Anda di halaman 1dari 2

Evaluasi JKN Slide 22-27

Slide 22 – Kurva Konsentrasi Layanan Klinik RI RS Publik

Berdasarkan kurva pada studi ENHANCE, PKJSUI-UNSW Tahun 2017-2021 dapat dilihat
bahwa RS Publik sejak awal (gelombang 1) maupun setelahnya (gelombang 2) sudah pro-
poor. Berbeda dengan RS Pemerintah yang awalnya (gelombang 1) masih pro-rich artinya
ada garis utilisasi dibawah garis kurva equity, namun di tahun berikutnya lebih baik yaitu
sudah Pro-Poor atau sudah hampir terjadi kesamarataan, dimana lebih bermanfaat bagi orang
miskin.

Slide 23 – Kurva Konsentrasi Layanan Klinik RS Swasta/ Private

Sejak dahulu, RS swasta memang banyak digunakan oleh masyarakat yang berekonomi
keatas dibanding masyarakat yang ekonomi dibawah, bahkan hingga sekarang masih banyak
masyarakat ekonomi kebawah takut untuk ke RS Swasta megingat sejak dahulu RS Swasta
erat kaitannya dengan orang berekonomi keatas sehingga berpersepi bahwa RS Swasta biaya
nya lebih mahal selain itu mereka juga tidak tahu informasi bahwa sebenernya JKN tidak
hanya di Puskesmas ataupun RS pemerintah, namun juga ada di RS Swasta ataupun Klinik,
sehingga ini menjadi tantang sosialisasi bagi pemerintah ke depannya.

Slide 24

Salah satu tujuan Jaminan Sosial adalah Out of Pocket sekecil mungkin. Meskipun teorinya
peserta JKN tidak bayar ketika berobat, namun faktanya peserta JKN masih bayar OOP (Out
Of Pocket) untuk naik kelas perawatan. Berdasarkan grafik pada studi ENHANCE, PKJSUI-
UNSW Tahun 2017-2021 pada pasien rawat inap (inpatient) dimana WHO mengukur kalau
belanja >40% Disposible Income (Pendapatan setelah dipotong untuk kebutuhan pokok
makanan, dll) untuk peserta JKN masih ada sebesar 26,12%, sedangkan asuransi swasta
(30%), sedangkan yang tidak ada asuransi itu paling tinggi sebesar 48,70%. Jadi dapat
disimpulkan bahwa peserta JKN masih terlindungi.

Slide 25

Kinerja JKN secara keseluruhan masih belum cukup memuaskan, karena berdasarkan grafik
data Nasional Health Com pada tahun 2018 menjelaskan bahwa ada ketimpangan dimana
80% penduduk kontribusinya lewat JKN hanya 23% dan Out Of Pocket nya masih tinggi
yaitu 32% dan Uang pemerintah Daerah masih banyak (24%) yang seharusnya untuk UKM
tapi masih belum terdistribusi dengan baik sehingga perlu dilakukan Re-Alokasi.

Slide 26

Hingga 2020 JKN masih terus terjadi defisit yaitu Rp -6,36 Triliun yang berdasarkan pada PP
53 Tahun 2018 harusnya tidak defisit karena ada dana cadangan. Sehingga ini menjadi
tantangan kedepannya.

Slide 27
JKN telah berkontribusi banyak dalam pembangunan ekonomi seperti, mencegah
kemiskinan, meningkatkan akses pelkes, menciptakan lapangan kerja, menggerakkan
ekonomi, meningkatkan angka harapan hidup, serta menurunkan porsi OOP (Out Of Pocket)
dalam Total Belanja Kesehatan (TBK). Dan untuk BPJS Kesehatan berkontribusi terhadap
RPJM (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional) 2020-2024 dengan
mengembangkan Sistem Pembayaran Kapitasi Berbasis Kinerja (KBK).

Anda mungkin juga menyukai