1. Melaksanakan Manajemen Pendukung Pekerjaan SMM dan SMKK
Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi yang selanjutnya disebut
SMKK adalah bagian dari sistem manajemen pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi dalam rangka menjamin terwujudnya Keselamatan Konstruksi. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat No. 21/PRT/M/2019 Tentang Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi (SMKK) SMM (Sistem Menejemen Mutu) Penggunaaan Teknik dan cara didalam perencanaan mutu : a. Banchmarking Cost Benefit Analysis : yaitu memperkecil pekerjaan ulang dan meningkatkan produktifitas. b. Banchmarking : yaitu membandingkan realisasi atau rencana mutu terhadap proyek lain. c. Design Of Experiments (DOE) : Yaitu metode statistic yang membantu dalam menginditifikasi factor yang mempengaruhi variable produk atau proses yang sedang dikembangkan. d. Cost Of Quality (COQ) : Yaitu total biaya yang terjadi pada investasi dalam mencegah terjadinya ketidaksesuaian terhadap persyaratan atau produk cacat. e. Additional Quality Planning Tools : Yaitu menggunakan alat lain dalam merencanakan mutu dengan membantu menggambarkan situasi dengan baik dan efektif. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat No. 21/PRT/M/2019 Tentang Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi (SMKK) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat No.14/PRT/M/2020 Tentang, Standar dan Pedoman Pengadaan Jasa Konstruksi Melalui Penyedia Rancangan Konseptual SMKK adalah dokumen telaahan tentang Keselamatan Konstruksi yang disusun oleh Penyedia Jasa Konsultansi Konstruksi pengkajian, perencanaan serta perancangan. RENCANA KESELAMATAN KONSTRUKSI (RKK) merupakan dokumen lengkap rencana penerapan SMKK dan merupakan satu kesatuan dengan dokumen kontrak. Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi yang selanjutnya disebut SMKK adalah bagian dari sistem manajemen pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi dalam rangka menjamin terwujudnya Keselamatan Konstruksi.
2. Komunikasi Ditempat Kerja
Dengan sikap berkomunikasi yang baik akan terhindar dari kesalahan
atau kekurang jelasan informasi serta tidak menimbulkan kekurang senangan atau salah pengertian bagi penerimanya, yang kemungkinan bisa mengganggu kelancaran pelaksanaan pekerjaan. Manfaat komunikasi di tempat kerja a. Dapat mendapatkan keterangan atau informasi yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan. b. Dapat mewujudkan kerjasama antar personil di tempat kerja dalam rangka pelaksanaan tugas/ pekerjaan. c. Dapat memudahkan dalam pengambilan keputusan d. Dapat memudahkan dalam penyampaian kebijakan, peraturan, ataupun ketentuan yang berlaku ditempat kerja. e. Dapat meningkatkan nilai-nilai kebersamaan dan kekeluargaan ditempat kerja f. Dapat memudahkan karyawan maupun pimpinan dalam mengakses perkembangan ilmu dan teknologi. Bentuk komunikasi yang paling mendasar, sederhana dan umum adalah berbicara. Berbicara mempunyai KEUNGGULAN berikut : a. Tidak banyak membutuhkan waktu b. Tidak memerlukan format yang baku c. Langsung diterima oleh yang dituju d. Pesan ditunjang dengan Bahasa tubuh e. Tanggapan langsung bias diperoleh Cara berbicara yang baik dan efektif a. Pengucapan jelas b. Bahasa sederhana mudah dimengerti c. Kecepatan bicara wajar d. Nada dan volume tepat e. Suasana yang menunjang, disesuaikan dangan pendengar 10 cara komunikasi ditempat kerja yang efektif a. Sederhanakan hal yang rumit b. Pilih jalur diplomasi untuk menyelesaikan konflik c. Berbicara secara langsung d. Menghargai adanya perbedaan kebudayaan ditempat kerja e. Memberikan feedback yang baik f. Sesuaikan antara perkataan dan perbuatan g. Presentasi secara visual h. Jadilah humoris dan menyenangkan i. Menerima masukan j. Murah senyum Koordinasi Pelaksanaan Pekerjaan a. Koordinasi yang baik diantara unit terkait dalam pelaksanaan pekerjaan diperlukan agar pelaksanaan pekerjaan dapat berjalan dengan lancar sesuai yang direncanakan. Untuk itu perlu ditentukan jadual pertemuan untuk menindak lanjuti hasil koordinasi yang sudah diputuskan pimpinan, dicari waktu yang tepat agar semua yang terkait bisa hadir, dan harus segera, bila dipandang perlu karena ada masalah penting yang harus segera diselesaikan. b. Agar koordinasi bisa berjalan dengan baik, dibutuhkan syarat agar masing masing pihak harus mampu menepati jadual koordinasi sesuai dengan yang telah disepakati. Hal ini bisa dilakukan dengan cara membuat prioritas atau jadual kegiatan pada hari tersebut. 3. Menerapkan Ketentuan dan Peraturan dalam Perencanaan Awal SDA
4 Hal yang perlu diterapkan untuk Ketentuan dan Peraturan dalam
Perencanaan Awal Sumber Daya Air : a. Melakukan peraturan perundangan SMK3 b. Melaksanakan pola dan rencana induk pengelolaan Sumber Daya Air c. Melaksanakan ketentuan pengendalian lingkungan d. Melaksanakan Rencana Umum Tata Ruang ( RUTR ) Mengidentifikasi ketentuan K3 a. Peraturan K3 Konstruksi bidang Pekerjaan Umum diatur dalam Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 05/PRT/M/2014 Tentang Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum. b. Pengertian dari Peraturan K3 adalah bahwa dalam rangka mewujudkan tertib penyelenggaraan pekerjaan konstruksi, maka penyelenggara pekerjaan konstruksi wajib memenuhi syarat-syarat tentang keamanan, keselamatan, dan kesehatan kerja pada tempat kegiatan konstruksi. Yang bertujuan pengendalian risiko K3 pada setiap pekerjaan konstruksi bidang Pekerjaan Umum. Potensi Kecelakaan Kerja yang Mungkin Terjadi a. Kecelakaan kerja akibat manusia b. Kecelakaan kerja akibat penggunaan peralatan c. Kecelakaan kerja akibat jenis dan kondisi pekerjaan yang dilaksanakan d. Kecelakaan kerja akibat lalu lintas e. Kecelakaan kerja akibat adanya bahan yang mudah terbakar dan instalasi listrik di tempat kerja. Tingkat Risiko K3 Konstruksi (TR) adalah hasil perkalian antara nilai kekerapan terjadinya Risiko K3 Konstruksi (P) dengan nilai keparahan yang ditimbulkan (A). TR = P x A Petugas Lapangan dalam hubungannya dengan SMK3 adalah mempunyai tugas dan kewajiban untuk Mematuhi semua ketentuan maupun standar-standar yang ada dalam peraturan tersebut antara lain: a. Sebelum memulai pelaksanaan suatu pekerjaan, harus dipastikan bahwa pekerja telah mendapatkan pengenalan/sosialisasi mengenai peraturan umum keselamatan dari Petugas K3 ditempat kegiatan kerja. b. Semua kecelakaan harus dilaporkan pada Penanggung Jawab atau Petugas K3 serta Petugas P3K c. Pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K) harus segera diberikan sesaat setelah kejadian kecelakaan. d. Semua peralatan dan alat bantu kerja harus telah dipastikan kondisi, kelayakan dan keamanannya untuk digunakan serta dipergunakan sesuai ketentuan dalam manualnya, baik pada waktu bekerja maupun sedang tidak bekerja. e. Setiap pekerja wajib menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) dan diwajibkan memelihara dan merawat APD tersebut dengan baik, digunakan dengan benar dan menyimpannya ditempat yang telah disediakan setelah selesai dipakai. f. Semua petugas dan sejumlah / beberapa tenaga kerja harus dilatih untuk menggunakan alat pemadam kebakaran. Pengetahuan yang diperlukan dalam Melaksanakan Pola dan Rencana Induk Pengelolaan SDA : a. Menyiapkan Pola dan Rencana Induk Pengelolaan SDA b. Mengidentifikasi Pola dan Rencana Induk Pengelolaan SDA c. Mengimplementasikan Pola dan Rencana Induk Pengelolaan SDA Pengetahuan yang diperlukan dalam Melaksanakan Ketentuan Pengendalian Lingkungan a. Mengidentifikasi Peraturan Perundangan tentang Pengendalian Lingkungan b. Membuat Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL) dan Rencana Pemantauan Lingkungan RPL Keterampilan Yang diperlukan dalam Melaksanakan Ketentuan Pengendalian Lingkungan a. Mengetahui peraturan tentang pengendalian lingkungan dan adanya dampak dari suatu kegiatan pembangunan. b. Mengidentifikasi kegiatan pembangunan yang harus dilengkapi dengan AMDAL. c. Mengidentifikasi dampak dari suatu kegiatan pembangunan d. Membuat RKL dan RPL untuk pengelolaan dampak dan pemantauannya. Pengetahuan yang diperlukan dalam Melaksanaan Rencana Umum Tata Ruang a. Menyiapkan Ketentuan Rencana Umum Tata Ruang b. Mengidentifikasi Ketentuan Rencana Umum Tata Ruang Beberapa istilah dan definisi dalam tata ruang sebagai berikut: a. Kawasan pedesaan dalam wilayah pelayanannya adalah wilayah yang mempunyai kegiatan utama pertanian, termasuk pengelolaan sumber daya alam dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat permukiman perdesaan, pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial, dan kegiatan ekonomi. b. Kawasan lindung provinsi adalah kawasan lindung yang secara ekologis merupakan satu ekosistem yang terletak lebih dari satu wilayah kabupaten/kota, atau kawasan lindung dalam wilayah suatu kabupaten yang memberikan perlindungan terhadap kawasan bawahannya yang terletak di wilayah kabupaten/kota lain, atau kawasan-kawasan lindung lain yang menurut ketentuan peraturan perundang-undangan pengelolaannya merupakan kewenangan pemerintah daerah provinsi. c. Kawasan budi daya yang memiliki nilai strategis provinsi adalah kawasan budi daya yang dipandang sangat penting bagi upaya pencapaian pembangunan provinsi dan/atau menurut peraturan perundang-undangan dimana perizinan dan/atau pengelolaannya merupakan kewenangan pemerintah daerah provinsi. d. Fungsi dan Manfaat RTRW Provinsi Fungsi RTRW provinsi adalah sebagai: Acuan dalam penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD). 4. Melakukan Pekerjaan Persiapan Perencanaan Awal Sumber Daya Air
Mengumpulkan data peta topografi dan geologi untuk seluruh bidang,
memverifikasi validitas nya, mengidentifikasi nya dan menentukan data peta topografi dan seluruh bidang sebagai acuan; Mengumpulkan data hidrologi, hidrometri, klimatologi dan sedimentasi, memverifikasi validitas nya, mengidentifikasi nya dan menetapkan data hidrologi, hidrometri, klimatologi dan sedimentasi sebagai acuan; Mengumpulkan data peramalan gelombang dan pasang surut untuk bidang pantai dan rawa, memverifikasi validitas nya, mengidentifikasi nya dan menetapkan data peramalan gelombang dan pasang surut untuk bidang pantai dan rawa sebagai acuan; Mengumpulkan data vegetasi, penduduk, social-ekonomi dan budaya, memverifikasi validitasnya, mengidentifikasinya, menetapan data vegetasi, penduduk, sosial-ekonomi dan budaya. Pengetahuan yang diperlukan dalam Menyiapkan Data Peta Topografi dan Geologi : a. Mengumpulkan Data Peta Topografi dan Geologi b. Memverifikasi Validitas Data Peta Topografi dan Geologi c. Identifikasi Data Peta Topografi dan Geologi d. Menentukan Data Peta Topografi dan Geologi Sebagai Acuan Keterampilan yang diperlukan dalam Menyiapkan Data Peta Topografi dan Geologi : a. Mengumpulkan data dengan melakukan pengukuran dan data dari sumber yang resmi b. Memverifikasi validitas data dengan memeriksa asal sumber data dan metode pengukuran pembuatannya c. Mengidentifikasi data dengan memeriksa kelengkapan dan klasifikasi datanya Sikap Kerja dalam Menyiapkan Data Peta Topografi dan Geologi a. Mengumpulkan data sesuai prosedur dengan cermat dan teliti b. Memverifikasi validitas data sesuai prosedur dengan cermat dan teliti c. Mengidentifikasi data sesuai yang dibutuhkan dengan cermat dan teliti Pengetahuan yang diperlukan dalam Menyiapkan Data Hidrologi, Hidrometri, Klimatologi, Sedimentasi a. Mengumpulkan Data Hidrologi, Hidrometri, Klimatologi dan Sedimentasi. Maksud dari Data Hidrologi, Hidrometri, Klimatologi dan Sedimentasi Yang dimaksud dengan hidrologi adalah ilmu yang berkaitan dengan air di bumi, baik mengenai terjadinya, peredaran dan penyebarannya, sifat-sifatnya dan hubungan dengan lingkungannya terutama dengan makhluk hidup. Komponen hidrologi antara lain : Debit Sungai (Hidrometri), Hujan (Curah hujan), Penguapan (Evaporasi), Infiltrasi, Klimatologi, Sedimentasi. b. Memverifikasi Validitas Data Hidrologi, Hidrometri, Klimatologi dan Sedimentasi. Maksud dari Verifikasi Validitas Data Semua data hidrologi, hidrometri, klimatologi dan sedimentasi tadi harus diverifikasi terlebih dahulu keabsahannya maupun kebenarannya sebelum dapat dipergunakan sebagai data dasar untuk perencanaan sumber daya air, melalui BMKG Verifikasi Validitas Data Melakukan verifikasi validitas data bisa dilakukan dengan mengetahui dari mana data tersebut diperoleh apabila data tersebut diperoleh dari sumber yang resmi, dipastikan data tersebut valid, khusus untuk data curah hujan dan debit, perlu dilakukan analisis terlebih dahulu untuk memastikan bahwa data tersebut valid. Hal ini dikarenakan proses untuk memperoleh data tersebut kadang tidak seragam, ada yang manual ada dengan AWLR. Tes konsistensi catatan data Menetapkan data curah hujan untuk seluruh catchment area c. Mengidentifikasi Data Hidrologi, Hidrometri, Klimatologi dan Sedimentasi d. Menetapkan Data Hidrologi, Hidrometri, Klimatologi dan Sedimentasi Sebagai Acuan Pengetahuan yang diperlukan dalam Menyiapkan Data Peramalan Gelombang dan Pasang Surut a. Mengumpulkan Data Peramalan Gelombang dan Pasang Surut Muka air tinggi rerata (mean high water level, MHWL) adalah rerata dari muka air tinggi selama periode 19 tahun. Muka air rendah rerata (mean low water level, MLWL) adalah rerata dari muka air rendah selama periode 19 tahun. Muka air laut rerata (mean sea level, MSL) adalah muka air rerata antara muka air tinggi rerata dan muka air rendah rerata. Elevasi ini digunakan sebagai referensi untuk elevasi di daratan. b. Memverifikasi Validitas Data Peramalan Gelombang dan Pasang Surut c. Mengidentifikasi Data Peramalan Gelombang dan Pasang Surut d. Menetapkan Data Peramalan Gelombang dan Pasang Surut Sebagai Acuan. Pengetahuan yang diperlukan dalam Menyiapan Data Vegetasi, Penduduk, Sosial-Ekonomi dan Budaya a. Mengumpulkan Data Vegetasi, Penduduk, Sosial-Ekonomi dan Budaya b. Memverifikasi Validitas Data Vegetasi, Penduduk, Sosial-Ekonomi dan Budaya c. Mengidentifikasi Data Vegetasi, Penduduk, Sosial-Ekonomi dan Budaya Ketrampilan yang diperlukan dalam Menyiapan Data Vegetasi, Penduduk, Sosial-Ekonomi dan Budaya a. Mengumpulkan data dari sumber yang resmi maupun dengan questioner. b. Memverifikasi data dengan mengambil data dari sumber yang resmi maupun dengan questioner dan menganalisisnya. c. Mengidentifikasi hasil data yang diperoleh semua aspek lengkap. Sikap Kerja dalam Menyiapan Data Vegetasi, Penduduk, Sosial-Ekonomi dan Budaya a. Mengumpulkan data dengan cermat dan teliti b. Memverifikasi data dengan hati-hati dan sesuai prosedur c. Mengidentifikasi data dengan cermat dan teliti sesuai persyaratan 5. Mendesain Layout Jaringan, Sarana Prasarana Sumber Daya Air
Mendesain layout jaringan, sarana prasarana Sumber Daya Air meliputi :
a. Menyiapkan peta hasil pengukuran dan peta Geologi b. Melakukan survey pemilihan lokasi material c. Melakukan pembuatan peta layout jaringan irigasi d. Melakukan pembuatan lay out sarana sungai e. Melakukan pembuatan peta lay out jaringan rawa f. Melakukan pembuatan peta lay out srana pantai g. Melakukan pembuatan peta lay out sarana konservasi h. Melakukan pembuatan peta lay out sarana air baku Arti dari pada layout itu sendiri adalah tata letak dari suatu benda terhadap lingkungan sekitarnya atau tata letak dari sekumpulan benda, dalam hal ini adalah konstruksi bangunan yang fungsi maupun pengelolaannya saling terkait satu sama lainnya dan merupakan sebuah system. Maksud dari peta hasil pengukuran adalah peta topografi yang dibuat oleh Juru Ukur untuk mendapatkan data (koordinat dan elevasi) dari permukaan tanah serta tampakan lainnya dari lokasi rencana kegiatan. Untuk memilih peta geologi pada daerah kegiatan dapat dilakukan dengan cara berikut: Peta geologi permukaan harus meliput geologi permukaan suatu daerah. Skala peta yang harus dipakai adalah: • Peta daerah dengan skala 1:100.000 atau 1:50.000 • Peta semi detil dengan skala 1:25.000 atau 1:5.000 • Peta detail dengan skala 1:2.000 atau 1:100. Perencanaan Pendahuluan Layout atau tata letak pendahuluan menunjukkan : a. Lokasi bangunan utama b. Trase jaringan irigasi dan pembuang c. Batas-batas dan perkiraan luas (dalam ha) jaringan irigasi dengan petak-petak primer, sekunder dan tersier serta daerah-daerah yang tidak bisa diairi d. Bangunan-bangunan utama jaringan irigasi dan pembuang lengkap dengan fungsi dan tipenya e. Konstruksi perlindungan terhadap banjir, dan tanggul f. Jaringan jalan dengan bangunan-bangunannya Peta topografi merupakan dasar untuk memeriksa, menambah dan memperbesar detil-detil topografi yang relevan seperti: a. Sungai-sungai dan jaringan pembuang alamiah dengan identifikasi batas-batas daerah aliran sungai b. Identifikasi punggung medan dan kemiringan medan di daerah irigasi c. Batas-batas administrasi desa d. Daerah pedesaan dan daerah-daerah yang dicadangkan untuk perluasan desa e. Tata guna tanah yang sudah ada serta tanah-tanah yang tidak bisa diolah f. Jaringan irigasi yang ada dengan trase saluran, bangunan-bangunan tetap dan daerah-daerah layanan g. Jaringan jalan dengan klasifikasinya, Trase jalan kereta api,dan bangunan tetap lainnya h. Daerah-daerah hutan, Daerah-daerah persawahan, daerah tinggi dan rawa-rawa, tambak ikan dan tambak garam. Melakukan Pemberian Warna pada Peta Warna-warna yang dipakai adalah: a. Biru untuk jaringan irigasi, garis penuh untuk jaringan pembawa yang ada dan garis putus- putus untuk jaringan yang sedang direncanakan b. Merah untuk sungai dan jaringan pembuang, garis penuh untuk jaringan yang sudah ada dan garis putus-putus (----- - ----- - -----) untuk jaringan yang sedang direncanakan c. Coklat untuk jaringan jalan d. Kuning untuk daerah yang tidak diairi (dataran tinggi dan rawa-rawa) e. Hijau untuk perbatasan kabupaten, kecamatan desa dan kampong f. Merah untuk tata nama bangunan g. Hitam untuk jalan kereta api h. Warna bayangan akan dipakai untuk batas-batas petak sekunder, batas-batas petak tersier akan diarsir dengan warna yang lebih muda dari warna yang sama (untuk petak sekunder), semua petak tersier yang diberi air langsung dari saluran primer akan mempunyai warna yang sama. Melakukan pembuatan peta lay out sarana sungai meliputi : a. Menyiapkan : Menyiapkan Peta hasil pengukuran situasi lokasi normalisasi sungai, pencegah longsor tebing, sabodam dan checkdam disiapkan sesuai dengan prosedur. b. Menggambar : Menggambarkan Lokasi pekerjaan normalisasi sungai, pencegah longsor tebing, sabodam dan checkdam pada peta, sesuai dengan kesepakatan masyarakat setempat dan kriteria perencanaan c. Mengukur : Pengukuran Panjang normalisasi sungai, pencegah longsor tebing, sabodam dan checkdam sesuai dengan kriteria. d. Membuat : Membuatkan Laporan hasil pembuatan peta lay out e. Sarana sungai dibuat sesuai dengan KAK. Melakukan pembuatan peta lay out sarana pantai a. Menyiapkan : Menyiapkan Peta hasil pengukuran situasi rencana pemecah gelombang, penanganan muara, pencegahan erosi dan pengisian pasir disiapkan sesuai dengan prosedur. b. Menggambar : Menggambarkan Lokasi pekerjaan pemecah gelombang, penanganan muara, pencegahan erosi dan pengisian pasir pada peta sesuai dengan kriteria perencanaan. c. Mengukur : Pengukuran Panjang sarana pantai diukur sesuai dengan kesepakatan dan kriteria. d. Membuat : Membuatkan Laporan hasil pembuatan peta lay out sarana pantai sesuai dengan KAK. Melakukan pembuatan peta lay out sarana konservasi a. Menyiapkan : Menyiapkan Peta hasil pengukuran situasi rencana embung, situ, danau sesuai dengan prosedur. b. Menggambar : Menggambarkan Lokasi pekerjaan embung, situ, danau pada peta sesuai dengan kriteria dan kesepakatan. c. Mengukur : Pengukuran Luas dan volume genangan sesuai dengan kriteria perencanaan. d. Membuat : Membuatkan Laporan hasil pembuatan peta lay out sarana konservasi sesuai dengan KAK. Melakukan pembuatan peta lay out sarana air baku a. Menyiapkan : Menyiapkan Peta hasil pengukuran situasi lokasijaringan air baku sesuai dengan prosedur. b. Menggambar : Menggambarkan Lokasi pekerjaan jaringan air baku pada peta, sesuai dengan kesepakatan dan kriteria. c. Mengukur : Pengukuran Panjang jaringan air baku sesuai dengan kesepakatan dan kriteria. d. Membuat : Membuatkan Laporan hasil pembuatan peta lay out sarana air baku sesuai dengan KAK. Melakukan pembuatan peta lay out jaringan rawa a. Menyiapkan : Menyiapkan Peta hasil pengukuran situasi daerah rawa sesuai dengan prosedur b. Menggambar : Menggambarkan Lokasi pekerjaan jaringan rawa pada peta, sesuai dengan kesepakatan dan kriteria c. Mengukur : Mengukur dimensi saluran drainase, membuat skema jaringan rawa dan mentukan lokasi banguna pengatintu air sesuai dengan kesepakatan dan kriteria. d. Membuat : Membuatkan Laporan hasil pembuatan peta lay out e. jaringan rawa sesuai dengan KAK. Hal – hal yang perlu diperhatikan didaerah rawa : a. Drainase Pertanian : bertujuan untuk membuang kelebihan air di daerah perakaran tanaman. b. Di rawa pembuangan harus diatur dengan jalan menurunkan muka air tanah, pembuangan tidak boleh berlebih karena bila muka air tanah terlalu jauh dikhawatirkan akan terjadi oksidasi lapisan pirit, dan juga air secara kapiler tidak mampu untuk mencukupi kebutuhan evapotranspirasi tanaman. c. Oleh karena itu diperlukan sistem jaringa tata air dan menggunakan pintu 6. Membuat Gambar Perencanaan Detil Sarana dan Prasarana Sumber Daya Air
Membuat Gambar Perencanaan Detil Sarana dan Prasarana Sumber
Daya Air meliputi : a. Membuat gambar rencana sarana dan prasarana irigasi b. Membuat gambar rencana sarana dan prasarana sungai c. Membuat gambar rencana sarana dan prasarana rawa d. Membuat gambar rencana sarana dan prasarana pantai e. Membuat gambar rencana sarana dan prasarana konservasi f. Membuat gambar rencana sarana dan prasarana air baku Bendung (weir) dipakai untuk meninggikan muka air di daerah irigasi sampai pada ketinggian yang diperlukan agar air dapat dialirkan ke saluran irigasi dan petak tersier. Ketinggian itu akan menentukan luas daerah yang di airi (command area). Bendung gerak adalah bangunan yang dilengkapi pintu yang dapat dibuka untuk mengalirkan air pada waktu terjadi banjir besar dan ditutup apabila air kecil. Di Indonesia, bendung adalah bangunan yang paling umum dipakai untuk membelokkan air daerah irigasi untuk keperluan irigasi. Bangunan pembawa mempunyai fungsi membawa/ mengalirkan air dari sumbernya menuju petak irigasi. Bangunan pembawa meliputi saluran primer, saluran sekunder, saluran tersier dan saluran kwarter. Termasuk dalam bangunan pembawa adalah talang, gorong-gorong, siphon, dan got miring. Saluran primer biasanya dinamakan sesuai dengan daerah irigasi yang dilayaninya. Gorong–gorong merupakan bangunan pelintasan yang dilewati saluran irigasi. Saluran pembawa ini melintasi bangunan lain (jalan, saluran alam) dengan aliran bersifat bebas. Bangunan terjun Bangunan tejun atau got miring diperlukan jika kemiringan permukaan tanah lebih curam daripada kemiringan maksimum saluran yang diizinkan. Bangunan semacam ini mempunyai empat bagian fungsional, masing- masing memiliki sifat-sifat perencanaan yang khas. a. Bagian hulu pengontrol, yaitu bagian di mana aliran menjadi superkritis b. Bagian dimana air dialirkan ke elevasi yang lebih rendah. c. Bagian tepat di sebelah hilir, yaitu tempat dimana energy diredam d. Bagian peralihan aluran memerlukan lindungan untuk mencegah erosi Bangunan bagi dan sadap a. Bangunan bagi terletak disaluran primer dan sekunder pada suatu titik cabang dan berfungsi untuk membagi aliran antara dua saluran atau lebih. b. Bangunan sadap tersier mengalirkan air dari saluran primer atau sekunder ke saluran tersier penerima. c. Bangunan bagi dan sadap digabungkan menjadi satu rangkaian bangunan. d. Boks-boks bagi disaluran tersier membagi aliran untuk dua saluran atau lebih (tersier, subtersier, kuarter). Sungai adalah alur atau wadah air alami dan / atau buatan, berupa jaringan pengaliran beserta air di dalamnya mulai hulu sampai muara, dengan dibatasi kanan dan kiri oleh garis sempadan. Fungsi utama sungai adalah menampung dan mengalirkan air yang dimulai dari mata air dan / atau hulu sampai muara sungai. Dengan fungsi utama tersebut, alur sungai akan selalu berubah dan menyesuaikan dengan kondisi dinamika alam yang mempengaruhinya. Bangunan pengaturan sungai dapat dibedakan menjadi beberapa jenis yaitu : a. Bangunan pengarah tebing b. Bangunan krib c. Bangunan tanggul d. Bangunan perlindungan tebing e. Bangunan pengendalian dasar sungai Modul Perencanaan Bangunan Pengaman Pantai (BPP) meliputi : Revetmen, Tembok laut (sea wall), Pemecah Gelombang, Groin, Jeti, Tanggul laut (Sea dike), Pengisian pasir (Beach nourishment). Rancangan Teknis Hidrolis (Konsep Desain Hidrolis) Pelimpah (Spillway) : a. Saluran pengatur aliran b. Saluran transisi c. Saluran peluncur d. Peredam energy