Anda di halaman 1dari 11

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Efektifitas Pembelajaran

2.1.1 Pengertian Efektifitas Pembelajaran

Menurut Miarso (2004), salah satu standari dari mutu pendidikan


adalah adalah efektifitas. Efektifitas ini sering kali juga menjadi tolak ukur
dari tercapainya tujuan atau sering juga dikatakan sebagai ketepatan dalam
menentukan target dalam mengelola suatu situasi.

Sedangkan menurut Supardi (2013) pembelajaran yang bersifat


efektif merupakan pembelajaran yang terdiri dari aspek manusiawi,
material, fasilitas, perlengkapan dan prosedur yang diusahakan untuk
mengubah perilaku peserta didik kearah yang diinginkan agar sesuai
dengan potensi dan perbdeaan yang dimiliki oleh masing-masing peserta
didik.

Efektifitas berasal dari Basa Inggris yakni effective dimana


pemounyai arti melakuan sesuatu degan baik ataupun berhasil.
Berdasarkan dengan pengertian menurut para ahli tersebut maka dapat
disebutan bahwa efektivitas merupakan suatu proses dengan melibatkan
aspek atau proses tertentu sehingga dapat terukur keberhasilannya yakni
sesuai tidaknya dengan maksud dan tujuan yang ingin dituju. Apabila
dalam ketentuan tersebut mengalami suatu kelancaran dan tidak ada
kendala atau msalah maka efektifitas tersebut telah tercapai.

2.1.2 Ukuran Efektifitas Pembelajaran

Efektivitas Pembelajaran dapat diliat dari aktivitas peserta didik


dalam menjalan proses kegiatan belajar mengajar. Berdasarkan pengertia
tersebut maka untuk mengetahui seberapa efektifnya dalam kegiatan
belajar mengajar, efektifitas dapat diliat dari :

1. Ketuntasan belajar
Ketuntasan belajar ini dapat dilihat dari setiap individu peserta didik.
Apakah pada poin ini mampu atau tidak dalam menuntaskan kriteria
ketuntasan minimum (KKM) atau tidak
2. Aktivitas selama belajar
Belajar Mengajar merupakan proses komunikasi diimana didalamnya
terdapat pola tingkah laku, fasilitas, komunikasi dua arah, keterampilan,
kesungguhan serta kedisplinan peserta didik sehingga di harapkan dapat
menghasilkan berubahan akademik untuk materi yang disampaikan
3. Pengajar dalam Penguasaan Materi
Guru sebagai pengajar ikut andil dalam tolak ukur efektifitas
pembelajaran. Kemampuan guru sangatlah mempengaruhi dari
pelaksanaan pembelajaran. Guru diharapkan mampu mengolah materi
ataupun mengendalikan situasi.

Menurut Hary Firman (1987), kegiatan pembelajaran yang tercapai


efektif apabila memiliki ciri sebagai berikut :

a. Peserta didik mampu mencapai tujuan yang bersifat instruksional yang


telah ditargetkan
b. Peserta didik mampu belajar dengan atraktif, saling berkomunikasi
dengan pengajar ataupun berdiskusi dengan teman untuk mencapai
target pembelajaran instruksional
c. Memiliki saran-saran yang menunjang dalam proses belajar mengajar

Berdasarkan poin-poin yng telah dijelasakan diatas, efektifitas


pembelajaran tidak hanya dilihat dari segi tingkat prestasi, namun sarana
dn prasarana juga menunjang dalam tercapainya pembelajaran yang
efektif.
2.2 Media Pembelajaran

2.2.1 Pengertian Media Pembelajaran

Association for Education and Communication technology


menjabarkan bahwa media merupakan alat yang mampu dilihat, didengar,
dibaca, dibicarakan bahkan dibentuk sedemikian dengan instrumen yang
terkait demi keberlangsungan belajar. Sehingga media ini menjadi salah
satu faktor pengaruh yang memengaruhi efektifitas pembelajaran

2.2.2 Fungsi Media Pembelajarn

Demi mendukung proses kegiatan belajar mengajar, media


pembelajaran mampu meningkatkan pemahaman akan materi yang
dipelajari. Baik ini divisualisasikan dengan bentuk, suara, ataupun metode
yang lain.

Menurut Asnawir dan Usman (2002) fungsi dari media pembelajaran


yakni :

a. memmudahkan peserta didik dalam memahami materi


b. membantu guru dalam menjelasakan materi menjadi lebih visual
c. peserta didik mendapat pengalaman belajar yang lebih nyata
d. menarik perhatian peserta didik
e. membuat proses belajar mengajar tidak membosankan
f. Dapat mengaktifkan semua indra peserta didik sehingga lebih mudah
memahami pelajaran

2.2.3 Klarifikasi Media Pembelajaran

Leshin dkk. Menjabarkan bahwa klarifikasi dari media pemebelajaran


berdasarkan basisnya dapat dibedakan sebagai berikut :

1) Media berbasis manusia


Pada media ini, manusia sebagai media pembelajaran dengan
berkomunikasi pesan ataupun informasi yang dijabarkan
2) Media Berbasis percetakan
Media ini paing sering ditemui dikeseharian seperti buku cetak, buku
cacatan atau memo yang bertujuan sebagai untuk buku penuntun
3) Media berbasis Visual
Media yang bersifat visual ini sangatlah penting dalam proses
pembelajaran. Karena dengan visual ini mampu menggambarkan secara
lebih nyata sehingga lebih mudah diingat oleh manusia ataupun peserta
didik.
4) Media Berbasis Audio-Visual
Untuk mendukung media visual, maka dibutuhkan media Audio Visual
dimana media ini dapat menjelaskan secara verbal (suara) sehingga dapat
membuat media visual menjadi lebih menarik. Paduan yang sering ditemui
seperti film dokumenter, video penjelasan dan sebagainya
5) Media Berbasis Komputer
Komputer dalam pendidikan memiliki fungsi yang berbeda. Namun
komputer dapat menjadi sarana yang mempermudah dalam proses
pembelajaran. Sekarang komputerjuga bisa berperan sebagai mengantar
materi pembelajaran seperti menampilakn pembelajaran, latihan, ataupun
kegiatan ujian

2.4 Aplikasi Zoom Meeting

Berdasarkan sub bab 2.3 diatas dijelaskan bahwa komputer sebagai media
pembelajaran yang interaktif. Program-program yang terdapat dalam komputer
juga merupakan media yang dimaksudkan. Aplikasi komputer dalam
pembelajaran ini dikenal dengan istilah Computer Assisted Intruction (CAI).

CAI umumnya ditujuan kepada aplikasi program software yang digunakan


dimana peerta didik dapat berinteraksi dengannya (Krisnadi, 2004). Sehingga
dengan CAI ini diharapkan dapat membantu proses pembelajaran.

Salah satu dari CAI ini yakni Aplikasi Zoom Meeting. Zoom Meeting
merupakan aplikasi konferensi yang menyediakan video konferesi dengan
komunikasi dua arah sehingga dalam video tersebut mampu melakukuan video
chat. Aplikasi ini merupakan aplikasi daring dimana pada dasarnya pemakaian
aplikasi mengunakan jaringan internet. Sehingga dalam melakukan pembelajaran
dengan zoom meeting ini dapat dilakukan dimana saja.

Dalam fitur yang disebutkan oleh depeloper Zoom Meeting, berikut


beberapa kelebihan dari zoom meeting yang dapat dijadikan media pembelajaran :

1. Peserta Konferensi yang Banyak


Dalam pembelajaran secara offline, peserta didik dalam kelas biasanya
minimal terdapat 30 – 40 peserta didik yang akan mengikuti kelas.
Dengan zoom meeting ini dapat menampung lebih dari 100 peserta
didik yang akan ikut serta.
2. Fitur yang Mendukung Pembelajaran
Fitur yang dihadirkan oleh Zoom meeting ini hampir menyerupai
pemembelajaran tatap muka. Fitur yang dihadirkan seperti
menjadwalkan jadwal kelas, berkomunikasi dengan guru sebagai host,
bahkan host dapat mengatur mic peserta didik ataupun kameranya
demi menguasai situasi ketika sedang proses pembelajaran daring.
3. Kualitas Video yang Baik
Kualitas video yang dimiliki oleh zoom meeting ini terkategori bagus.
Sehingga dalam penyampaian materi dalam dijelaskan dengan visual
tanpa harus bertemu dengan peserta didik. Namun video yang baik ini
juga dipengaruhi oleh koneksi internet yang memadai
4. Mempunyai Fitur Persentasi
Zoom meeting mempunya fitur share screen sehingga peserta dapat
melakukan presentasi dengan power point, video animasi, ataupun
peraga digital lainnya dalam proses mempelajaran. Share screen dapat
dilakukan oleh host atau pun peserta zoom meeting. Fitur ini semakin
menyerupai simulasi belajar tanpa tatap muka (daring)
2.5 Hasil Belajar

2.5.1 Pengertian Hasil Belajar

Hasil belajar adalah suatu perubahan tingkah laku seseorang yang


dapat diperhatikan dan diukur dalam bentuk pengetahuan, keterapilan,
ataupun sikap (Hamalik, 2007). Perubahan yang dimaksud dalam
pengertian ini adalah terjadinya peningkatan dan pengembangan yang
lebih baik dari sebelumnya dan semulanya tidak mengerti diharapkan
dapat mengerti.

Hasil belajar juga kerap kali dijadikan patokan pengajar


bahwasannya hasil belajar tersebut merupakan kemampuan maksimal
yang dipunyai oleh peserta didik dalam proses belajar mengajar. Pada
umumnya hasil belajar diukur dari nilai, namun hal ini bukanlah halyang
mutlak. Hasil belajar juga diukur melalui aspek sudut pandang perubahan,
penalaran, kedisiplinan, keterampilan, dan lainnya yang menuju akan
berubahan yang positif

2.5.2 Ranah Hasil Belajar

Dalam ranah melihat hasil belajar ini memiliki tiga ranah utama yakni :

a) Ranah Kognitif
Yang dimaksud dengan kognitif adalah segala upaya yang
berhubungan dengan aktifitas otak. Dalam berpikir terdapat beberapa
proses dalam berpikir yakni ingatan, pemahaman, penerapan, analisis,
sintesisi, dan penilaian (Bloom, 2010)
b) Ranah Afektif
Ranah Afektif berhubungan dengan sikap seseorang yang dapat
dipresiksi perubahannya. Hal ini berhubungan dengan kognitif yakni
ketika seseorang memiliki penguasaan kognitif yang absolut maka
ranah afektif ini akan muncul seperti peserta didik menjadi awas atau
perhatian terhadap materi yang disampaikan. Bersikap disiplin dalam
mengikuti pelajaran, memiliki motivasi belajar dan sebagainya.
c) Ranah Psikomotorik
Simpson merupakan pencetur dari teori dari belajar prikomotor.
Psikomotor ini mencakup ranah dalam bentuk keterampilan,
kemampuan bertindak secara individu. Dalam tingkatannya,
keterampilaan memiliki level sebagai berikut : gerakan reflek; gerak
sadar; kemampuan perceptual yang dapat membedakan visual, auditif
dan motorik lainnya; kemampuan dibidang fisik seperti kekuatan fisik,
keharmonisan dan ketetapan dari yang sederhana hingga kompleks.

2.5.3 Indikator Hasil Belajar

Hasil belajar yang ideal meliputi segenap rana psikologis yang


berubah seiring dengan pengalaman dan proses belajar siswa. Dalam
mengetahui berhasil atau tidaknya dalam menguasai ilmu pengetahuan
pada suatu materi pembelajran.

Pada tingkat yang paling umum, hasil belajar dapat


diklasifikasikan menjadi tiga yaitu :

a) Keefektifian
Kefektifan dalam pembelajaran biasanya diukur dengan tingkat
pencapaian peserta didik. Hal ini dapat ditinjau dalam empat aspek
seperti cermatnya peserta didik dalam penguasaan materi (memahami
tingkat kesalahan), kecepatan bekerja, tingkat ahli belajar, sadar akan
apa aja yang dipelajari
b) Efesiensi
Efesiensi pembelajaran ini dilihat dari pedoman antara efektifitas
dengan jumlah waktu yang dibutuhkan ketika sedang kegiatan belajar
mengajar. Semakin cepat dan efektif suatu proses maka dapat
dikatakan semakin efisien proses belajar mengajar tersebut.
c) Daya Tarik
Daya tarik dari pembelajaran tersebut dapat dilihat dari sikap peserta
didik dalam mengikuti proses pembelajaran. Dimana kualitas
pembelajaran biasanya terhubung kuat dengan daya tarik indivitu
terhadap apa yang sedang dipelajari.

2.5.4 Faktor mempengaruhi Hasil Belajar

Keberhasilan belajar tidak saja ditentukan oleh meningkatnya


kemampuan para pendidiknya, tetapi juga ditentukan oleh faktor lain yang
saling berkaitan. Dalam buku Proses Belajar Mengajar, Oemar Hamlik
mengatakan bahwa terdapat beberapa faktor kesulitan peserta didik belajar
yakni :

a) Faktor yang berasal dari diri sendiri


b) Faktor yang berasal dari lingkungan
c) Faktor yang berasal dari keluarga
d) Faktor yang berasal dari masyarakat

Berdasarkan faktor tersebut maka tenaga didik perlu membantu


dan membimbing peserta didik untuk meningkatkan prestasi belajar dan
mengatasi kesulitan belajar yang dialami oleh pserta didik agar
tercapainya pendidikan yang berkualitas

2.8 Metode Penelitian Kuantitatif

Metode yang menggunakan angka sebagai analisis dalam proses


menemukan kesimpulan pengetahuan yang sedang diteliti (Kasiram, 2008).
Metode kuantitaif sendiri memiliki ciri yakni :

a. menggunakan pola berpikir rasional-emipiris sehingga menjelaskan


dengan konsep yang umum terhadap fenomena khusus
b. Menggunakan logika positivistik yakni menilai sesuatu tidak berdasarkan
subjektif
c. Memiliki alur, design, dan target yang jelas
d. Melibatkan angka dalam memproses ataupun memutuskan kesimpulan
e. Dalam menganalisis data menggunakan landasan teori statistik

Metode Penelitian Kuantitatif ini berintikan beberapa proses yang


dijabarkan oleh Suariasumatri (2005) yakni :

a) Perumusan masalah
Menentukan atas kasus apa yang akan diteliti, batasn masalah, tujuan
ataupun latar belakang.
b) Pnentukan Kerangka Masalah
Pada tahap ini merumuskan atau menentukan hubungan beberapa faktor
yang saling terkait dalam meneliti sebuah permasalahan. Kerangka
berpikir ini disusun secara rasional berdasarkan premis-premis ilmiah yang
sudah teruji
c) Perumusan Hepotesis
Hipotesis merupakan jawaban semendara atau dugaan sementara terhadap
permasalahan yang ditemui dalam proses penelitian
d) Pengujian Hipotesa
Mengumpulkan hal-hal yang mendukung dan relevan terhadap hipotesis
yang telah diduga
e) Penarikan kesimpulan
Pada akhir dari metode kuentitatif ini maka akan mendapatkan
pengetahuan baru yakni apakah hipotesa diterima atau tidak.

2.7 Kerangka Berpikir

Rancangan yang fungsinya sebagai dasar pemikiran atau rangkaian proses


penelitian yang akan dilakukan disebut dengan kerangka berpikir. Adapun
kerangka berpikir yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
Efektivitas Pembelajaran Menggunakan Media Zoom
Meting dalam meningkatkan

Nilai Siswa Partisipan Penguasaan


Yang tuntas Siswa dalam pembelajaran Media pembelajaran

Bagan 2.1 Kerangka Berpikir

2.8 Alur Penelitian

Dalam melakukan penelitian dibutuhkan design alur penelitian dimana


design alur ini dijadikan pedoman dalam terlaksananya penelitian ini. Berdasarkan
design alur tersebut maka dapat dijelaskan bahwa alur penelitian ini sebagai
berikut :

Tahapan Persiapan Mengumpulkan


Jawaban kuisioner

Studi Pendahuluan
Mengola dan menganalisis Data
Studi litelatur, lapangan, sampel

Menyusun Instrument Pembahasan dan Penyusunan

Kesimpulan
Pelaksanaan
Bagan 2.2 Alur Penelitian
DAFTAR PUSTAKA BAB 2

https://sinta.unud.ac.id/uploads/wisuda/1391261032-3-16.%20BAB%20II.pdf

https://media.neliti.com/media/publications/118596-ID-efektivitas-
pembelajaran.pdf

https://media.neliti.com/media/publications/212522-peningkatan-efektivitas-
belajar-peserta.pdf

https://eprints.uny.ac.id/9930/2/BAB%202%20-%2005208244044.pdf

https://radarsemarang.jawapos.com/rubrik/untukmu-
guruku/2020/11/28/pemanfaatan-zoom-meetings-dalam-proses-pembelajaran-
fisika/

https://www.localstartupfest.id/kelebihan-kekurangan-zoom/

https://www.kompasiana.com/lolitaikhsania/5fe5c3288ede486e256b58e3/kelebiha
n-dan-kelemahan-aplikasi-zoom-meeting-sebagai-media-pembelajaran-daring-
dalam-jaringan-online-pada-masa-pandemi-covid-19?page=all

http://repository.radenintan.ac.id/1691/5/Bab_II.pdf

https://www.statistikian.com/2012/10/penelitian-kuantitatif.html

Anda mungkin juga menyukai