak mudah rontok
• Mata : Konjungtiva anemis, sklera tidak ikterik
• Hidung : Rinore, polip tidak ada
• Telinga : Otore tidak ada
• Mulut : Bibir tidak kering, Tonsil TI TI tidak hiperemis
• Leher : Pembesaran KGB tidak ada
• Kulit : Tidak sianosis, Wasting (+)
Pemeriksaan fisik

• Inspeksi : Iga gambang, retraksi


suprasternal
• Palpasi : Fremitus taktil kesan menurun
THORAKS
• Perkusi : Redup di bagian paru sinistra
• Auskultasi :Vesikuler (+/+), rhonki (+/+),
wheezing (-/-)
PEMERIKSAAN FISIK
• Inspeksi : Ictus cordis tampak
• Palpasi : Ictus cordis teraba
• Perkusi : Batas jantung dalam batas normal
• Batas jantung kanan atas ICS 2 linea
JANTUNG
parasternalis kanan
• Batas kiri atas ICS 2 linea parasternalis kiri
• Batas bawah kiri ICS 4 linea midklavikula
• Auskultasi : Bunyi jantung I-II murni reguler,
bising tidak ada
PEMERIKSAAN FISIK
ABDOMEN

• Inspeksi : Datar mengikuti gerak napas


• Auskultasi : Bising usus normal
• Palpasi : Nyeri tekan tidak ada, hepar dan EKSTREMITAS
lien tidak teraba, massa tidak ada
• Udema tidak ada
• Perkusi : Timpani, tidak ada acites
• Akral hangat
• CRT < 3 detik
PEMERIKSAAN NEUROLOGIS

Refleks Fisiologis Refleks Patologi


• KPR : Positif • Kaku kuduk : Negatif

• APR : Positif • Lasigue : Negatif

• BPR : Positif • Kernig : Negatif

• TPR : Positif • Brudzinski I dan II : Negatif


PEMERIKSAAN
PENUNJANG
HEMATOLOGI
Pemeriksaan Hasil Satuan

Leukosit 25.33 (10³/uL)

Eritrosit 5.72 (10⁶/uL)

Hemoglobin 10.0 g/dL

Hematokrit 33.2 %

MCV 58.0 fL

MCH 17.5 pg

MCHC 30.1 %

Platelet 972 (10³/uL)


SKORING TB
Parameter 0 1 2 3 Score
Kontak TB Tidak jelas - Laporan keluarga, BTA (-)/BTA BTA (+) 2
tidak jelas/ tidak tahu
Uji tuberkulin (mantoux Negatif - Positif (≥10mm atau 0
test) ≥5mm pada
imunokompresan)
Berat badan / keadaan - BB/TB <90% atau Klinis gizi buruk atau BB/TB <70% - 2
gizi BB/U <80% atau BB/U <60%

Demam yang tidak - ≥2 minggu - - 1


diketahui
Batuk kronik - ≥2 minggu - - 1
Pembesaran kelenjar - ≥1 cm, >1 KGB, tidak - - 0
nyeri
Pembengkakan tulang / - Ada pembengkakan - - 0
sendi
Foto thoraks Normal Gambaran sugestif - 1
(mendukung) TB
FOTO RONTGEN
THORAKS

• Kesan : TB Paru Bilateral


TES cepat
molekuler

MTB : DECTED HIGH


DIAGNOSIS KERJA
TUBERCULOSIS PARU
Dengan status gizi buruk
PENATALAKSANAAN
• Asering 18 tetes permenit
• Paracetamol 150 mg / 6 jam
•OAT 3 tablet / 24 jam
•Penatalaksanaan gizi buruk
Follow up
27/11/2020 28/11/2020

S Batuk berdahak, demam (+), tidak nafsu Batuk berdahak, demam (+), tidak nafsu makan,
makan, BAB dan BAK normal berkeringat malam BAB dan BAK normal

O Keadaan umum: tampak sakit sedang Keadaan umum: tampak sakit sedang
kesadaran: GCS E4M6V5 kesadaran: GCS E4M6V5
TD: 110/80 mmHg TD: 110/70 mmHg
Nadi: 106x/menit Nadi: 112x/menit
Suhu: 37,8 °C Suhu: 37,6°C
RR: 26x/menit RR: 24x/menit
Spo2: 98% Spo2: 95%
Paru : Iga gambang, retraksi suprasternal, Paru : Iga gambang, retraksi suprasternal, ronkhi kedua
ronkhi kedua lapang paru lapang paru
Wasting (+) Wating (+)
Skoring TB : 7
Hasil Foto Thoraks : Kesan Bronkopnemonia susp. TB
A •Suspek TB Paru •TB Paru
•Gizi buruk •Gizi buruk
P •Inf. Asering 18 tetes permenit •Inf. Asering 18 tetes permenit
•Paracetamol 150 mg / 6 jam •Paracetamol 150 mg / 6 jam
•Konsul gizi
•OAT 3 tablet / 24 jam
•Foto thoraks
•Penatalaksanaan gizi buruk
01/12/2020 04/12/2020
S Batuk berdahak berkurang, demam Batuk berdahak berkurang, demam (-),nafsu makan
(+),nafsu makan membaik, BAB dan BAK membaik, BAB dan BAK normal
normal
O Keadaan umum: tampak sakit sedang keadaan umum: tampak
kesadaran: GCS E4M6V5 sakit sedang
TD: 110/70 mmHg kesadaran: GCS E4M6V5
Nadi: 110x/menit TD: 110/70 mmHg
Suhu: 38,1°C Nadi: 115x/menit
RR: 24x/menit Suhu: 36,7 °C
Spo2: 95% RR: 24x/menit
Paru : Iga gambang, retraksi suprasternal, Spo2: 97%
ronkhi kedua lapang paru Paru : Iga gambang, retraksi suprasternal, ronkhi kedua
Wating (+) lapang paru
Hasil TCM : MTB (+) Wating (+)

A •TB Paru •TB Paru


•Gizi buruk •Gizi buruk
P •Inf. Asering 18 tetes permenit • Aff Infus
•Paracetamol 150 mg / 6 jam •OAT 3 tablet / 24 jam
•OAT 3 tablet / 24 jam •Edukasi orang tua pasien tentang TB dan
•Penatalaksanaan gizi buruk Pengobatannya
Tinjauan pustaka
TUBERCULOSIS PARU PADA ANAK
DEFINISI

Tuberculosis (TB) adalah penyakit akibat infeksi


kuman Mycobacterium tuberculosis yang bersifat
sistemik sehingga dapat mengenai hampir semua
organ tubuh dengan lokasi terbanyak di paru yang
biasanya merupakan lokasi infeksi primer.
EPIDEMIOLOGI
● Sekurang-kurangnya 500.000 anak
menderita TB setiap tahun.
● 200 anak didunia meninggal setiap hari
akibat TB, 70.000 anak meninggal setiap
tahun akibat TB
● Data TB anak di Indonesia menunjukkan
proporsi kasus TB anak di antara semua
kasus TB pada tahun 2010 adalah 9,4%,
kemudian menjadi 8,5% pada tahun 2011
dan 8,2% pada tahun 2012.
ETIOLOGI
Mycobacterium Tuberculosis
- Tahan asam
- Dapat bertahan hidup dalam
jangka waktu lama pada suhu 4°c
sampai -70°c
- Peka terhadap panas, sinar
matahari dan sinar UV
Patomekanisme
Kuman tidak
Respon imun Fagositosis dihancurkan semua
non spesifik
Kuman TB
Menyebar di Membuat koloni Kuman Tb bereplikasi
pembuluh limfe (Fokus Gohn) dalam makrofag

Fokus Gohn meluas


menghancurkan jaringan sekitar
Kompleks
Limfadenitis Limfangitis Primer

Nekrosis Perkejuan

Fibrosis Dilawan respon Respon imun


Atau Kalsifikasi imun seluler seluler kalah Batuk

Sembuh Cavitas Hemoptisis


LOKASI

• Paru

klasifikasi
• Ekstra Paru

BERAT RINGANNYA PENYAKIT


• TB Ringan
• TB Berat

RIWAYAT PENGOBATAN

• Pengobatan Baru
• Pengobatan Lama

STATUS HIV

RESISTENSI OBAT
Penegakan diagnosis
Anamnesis Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan Penunjang
• Gejala umum dari penyakit • Pada sebagian besar • Uji Tuberkulin (+) > 10 mm
TB pada anak tidak khas. kasus TB, tidak dijumpai • Foto toraks antero-posterior (AP)
dan lateral ditemukan pembesaran
• Nafsu makan berkurang kelainan fisis yang khas. kelenjar hilus atau paratrakeal,
• BB sulit naik, menetap • Antropometri : gizi kurang konsolidasi, segmen/lobus paru,
atau malah turun dengan grafik berat milier, kavitas, efusi pleura,
• Demam (Subfebris) badan dan tinggi badan di
atelektasis, atau kalsifikasi.
berkepanjangan • Pemeriksaan biakan kuman TB
posisi bawah atau di BTA
• Pembesaran kelenjar bawah P5 • Pemeriksaan Patologi Anatomi
superfisial di daerah
leher, aksila, inguinal • Suhu subfebris dapat (PA) ditemukan gambaran
granuloma dengan nekrosis
atau tempat lain ditemukan pada sebagian perkejuan serta gambaran sel
• Gejala respiratorik : batuk pasien datia langerhans atau kuman TB
kronik > 3 minggu
Diagnosis TB pada anak dengan sistem skoring
Algoritma
tatalksana tb
pada anak
penatalaksanaan

Kategori 3 OAT (2HRZ/4HR) Kategori 4 OAT (2HRZE(S)/4-10HR)

Terapi TB terdiri dari dua fase, yaitu :


• Fase intensif : selama 2 bulan awal
• Fase lanjutan : hingga 6 – 12 bulan
Pada anak obat TB diberikan secara harian (daily) baik pada fase intensif maupun lanjutan.
penatalaksanaan
▪ Pada TB anak dengan gejala klinis yang berat, baik pulmonal maupun
ekstrapulmonal seperti TB milier, meningitis TB, TB tulang, dan lain-lain
dirujuk ke fasilitas pelayanan Kesehatan rujukan.
▪ Pada kasus TB tertentu yaitu TB milier, efusi pleura TB, pericarditis TB,
TB endobronkial, meningitis TB dan peritonitis TB, diberikan
Kortikosteroid (prednison) dosis 1 – 2 mg/kgBB/hari, dibagi dalam 3
dosis. Dosis maksimal 60 mg/hari, lama pemberian 2 – 4 minggu dengan
dosis penuh dilanjutkan tapering off.
penatalaksanaan
bedah
Diperlukan pada TB paru berat dengan destroyed lung
untuk lobektomi atau pneumektomi. TB tulang seperti
spondilitiis TB, koksitis TB, atau gonitis TB memerlukan
koreksi ortopedik

suportif Lain-lain
Asupan gizi yang adekuat serta Rujukan subspesialis dan spesialis.
fisioterapi pada kasus pasca bedah.
Panduan oat
OAT-KDT Paket Kombipak

• OAT yang terdiri dari • Paket obat lepas yang


kombinasi 2 atau 3 terdiri dari Isoniasid,
jenis obat dalam satu Rifampisin,
tablet dan disesuaikan Pirazinamid dan
dengan berat badan Etambutol yang
pasien. dikemas dalam bentuk
blister.
Pemantauan pengobatan TB pada anak

• Pada fase intensif pasien TB anak control tiap minggu, untuk melihat
kepatuhan, toleransi dan kemungkinan adanya efek samping obat.
• Pada fase lanjutan pasien control tiap bulan.
Setelah diberi OAT harus dievaluasi, apabila respon baik maka OAT
dilanjutkan sampai 6 bulan. Tetapi apabila respon kurang atau tidak baikmaka
pengobatan TB dilanjutkan dan harus dirujuk sarana yang lebih lengkap. Sistem
skoring hanya untuk diagnosis bukan untuk menilai hasilk pengobatan.
DAFTAR PUSTAKA

1. Petunjuk teknis manajemen TB Anak. Direktorat jenderal


pengendalian penyakit dan penyehatan lingkungan. Kementerian
Republik Indonesia 2013.
2. Pedoman Pelayanan Medis Ikatan Dokter Anak Indonesia 2009.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai