PAMSIMAS III
TAHUN ANGGARAN 2020
ATURAN DASAR
KELOMPOK KESWADAYAAN MASYARAKAT (KKM)
MUKADDIMAH
Usaha pendalaman dan pengembangan nilai-nilai kewargaan ke arah tatanan masyarakat yang lebih
partisipatoris dalam rangka membangun kebersamaan dan kepercayan (trust and respect) antara
pemerintah, masyarakat warga, dan masyarakat yang lebih luas; memerlukan wadah kelembagaan
masyarakat warga yang didasarkan kepada kesadaran kritis akan kebutuhan untuk bersinergi, dan nilai-
nilai kearifan lokal, dan mencerminkan pola kepemimpinan kolektif berbasis moral yang merupakan
manifestasi nilai-nilai budaya yang luhur di masyarakat.
Agar dapat mewujudkan hal tersebut diperlukan peran aktif seluruh komponen masyarakat secara
luas mulai dari identifikasi masalah kemiskinan dan lingkungan permukiman serta potensi-potensi yang
dapat digunakan untuk perencanaan program penanggulangan kemiskinan melalui pembangunan sarana
dan prasarana lingkungan permukiman, pelaksanaan dan pengawasan sampai pada kesinambungan dan
keberlanjutannya.
Dalam penyusunan perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan sampai dengan penikmatan dan
pemeliharaan hasil-hasil kegiatan gerakan penanggulangan kemiskinan tersebut harus berpegang pada
prinsip keberpihakan kepada kelompok yang lemah, mengembangkan partisipasi lokal, mendorong
kebersamaan dan kepedulian terhadap lingkungan.
Dalam rangka mengorganisir aspirasi, kebutuhan, permasalahan serta potensi masyarakat, maka
perlu didirikan wadah kelembagaan yaitu suatu Kelompok Keswadayaan Masyarakat (KKM) yang
berbentuk paguyuban/perkumpulan atas dasar silaturahim perwakilan warga masyarakat desa/kelurahan.
Badan ini mempunyai Visi membangun masyarakat warga (civil society) sebagai suatu tatanan hidup
bermasyarakat, agar terwujud jaring kemitraan antara pemerintah daerah dan masyarakat yang berdaya
dan mampu menciptakan lingkungan perumahan dan permukiman yang sehat, layak dan produktif secara
mandiri dan berkelanjutan, Misi KKM adalah membangun modal sosial dengan menumbuhkan kembali
ikatan-ikatan sosial dan menggalang solidaritas serta kesatuan sosial sesama warga agar saling bekerja-
sama demi kebaikan, kepentingan dan kebutuhan serta kemajuan bersama, serta dalam jangka panjang
akan memperkuat keswadayaan masyarakat warga.
Berdasarkan alasan dan maksud tersebut dan dengan senantiasa mengharapkan ridho dari Tuhan Yang
Maha Esa, warga masyarakat Desa SUMBERNADI Kecamatan KETAPANG. Kabupaten Lampung
Selatan Provinsi Lampung mengukuhkan berdirinya KKM dengan berpedoman pada Aturan Dasar ini.
ANGGARAN DASAR
AD & ART KKM “ TIRTA NADI” DESA SUMBERNADI Halaman | 2
BAB I
NAMA, KEDUDUKAN DAN WAKTU
Pasal 1
1. KKM ini bernama KKM “TIRTA NADI”, yang selanjutnya disebut KKM “TIRTA
NADI”.
2. KKM “TIRTA NADI” berkedudukan di Desa SUMBERNADI Kecamatan
KETAPANG Kabupaten Lampung Selatan.
3. KKM “TIRTA NADI” didirikan pada hari Senin tanggal Dua Puluh Satu bulan Oktober
tahun Dua Ribu Sembilan Belas untuk waktu yang tidak ditentukan lamanya.
BAB II
BENTUK DAN SIFAT LEMBAGA
Pasal 2
1. KKM adalah perhimpunan, yang merupakan lembaga pimpinan kolektif masyarakat
warga.
2. KKM merupakan milik seluruh masyarakat desa/kelurahan, dan bukan milik pemerintah,
perorangan atau kelompok masyarakat tertentu dan merupakan wadah sinergis seluruh
masyarakat warga desa/kelurahan.
BAB III
AZAS DAN LANDASAN
Pasal 3
BAB IV
VISI, MISI, DAN NILAI-NILAI SERTA PRINSIP-PRINSIP
Pasal 4
Visi dan Misi
1. Visi KKM adalah terciptanya organisasi warga masyarakat di tingkat local yang memiliki
kemampuan strategis untuk mengatasi persoalan penyediaan air minum dan sanitasi bagi
masyarakat desa/kelurahan secara mandiri, efektif, dan berkelanjutan.
2. Misi KKM adalah membangun masyarakat melalui penguatan kelembagaan lokal agar
menjadi penggerak, motivator dan inisiator terhadap kegiatan kemasyarakatan untuk
secara mandiri melakukan upaya-upaya penyediaan air minum dan sanitasi bagi
Pasal 5
Nilai-nilai
KKM berpegang pada nilai-nilai universal kemanusiaan yang dijunjung tinggi, ditumbuh-
kembangkan dan dilestarikan, yakni :
a. Kejujuran dalam melaksanakan kegiatan pemberdayaan masyarakat dan penyediaan air
minum dan sanitasi bagi masyarakat dan dalam proses pengambilan keputusan,
pengelolaan dana dan pelaksanaan kegiatan.
b. Keadilan dalam menetapkan kebijakan, menjawab dan memenuhi kebutuhan nyata dan
kepentingan masyarakat.
c. Kesetaraan dalam pelibatan masyarakat miskin dan perempuan dengan tidak membeda-
bedakan latar belakang, asal-usul, agama, status dan jenis kelamin.
d. Kebersamaan semua warga masyarakat dari berbagai latar belakang, suku, agama, ras
dan lapisan dalam melaksanakan kegiatan pemberdayaan masyarakat dan mendorong
tumbuhnya kepedulian dan gerakan masyarakat.
e. Kerelawanan/ikhlas dalam melaksanakan kegiatan pemberdayaan masyarakat dan
penyediaan air minum dan sanitasi bagi masyarakat
f. Dapat dipercaya semua pihak.
Pasal 6
Prinsip-prinsip
BAB V
MAKSUD DAN TUJUAN PENDIRIAN ORGANISASI
Pasal 7
BAB VI
PERAN DAN TUGAS
Pasal 8
Peran
Peran KKM adalah mewadahi aspirasi masyarakat dengan cara melibatkan masyarakat agar
proaktif dalam proses pengambilan keputusan dalam program penyediaan air minum dan sanitasi
bagi masyarakat di wilayahnya
Pasal 9
Tugas
Pasal 10
Fungsi
BAB VII
Pasal 11
Kegiatan-kegiatan KKM mencakup kegiatan di bidang penyediaan sarana air minum dan sanitasi
serta hygiene dan kesehatan sebagai upaya peningkatan derajat kesehatan dan kesejahteraan.
BAB VIII
ORGANISASI KKM
Pasal 12
Organisasi KKM
1. KKM berkedudukan sebagai lembaga kepemimpinan kolektif dan oleh karenanya juga
berperan sebagai representasi warga yang berhimpun dalam suatu himpunan masyarakat
Pasal 13
Anggota KKM
1. Jumlah anggota KKM sebagai Pimpinan Kolektif KKM antara 5 s/d 9 orang dan harus
ganjil, sehingga memungkinkan dilakukan pengambilan keputusan dengan suara
terbanyak.
2. Anggota KKM haruslah warga dewasa di Desa SUMBERNADI yang memenuhi kriteria
yang telah disepakati warga, namun bukan perangkat desa yang masih aktif bekerja.
3. Kriteria keanggotaan KKM merupakan perwujudan dari nilai-nilai luhur kemanusiaan,
seperti antara lain: Dapat dipercaya masyarakat, jujur, adil, ikhlas dan sebagainya. Faktor
pendidikan, status, pengalaman, ketrampilan jabatan dan kriteria-kriteria lain yang tidak
langsung terkait dengan nilai-nilai kepribadian manusia merupakan nilai tambahan.
4. KKM bekerja secara kolektif, transparan, partisipatif, demokratis dan akuntabel.
5. KKM harus mampu mempertahankan sifat independen dan otonom terhadap institusi
pemerintah, politik, militer, agama, usaha dan keluarga.
6. KKM dibentuk secara partisipatif, demokratis dan inklusif.
7. Anggota KKM dipilih untuk masa bakti selama kegiatan PAMSIMAS berlangsung di
desa/kelurahan, dievaluasi selama melaksanakan tugasnya dan dapat dilakukan
penggantian (reshuffle) bila diperlukan.
8. Sistem pemilihan anggota KKM adalah sistem pemilihan langsung secara rahasia, tanpa
pencalonan, tanpa kampanye dan tanpa rekayasa.
9. Tata cara pemilihan diatur dalam aturan tersendiri.
Pasal 14
Satuan Pelaksana dan Unit Pengelola
1. Satuan Pelaksana adalah unit pelaksana program PAMSIMAS yang dibentuk oleh KKM.
2. Satuan Pelaksana terdiri dari minimal 6 (enam) orang, terdiri atas: Ketua, Sekretaris,
Bendahara (Unit Pengelola Keuangan), Unit Kerja Teknis Sarana Air Minum dan
Sanitasi, Unit Kerja Hygiene dan Kesehatan, Unit Pengaduan Masyarakat.
Pasal 15
Tugas dan Tanggung Jawab Satuan Pelaksana
B. Sekretaris (Kesekretariatan)
1. Membuat formulir, surat dan bentuk lain yang diperlukan untuk kelancaran
pengelolaan dan pelaksanaan kegiatan program PAMSIMAS.
2. Menyajikan informasi tentang pengelolaan dan pelaksanaan kegiatan program
PAMSIMAS kepada masyarakat, khususnya tentang kegiatan yang sudah/akan
dilakukan dan pembayaran yang sudah dilaksanakan pada Papan Informasi.
3. Menjalankan operasionasl administrasi pengelolaan dan pelaksanaan kegiatan
program.
4. Menyusun laporan bulanan berdasarkan data yang telah dikumpulkan oleh masing-
masing unit.
Pasal 16
Tugas dan Tanggung Jawab Kepala Desa/Lurah sebagai Pembina KKM
BAB X
LEGALITAS KKM
Pasal 17
1. Legalitas KKM tercermin dari proses pembentukannya yang melibatkan seluruh
komponen masyarakat
2. Hasil kesepakatan masyarakat yang dirumuskan dalam musyawarah warga selanjutnya
telah dicatat dalam buku daftar surat di bawah tangan yang dibukukan pada Notaris
BARA PERDANA YUSTISIA, S.H., M. Kn. yang berkedudukan di Bandar Lampung
pada tanggal 18 Maret 2020 dengan Nomor : 07/DAFTAR/III/2020
BAB XI
PERANGKAT ORGANISASI DAN MUSYAWARAH
Pasal 18
PERANGKAT ORGANISASI
Pasal 19
MUSYAWARAH WARGA
1. Musyawarah warga diadakan pada saat awal dan akhir kegiatan
2. Musyawarah warga dalam rangka pertanggungjawaban KKM atas kegiatan diadakan
pada saat penyelesaian kegiatan.
3. Teknis pelaksanaan dan tatacara musyawarah warga diatur dalam Anggaran Rumah
Tangga (ART)
1. Musyawarah warga luar biasa dapat dilakukan apabila dalam pelaksanaan terjadi
penyimpangan AD/ART.
2. Musyawarah warga luar biasa bisa diusulkan oleh anggota KKM maupun masyarakat.
3. Tata cara musyawarah warga luar biasa diatur dalam Anggaran Rumah Tangga (ART).
Pasal 21
MUSYAWARAH ANGGOTA
1. Musyawarah anggota KKM diadakan minimal 1 (satu) kali dalam satu bulan
2. Musyawarah anggota dilakukan untuk membahas segala permasalahan program dan
merumuskan kebijakan yang harus diambil berkenaan hal tersebut
3. Teknis pelaksanaan dan tata cara musyawarah anggota diatur dalam Anggaran Rumah
Tangga (ART)
BAB XII
QUORUM DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Pasal 22
1. Musyawarah anggota dan sidang-sidangnya dianggap memenuhi quorum apabila dihadiri
oleh sekurang-kurangnya 2/3 (dua per tiga) jumlah anggota KKM
2. Syarat dan ketentuan lain tentang musyawarah anggota diatur dalam ART KKM
3. Musyawarah warga dianggap memenuhi quorum apabila dihadiri sekurang-kurangnya
2/3 anggota dalam suatu rapat yang Khusus untuk perubahan Anggaran Dasar, keputusan
sah apabila diambil dengan persetujuan sekurang-kurangnya 2/3 dari jumlah utusan
warga yang hadir
4. Ketentuan dan pengaturan tentang Musyawarah Warga diatur lebih lanjut dalam
Anggaran Rumah Tangga (ART)
Pasal 23
Pengambilan Keputusan
1. Keputusan yang diambil pada saat musyawarah anggota KKM maupun Musyawarah
Warga diusahakan atas dasar hikmah kebijaksanaan, musyawarah dan mufakat
2. Bila keputusan dengan musyawarah dan mufakat tidak tercapai, maka keputusan dapat
diambil berdasarkan suara terbanyak
3. Pengambilan keputusan dengan suara terbanyak dianggap syah apabila didukung oleh
sekurang-kurangnya 2/3 dari jumlah yang hadir.
BAB XIII
SUMBER-SUMBER PENDANAAN KKM
Pasal 24
BAB XIV
TRANSPARASI DAN AKUNTABILITAS
Pasal 25
1. Pertemuan rutin antara KKM, UP-UP, Utusan Warga, dan Pemdes, setiap bulan untuk
menyampaikan informasi perkembangan keputusan, kegiatan dan keuangan yang telah
dilakukan dan akan dilaksanakan KKM
2. Pembuatan dan optimalisasi pemanfaatan papan-papan informasi di seluruh lokasi
strategis yang ada di desa/kelurahan tersebut
3. Sarana-sarana dan media-media lainnya yang sejalan dengan prinsip transparasi dan
akuntabilitas
BAB XV
PEMBUBARAN
Pasal 26
Ketentuan Pembubaran
1. Pembubaran KKM hanya dapat dilakukan dengan keputusan yang melibatkan unsur
masyarakat melalui Musyawarah Warga
2. Dalam hal KKM dibubarkan maka seluruh kekayaan yang dimiliki diserahkan kepada
masyarakat yang pelaksanaannya diatur tersendiri.
BAB XVI
PENUTUP
Pasal 27
1. Hal-hal yang belum ditetapkan dalam Anggaran Dasar akan diatur dalam Anggaran
Rumah Tangga.
2. Anggaran Dasar ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.
Mengetahui,
Kepala Desa SUMBERNADI