Anda di halaman 1dari 11

4912995-982980RENCANA PENELITIAN JUDUL PENELITIAN : INVENTARISASI TANAMAN OBAT

ANTI DIARE DI DESA MAERO KABUPATEN JENEPONTO NAMA : IKA YULIARTI NIM :
PO713251171071 PEMBIMBING : 1. Dr. SISILIA T.R. DEWI, M.Kes., Apt. dua. RUSDIAMAN
,S.Si.,M.Si.,Apt -43180106680 BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Tanaman
obat adalah tanaman yang digunakan sebagai obat & ramuan menggunakan memanfaatkan
bagian tumbuhan,isi sel atau seluruhnya . World Health Organization (WHO, 1998)
mendefinisikan tumbuhan obat atau medicinal
plants menjadi tanaman yg dipakai menggunakan tujuan pengobatan dan merupakan bahan
asli pada pembuatan obat herbal. Tanaman yg dikonsumsi & dipakai dengan memanfaatkan btg,
daun, butir, rimpang
(umbi) juga akar tanaman menjadi obat buat kesehatan manusia yg bisa jua digunakan buat produk
kecantikan disebut menjadi tumbuhan obat (Hortikultura,
2016).Inventarisasi dalam flora obat adalah kerja awal pada melakukan
taksonomi tumbuhan yg bertujuan buat menelaah jenis-jenis tanaman di lokasi tersebut yang dipak
ai sebagai obat. Kegiatan
inventarisasi meliputi kegiatan penjelajahan dan identifikasi tumbuhan (Diena,
2010).23412451085921 1 1 Tanaman obat memiliki ribuan jenis spesies. Indonesia
disebut sebagai Live Laboratory lantaran memiliki potensi kekayaan flora obat yang tinggi kurang
lebih 35.000 jenis tumbuhan obat dan berada di peringkat ke 2 setelah Brazil.
Angka pada atas sudah mencakup 90 % berdasarkan jenis -
jenis flora yang digunakan menjadi obat pada Negara Asia. Dari jumlah tadi, sebesar 7.500 (25 %)
ragam tanaman obat yg ditemukan (Salim, 2017).Penyebab primer kematian (mortalitas) ke
2 pada anak balita, dan mengakibatkan kematian sekitar 525.000 anak pada setiap tahunnya yaitu
penyakit diare. Infeksi bakteri septik semakin menaikkan proporsi kematian dampak diare. Anak-
anak menggunakan sistem imun tubuh yang terganggu mengakibatkan anak kurang
gizi dan orang yang terkena HIV, berpotensi buat mengalami diare yang bisa mengancam jiwa
(WHO, 2017). Kasus diare dalam semua kelompok umur pada Indonesia sebanyak 3,5 % & 7,0%.
Sulawesi Selatan adalah provinsi menggunakan insiden maupun prevalensi periode diare
nomor 2 tertinggi sesudah Papua. Insiden diare dalam balita di Indonesia sebesar 10,2%. Kasus
diare tertinggi dalam balita pada 5 provinsi adalah Aceh, Papua, DKI Jakarta, Sulawesi
Selatan, dan Banten. Jumlah peristiwa diare di Sulawesi Selatan dalam tahun
2016 merupakan yg tertinggi dibanding penyakit infeksi lainnya,
yaitu sebanyak 192.681 kasus (Badan Pusat Statistik Sulawesi Selatan, 2017). Jumlah
penduduk pada Kabupaten Jeneponto Berjumlah 355,599. Adapun masalah diare yang ditangani
dikabupaten jeneponto pada tahun 2015 sebanyak 8,758 (57.54 %). Beragam jenis flora obat
tersebar di kelompok etnis Sulawesi Selatan menjadi ramuan dalam mengatasi penyakit
diare yang berasal berdasarkan jenis-jenis flora yg berguna menjadi obat pada lokasi tersebut.
Telah ditemukan 30 spesies tanaman obat berdasarkan 19 familia yang dipakai oleh 19
etnis pada mengobati diare pada Sulawesi Selatan. Psadium guajava (daun jambu
biji) merupakan tanaman obat yg paling acapkali digunakan oleh gerombolan etnis Sulawesi
Selatan (Mustofa, 2018).Berdasarkan hal di atas, penulis tertarik buat melakukan penelitian berjudul
“ Inventarisasi Tanaman Obat Anti Diare di Desa Maero Kabupaten Jeneponto” yaitu melakukan
pencatatan, pengumpulan data dan analisis terhadap jenis-jenis flora obat anti diare. Rumusan
Masalah Tanaman obat apa saja yg dipakai sang warga pada Desa Maero Kabupaten
Jeneponto sebagai obat anti diare ? Bagaimana cara pengelolaan flora yg digunakan menjadi obat
anti diare pada Desa Maero Kabupaten Jeneponto?
Bagian flora apa yang dipakai sang masyarakat di Desa Maero Kabupaten Jeneponto sebagai obat
anti diare ?Tujuan Penelitian Untuk mengetahui jenis-jenis flora obat anti diare. Untuk mengetahui
cara pengolahan tumbuhan obat menjadi obat anti diare. Untuk mengetahui bagian-
bagian flora obat anti diare Manfaat Penelitian Manfaat Teoritis
Sumber keterangan buat menambah wawasan pada bidang
kesehatan menggunakan menyelidiki manfaat berdasarkan tumbuhan obat dan cara
pengelolaannya sebagai obat anti diare. Sumber ilmu dalam rangka
pembudidayaan tumbuhan obat sebagai upaya pelestarian, pengolahan & sebagai salah satu cara
lain pengobatan tradisional.Manfaat Mudah Bagi Mahasiswa
Menjadikan kitab referensi menjadi tambahan
media dan asal belajar mengenai manfaat tanaman obat anti diare.Bagi Peneliti Menambah ilmu
pengetahuan peneliti tentang aneka ragam tanaman obat anti diare, bagian yg dipakai serta cara
mengolahnya. 4941570-944880BAB II TINJAUAN TEORI Tinjauan Umum Tentang Inventarisasi
Definisi Inventarisasi Inventarisasi berasal berdasarkan bahasa latin
“Inventarium” merupakan daftar bahan & barang. Inventarisasi merupakan data-
data yg dicatat seperti barang-barang yang digunakan buat keperluan rumah tangga, sekolah,
perusahaan & lain-lain yg digunakan dalam melaksanakan tugas. Inventarisasi dapat juga diartikan
pencatatan output kegiatan, perencanaan kegiatan, data kebudayaan dan lain-lain (Kamus Besar
Bahasa Indonesia, 2007). Inventarisasi adalah serangkaian aktivitas mulai dari pengumpulan,
mencatat, mendokumentasikan sampai menganalisis suatu data atau barang.
Inventarisasi yg dimaksud dalam studi ini adalah proses pengumpulan sampai analisis
jenis tumbuhan obat (Leisha, 2017). Inventarisasi Tanaman Obat
Inventarisasi flora obat adalah langkah awal pada melakukan taksonomi dalam tanaman .
Tujuannya merupakan untuk mempelajari & mengidentifikasi kekayaan jenis-
jenis tanaman yang bermanfaat menjadi obat.
Inventarisasi adalah kegiatan mencatat dan mengidentifikasi banyak sekali asal daya
alam yg bermanfaat bagi insan buat merencanakan bentuk
pengelolaan asal daya yang tersedia di masa yg akan (Diena, 2010). 262699520897854 04 Kegiatan
inventarisasi adalah aktivitas yang bertujuan untuk mengumpulkan data mengenai jenis-
jenis flora yang terdapat di suatu daerah. Kegiatan
inventarisasi dapat mencakup aktivitas eksplorasi & identifikasi. Hasil inventarisasi
ini dapat dijadikan atau bisa disusun suatu flora, yaitu buku yg memuat nama-nama
jenis flora beserta warta lainnya mengenai setiap
jenis tanaman yang hidup di suatu daerah (Gembong, 1996). Kegiatan
inventarisasi dan karakterisasi terhadap
morfologi flora bisa menyampaikan potensi dan berita yang bisa dipakai sebagai acuan buat memp
erkenalkan jenis-jenis tanaman yang dimanfaatkan buat mengatasi penyakit.
Identifikasi adalah tugas buat mencari & mengenal karakteristik-karakteristik taksonomik yang bera
nekaragam dan memasukkannya ke dalam suatu takson (Yuniarti, 2011).Langkah-
langkah pada melakukan aktivitas inventarisasi merupakan menjadi berikut :
Menentukan wilayah yg akan dipakai dalam aktivitas inventarisasi tumbuhan. Memilih
metode yg tepat dalam melakukan kegiatan inventarisasi. Melakukan pencacahan ataupun
pendataan inventarisasi tumbuhan. Jika belum mengetahui
nama & klasifikasi tanaman bisa dilakukan menggunakan pengambilan sampel maupun mengamati
morfologi, anatomi dan fisiologi dan habitat, lalu dicocokkan dengan kunci determinasi sebagai
akibatnya dapat diketahui nama ilmiah, nama daerah, genus maupun suku. Setelah melakukan
pengumpulan data, lalu tambahkan data kedalam laporan sebagai akibatnya dapat dijadikan sebuah
arsip dan menambah pengetahuan buat pembaca (Nursiyah, 2013). Tinjauan Umum Tentang
Tanaman Obat Definisi Tanaman Obat Tanaman obat di indonesia
terdiri berdasarkan majemuk spesies yang kadangkadang sulit dibedakan satu dengan lainya.
Kebenaran bahan memilih tercapai atau tidaknya efek terapi yang pada inginkan.
Sebagai contoh lempuyang di pasaran terdapat beberapa macam yang agak sulit untuk dibedakan
satu dengan yg lain. Tanaman obat, seperti halnya obat buatan pabrik, memang
tak mampu dikonsumsi sembarangan. Tetap terdapat takaran yg wajib dipatuhi, misalnya halnya
resep dokter. Takaran yang tepat dalam penggunaan obat tradisional memang
belum banyak didukung oleh output data penelitian.
Dosis yang tepat menciptakan tumbuhan obat mampu sebagai obat,
sedangkan bila berlebih mampu sebagai racun (Herbie, 2015). Tanaman
obat adalah flora atau flora mempunyai khasiat bagi
kesehatan insan & digunakan menjadi bahan membuat obat alami yang nisbi lebih kondusif. Efek
sampingnyapun nisbi lebih ringan ketimbang obat kimia yg memiliki sifat racun
(toxic) yg relatif tinggi. Tanaman obat jua sanggup dibudidayakan atau dikembangkan
sendiri dengan biaya lebih murah (Pranata, 2014). Tanaman obat
didefenisikan menjadi jenis tumbuhan yang sebagian atau
seluruh flora tadi digunakan sebagai obat, bahan, atau ramuan obat-obatan. Ahli lain
mengelompokkan tanaman berkhasiat obat menjadi tiga kelompok, yaitu : Tumbuhan obat
tradisional adalah spesies flora yg diketahui atau dipercayai rakyat mempunyai khasiat
obat & sudah digunakan sebagai bahan standar obat tradisional Tumbuhan
obat terkini merupakan spesies tanaman yang secara ilmiah telah dibuktikan mengandung senyawa
atau bahan bioaktif yang berkhasiat obat dan penggunaannya bisa dipertanggung jawabkan secara
medis Tumbuhan obat potensial adalah spesies tanaman yang diduga mengandung
atau mempunyai senyawa atau bahan biokatif berguna obat tetapi belum dibuktikan
penggunaannya secara ilmiah-medis sebagai bahan obat. Departemen Kesehatan RI
mendefenisikan tumbuhan obat Indonesia misalnya yang tercantum dalam SK Menkes
No.149/SK/Menkes/IV/1978, yaitu : Pertama tanaman atau
bagian tanaman yg digunakan sebagai bahan obat tradisional atau jamu; kedua tanaman atau
bagian tumbuhan yg digunakan sebagai bahan pemula bahan standar obat (precursor); ketiga
bagian flora yang diekstraksi dan ekstrak tanaman tadi dipakai sebagai obat (Herbie, 2015). Obat
bahan alam Indonesia dapat dikelompokkan sebagai 3 yaitu: Jamu yang merupakan ramuan
tradisional yg belum teruji secara klinis Obat herbal yaitu obat bahan
alam yang sudah melewati tahap uji praklinis Fitofarmaka merupakan obat bahan
alam yang telah melewati uji praklinis dan klinis (SK ketua BPOM No.HK.00.05.4.2411 lepas 17 Mei
2004) (Herbie, 2015). Sejarah Tanaman Obat
Penggunaan tumbuhan obat pada seluruh dunia sudah dikenal sejak beribu-ribu tahun yang lalu.
Termasuk di Indonesia, penggunaan tumbuhan obat pada Indonesia pula sudah berlangsung ribuan
tahun yg lalu. Pada pertengahan abad XVII, seorang botanikus bernama Jacobus Rontius (1592-
1631) memublikasikan manfaat & khasiat tumbuhan pada De Indiae Untriusquere Naturaliet Medica.
Pada tahun 1888 pada dirikan Chemis Pharmacologisch
Laboratorium menjadi bagian menurut Kebun Raya Bogor. Tujuannya buat mempelajari bahan-
bahan atau zat-zat yang masih ada pada tumbuh-tumbuhan yang bisa dipakai buat obatobatan.
Sejak itulah, penelitian & publikasi tentang khasiat tumbuhan obatobatan pada Indonesia semakin
berkembang (Suparni, 2012). Tanaman obat sebenarnya memiliki fungsi ganda
selain menjadi dekorasi halaman, flora obat berfungsi sebagai ramuan alami buat mengobati aneka
macam penyakit yang sering timbul. Masyarakat di pedesaan
belum memahami bahwa tumbuhan obat selain sangat bermanfaat buat menyembuhkan aneka
macam penyakit, tanaman ini pula banyak dibutuhkan oleh industri obat-
obatan, rumah sakit, dan perusahaan-perusahaan yang bergerak dibidang penjualan produk
kesehatan (Duaja, 2011).Pengelolaan Tanaman Obat Pengolahan tanaman obat dapat dilakukan
secara eksklusif oleh famili secara pribadi dirumah.
Masyarakat mempunyai peranan penting dalam pengolahan & memanfaatkan tumbuhan obat tadi.
Pengolahan secara sederhana bisa dilakukan famili secara berikut: Mengidentifikasi
jenis tumbuhan herbal, mengetahui khasiatnya dalam pengobatan penyakit tertentu. Waktu
pemetikan dan pengumpulan, dalam pengumpulan & pemetikan memakai teknik tertentu,
hal tadi bertujuan buat menjaga kualitas
zat yang terkandung di dalam tumbuhan. apabila daun yang digunakan waktu pemetikannya waktu 
berbunga atau berbuah. Sedangkan buah dan biji di petik ketika masak di pohon. Bunga
dipetik saat sudah mekar. Jenis rimpang, akar & ubi pada diambil saat pertumbuhannya selesai
.Penyortiran berfungsi, buat mendapatkan simplisia secara
homogen, yg meliputi jenis, ukuran, taraf kematangan, dan lain-lain. Pencucian simplisia
dicuci dengan memakai air bersih & mengalir. Pengeringan simplisia mampu diangin-angin
ditempat yg teduh atau menggunakan oven. Teknik pengolahan terdapat 3 yaitu merebus,
menyeduh & serbuk instan (Salim, 2017). Manfaat Tanaman Obat Ada beberapa
manfaat tanaman obat antara lain sebagai berikut: Menjaga kesehatan. Fakta keampuhan obat
kuno dalam menunjang kesehatan telah terbukti secara empirik, penggunaannyapun
terdiri berdasarkan aneka macam lapisan, mulai anak-anak, remaja dan orang lanjut usia.
Memperbaiki status gizi komunitas.
Banyak tanaman apotik hidup yang dapat dimanfaatkan buat perbaikan & peningkatkan gizi,seperti:
kacang, sawo dan belimbing wuluh, sayur-sayuran, buah-buahan sehingga kebutuhan vitamin akan
terpenuhi. Menghijaukan lingkungan, mempertinggi penanaman apotik hayati keliru satu
cara buat penghijauan lingkungan loka tinggal. Meningkatkan pendapatan komunitas.
Penjualan output flora akan menambah penghasilan keluarga (Katno, 2010). Penggunaan obat
tradisional di Indonesia tidak saja berlangsung di desa yg nir memiliki/jauh menurut fasilitas
kesehatan & obat terbaru sulit
didapat, namun pula berlangsung pada kota akbar meskipun poly tersedia fasilitas
kesehatan dan obat terbaru mudah diperoleh. Obat tradisional
mungkin dipakai menjadi obat alternatif lantaran mahalnya atau tidak tersedianya
obat modern/sintetis dan adanya kepercayaan bahwa obat tradisional lebih kondusif (Dewoto,
2007). Beberapa ahli herbalis yakin bahwa pemanfaatan bahan-bahan yg bersifat alamiah lebih
diterima (acceptable) oleh tubuh manusia dibandingkan dengan penggunaan bahan-
bahan yg bersifat sintetik, walaupun mereka tahu benar bahwa khasiat pemanfaatan bahan-
bahan yang alami cenderung relatif lambat. Kini, kecendrungan buat balik ke alam sudah bersifat
global, ditandai menggunakan maraknya produk bahan alam
baik menurut dalam juga berdasarkan luar negeri dengan banyak sekali macam label dan merk
(Duaja, 2011). Bagian Tanaman Berkhasiat Obat Bagian tanaman yg dimaksud adalah daun,
bunga, buah, kulit buah, kulit, btg, btg, akar & umbi. (Rahardi, 1996) :Akar
Akar yg bisa dimanfaatkan sebagai obat tradisional contohnya pepaya, aren, alang-alang, pulai
pandak, dan lain-lain. Bagian akar digunakan lebih sulit lantaran bagian tadi tertanam didalam
tanah.Daun Daun yang dapat dimanfaatkan menjadi obat tradisional misalnya daun sirih, daun
randu, daun sirsak, daun binahong dan lain-lain. Daun mempunyai banyak kelebihan misalnya,
jumlah ataupun produktivitas daun yang lebih poly, lebih mudah diperoleh
dibandingkan menggunakan bagian
lain & penggunaannya yang nisbi lebih mudah lantaran poly yang dapat digunakan secara langsung.
(Fakhrozi, 2009).Batang Batang yang bisa dimanfaatkan menjadi obat
tradisional contohnya btg kayu manis, brotowali, pulasari, dan lain-lain. Buah
Buah yg bisa dimanfaatkan menjadi obat tradisional misalnya jeruk nipis, Pepaya, belimbing
wuluh, & lain-lain. Buah dalam suatu tumbuhan tidak selalu ada Biji
Biji yg bisa dimanfaatkan menjadi obat tradisional misalnya kecubung pinang, pala, beras & lain-lain.
Bagian biji memiliki kesulitan pada cara
pengolahannya karena biji mempunyai struktur yg keras dan memiliki rasa pahit (Tjahjohutomo,
2015). Umbi atau rimpang Misalnya kencur, jahe, bengle, Temu hitam & lain-lain.Bagian umbi sama
halnya dengan akar dimana umumnya penggunaan
bagian flora ini menciptakan mati suatu tanaman (Tjahjohutomo, 2015). Tinjauan
Umum tentang Diare Definisi Diare Diare atau mencret didefinisikan sebagai buang
air besar dengan intensitas feses nir berbentuk (unformed stools) atau cair dengan frekuensi
lebih berdasarkan 3 kali pada 24 jam. Jika diare berlangsung kurang berdasarkan 2 minggu,
disebut sebagai diare akut. Apabila diare berlangsung 2 minggu atau lebih, digolongkan dalam diare
kronik, feses dapat dengan atau tanpa lendir. (Amin, 2015).Mikroorganisme seperti bakteri,
virus dan protozoadapat mengakibatkan diare. Eschericia coli enterotoksigenic, Shigella sp,
Campylobacterjejuni, dan pula Cryptosporidium sp merupakan mikroorganisme tersering penyebab
diare pada balita. (Utami, 2016) Balita merupakan grup umur yg rentan terhadap banyak
sekali penyakit. Hal ini dikarenakan daya tahan tubuh balita yg masih lemah. Selain itu kehidupan
balita pula masih sangat bergantung kepada orang tua terutama pada ibu, sebagai
akibatnya masalah kesehatan dalam balita pun menjadi tanggung jawab orang
tua yang nir mampu dianggap remeh. Salah satu masalah kesehatan
balita pada Indonesia yang masih seringkali terjadi merupakan diare. (Christy, 2014).Etiologi
Timbulnya penyakit diare bisa dipengaruhi sang beberapa faktor. Faktor
risiko yang paling banyak terkait menggunakan diare yaitu faktor
lingkungan, mencakup ketersediaan wahana sanitasi dasar seperti air bersih, air minum,
pemanfaatan jamban. Berikut adalah mikroorganisme yg mengakibatkan terjadinya diare : Virus
Merupakan penyebab diare akut terbanyak pada anak (70-80%). Beberapa jenis virus penyebab diare
akut antara lain Rotavirus serotype 1, dua, 8, dan 9 dalam insan, Norwalk virus, Astrovirus,
Adenovirus (tipe 40, 41), Small bowel structured virus, Cytomegalovirus. Bakteri E. Coli, Shigella spp.,
Stafilococcus aureus, Bacillus cereus, Campylobacter jejuni (Helicobacter jejuni), Vibrio cholerae
01, & V. Choleare 0139, & Salmonella (non-thypoid). Protozoa Giardia lamblia, Entamoeba histolytica,
Cryptosporidium, Microsporidium spp., Isospora belli, Cyclospora cayatanensis. Helminths
Strongyloides stercoralis, Schistosoma spp., Capilaria philippinensis, Trichuris trichuria (Amin, 2015)
Faktor Risiko Faktor lingkungan yg terdiri berdasarkan sumber air minum dan pembuangan limbah.
Faktor sosiodemografi yang terdiri menurut pendidikan orang tua, dan umur anak.
Faktor konduite yang terdiri dari anugerah air susu ibu (ASI) eksklusif dan norma mencuci tangan
(Utami, 2016). Epidemiologi Penyakit
diare merupakan penyebab primer kematian kedua dalam anak di bawah 5 tahun, & bertanggung
jawab terhadap kematian kurang lebih 525.000 anak setiap tahunnya. Saat ini, infeksi bakteri septik
memperparah peningkatan proporsi kematian terkait diare. Anak-anak yg kekurangan gizi
atau memiliki kekebalan yg terganggu dan orang yg hidup dengan HIV paling berisiko mengalami
diare yg mengancam jiwa (WHO, 2017), Insiden dan prevalensi periode
diare buat seluruh grup umur pada Indonesia adalah 3,5 % dan 7,0%. Sulawesi
Selatan adalah provinsi dengan peristiwa juga prevalensi periode diare
nomer 2 tertinggi setelah Papua. Insiden diare dalam kelompok usia
balita pada Indonesia adalah 10,2%. Lima provinsi menggunakan insiden diare
tertinggi pada kelompok usia balita merupakan Aceh, Papua, DKI Jakarta, Sulawesi
Selatan, dan Banten. Sementara itu, masih poly rakyat berpandangan bahwa
diare merupakan penyakit biasa yang nir memerlukan penanganan khusus (Badan Litbangkes
Kemenkes RI, 2013). Jumlah kasus diare di Sulawesi Selatan pada tahun
2016 merupakan yg tertinggi dibanding penyakit infeksi lainnya,
yaitu sebesar 192.681 kasus (Badan Pusat Statistik Sulawesi Selatan, 2017). Hasil RISKESDAS 2013
melaporkan bahwa sebesar 30,4% rakyat Indonesia memanfaatkan pelayanan kesehatan
tradisional, & 49% diantaranya menggunakan ramuan (Badan Litbangkes Kemenkes RI, 2013).
Ramuan flora obat adalah salah satu alternative buat pengobatan diare.Klasifikasi Diare Organisme
penyebab diare umumnya berbentuk
renik & mampu mengakibatkan diare yang bisa dibedakan menjadi 3 jenis berdasarkan gejala klinis
nya. Jenis yg pertama adalah: Diare Cair Akut Dimana balita akan kehilangan cairan
tubuh dalam jumlah yang besar sebagai
akibatnya bisa menyebabkan dehidrasi pada ketika yg cepat. Disentri Diare ini
ditandai menggunakan adanya darah pada tinja yg ditimbulkan dampak kerusakan usus.
Balita yg menderita diare berdarah akan mengakibatkan kehilangan zat
gizi yang berdampak pada penurunan status gizi. Diare Persisten
Dimana insiden diare bisa berlangsung ≥14 hari. Diare jenis
ini acapkali terjadi dalam anak dengan status gizi rendah, AIDS, & anak pada kondisi infeksi
(Iskandar, 2015). Patofisiologi Virus atau bakteri dapat masuk
ke pada tubuh bersama makanan & minuman. Virus atau bakteri tersebut akan hingga ke sel–sel
epitel usus halus & akan mengakibatkan infeksi, sehingga dapat merusak sel-sel epitel tersebut.
Sel–sel epitel yg rusak akan digantikan oleh sel-sel epitel yang belum matang sebagai
akibatnya fungsi sel–sel ini masih belum optimal. Selanjutnya,vili–vili usus halus mengalami
atrofi yang menyebabkan tidak terserapnya cairan dan makanan dengan baik.
Cairan & makanan yg tidak terserap akan terkumpul di usus halus dan tekanan osmotik usus akan
meningkat. Hal ini mengakibatkan banyak cairan ditarik ke pada lumen usus.
Cairan dan makanan yg tidak diserap tadi akan terdorong keluar melalui anus dan terjadilah diare.
(Utami, 2016). Tanda & Gejala Diare akut lantaran infeksi dapat disertai muntah-muntah dan/atau
demam, tenesmus,hematochezia, nyeri perut atau kejang perut.Diare yg berlangsung
beberapa saat tanpa penanggulangan medis
adekuat bisa mengakibatkan kematian karena dehidrasi yang menyebabkan renjatan hipovolemik
atau karena gangguan biokimiawi berupa asidosis metabolik lanjut. Kehilangan
cairan mengakibatkan haus, berat badan berkurang, mata cekung, lidah kering, tulang pipi menonjol,
turgor kulit menurun, serta suara serak. Keluhan dan tanda-tanda ini ditimbulkan deplesi
air yang isotonik.(Amin, 2015) Sedangkan pendapat lain menjelaskan gejalanya yaitu
feses yang konsistensinya lembek sampai cair dengan frekuensi pengeluaran
feses sebanyak tiga kali atau lebih pada sehari serta bisa mengakibatkan demam, sakit perut,
penurunan nafsu makan, rasa lelah dan penurunan berat badan dan bisa menyebabkan kehilangan
cairan & elektrolit secara mendadak, sehingga bisa terjadi berbagai macam komplikasi yaitu
dehidrasi, renjatan hipovolemik, kerusakan organ bahkan sampai koma. (Utami,
2016).Bagian dan Kandungan Tumbuhan Obat Untuk Penyakit Diare
Bagian & kandungan tumbuhan obat yanng bisa digunakan buat mengobati penyakit diare
diantaranya dari Dalimartha (2000) sebagai berikut: Daun Daun merupakan galat satu
bagian tanaman yang krusial umumnya setiap flora mempunyai daun dalam jumlah yang besar (Tjit
rosoepomo 2005). Bagian daun ada yang biasa dipakai buat mengobati penyakit
diare pada umumnya. Daun mengandung flavonoid, polifenol, karoten vitamin C, quercetin,
antioksidan, tanin, saponin, alkaloid, streroid, kuinokuinon minyak astiri, senyawa
antimutagenic & antibakteri. Salah satu contoh tumbuhannya yaitu jambu biji dan daun salam.
Rimpang Rimpang acapkali digunakan untuk mengobati penyakit keliru satu penyakit yaitu
diare dengan kandungan kimia yang telah diketahui diantaranya azadirachtin, minyak gliserida,
aseton keton, dan zat lainnya. Sedangkan dalam farmokologis cina flora ini mempunyai rasa
pahit & adanya anti diare dalam rimpang ini. Contoh: Kunyit. Kulit Kayu
Batang merupakan bagian tumbuhan yg amat penting & mengingat tempat dan kedudukan batang b
agi tanaman . Batang dapat disamakan menggunakan sumbu tubuh flora. Di btg masih ada kulit
kayu yang penggunaan sebagai obat tradisional yg dipergunakan buat mengobati penyakit
diare tidak sepopuler penggunaan daun dalam umumnya. Kandungan kimia yang masih
ada dalam kulit kayu masih ada kosentra 1-3 g/ml menandakan adanya antibakteri. Contoh flora:
Bungur (Tjitrosoepomo, 2005). Herba Penggunaan herba pula bisa digunakan buat pengobatan
penyakit diare. Herba yang dipakai sebagai obat yaitu yang mempunyai kandungan kimia taraxtarol,
kholiner, inulin, pektin, koumestrol, & asparin. Salahsatu contoh tumbuhan yaitu: Jombang. Bunga
Penggunaan bunga menjadi obat tradisional yang digunakan buat mengobati penyakit diare
kandungan kimia metanol (metil alkohol) yang di ektrak dengan takaran 800
mg/kg yg di jadikan aktivitas farmakologis antidiare. Contoh tanaman : Anjeran (bindes pilosa) Akar
Penggunaan akar menjadi obat tradisional yg dipergunakan buat pengobatan penyakit
diare mempunyai kandungan kimia flavonoida dan asam amino yg mempunyai khasiat antiradang.
Contoh flora: Daruji (Achanthus ilicifolicus L.). Batang Penggunaan akar menjadi obat
tradisional yg digunakan untuk pengobatan penyakit diare mempunyai kandungan kimia
flavonoida mempunyai khasiat antiradang & antibiotik. Contohnya tumbuhan: kucing-kucingan
(Acalypha indica L.). Gambaran Umum Lokasi Penelitian Maero adalah sebuah
Desa yg berada pada Kecamatan Bontoramba Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan, Indonesia.
Adapun Batas-batas Wilayahnya :Sebelah Utara berbatas dengan Kelurahan Bontorea Sebelah
Selatan berbatas menggunakan Desa Batujala Sebelah timur berbatas dengan Kelurahan Tonro
Kassi Sebelah barat berbatas menggunakan Kelurahan Bontoramba 4884420-982980BAB III
METODE PENELITIAN Jenis Penelitian Jenis penelitian
ini adalah deskriptif eksploratif yang bertujuan buat mengetahui
jenis tumbuhan obat yg digunakan buat mengatasi diare & mengetahui cara
pengelolaan tumbuhan obat tersebut pada mengatasi penyakit diare. Waktu Dan Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan pada Desa Maero, Kecamatan Bontoramba, Kabupaten Jeneponto.
Populasi Dan Sampel Populasi Populasi pada penelitian ini adalah seluruh warga di Desa Maero
Kecamatan Bontoramba, Kabupaten Jeneponto. Sampel Pada penelitian kali ini
metode yg pada gunakan pada pengambilan sampel yakni memakai teknik purposive
sampling & snowball sampling. Teknik purposive sampling merupakan teknik pengambilan
sampel yang berdasarkan atas kriteria tertentu, antara lain : Usia 17 tahun keatas
Masyarakat yg pernah mengalami penyakit diare Pernah menggunakan flora obat tradisional
Bersedia di wawancarai Teknik snowball sampling dipakai buat mengambil sampel pada suatu
jaringan atau rantai hubungan yg menerus dimana sampel diperoleh melalui proses
bergulir berdasarkan satu informan ke informan lainnya. 221685551562018 018
Sampel pada penelitian dihitung menurut rumus slovin : n = N1+N (e)2Dimana :n = besaran sampel
N= ukuran Populasi d= tingkat kesalahan (0,1) Berikut penetapan jumlah sampel
denngan menggunakan rumus Slovin :n=N1+N (e)2n= 40461+4046(0.1)2n=
40461+4046(0.01)n=40461+40,4615849608205600n= 99,97 100 orang Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dilakukan menggunakan wawancara
terbuka dan memberikan kuisioner pada masyarakat untuk memperoleh berita tentang jenis tumbu
han obat yg dipakai, cara
pengolahan, asal keterangan manfaat tanaman obat tadi yang digunakan buat mengobati penyakit
diare. Mendokumentasikan tanaman obat yg digunakan sang masyarakat di Desa Maero,
Kecamatan Bontoramba, Kabupaten Jeneponto, serta mengkaji secara literatur
terkait tumbuhan obat tersebut. Teknik Analisa Data Teknik analisa data dalam penelitian
ini merupakan analisa naratif yaitu gambaran faktual mengenai flora obat yg digunakan sebagai ob
at diare dan cara pengolahan flora obat tadi yg disajikan pada bentuk
tabel & gambar flora obat yang diperoleh ketika observasi/pengamatan, serta penerangan-
penjelasan lainnya terkait tumbuhan obat tadi. Definisi Oprasional
Inventarisasi merupakan kegiatan pengumpulan dan penyusunan data atau fakta mengenai obat
tradisional yang digunakan oleh rakyat. Tanaman obat merupakan jenis-
jenis flora yang mempunyai fungsi dan berguna menjadi obat & digunakan untuk pengobatan maup
un pencegahan penyakit. Diare atau mencret didefinisikan sebagai buang
air akbar menggunakan intensitas feses nir berbentuk (unformed stools) atau
cair menggunakan frekuensi lebih berdasarkan tiga kali pada 24 jam. DAFTAR PUSTAKA Ahsana,
Diena. 2010. Keanekaragaman Varietas & Hubungan Kekerabatan dalam Tanaman Jati. Universitas
Airlangga : Surabaya. Amin, L. Z. 2015. Tatalaksana Diare Akut. CDK-230,42(7). Badan Pusat
Statistik Sulawesi Selatan. (2017). Provinsi Sulawesi Selatan pada Angka 2107. Makassar: Badan
Pusat Statistik Provinsi Sulawesi Selatan.
Diakses dari https://sulsel.Bps.Go.Id/publications lepas 25 Januari 2020, pukul 10.06 WITA.Christy,
Meivi Yusinta. Faktor yg herbi Kejadian Dehidrasi Diare dalam Balita di Wilayah Keja Puskesmas
Kalijudan. Vol, dua. No, 3. Jurnal Berkala Epidemiologi. Dewoto, H. R.. 2007. Pengembangan Obat
Tradisional Menjadi Fitofarmaka. Majalah Kedokteran Indonesia. 57(7).Direktorat Jenderal
Hortikultura. 2016. Kebijakan Pengembangan Tanaman Obat. Http://hortikultura.
Pertanian.Go.Id/wp-content/uploads/2015/06/LAKIN-HORTI-2016.Pdf Diakses lepas 25 Januari
2020, pukul 10.10 WITA.Duaja, Made Deviani; Kartika, Elis; Mukhlis, Fuad. (2011). Peningkatan
Kesehatan Masyarakat Melalui Pemberdayaan Wanita Dalam Pemanfaatan Pekarangan Dengan
Tanaman Obat Keluarga (Toga) Di Kecamatan Geragai. Jurnal Pengabdian pada Masyarakat No. 52
Tahun 2011.Fakhrozi, I (2009). Etnobotani Masyarakat Suku Melayu Tradisional pada Sekitar
Tanaman Nasional Bukit Tigapuluh [Skripsi]. Http://repository.Ipb.Ac.Id/bitstream/handle/
123456789 /20745/E09ifa. Pdf?Seq uence=1&isAllowed=y . di akses tanggal 30 Januari 2020. Pukul
00.47 WITA.Gembong. 1996. Taksonomi Tumbuhan. Universitas Gadjah Mada : Yogyakarta. Herbie,
Tandi. 2015. Kitab Tanaman Berkhasiat Obat-226 Tumbuhan Obat buat Penyembuhan
Penyakit & Kebugaran Tubuh. Yogyakarta: Octopus Publishing House. Iskandar WJ, Sukardi. 2015.
Manifestasi Klinis Diare Akut pada Anak di RSU Provinsi NTB
Mataram serta korelasinya menggunakan derajat dehidrasi. Cermin Dunia Kedokteran, 42
(8).Katno, dan Pramono. 2010. Tingkat Manfaat Dan Keamanan Tanaman Obat Dan Obat
Tradisional. Fakultas Farmasi, Universitas Gadjah Mada: Yogyakarta. Leisha, Ayu. 2017.
Inventarisasi Tumbuhan Obat pada Kecamatan Lubuklinggau Timur Ii Kota Lubuklinggau Provinsi
Sumatera Selatan. Program studi pendidikan hayati jurusan pendidikan matematika & ilmu
pengetahuan alam STKIP-PGRI: lubuklinggau Mustofa, Fanie Indrian & Rahmawati, Nuning. 2018.
Studi etnofarmakologi tumbuhan obat yg digunakan sang penyehat tradisional untuk mengatasi
diare di sulawesi selatan. Vol, 11. No, 2. Jurnal Tumbuhan Obat Indonesia.Nursiyah. (2013). Studi
Deskriptif Tanaman Obat Tradisional Yang Digunakan Orangtua Untuk Kesehatan Anak Usia Dini Di
Gugus Melati Kecamatan Kalikajar Kabupaten Wonosobo. Semarang: Universitas Negeri Semarang.
Pranata, S.T. 2014. Herbal Tanaman Obat Keluarga. Jakarta: Aksara Sukses. Rahardi. F. (1996).
Membuat Kebun Tanaman Obat. Jakarta : Puspa Sawara. Suparni, Ibunda & Wulandari, Ari. (2012).
Herbal Nusantara: 1001 Ramuan Asli Indonesia. Yogyakarta: ANDI Tjahjoutomo I. (2015). Tanaman
Obat. Http://pascapanen.Litbang.Pertanian. Go.Id/ assets/ media/ publikasi /Tanam
an_Obat_2101.Pdf [.di akses lepas 30 Januari 2020. Pukul 00.47 WITA.Tjitrosoepomo, G. 2005.
Morfologi Tumbuhan. Gajah Mada. University Pres. Yogyakarta.Utami, Nurul dan Luthfiana, Nabila.
2016. Faktor-Faktor yang Memengaruhi Kejadian Diare pada Anak. Vol, 5. No, 4. Majority.WHO.
(2017). Diarrhoeal disease. Diambil berdasarkan http://www.Who.Int/news-room/fact-
sheets/detail/diarrhoeal-disease Yuniarti. 2011. Inventarisasi & Karakterisasi Morfologis Tanaman
Durian (Durio zibethinus Murr.) pada Kabupaten Tanah Datar. Skripsi FMIPA Biologi. Universitas
Sriwijaya. Zamroni, Salim & Ernawati, Muhadi . 2017. Info Komoditi Tanaman Obat. Http://bppp.
Kemendag.Go.Id/media_content/2017/10/ISI_BRIK_TANAMAN_OBAT.Pdf. Diakses tanggal 25
Januari 2020, pukul 10.00 WITA.Lampiran 1 ALUR PENELITIAN 12350756602589Kesimpulan
00Kesimpulan 12172952317609Masyarakat 00Masyarakat 12198355521819Pengolahan Data
00Pengolahan Data 12165904473081Pengumpulan Data 00Pengumpulan Data
12109453417782Wawancara & pembagian survey 00Wawancara & pembagian informasi
lapangan 121221520955Surat pengantar berdasarkan Poltekkes 00Surat pengantar dari Poltekkes
28608871446390 1212215380859Kepala desa Maero Kabupaten Jeneponto 00Kepala desa Maero
Kabupaten Jeneponto 28987751636890 29000451016000 290004531750 28887562844800
28657551893710 Lampiran dua FORMAT WAWANCARA PENELITIAN “INVENTARISASI TANAMAN
OBAT ANTI DIARE YANG DI GUNAKAN MASYARAKAT DESA MAERO KABUPATEN JENEPONTO”
Identifikasi Responden Nama Responden : Umur/Jenis kelamin : Pendidikan Terakhir : Pekerjaan :
Apakah Bapak/Ibu/Saudara pernah atau sedang menderita Penyakit Anti Diare ?Ya Tidak Apakah
Ibu/Bapak/Saudara acapkali menggunakan tanaman sebagai obat anti diare ?Ya
Tidak apabila ya, semenjak kapan menggunakan flora obat tadi? Seberapa tak
jarang Ibu/Bapak/Saudara menggunakan flora obat tadi? 1 x Sehari 2 x Sehari tiga x Sehari Lainnya
Apakah Bapak/Ibu memadukan obat dari rumah sakit/puskesmas menggunakan Tanaman obat?
Jenis tanaman obat apa saja yang Ibu/Bapak/Saudara gunakan? Menurut Ibu/Bapak/Saudara apa
kelebihan tanaman obat berdasarkan dalam obat- obatan paten/generik lainnya?
Lebih kondusif Mudah didapat Lebih praktis Lebih murah Lebih terasa khasiatnya Dari tanaman tadi,
bagian tanaman apa yg digunakan sebagai obat? No Nama Tumbuhan Bagian yang digunakan Cara
pengolahan Cara pengolahan Sumber diperoleh Bagaimana cara anda
mengkonsumsi flora obat yang anda sudah olah itu ?Diminum Di kunyah Lampiran tiga CONTOH
TANAMAN OBAT DARI REVERENSI No Nama Kandungan Khasiat 1. Jambu Biji (Psidium guajava)
Tannin Fenol Triterpen Flavonoid Minyak esensial Saponin Karotenoid Lektin Vitamin Serat Asam
lemak Mengobati batuk dan diare dua. Temulawak (Curcuma zanthorrhiza) Alkaloid Flavonoid
Fenolik Triterpennoid Glikosida tannin Saponin Steroid Mengobati diare tiga. Daun salam (Zyzygium
polyanthum) Minyak essensial Minyak atsiri Tannin Flavonoid Kolesterol tinggi Kencing manis
(Diabetes mellitus) Tekanan darah tinggi (Hipertensi) Radang lambung/maag (Gastritis) Diare 4.
Adas (Foeniculum vulgare) Minyak atsiri Perut kembung Sakit perut (mulas) Muntah Diare Sakit
kuning Batuk Kurang nafsu makan Sesak napas (Asma) Nyeri haid Romatik goat Sulit tidur
(Insomnia Pembengkakan saluran sperma (Epididimis) Keracunan tanaman obat
atau jamur Penimbunan cairan pada kantung butir zakar (Hiodrokel testis Menambah penglihatan 5.
Kiji beling (Strobilanthes crispa) Kalium Natrium Kalsium Dll Disentri Diare (mencret) Batu ginjal
Diabetes mellitus Lever (sakit kuning) Ambeien (wasir) Maag 6. Kayu manis (Cinnamomum verum)
Zat asam lemon Asam apel Vitamin C Quercetin-tiga-diarabinoside Kaemferol-3-glucoside Nyeri
lambung (gastritis Diare

Anda mungkin juga menyukai