Anda di halaman 1dari 3

Bab 2- Akuntansi Pemerintah

Akuntansi adalah seni pencatatan, penggolongan, dan pengikhtisaran transaksi dan


kejadian yang bersifta keuangan dengan cara yang berdaya guna dalam bentuk uang,
serta penginterprestasian hasilnya.

Perumusan tersebut adalah berdasarkan pendekatan sintaksis atau structural; yang


dalam perkembangannya kemudian akuntansi lebih dirumuskan secara pragmatis,
yaitu suatu aktivitas jasa dengan fungsi menyediakan informasi kuantitatif terutama
yang bersifat keuangan mengenai entitas ekonomik, agar berguna bagi pengambilan
keputusan (fungsi lap. keuangan). Untuk akuntansi pemerintahan, mempunyai ciri
yang bertujuan tidak menetapkan besar laba (non laba/nirlaba) atau rugi, tetapi
bertujuan pada peningkatan kesejahteraan rakyat.

Ciri-ciri khusus yang perlu diperhatikan dalam menetapkan tujuan akuntansi


pemerintahan dan pelaporan keuangannya adalah:
1. Mengenai bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dengan azas
demokrasi serta adanya pemisahan wewenang antara eksekutif (pemerintah),
legislatif(DPR) dan yudikatif (MK); eksekutif menyusun anggaran sebagai
pernyataan kebijakan publik, target fiskal, dan alat pengendalian; dan
selanjutnya legislatif mengesahkan; eksekutif melaksanakan kegiatan dalam
batas-batas apropriasi, serta mempertanggungjawabkan pelaksanaan anggaran
kepada legislatif dan rakyat.
2. Berkaitan dengan sistem pemerintahan kita yang terdiri dari pemerintah pusat,
pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten/kota; pemerintah atasan memberi
arahan kepada pemerintahan di bawahnya, dan pemerintah yang menghasilkan
pajak dan bukan pajak yang lebih besar perlu memperhatikan sistem bagi hasil,
alokasi dana, hibah ataupun subsidi pada pemerintah yang relatif kurang
pendapatannya.
3. Bahwa investasi dalam aset yang tidak langsung menghasilkan pendapatan.
4. Sebagian besar pendapatan pemerintah pada pungutan pajak, tidak ada kaitan
langsung dengan pelayanan yang diberikan kepada wajib pajak bersangkutan.
5. Pemerintah menginvestasikan dana yang besar dalam aset tetap yang
mempunyai masa manfaat yang lama, dengan konsekuen pemeliharaan dan
perebaikan yang memadai agar masa manfaat dapat dipertahankan.
Note:
pajak yg diterima pemerintah pusat dibagi” ke pemerintah daerah secara
bagi hasil dalam bentuk alokasi dana, hibah, subsidi, dll
Investasi aset yg tidak langsung mendapatkan pendapatan adalah jalan
tol.

Diantara banyak cara yang telah disebutkan, salah satu ciri yang membedakan
akuntansi pemerintahan dengan akuntansi komersial/financial adalah anggaran; pada
akuntansi komersial, anggaran lebih diutamakan untuk kepentingan internal,
yang pelaksanaannya tidak perlu dituangkan dalam laporan keuangan.

Dengan demikian pada akuntansi pemerintahan selain ada anggaran juga terdapat
akuntansi anggaran; dan pelaksanaannya tertuang dalam salah satu komponen
laporan keuangan yaitu Laporan Realisasi Anggaran; Neraca bagi akuntansi
pemerintahan merupakan byproduct dari Laporan Realisasi Anggaran. Hal tersebut
terlihat dalam jurnal transaksi, pertama-tama adalah bertalian dengan anggaran dan
realisasi anggaran; selanjutnya bila jurnal anggaran mengakibatkan perubahan aset
(selain kas Negara/Daerah) ataupun utang maka diikuti dengan jurnal korolari.
Dengan demikian dalam kerangka dasar konseptualnya akuntansi pemerintahan
menganut pendekatan pendapatan beban/belanja (revenue expense approach).

Notes: Anggaan kalo buat pemerintah itu kyk nyawanya dia/ sangat penting. Semua
harus ada anggaran. Maka karena anggaran penting harus ada Akuntansi Anggaran.
Karena ada akuntansi anggaran, hasil realisasi nya tertuang di Laporan Realisasi
Anggaran. Maka Laporan Realisasi Anggaran isinya ada anggaran, realisasi, dan
sisa lebih/kurang
Byproduct → produk sampingan

Selanjutnya Akuntansi Pemerintahan dapat dibedakan :


1. Akuntansi Pemerintah Pusat yang terdiri dari akuntansi
Departemen/Kementrian, akuntansi Lembaga Tinggi Negara, akuntansi
Lembaga non departemen lainnya dan akuntansi dari unit-unit vertikal baik
di pusat maupun di daerah.
2. Akuntansi Pemerintaha Daerah Provinsi;
3. Akuntansi Pemerintahan Daerah Kabupaten dan
4. Akuntansi Pemerintahan Daerah Kota.
Masing-masing akuntansi di atas merupakan akuntansi dengan kemandirian entitas
yaitu mempunyai
1. kewenangan untuk menyusun anggaran dan melaksanakannya dengan
tanggungjawab penuh, (Kabupaten, kota punya otonomi, jadi kab kota itu
punya rencara anggaran sendiri , aturan sendiri harus ngelakuin apa
diwilayahnya)
2. mempunyai kewajiban untuk menyajikan laporan keuangan serta
3. bertanggungjawab atas pengelolaan aset dan utang, serta sumber daya di
Luar neraca serta terlaksana tidaknya program yang telah ditentukan.

Anda mungkin juga menyukai