Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dokter keluarga adalah cabang kedokteran komunitas yg memberi perhatian khusus
terhadap kesehatan keluarga sebagai sebuah unit. Kedokteran Keluarga merupakan ilmu yang
menekankan pentingnya pemberian pelayanan kesehatan yang personal, primer,
komprehensif dan berkelanjutan (continuing) kepada individu dalam hubungannya dengan
keluarga, komunitas, dan lingkungannya. Kedokteran Keluarga menekankan keluarga sebagai
unit sosial yang memberikan dukungan kepada individu. Masalah kesehatan pasien sering
disebabkan oleh masalah pada keluarga dan masalah kesehatan pasien dapat menyebabkan
masalah kesehatan keluarga.
Di negara-negara yang sedang berkembang, penyakit tidak menular (PTM) seperti
penyakit jantung, kanker dan depresi akan segera menggantikan penyakit menular dan
malnutrisi sebagai penyebab kematian dan disabilitas. Hasil Riset Kesehatan Dasar
(Riskesdas) 2013 yang dilakukan di Indonesia menunjukan kecenderungan prevalensi
hipertensi yang di diagnosis oleh tenaga kesehatan tahun 2013 (9,5%) lebih tinggi dibanding
tahun 2007 (7,6%) (Riskesdas, 2013).
Peningkatan prevalensi penyakit kardiovaskuler pada setiap tahunnya menjadi masalah
utama di setiap negara, yaitu sekitar 50% dari penyakit kardiovaskuler tersebut disebabkan
oleh karena hipertensi (Anggraini, et al, 2009). Hipertensi merupakan penyebab kematian
tertinggi di Indonesia. Prevalensi hipertensi di Indonesia diperkirakan mencapai angka 25,8%
dari populasi (Riskesdas, 2013).
Prevalensi hipertensi di dunia pada tahun 2006 menurut WHO mencapai 972 juta
pasien. Dari sekitar 972 juta penderita hipertensi, 333 juta pasien berada di Negara maju dan
639 juta pasien sisanya berada di Negara berkembang, termasuk Indonesia (Andra, 2007).
Hipertensi merupakan penyebab kematian utama ketiga di Indonesia untuk semua umur
(6,8%), setelah stroke (15,4%) dan TBC (7,5%). Prevalensi hipertensi di Pulau Jawa dan
Sumatera memiliki nilai prevalensi yang lebih tinggi dari nilai prevalensi nasional. Angka
kejadian hipertensi di Indonesia paling banyak terjadi di Provinsi Jawa Barat, yaitu mencapai
47,8% (Departemen Kesehatan RI, 2009).

1.2 Tujuan
1
a) Untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi kesehatan di
salah satu keluarga di daerah tersebut.
b) Untuk merencakan hal-hal apa saja yang dapat dilakukan untuk meningkatkan
taraf kesehatan bagi keluarga tersebut.
c) Untuk memenuhi sebagian syarat mengikuti ujian kepaniteraan klinik di bagian
Ilmu Kedokteran Keluarga, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas
Muhammadiyah Jakarta.
d) Memberikan informasi serta pengetahuan mengenai bentuk pelayanan kedokteran
dengan pendekatan kedokteran keluarga pada penderita penyakit. Salah satunya
dengan menganalisis penyebab, perilaku atau gaya hidup apakah telah mendukung
pengobatan farmakologi atau tidak.

2
BAB II
STATUS PASIEN

2.1 IDENTITAS PASIEN


IDENTITAS PENDERITA
Nama : Ny. Dewi Oktoliyanti
Jenis Kelamin : Perempuan
Usia : 38 tahun
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Pendidikan : SMA
Agama : Islam
Alamat : Buaran 005/001 Serpong Tangerang Selatan
Tanggal Kunjungan : 15 Januari 2019

2.2 ANAMNESA
 Keluhan Utama
Nyeri kepala sejak 1 minggu sebelum ke Puskesmas
 Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang dengan keluhan nyeri kepala sejak 1 minggu yang lalu. Nyeri kepala
dirasakan hilang timbul, nyeri kepala membaik bila pasien istirahat. Nyeri kepala dirasakan di
kepala bagian bawah disertai rasa pegal dan kaku pada leher dan bahu. Nyeri kepala diikuti
dengan keluhan mata berkunang-kunang serta tengkuk yang terasa pegal. Pasien juga
mengeluh sering sulit tidur, terutama beberapa minggu belakangan ini, pasien mengaku
banyak pikiran yang membebaninya seperti biaya sekolah anak dan juga biaya keseharian di
keluarga. Pasien tidak ada gangguan BAB dan BAK. Pasien sudah sering berobat ke
puskesmas dengan keluhan yang sama, namun tidak kontrol secara teratur.
 Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien mengaku memiliki penyakit darah tinggi sejak 2 tahun yang lalu.
Adanya riwayat asma, penyakit jantung, diabetes melitus disangkal pasien.
 Riwayat Penyakit Keluarga
- Riwayat hipertensi dalam keluarga dibenarkan oleh pasien. Ayah, Ibu dan kaka
pertama pasien menderita hipertensi.
- Riwayat diabetes melitus, asma dan penyakit jantung dalam keluarga disangkal
 Riwayat Psikososial
3
Pasien tinggal bersama suaminya dan kedua anak, pasien bekerja sebagai ibu
rumah tangga. Suami pasien seorang wiraswasta menjual souvenir, batu akik dan
lainnya di pasar dan untuk sehari-harinya memiliki pendapatan tidak menentu sekitar
Rp. 500.000 s/d 1.500.000 /bulan. Sosial ekonomi keluarga ini termasuk keluarga
dengan ekonomi menengah ke bawah.
 Riwayat Pengobatan
Pernah berobat dan meminum obat amlodipine 5 mg dari puskesmas. Setelah
keluhan reda obat tidak di lanjutkan
 Riwayat Alergi
Riwayat alergi makanan, obat dan cuaca tidak ada.

1. PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Compos Mentis
Tek. Darah : 182/96 mmHg
Frek. Nadi : 86 x/menit
Frek Pernapasan : 20 x/menit
Suhu : 36.5C

3. Status Generalis:
BB : 75 Kg
TB : 168 cm
BB Ideal : (168-100) – (10 % x 75) = 60,5 kg
IMT : BB(kg) . = 26,57 kg/m2
TB2(m)
Status Generalisata
Kepala Normocephal, rambut berwarna hitam, tidak mudah
dicabut.
Mata Konjungtiva anemis (-/-), Sklera Ikterik (-/-), Reflek Pupil
(+/+), Isokor, d= 3 mm, edema palpebra (-/-), pegerakan
mata ke segala arah baik.
Hidung Epistaksis (-/-), septum deviasi (-), sekret (-/-)
Telinga Normotia, nyeri tekan daun telinga (-/-), serumen (-/-).
Mulut Mukosa bibir lembab (+), stomatitis (-), faring hiperemis
(-)

4
Leher Tidak ada pembesaran kelenjar getah bening
Thoraks Simetris, tidak terdapat retraksi dinding dada, suara napas
vesikuler (+/+), ronkhi (-/-), wheezing (-/-), bunyi jantung
I dan II reguler, murmur (-), gallop (-)
Abdomen supel, BU (+), perkusi timpani, nyeri tekan abdomen (-),
turgor kulit dalam batas normal
Ekstremitas Akral hangat (+), sianosis (-), CRT < 2 dtk, edema pada
tepi kuku (-), onikolisis (-)

2. RESUME
Perempuan 38 tahun datang dengan keluhan nyeri kepala sejak 1 minggu yang
lalu. Nyeri kepala dirasakan hilang timbul, nyeri kepala membaik bila pasien istirahat.
Nyeri kepala dirasakan di kepala bagian bawah disertai rasa pegal dan kaku pada leher
dan bahu. Nyeri kepala diikuti dengan keluhan mata berkunang-kunang serta tengkuk
yang terasa pegal. Pasien juga mengeluh sering sulit tidur, terutama beberapa minggu
belakangan ini, pasien mengaku banyak pikiran yang membebaninya. Riwayat keluarga
darah tinggi pada Ibu, Ayah dan Kaka pertama. Dirumah tinggal Bersama suami dan
kedua anak dengan ekonomi menengah kebawah.
Pemeriksaan Fisik : Tekanan darah : 182/96 mmHg

3. DIAGNOSIS
Hipertensi
Tension Type Headache

4. RENCANA PEMERIKSAAN PENUJANG


- Pemeriksaan profilipid

5. PENATALAKSANAAN
a. Non Medikamentosa
Edukasi :
- Kurangi konsumsi garam termasuk makanan asin dan gurih

5
- Perbanyak olahraga dan gerak
- Kurangi berat badan
- Kurangi makanan berlemak seperti gorengan dan santan
- Konsumsi obat secara teratur
- Cek tekanan darah secara teratur
b. Medikamentosa
Analgetik Antipiretik : Parasetamol 3x500 mg (p.r.n)
Calcium channel Blocker : Amlodiphine tab 10 mg 1x1 setiap hari
6. PROGNOSIS
a. Qua Ad Vitam : Dubia ad Bonam
b. Qua Ad Functionam :Dubia ad Bonam
c. Qua Ad Sanationam : Dubia ad Bonam

6
BAB III
ANALISIS KEDOKTERAAN KELUARGA

3.1 IDENTITAS ANGGOTA KELUARGA


Suami Penderita
Nama : Tn Iskandar Zulkarnaen
Umur : 39 Tahun
Pekerjaan : wiraswasta
Pendidikan : SLTA
Anak Penderita
Nama : Tania Navisca Zulkarnaen
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 15 tahun
Pekerjaan : Pelajar
Pendidikan : SMP

Anak Penderita
Nama : Aschar Al Farishy Zulkarnaen
Jenis Kelamin : Laki-laki
Umur : 12 tahun
Pekerjaan : Pelajar
Pendidikan : SD
Ibu Penderita
Nama : Asenih
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 61 tahun
Pekerjaan :-
Pendidikan : SD
Ayah Penderita
Nama : H. Mochamad Syatirin
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Umur : 65 tahun
Pekerjaan :-
Pendidikan : SLTA
7
3.2 GENOGRAM KELUARGA

: Hipertensi

: Pasien dengan Hipertensi

3.3 PROFIL KELUARGA DAN STRUKTUR


Jumlah Anggota 4 Orang
Keluarga inti
Nama Suami 39 tahun
Anak 15 tahun
Anak 12 tahun

Pekerjaan Suami Wiraswasta


Anak Pelajar
Anak Pelajar
Kewarganegaraan WNI
Sudah berkeluarga 18 tahun
selama berapa tahun
Tempat tinggal Rumah Pribadi Sejak tahun 2010
Agama Islam
Pendidikan terakhir Ayah SLTA
Ibu SD

Struktur Keluarga : Keluarga Inti

8
3.4 ASPEK PERUMAHAN
a. Aspek perumahan.
1. Luas tanah : 10x12 m.
2. Luas bangunan : 10x12 m, 2 ruang tidur, 1 kamar mandi
3. Lantai : Semen
4. Atap : Genteng
5. Ventilasi : baik
6. Pencahayaan :baik
7. Temperatur : sejuk
8. Kelembapan : baik
9. Kebisingan : Tidak bising
10. Fasilitas dalam rumah sehat :
Fasilitas Ya Tidak
PAM 
Pembuangan tinja 
Pembuangan air limbah 
Pembuangan sampah 
Fasilitas dapur 
Ruang keluarga 

3.5 ASPEK PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT


Indikator PHBS Ya Tidak
1. Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan 
2. Memberikan ASI Eksklusif 
3. Menimbang balita setiap bulan 
4. Memberikan imunisasi balita sesuai jadwal 
5. Menggunakan air bersih 
6. Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun 
7. Menggunakan jamban sehat 
8. Memberantas jentik di rumah 1x tiap minggu 
9. Makan buah dan sayur setiap hari 

10. Melakukan aktivitas fisik setiap hari 

11. Tidak merokok di dalam rumah 

9
3.6 MANDALA OF HEALTY

GAYA HIDUP
- Jarang berolahraga
- Asupan makanan tidak
seimbang . sering
makan bersantan,
gorengan
- IMT pasien
overweight

PERILAKU KESEHATAN
- Higiens pribadi dan
lingkungan baik.
- Minum obat tidak FAMILY LINGKUNGAN
rutin PSIKOSOSIO-EKONOMI
- Jarang cek tekanan - Pendapatan keluarga
darah secara rendah
berkala - Kehidupan social dengan
lingkungan baik
- Sedang banyak pikiran
seperti bayar sekolah anak
PELAYANAN KESEHATAN
Ny.D
- Jarak rumah ke - Nyeri Kepala LINGKUNGAN KERJA
pelayanan kesehatan - Sulit Tidur Tidak ada
cukup dekat - Tekanan darah tinggi

FAKTOR BIOLOGI
- Faktor genetik ayah, LINGKUNGAN FISIK
Ibu dan saudara
kandung memiliki - Tidak ada
2.1 K
tekanan darah tinggi. O
M
U
N
I
T

10
3.7 DIAGNOSIS KELUARGA
INPUT  PROSES OUTPUT OUTCOME
 Keluarga inti  Asupan  Hipertensi Aktivitas
dengan 4 makanan berkurang

orang tidak Sulit Tidur


 Ayah, Ibu dan seimbang
Saudara
Kandung
menderita
hipertensi

3.8 DIAGNOSIS HOLISTIK (MULTIAKSIAL)


1. Aspek personal: (alasan kedatangan, harapan, kekhawatiran)
Pasien datang berobat ke Puskesmas biaya pengobatan yang gratis dan keluhannya tak
kunjung sembuh. Pasien datang berobat dengan harapan rasa sakit yang dirasakan
dapat berkurang dengan bantuan dokter di puskesmas. Pasien memiliki kekhawatiran
jika penyakitnya dapat menjadi beban keluarga.
2. Aspek klinik: (diagnosis kerja dan diagnosis banding)
Berdasarkan anamnesa dan pemeriksaan fisik di dapat kan hasil nyeri kepala, sulit
tidur, tekanan darah tinggi didapatkan diagnosis pasien adalah hipertensi.
3. Aspek risiko internal: (faktor-faktor internal yang mempengaruhi masalah kesehatan
pasien)
Pasien kurang mengetahui penyakit yang dideritanya. Pasien jarang kontrol ke
puskesmas karena tidak ada yang mengantar pasien sehingga minum obat tidak rutin.
Pasien berobat ke puskesmas jika keluhannya sudah tidak mempan dengan obat yang
dibeli di warung atau apotik. Pasien lebih sering makan daging dan kurang makan
sayur dan buah-buahan.
4. Aspek psikososial keluarga: (faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi masalah
kesehatan pasien).
Kurangnya pengetahuan keluarga akan kesehatan, sikap keluarga yang tidak paham
menangani keluhan pasien untuk di bawa ke dokter. Sedang banyak pikiran.
5. Aspek fungsional: (tingkat kesulitan dalam melakukan aktivitas sehari-hari baik
didalam maupun di luar rumah, fisik maupun mental)

11
Drajat 2 , mampu melakukan pekerjaan ringan
Diagnostik Holistik : Pasien datang berobat ke Puskesmas biaya pengobatan yang gratis dan
keluhannya tak kunjung sembuh. Pasien datang berobat dengan harapan rasa sakit yang
dirasakan dapat berkurang dengan bantuan dokter di puskesmas. Pasien memiliki
kekhawatiran jika penyakitnya dapat menjadi beban keluarga. Berdasarkan anamnesa dan
pemeriksaan fisik di dapat kan hasil nyeri pada kepala, sulit tidur dan tekanan darah tinggi
didapatkan diagnosis pasien adalah hipertensi. Pasien kurang mengetahui penyakit yang
dideritanya. Pasien jarang kontrol ke puskesmas karena tidak ada yang mengantar pasien.
Obat jarang diminum. Pasien berobat ke puskesmas jika keluhannya sudah tidak mempan
dengan obat yang dibeli di warung atau apotik. Pasien lebih sering makan daging dan kurang
makan sayur dan buah-buahan. (tingkat kesulitan dalam melakukan aktivitas sehari-hari baik
didalam maupun di luar rumah, fisik maupun mental) Drajat 2 , mampu melakukan pekerjaan
ringan

12
3.9 PENATALAKSANAAN
Aspek Kegiatan Sasaran Waktu Hasil Keterangan
diharapkan
Aspek Menjelaskan Pasien Pada saat Pemahaman Bersedia
personal kepada pasien dan kunjungan pasien tentang mendengarka
tentang penyakit keluarga rumah penyakit yang n nasihat
hipertensi serta dideritanya dan yang di
menjelaskan pasien mau berikan
bahwa penyakit berobat dan dokter agar
ini tidak menular. menjaga asupan berobat
Hanya makanan. Dan secara rutin
meningkatkan minum obat dan diet
risiko terjadinya rutin rendah
hipertensi garam serta
terhadap anggota tidak
keluarga yamg melakukan
lain aktivitas
berat
Aspek Memberikan obat Pasien Pada saat Pasien mampu Bersedia
klinik Parasetamol tab,, kunjungan meminum obat meminum
amlodipine 10mg rumah analgetik obat secara
tab, menjelaskan antipiretik serta teratur sesuai
fungsi obat dan amlodiphine penjelasan
cara konsumsinya sesuai aturan dokter
pakai
Aspek - Menganjurkan Pasien Pada saat - Pasien Bersedia
risiko pasien menjaga dan kunjungan menjaga pola menjaga pola
internal pola makan dan keluarga ke rumah makan seperti makan dan
berolahraga pasien mengurangi menggunaka
ringan secara kadar garam n obat sesuai
rutin saat memasak aturan dokter
- Menggunakan dan tidak dan kembali
obat sesuai aturan memakai MSG kontrol

13
dokter dan -serta rutin
kembali kontrol. berolahraga
ringan seperti:
jalan, renang,
dll selama
minimal 45
menit
- obat
digunakan
sesuai aturan
dan kembali
kontrol.
Aspek - Menganjurkan Pasien Saat Keluarga Bersedia
psikososia keluarga dan kunjungan memberi memberikan
l keluarga memberi keluarga ke rumah perhatian lebih perhatian
dukungan kepada pasien kepada pasien lebih kepada
pasien agar selalu pasien.
menjaga pola
makan dan
kesehtan
- Menganjurkan
keluarga
memberikan
perhatian kepada
pasien
Aspek Menyarankan Pasien Saat Kondisi tubuh Bersedia
fungsional pasien untuk dan kunjungan pasien lebih bersedia
menjaga pola keluarga ke rumah sehat menjaga pola
makan pasien makan

BAB IV

14
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Keluarga Ny. Dewi memiliki tingkat kesehatan dan pemahaman tentang
kesehatan yang kurang baik. Terlihat dari gaya hidup yang dijalani dan keadaan sekitar
pasien . Keluarga ini memiliki rumah yang sesuai dengan kriteria. Perekonomian
termasuk menengah kebawah. Hanya kurangnya aktivitas fisik dan pengaturan pola
makan yang belum baik.

4.2 Saran
Sebagai dokter layanan primer sebaiknya dapat lebih memperhatikan keadaan
masyarakat binaannya serta meningkatkan mutu kesehatan bukan hanya sekedar dengan
edukasi saja, namun kita juga harus dapat memberikan solusi bagi setiap permasalahan
yang ada pada masyarakat tersebut serta lingkungannya, sehingga kualitas kesehatan
yang diharapkan akan tercapai dengan baik.
Untuk keluarga Ny. Dewi lebih diberikan. Pemahaman pasien tentang penyakit
yang dideritanya dan pasien mau berobat dan menjaga asupan makanan. Dan tidak
melakukan pekerjaan yang berat. Pasien juga harus minum obat secara rutin dan teratur
sesuai petunjuk dokter. Serta keluarga pasien harus memahami kondisi pasien dan
memberi perhatian lebih kepada pasien agar dapat menjaga pola makan pasien dan
memahami kondisi pasien.

LAMPIRAN

15
16

Anda mungkin juga menyukai