Dosen Pengampu :
Ns.Jasmawati S.Kep,M.Kes
Disusun Oleh:
Kelompok I
1
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha pengasih lagi Maha
penyayang. Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat, hidayah,dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah mengenai “Melakukan Asuhan Kebidanan Komunitas
Baik di Rumah, Posyandu, dan Polindes dengan fokus Magigng Pragnency Safer”
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik segi susunan kalimat maupun tata bahasa. Oleh karena itu dengan
tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari para pembaca agar kami
dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata kami ucapkan banyak terima kasih dan permohonan maaf
sebesar-besarnya dan berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat serta menjadi
sumber inspirasi terhadap para pembaca.
Penyusun,
2
DAFTAR ISI
Halaman Judul.......................................................................................1
Kata Pengantar......................................................................................2
Daftar Isi................................................................................................3
BAB I Pendahuluan............................................................................4
BAB II Pembahasan.............................................................................7
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................24
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
Asuhan antenatal adalah asuhan yang diberikan kepada ibu hamil sejak
konsepsi hingga awal persalinan. Bidan akan menggunakan pendekatan yang
berpusat pada ibu dan keluarganya dalam memberikan asuhan dengan
berbagai informasi untuk memudahkannya membuat pilihan tentang asuhan
yang ia terima. Dengan memberikan asuhan antenatal yang baik akan menjadi
salah satu tiang penyangga dalam safe motherhood dalam usaha menurunkan
angka kesakitan dan kematian ibu dan perinatal(Marmi,2011:9-10).
Asuhan kebidanan adalah asuhan yang diberikan pada ibu dalam kurun
reproduksi dimana seorang bidan dengan penuh tanggung jawab wajib
memberikan asuhan yang bersifat menyeluruh kepada wanita semasa bayi,
balita, remaja, hamil, bersalin sampai menopause (Burhan, 2015).
5
asuhan kebidanan yang telah diatur dalam KEPMENKES No.
938/MENKES/SK/VII/2007. Standar tersebut adalah acuan dalam proses
pengambilan keputusan dan tindakan yang dilakukan oleh bidan sesuai
wewenang dan ruang lingkupnya.
6
BAB II
TINJAUAN TEORI
7
mendorong ibu untuk memeriksakan kehamilannya sejak dini dan
secara teratur.
3. Pemeriksaan Abdomen
Standar palpasi abdominal bertujuan memperkirakan usia, kehamilan,
pemantauan pertumbuhan jenis, penentuan letak, posisi dan bagian bawah
janin. Bidan melakukan pemeriksaan abdomen dengan seksama & melakukan
palpasi untuk memperkirakan usia Standar palpasi abdominal bertujuan
memperkirakan usia, kehamilan. Bila umur kehamilan bertambah, memeriksa
posisi, bagian terendah, masuknya kepala janin ke dalam rongga panggul,
untuk mencari kelainan serta melakukan rujukan tepat waktu. Secara
tradisional perkiraan tinggi fundus dilakukan dengan palpasi fundus dan
membandingkannya dengan beberapa patokan antara lain simfisis pubis,
8
umbilikus atau prosesus sifoideus. Cara tersebut dilakukan dengan tanpa
memperhitungkan ukuran tubuh ibu. Sebaik-baiknya pemeriksaan (perkiraan)
tersebut, hasilnya masih kasar dan dilaporkan hasilnya bervariasi. Dalam
upaya standardisasi perkiraan tinggi fundus, para peneliti saat ini
menyarankan penggunaan pita ukur untuk mengukur tinggi fundus dari tepi
atas simfisis pubis karena memberikan hasil yang lebih akurat dan dapat
diandalkan. Pengukuran tinggi fundus uteri tersebut bila dilakukan pada setiap
kunjungan oleh petugas yang sama, terbukti memiliki nilai prediktif yang
baik, terutama untuk mengidentifikasi adanya gangguan pertumbuhan
intrauterin yang berat dan kehamilan kembar. Walaupun pengukuran tinggi
fundus uteri dengan pita ukur masih bervariasi antar operator, namun variasi
ini lebih kecil dibandingkan dengan metoda tradisional lainnya. Oleh karena
itu penelitian mendukung penggunaan pita ukur untuk memperkirakan tinggi
fundus sebagai bagian dari pemeriksaan rutin pada setiap kunjungan.
a. Leopld I
bertujuan untuk mengetahui umur kehamilan berdasarkan tingginya
fundus uteri, menentukan bagian-bagian janin yang berada pada fundus uteri
b. Leopold II
untuk mengetahui bagian-bagian janin yang berada pada bagian
samping kanan dan kiri uterus.
c. Leopold III
untuk menentukan bagian tubuh janin yang berada pada bagian bawah
uterus, untuk mengetahui apakah bagian tubuh janin yang berada pada bagian
bawah uterus sudah masuk atau belum masuk ke pintu atas panggul ibu.
d. Leopold IV
9
untuk memastikan apakah bagian terendah janin benar-benar sudah
masuk ke pintu atas panggul atau belum, untuk menentukan seberapa banyak
bagian terendah janin sudah masuk ke pintu atas panggul ibu.
Denyut jantung janin dapat di dengar pada usia 10-12 minggu dengan
menggunakan dopler (rata- rata 120-160 denyut/menit), dan dapat di dengar
pada minggu ke 17-20 dengan menggunakan monoral.
10
dan mengenali tanda serta gejala preeklamsia lainnya, serta
mengambil tindakan yang tepat dan merujuknya.
6. Persiapan persalinan
Standar Persiapan Persalinan dengan tujuan untuk memastikan
bahwa persalinan direncanakan dalam lingkungan yang aman dan
memadai dengan pertolongan bidan terampil. Bidan memberikan
saran yang tepat kepada ibu hamil, suami/ keluarganya pada
trisemester III memastikan bahwa persiapan persalinan bersih dan
aman dan suatu suasana yang menyenangkan akan direncanakan
dengan baik, di samping persiapan transportasi dan biaya untuk
merujuk, bila tiba-tiba terjadi keadaan gawat darurat. Bidan
mengusahakan untuk melakukan kunjungan ke setiap rumah ibu
hamil untuk hal ini.
Pengukuran tinggi badan cukup sekali dilakukan pada saat ANC ini dilakukan
untuk mengetahui ukuran panggul ibu hamil. Hal ini sangat penting dilakukan untuk
mendeteksi faktor resiko terhadap kehamilan yang sering berhubungan dengan
keadaan rongga panggul. Penimbangan berat badan dilakukan setiap kali pada saat
melakukan kunjungan ANC. Ini dilakukan untuk mengetahui faktor resiko dari
11
kelebihan berat badan pada saat kehamilan dapat meningkatkan resiko komplikasi
selama hamil dan saat persalinan seperti tekanan darah tinggi saat hamil (hipertensi
gestasional), (diabetes gestasional)bayi besar, dan kelahiran cesar adapun ibu hamil
dengan berat badan kurang selama kehamilan dapat meningkatkan resiko bayi lahir
prematur (kelahiran kurang dari 37 minggu) dan Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR),
oleh karena itu usahakan berat badan berada pada kisaran normal selama kehamilan
(Mandriwati, 2011).
Pengukuran Tinggi Fundus Uteri (TFU) dilakukan pada saat usia kehamilan
masuk 22-24 minggu dengan menggunakan alat ukur capiler, dan bisa juga
menggunakan pita ukur, ini dilakukan bertujuan mengetahui usia kehamilan dan
12
tafsiran berat badan janin dan agar terhindar dari resiko persalinan lewat waktu yang
berakibat pada gawat janin (Mandriwati, 2009).
Pertanyaan skrining :
13
1. Tanyakan umur WUS / kelahiran jika kelahiran 1997 loncat kepertanyaan ke
4.
2. Pendidikan SD,lulus smapai kelas 6
3. Apakah mendapat imunisasi atau suntikan di waktu SD ? waktu kelas berapa
dan berapa kali
4. Pernah mendapatkan imunisasi waktu caten? Berapa kali ? dan beapa jarak
pemberiannya?
5. Sudah hamil berapa kali?
6. Apakah saa hamil mendapatkan imunisasi ? berapa kali ? dan berapa jarak
pemberian dengan imunisasi sebelumnya?
Sensitivitas vaksin :
Zat besi adalah unsur pembentukan sel darah merah dibutuhkan oleh ibu
hamil guna mencegah terjadinya anemia atau kurang darah selama
kehamilan.Pemberian tablet besi atau Tablet Tambah Darah (TTD) diberikan pada
ibu hamil sebanyak satu tablet (60mg) setiap hari berturu-turut selama 90 hari selama
masa kehamilan, sebaiknya memasuki bulan kelima kehamilan. TTD mengandung
200 mg ferro sulfat setara dengan 60 ml besi elemental dan 0,25 mg asam folat baik
diminum dengan air jeruk yang mengandung vitamin C untuk mempermudah
penyerapan (Depkes RI, 2010).
14
8. Pemeriksaan Laboratorium (rutin dan khusus) (T8)
pemeriksaannya :
Pemeriksaan protein dalam urin pada ibu hamil dilakukan pada trimester
kedua dan ketiga atas indikasi. Pemeriksaan ini ditujukan untuk mengetahui adanya
proteinuria pada ibu hamil.mProteinuriamerupakan salah satu indikator terjadinya
pre- eklampsia pada ibu hamil.
15
e) Pemeriksaan darah malaria
Pemeriksaan tes Sifilis dilakukan di daerah dengan risiko tinggi dan ibu hamil
yang diduga Sifilis. Pemeriksaaan Sifilis sebaiknya dilakukan sedini mungkin pada
kehamilan.
g) Pemeriksaan HIV
Pemeriksaan HIV terutama untuk daerah dengan risiko tinggi kasus HIV dan
ibu hamil yang dicurigai menderita HIV. Tes HIV pada Ibu hamil disertai dengan
konseling sebelum dan sesudah tes serta menanda tangani informed consent
h) Pemeriksaan BTA
Menurut Depkes (2013) Temu wicara atau konseling dilakukan pada setiap
kunjungan antenatal meliputi :
16
a. Kesehatan ibu hamil, dengan beristirahat yang cukup selama
kehamilanya (sekitar 9-10 jam per har) dan tidak bekerja berat.
b. Prilaku hidup bersih dan sehat, dengan menjaga kebersihan badan
selama kehamilanya misalnya mencucu tangan sebelum makan, mandi
dua kali sehari menggukakan sabun dan menjaga personal hygiene
agar tetap bersih dan terhindar dari suasana lembab serta melakukan
olah raga ringan.
c. Peran suami / keluarga dalam kehamilan dan perencanaan persalinan
dengan memberi dukungan mental serta menyiapkan biaya persalinan
dan kebutuhan bayi lainya serta transportasi rujukan dan donor darah.
1. Timbangan dewasa
3. Sphygnomanometer
4. Stetoskop
5. Funandoskop
6. Termometer aksila
7. Pengukur waktu
8. Senter
9. Reflek hammer
11. Pengukur Hb
17
12. Metline
13. Bengkok
Peralatan Steril
1. Bak Instrumen
2. Spatel lidah
3. Sarung tangan
4. Spuit
1. Kassa bersih
2. Kapas
3. Alkohol 70%
4. Larutan klorin
5. Formulir Buku KIA, Kartus status, stiker P4K, buku register, formulir
rujukan Alat tulis kantor
7. Kohort ibu/bayi
18
a. Golongan roborantia (Vitamin B6 dan B kompleks)
c. Vaksin TT
d. Kapsul Yodium
e. Obat KB
Bidan adalah bagian dari masyarakat dan komunitas yang berperan sebagai
pendamping perempuan, Memusatkan asuhan pada apa yang menjadi kebutuhan
perempuan dengan tetap menghormati nilai-nilain yang dimiliki serta keyakinan
bahwa perempuan unik, Memperhatikan segala aspek yg memperngaruhi perempuan
dalam memperoleh hak-hak kesehatan, mendayakan perempuan, berkelanjutan,
melibatkan keluarga, proses alamiah, evidance based, pemantauan kesejahteraan ibu
dan janin serta deteksi dini
B. Kunjungan Rumah
a. Menegakkan diagnose
19
b. Penapisan kebiasaan ibu yg kurang baik
c. Penapisan penyakit penyerta
d. BB pasien
e. Tekanan darah pasien
f. Deteksi PMS trmsuk HIV-AIDS
g. Asam folat dan VIT D, B6 B12
h. VIT A 700 Ugram
i. Siapkan psikologis
j. Mengurangi keluhan
k. Pemberian info sesuai temuan
l. Deteksi dini komplikasi
m. Libatkan keluarga
a) Pemantauan
b) Tekanan darah pasien
c) Tinggi fundus uteri pasien
d) Palpasi abdomen
e) lab pasien
f) Deteksi anemia
g) Deteksi masalah psikologis
h) Vaksin TT
i) Mengurangi keluhan
j) Asma folat dan kalsium, multivitamin dan suplemen
k) Deteksi dini komplikasi
l) Libatkan keluarga
a) Pemantauan BB
b) Tekanan darah pasien
20
c) Tinggi fundus uteri pasien
d) Penentuan letak janin
e) DJJ
f) Deteksi psikologis
g) Exercise
h) Deteksi pertumbuhan janin
i) Mengurangi keluhan
j) Deteksi komplikasi
k) Libatkan keluarga
l) Persiapan laktasi
m) P4K
n) Kolaborasi USG
o) Lakukan rujukan jika ada patologi
p) Persiapan Persalinan
q) Ora Et Labora
21
BAB III
PENUTUP
3.1.1 Kesimpulan
Pelayanan antenatal adalah pelayanan kesehatan oleh tenaga kesehatan
untuk ibu selama masa kehamilannya, dilaksanakan sesuai dengan standar
pelayanan antenatal yang ditetapkan dalam Standar Pelayanan Kebidanan (SPK).
Pelayanan antenatal yang berkualitas adalah yang sesuai dengan standar
pelayanan antenatal seperti yang ditetapkan dalam buku Standar Pelayanan
Kebidanan (SPK).
Pelayanan antenatal sesuai standar meliputi anamnesis, pemeriksaan fisik
(umum dan kebidanan), pemeriksaan laboratorium rutin dan khusus, serta
intervensi umum dan khusus (sesuai risiko yang ditemukan dalam pemeriksaan).
Dalam penerapannya terdiri atas timbang berat badan dan ukur tinggi badan,
ukur tekanan darah, ukur tinggi fundus uteri, skrining status imunisasi tetanus
dan berikan imunisasi Tetanus Toksoid (TT) bila diperlukan, pemberian tablet
zat besi minimal 90 tablet selama kehamilan, test laboratorium (rutin dan
khusus), tata laksana kasus, temu wicara (konseling).
Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan adalah pelayanan persalinan
yang aman yang dilakukan oleh tenaga kesehatan kompeten, yaitu dokter
spesialis kebidanan, dokter umum dan bidan. Tenaga kesehatan yang dapat
memberikan pertolongan persalinan kepada masyarakat adalah: dokter spesialis
kebidanan, dokter umum dan bidan. Pada kenyataan dilapangan, masih terdapat
22
penolong persalinan yang bukan tenaga kesehatan, dan dilakukan di luar fasilitas
pelayanan kesehatan. Secara bertahap seluruh persalinan ditolong oleh tenaga
kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan.
3.1.2 Saran
Sebagai tenaga kesehatan dalam memberikan asuhan kebidanan komunitas
haruslah sesuia dengan standar pelayanan kebidanan. Juga diperlukannya
persiapan -persiapan yang matang dalam memberikan asuhan kebidanan , baik
itu persiapan yang dilakukan oleh bidan, ibu, keluarga serta masyarakat.
23
DAFTAR PUSTAKA
Depkes RI. (2007) Rumah Tangga Sehat Dengan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat.
Pusat Promosi Kesehatan.
Depkes RI. (2007). Buku Pedoman Pengenalan Tanda Bahaya pada Kehamilan,
Persalinan dan Nifas, Departemen kesehatan, Departemen Dalam Negeri, Tim
Penggerak PKK dan WHO. Jakarta.
24