Anda di halaman 1dari 7

TUGAS TERSTRUKTUR

Geologi Mineral Industri


“Mineral Yodium”

Oleh :
Rizal Giffary Setia
H1C016003

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK GEOLOGI
PURBALINGGA
2018
BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Mineral merupakan sumber daya alam yang proses pembentukannya memerlukan
jutaan tahun dan sifat utamanya tidak terbarukan. Mineral dapat dimanfaatkan sebagai bahan
baku dalam industri/produksi. Dalam hal demikian mineral lebih dikenal sebagai bahan
galian. Betapa pentingnya kedudukan bahan galian di Indonesia maka melalui Peraturan
Pemerintah No. 27 tahun 1980.
Pemerintah Republik Indonesia membagi bahan galian menjadi tiga golongan yaitu:
1.       Bahan galian strategis disebut pula sebagai bahan galian golongan A terdiri
dari : minyak bumi, bitumen cair, lilin beku, gas alam, bitumen padat, aspal, antrasit,
batubara, batubara muda, uranium, radium, thorium bahan galian radioaktif lainnya,
nikel, kobalt, dan timah.
2.       Bahan galian vital disebut pula sebagai bahan galian golongan B terdiri dari :
besi, mangan, molibden, krom, wolfram, vanidium, titan, bauksit, tembaga, timbal, seng,
emas, platina, perak, air raksa, arsen, antimon, bismut, ytrium, rhutenium, cerium, dan
logam-logam langka lainnya, berillium, korundum, zirkon, kristal kuarsa, kriolit,
fluorspar, barit, yodium, brom, klor, dan belerang.
3.       Bahan galian non strategis dan non vital disebut pula sebagai bahan galian
golongan C terdiri dari : nitrat, nitrit, fosfat, garam batu (halit), asbes, talk, mika, grafit,
magnesit, yarosit, leusit, tawas (alum), oker, batu permata, batu setengah permata, pasir
kuarsa, kaolin, feldspar, gipsum, bentonit, tanah diatomea, tanah serap (fuller earth), batu
apung, trass, obsidian, marmer, batu tulis, batu kapur, dolomit, kalsit, granit, andesit,
basalt, trakhit, tanah liat, pasir, sepanjang tidak mengandung unsur-unsur mineral
golongan A maupun golongan B dalam skala yang berarti dari segi ekonomi
pertambangan.
Secara geologi bahan galian industri terdapat dalam ketiga jenis batuan yang
ada dialam yaitu terdapat dalam batuan beku, batuan sedimen maupun batuan metamorf,
mulai dari yang berumur Pra Tersier sampai Kuarter. Bahan galian industri sangat erat
kaitannya dengan kehidupan manusia sehari-hari, bahkan dapat dikatakan bahwa
manusia hidup tidak lepas dari bahan galian industri. Hampir semua peralatan rumah
tangga, bangunan fisik, obat, kosmetik, alat tulis, barang pecah belah sampai kreasi seni
dibuat langsung atau dari hasil pengolahan bahan galian industri melalui rekayasa teknik.
B.     Rumusan Masalah
1.      Apa yang dimaksud dengan yodium?
2.      Bagaimana sejarah yodium?
3.      Bagaimana sifat kimia dan sifat fisik yodium?
4.      Dimanakah tempat yodium diketemukan?
5.      Bagaimana teknik penambangan yodium?
6.      Bagaimana pengolahan dan pemanfaatan yodium?

C.     Tujuan
1.      Untuk dapat mengetahui pengertian yodium.
2.      Untuk dapat mengetahui sejarah yodium.
3.      Untuk dapat mengetahui sifat kimia dan sifat fisik yodium.
4.      Untuk dapat mengetahui tempat yodium diketemukan.
5.      Untuk dapat mengetahui teknik penambangan yodium.
6.      Untuk dapat mengetahui pengolahan dan pemanfaatan yodium.

BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Yodium
Yodium (iodine) merupakan unsur halogen yang terberat dan aktif didapatkan pada
tumbuhan laut dan mata air/sumber air garam (brine). Yodium sebagai bahan galian
berasosiasi dengan cekungan minyak bumi dan gas bumi ataupun ada pada mata air garam.
Yodium terdapat bersama dengan bromium.
Yodium adalah salah satu unsur bukan logam yang terberat yang didapat pada
tumbuh-tumbuhan laut dan air sumber garam yang berasal dari air laut kerapkali di
ketemukan bersama-sama dengan minyak yodium sering di ketemukan bersama-sama dengan
bromium. Secara garis besar terjadinya yodium diawali sewaktu bitumenal batuan berubah
menjadi minyak bumi, maka larutan yodium dan bromium ke dalam air yang menyertai
minyak.
Yodium biasanya terjadi di alam hanya sebagai yodat dan yodida atau kombinasi
keduanya. Unsur yodium dalam kerak bumi, diantaranya adalah lautarit (IO 3)2 atau kalsium
yodat, dan dietzet (Ca(IO3)2 (CrO4) atau kalsium yodat kromat.

B.     Sejarah Yodium
Ditemukan oleh Courtois ada tahun 1811. Iod tergolong  unsur halogen, terdapat
dalam bentuk iodida dari air laut yang terasimilasi dengan rumput laut, sendawa Chili, tanah
kaya nitrat (dikenal sebagai kalis, yakni  batuan sedimen kalsium karbonat  yang keras), air
garam dari air laut yang disimpan, dan di dalam air payau dari sumur minyak dan garam.

C.     Sifat Kimia Yodium


Iod adalah padatan berkilauan berwarna hitam kebiru-biruan, menguap pada suhu
kamar menjadi gas ungu biru dengan bau menyengat. Iod membentuk senyawa dengan
banyak unsur, tapi tidak sereaktif halogen lainnya, yang kemudian menggeser iodida. Iod
menunjukkan sifat-sifat menyerupai logam. Iod mudah larut dalam kloroform, karbon
tetraklorida, atau karbon disulfida yang kemudian membentuk larutan berwarna ungu yang
indah. Iod hanya sedikit larut dalam air.
1.      Sifat Kimia
Kereaktifan Halogen
F(g) + e F-(g)                     H = -328 kJ
Cl(g) + e Cl-(g)                 H = -349 kJ
Pada reaksi diatas kita dapat melihat, bahwa afinitas elektron unsur halogen berkurang
dari atas ke bawah, yaitu klorin ke iodin. Hal itu terjadi karena bertambahnya jari–jari atom,
akan tetapi H (energi) fluorin lebih rendah dibandingkan klorin, penyimpangan ini terjadi
karena kecilnya atom fluorin , yang membuat gaya tolak menolak antar elektron.
D.    Tempat Yodium Diketemukan
Yodium banyak diketemukan diberbagai tempat yaitu sebagai berikut:
1.         Sumatera : A. Conong, Langsa aceh ; Kesambah, Rejang, Gemura, Ngabang;
2.         Jawa Barat : Tegalwaru, Karawang (per 1000 gram air 71 mgr);Ciraos, Karawang,
Cibarusa, Bekasi (3,4 mgr) ; Pondok Gedeh, Bogor (17,0 mgr) ; Palimanan, Cirebon
(31,0 mgr);
3.         Jawa Tengah : Penasinan, Pemalang (13,0 mgr) ; Sogonerto, Weleri, Kendal ;
Selokaton, Kendal (57,0 mgr) ; Gebangan, Selokaton, Kendal (68,0 mgr);
4.         Jawa Tengah : Kroya, Banyumas (23,0 mgr), Bledug, Purwodadi;
5.         Jawa Timur : Desa Citro, Lamongan (33,0 mgr), Karanganyar, Sidoarjo (117,0
mgr) ; Pulungan Sidoarjo (131,0 mgr) ; Bulu G. Kendeng (140,0 mgr) ; Kedung Wat,
G. Kendeng (147,0 mgr) ; Genukwatu G. Kendeng (103,0 mgr) ; Minid, Tuban ;
Watudakon, Mojokerto (112,0 – 182,0 mgr).
6.         Di Jawa Timur ada 3 antiklin yang potensial mengandung garam beryodium yaitu
antiklin utara melalui Lidah-Gunyangan-Kedung-Waru; antiklin tengah melalui
Watudakon-Sekarputih dan antiklin selatan. Mata air pujon yang juga mengandung
yodium diduga berhubungan dengan keadaan tersebut.
7.         Kalimantan Barat : Sepauk, Sintang (74,0 mgr).

E.     Teknik Penambangan Yodium


Yodium yang mempunyai nilai ekonomis diperoleh dengan pengeboran. Penyelidikan
yang dapat dilakukan ialah dengan jalan membuat sumur-sumur, pemboran pada antiklinal
yang mempunyai air garam berasal dari air laut, kemudian contoh air garam yang didapat
diperiksa dan dianalisis dilaboratorium secara kimia untuk menentukan kadar
yodiumnya. Penambangan dengan cara membuat sumur-sumur/ pengeboran-pengeboran
kemudian air tanah di hisap.
Yodium saat ini hanya diusahakan oleh pabrik yodium dan eter PT. Kimia Farma
Watudakon, Mojokerto yang merupakan kelanjutan dari usaha sejak jaman Belanda. Hasil
pemboran di Watudakon yang dilaksanakan oleh PT. Kimia Farma tahun 1989 mendapatkan
yodium 120 mg/l.

F.      Pengolahan Dan Pemanfaatan Yodium


1.      Pengolahan
Air tanah yang didapat, yodium di absorbsi, kemudian dilarutkan didalam NaOH,
diikat dengan tembaga kemudian diolah untuk mendapakan berbagai hasil yaitu , yodium
murni untuk antiseptik , KJ, NaJ, NH4J, Ch4J (jodoform).
2.      Pemanfaatan
Hasil yodium yang diperoleh diatas tadi dipakai untuk industri kimia dan sebagai
bahan obat-obatan untuk emulsi fotografi, film, kertas, untuk laboratorium dipakai sebagai
reagen , mencegah penyakit gondok. Pemisah yodium dari air didasarkan atas perbedaan
berat jenis atau perbedaan suhu penguapan.

BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa :
1.      Yodium (iodine) merupakan unsur halogen yang terberat dan aktif didapatkan pada
tumbuhan laut dan mata air/sumber air garam (brine).
2.      Yodium ditemukan oleh Courtois ada tahun 1811. Iod tergolong  unsur halogen,
terdapat dalam bentuk iodida dari air laut yang terasimilasi dengan rumput laut,
sendawa Chili, dan tanah kaya nitrat.
3.      Iod adalah padatan berkilauan berwarna hitam kebiru-biruan, menguap pada suhu
kamar menjadi gas ungu biru dengan bau menyengat. Iod mudah larut dalam
kloroform, karbon tetraklorida, atau karbon disulfida yang kemudian membentuk
larutan berwarna ungu yang indah. Iod hanya sedikit larut dalam air.
4.      Yodium banyak diketemukan diberbagai tempat yaitu sebagai berikut: Sumatera; Jawa
Barat; Jawa Tengah; Jawa Timur; dan Kalimantan Barat.
5.      Teknik penambangan yodium yaitu dengan dengan pengeboran.
6.      Pengolahan yodium yaitu yodium di absorbsi, kemudian dilarutkan didalam NaOH,
diikat dengan tembaga kemudian diolah untuk mendapakan berbagai hasil yaitu ,
yodium murni untuk antiseptik , KJ, NaJ, NH4J, Ch4J
(jodoform).Sedangkan pemanfaatannya yaitu hasil yodium yang diperoleh dipakai
untuk industri kimia dan sebagai bahanobat-obatan untuk emulsi
fotografi, film, kertas, untuk laboratorium dipakai sebagai reagen , mencegah penyakit
gondok.
DAFTAR PUSTAKA

Sandjaja. 2009. Kamus Gizi. Jakarta: PT Kompas Media Nusantara


Sumber lain :
Satrianugraha, Duddy. 2012. Iodium. http://flarologi.blogspot.co.id/2012/04/iodium.html.
(Diakses pada tanggal 14 Mei 2018)
Anonim. 2005. Yodium. http://www.tekmira.esdm.go.id/data/Yodium/ulasan.asp?
xdir=Yodiu
m&commId=32&comm=Yodi. (Diakses pada tanggal 14 Mei 2018)
Nuraku. 2014. Yodium. http://nuraaku.blogspot.co.id/2014/09/yodium.html. (Diakses pada
tanggal 14 Mei 2018)

Anda mungkin juga menyukai