Anda di halaman 1dari 25

CRITICAL BOOK REPORT

Disusun Oleh:

NAMA : IIN ARTA MANURUNG

NIM : 1182151011

KELAS : BK REG B 2018

MATA KULIAH : BIMBINGAN KELOMPOK

DOSEN PENGAMPU : Dra. Rahmulyani M.Pd , Kons

PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2019

IDENTITAS BUKU

Buku Pembanding

Judul buku : KONSEP DASAR BIMBINGAN KELOMPOK


Penulis : Dra. Hj. Siti Hartinah DS., MM

Penerbit : PT Refika Aditama

ISBN : 979-1073-63-5

Tahun Terbit : 2009

Jumlah Halaman : 205

Kertas isi : HVS

Cover : Hard

Ukuran : 21 X 14,5 cm

Cetakan : Kedua
Buku Utama

Judul : LEMBAR KERJA TEORI LAYANAN


BIMBINGAN KELOMPOK

Penulis : Dra. Rahmulyani M.Pd, Kons

Penerbit : UNIMED PRESS

Cetakan : 2019

Halaman : 72
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat
serta karunia-Nya kepada saya sehingga saya berhasil menyelesaikan tugas Critical Book Report
tentang Bimbingan Kelompok yang tepat pada waktunya.

Kedua kalinya saya ucapkan terimakasih terhadap dosen pembimbing berkat arahan serta
bimbingannya saya dapat menyelesaikan tugas ini.

Saya menyadari bahwa tugas ini masih jauh dari sempurna dan tidak terlepas dari
kesempurnaan,oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu
saya harapkan demi kesempurnaan tugas ini.

Saya harap tugas ini dapat bermanfaat dalam memberikan informasi kepada kita semua.

Medan, 09 April 2019

Iin Arta Manurung


NIM: 1182151011

DAFTAR ISI

IDENTITAS BUKU....................................................................................................................................2
KATA PENGANTAR.................................................................................................................................4
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................................................6
1.1 Latar Belakang..........................................................................................................................6
1.2 Tujuan........................................................................................................................................6
1.3 Manfaat......................................................................................................................................6
BAB II ISI BUKU.......................................................................................................................................7
Bab 1. Pengertian Bimbingan..................................................................................................................7
Bab 2. Pengertian Layanan Bimbingan Kelompok..................................................................................8
Bab 3. Faktor yang Mendasari, Tujuan, Jenis dan Azas layanan Bimbingan Kelompok.........................8
Bab 4. Kelompok dan Komponen dalam Kegiatan Bimbingan Kelompok............................................10
Bab 5. Teknik-teknik & Tahap-tahap Layanan Bimbingan Kelompok..................................................11
Bab 6. BKP teknik Simulasi..................................................................................................................13
Bab 7. BKP Teknik Role Playing..........................................................................................................14
Bab 8. BKP Teknik Diskusi Kelompok.................................................................................................17
Bab 9. BKP Teknik PKC-KO................................................................................................................18
Bab 10. BKP Teknik Problem Solving..................................................................................................19
Bab 11. BKP Teknik Modeling.............................................................................................................21
Bab 12. Evaluasi dalam BKP.................................................................................................................22
BAB III PEMBAHASAN..........................................................................................................................24
3.1 KELEBIHAN..................................................................................................................................24
3.2 KELEMAHAN................................................................................................................................24
3.3 Critical buku utama terhadap buku pembanding..............................................................................24
BAB IV PENUTUP...................................................................................................................................25
1.1 KESIMPULAN........................................................................................................................25
1.2 SARAN.....................................................................................................................................25

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Sebagai makhluk sosial manusia itu tidak dapat melepaskan diri dari manusia
lainnya.Antara manusia yang satu dengan manusia yang lainnya saling membutuhkan dan saling
berhubungan. Dalam hubungan ini akan terjadilah suatu proses saling mempengaruhi. Dalam
kaitannya dengan kelompok ,antara anggota yang satu dengan anggota kelompok yang lain akan
terjadi saling pengaruh mempengaruhi. Proses saling mempengaruhi ini dalam kehidupan
kelompok itulah yang sebenarnya yang dijadikan landasan di selenggarakannya bibingan
kelompok. Istilah bimbingan kelompok dalam pengertian yang sederhana adalah bimbingan yang
diterapkan terhadap sekelompok individu, disamping istilah bimbingan kelompok seringkali
dikaitkan dengan bagian dari program bimbingan dan dilaksanakan dalam rangka bimbingan
belajar dari individu-individu siswa, dengan bimbingan dari konselor atau pembimbingnya.

Tujuan dari penyelenggaraan bimbingan kelompok di sekolah tidak jauh berbeda jika di
bandingkan dengan tujuan program bimbingan pada umumnya, yaitu membantu setiap siswa
supaya dapat berkembang seoptimal mungkin sesuai dengan potensi-potensi yang di milikinya.
Dengan bimbingan kelompok kemungkinan beberapa individu siswa dapat memanfaatkan
dinamika kelompok semaksimal mungkin dalam memecahkan masalahnya.Maka dari itu peranan
konselor atau pembimbing dalam kegiatan kelompok sangat dibutuhkan terutama dalam
mengarahkan kegiatan kelompok ke arah yang positif sehingga klien dapat mengembangkan
dirinya sendiri dalam menanggulangi masalahnya.

1.2 Tujuan
 Agar mengetahui apa pengertian, tujuan dan manfaat bimbingan kelompok
 Agar mengetahui teknik apa saja yang dibahas di dalam bimbingan kelompok
1.3 Manfaat
 Untuk menambah pengetahuan tentang Bimbingan Kelompok
 Untuk memenuhi tugas Critical Book Report mata kuliah Bimbingan Kelompok

BAB II

ISI BUKU

Bab 1. Pengertian Bimbingan


A. Pengertian Bimbingan
 Peraturan pemerintah No 28/1990 tentang Pendidikan Dasar, Pasal 25 ayat 1.
Bimbingan adalah bantuan yang diberikan kepada siswa dalam rangka upaya
menemukan pribadi, mengenal lingkungan dan merencanakan masa depan.
 Menurut Prayitno, 1983 dan 1987
Bimbingan merupakan bantuan yang diberikan kepada seseorang atau
sekelompok orang agar mereka itu dapat berkembang menjadi pribadi-pribadi
yang mandiri
 Menurut Smith, dalam McDaniel 1959
Bimbingan sebagai proses layanan yang diberikan kepada individu individu guna
membantu mereka memperoleh pengetahuan dan keterampilan keterampilan yang
diperlukan dalam membuat pilihan pilihan, rencana-rencana dan interprestasi
interprestasi yang diperlukan untuk menyesuaikan diri yang baik.
 Menurut Frank Person, dalam Jones, 1951
Bimbingan Allah sebagai bantuan yang diberikan kepada individu untuk dapat
memilih, mempersiapkan diri dan memangku suatu jabatan serta mendapat
kemajuan dalam jabatan yang dipilihnya itu.
 Menurut Lefever dalam McDaniel 1959
Ini adalah bagian dari proses pendidikan yang teratur dan sistematik guna
membantu pertumbuhan anak muda atas kekuatannya dalam menentukan dan
mengarahkan hidupnya sendiri yang pada akhirnya ia dapat memperoleh
pengalaman yang dapat memberikan sumbangan yang berarti bagi masyarakat.
 Dari pengertian yang telah dikemukakan di atas maka dapat disimpulkan bahwa
bimbingan kelompok adalah merupakan proses pemberian bantuan kepada
seseorang atau sekelompok orang secara terus menerus dan sistematis oleh guru
pembimbing agar individu atau kelompok individu menjadi pribadi yang mandiri.

Bab 2. Pengertian Layanan Bimbingan Kelompok


A. Pengertian Layanan Bimbingan Kelompok
Bimbingan merupakan proses pemberian bantuan yang terus menerus diberikan
dari seorang pembimbing yang telah dipersiapkan kepada individu yang
membutuhkannya dalam rangka mengembangkan seluruh potensi yang dimilikinya
secara optimal dengan menggunakan berbagai macam media dan teknik bimbingan dalam
suatu asuhan yang normatif agar tercapai kemandirian sehingga dapat bermanfaat bagi
dirinya sendiri maupun bagi lingkungannya.
Menurut Tirmizi (2011:140), layanan bimbingan kelompok adalah yang
mungkinkan siswa secara bersama-sama melalui dinamika kelompok memperoleh dari
berbagai bahan dari narasumber tertentu dan membahas secara bersama-sama,
mengemukakan pendapat tentang sesuatu atau membicarakan topik topik penting,
mengembangkan nilai-nilai yang bersangkut paut dengan hal tersebut, dan
mengembangkan langkah-langkah bersama untuk menengahi permasalahan yang dibahas
dalam kelompok.
Menurut Achmad (Winkel 2006:17) menyatakan bahwa bimbingan kelompok
merupakan bantuan yang dilaksanakan dalam situasi kelompok.
Menurut Lamuddin (2006:21) layanan bimbingan kelompok adalah layanan
bimbingan kelompok yang quincas jumlah peserta didik secara bersama-sama membahas
topik tertentu yang berguna untuk menjalin hubungan yang baik sesama anggota
kelompok untuk berkomunikasi secara mengembangkan kemampuan mengemukakan
pendapat kelompok yang dituntun oleh pembimbing.
Dari definisi diatas dapat disimpulkan dan kelompok di institusi pendidikan
menyajikan salah satu pengalaman pendidikan, disamping macam pengalaman yang lain
seperti pelajaran dalam kelas dan keterlibatan dalam berbagai kegiatan ekstrakurikuler.

Bab 3. Faktor yang Mendasari, Tujuan, Jenis dan Azas layanan Bimbingan Kelompok
A. Faktor yang Mendasari Penyelenggaraan Bimbingan Kelompok
Dalam penyelenggaraan terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi, dimana
faktor yang mendasari penyelenggaraan bimbingan kelompok adalah bahwa proses pembelajaran
dalam bentuk perubahan sikap dan perilaku termasuk dalam hal pemecahan masalah dapat terjadi
melalui bimbingan kelompok. Dalam suatu kelompok, anggotanya dapat memberi umpan balik
yang diperlukan untuk membantu mangatasi masalah anggota yang lain, dan anggota yang
lainnya saling memberi dan menerima. Perasaan dan hubungan antar anggota yang lain atau
dengan orang lain. Selain itu di dalam bimbingan kelompok, anggota dapat pulas belajar untuk
memecahkan masalah berdasarkan masukan dari anggota lain.
B. Tujuan Layanan Bimbingan Kelompok
Menurut Prayitno (1995) tujuan bimbingan kelompok secara khusus anatar lain
adalah “ melatih siswa untuk berani mengemukakan pendapat di hadapan teman-temannya, yang
pada gilirannya dapat dimanfaatkan untuk ruang lingkup yang lebih besar”.
Selain itu, tujuan bimbingan kelompok adalah:
 Melatih peserta didik dapat bersikap terbuka didalam kelompok.
 Melatih peserta didik untuk dapat membina keakraban bersama teman-teman dalam
kelompok khususnya, dengan teman-teman lain diluar kelompoknya.
 Melatih peserta didik untuk mengendalikan diri dalam kegiatan kelompok.
 Melatih peserta didik untuk memperoleh keterampilan sosial.
 Membantu peserta didik mengenali dan memahami dirinya dalam berhubungan dengan
orang lain.
C. Jenis-jenis dan Azas Layanan Bimbingan Kelompok
Menurut Sitti Hartinah (2009: 13) dalam rangka bimbingan kelompok, terdapat dua
jenis kelompok yang dapat dikembangkan, yaitu kelompok bebas dan kelompok tugas. Anggota-
anggota bebas memasuki kelompok tanpa persiapan tentunya dan kehidupan kelompok tersebut
memang sama sekali tidak disiapkan sebelumnya. Perkembangan yang akan timbul didalam
kelompok inilah yang nantinya akan menjadi isi dan mewarnai kehidupan kelompokitu. Sesuai
dengan namanya, kelompok tugas pada dasarnya diberi tugas untuk menyelesaikan suatu
pekerjaan, baik pekerjaan tersebut ditugaskan oleh pihak luar kelompok tersebut maupun tumbuh
didalam kelompok itu sendiri sebagai hasil dari kegiatan-kegiatan kelompok sebelumnya. Dalam
hal ini, tampak kelompomtugas, yaitu jika kelompok tersebut mengikatkan diri untuk sesuatu
tugas yang ingin diselesaikan. Dalam kelompok tugas, perhatian diarahkan kepada satu titik
pusat, yaitu penyelesaian tugas.
Menurut Prayitno, azas-azas yang ada dalam layanan bimbingan kelompok
diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Azas kerahasiaan; para anggota menyiapkan dan merahasiakan informasi apa yang
dibahas dalam kelompok, terutama hal-hal yang tidak layak diketahui orang lain.
2. Azas keterbukaan; para anggota bebas dan terbuka mengemukakan pendapat, ide, saran,
tentang apa saja yang disarankan dan dipikirkannya tanpa adanya rasa malu dan ragu-
ragu.
3. Azas kesukarelaan; semua anggota dapat menampilkan diri secara spontan tanpa malu
atau paksa oleh teman lain untuk pemimpin kelompok.
4. Azas kenormatifan; semua yang dibicarakan dalam kelompok tidak boleh bertentangan
dengan norma-norma dan kebiasaan yang berlaku.

Bab 4. Kelompok dan Komponen dalam Kegiatan Bimbingan Kelompok


A. Kelompok dalam Kegiatan Bimbingan Kelompok
Menurut Prayitno (1995:24) dalam pelaksanaan bimbingan melalui pendekatan
kelompok dapat dikembangkan yaitu “kelompok bebas dan kelompok tugas”. Kelompok bebas
memberikan kesempatan kepada seluruh anggota kelompok untuk menentukan arah dan isi
kegiatan kelompok tersebut. Sedangkan kelompok tugas , arah dan isi kegiatan kelompok
ditetapkan terlebih dahulu. Selanjutnya menurut Winkel (2006:568) bahwa: dalam merencanakan
dan mengolah program kegiatan bimbingan secara kelompok, tenaga bimbingan dapat berpegang
pada tiga model atau bentuk dasar, yaitu model A, B, atau C.
Dalam model A ( group guidance model), tenaga bimbingan berhadapan dengan
kelompok besar. Dalam model B ( group process model), tenaga bimbingan mengelola kelompok
kecil yang lebih ingin menghayati kebersamaan dalam kelompok sebagai satuan yang bergerak
secara efesien dan efektif. Dalam model C (group guidance model) tenaga bersama dalam
susasan wawancara konseling.
B. Komponen Layanan Bimbingan Kelompok
Dalam layanan bimbingan kelompok berpern dua pihak yaitu pimpinan kelompok dan
peserta atau anggota kelompok:
1. Pimpinan kelompok
Peranan dari pemimpin kelompok (Prayitno, 1995:35) adalah:
 Pemimpin kelompok dapat memberikan bantuan, pengarahan ataupun campur tangan
langsung terhadap kelompok.
 Pemimpin kelompok memusatkan perhatian pada suasana perasaan yang berkembang
pada kelompok itu.
 Apabila dalam kelompok itu tampaknya kurang menjurus kearah yang dimaksudkan
maka pemimpin kelompok perlu memberikan arahan yang dimaksudkan.
 Pemimpin kelompok juga perlu memberikan masukan ataupun tanggapan tentang
berbagai hal yang terjadi didalam kelompok.
 Pemimpin kelompok diharapkan mampu mengatur kegiatan yang berlangsung dalam
kelompok.
2. Anggota kelompok
Selanjutnya peranan anggota kelompok dalam kegiatan kelompok yaitu nimbingan
kelompok (Prayitno, 1995:35) adalah:
 Membantu terbinaya suasana keakraban dengan hubungan antar kelompok.
 Mencurahkan segenap perasaan dalam melibatkan diri dalam kegiatan kelompok.
 Berusaha agar kegiatan yang dilakukannya itu membantu tercapainya tujuan bersama.
 Membantu tersusunnya aturan kelompok dan berusaha mematuhinya dengan baik.
 Menyadari pentingnya kegiatan kelompok.

Bab 5. Teknik-teknik & Tahap-tahap Layanan Bimbingan Kelompok


A. Teknik-Teknik Layanan Bimbingan Kelompok
Ada beberapa teknik yang yang dapat digunakan dalam bimbingan kelompok, seperti
yang disebutkan oleh Tohirin (2007:290), yaitu sebagai berikut:
 Home room
Program ini dilakukan d sekolah dan madrasah (di dalam kelas) diluar jam
pelajaran untuk membicarakan beberapa hal yang dianggap perlu. Program ini
dilakukan dengan menciptakan suatu kondisi sekolah atau kelas seperti rumah
sehingga tercipta suatu kondisi yang bebas dan menyenangkan.
 Fiel trip (karya wisata)
Cara ini bisa dilakukan dengan mengunjungi tempat-tempat atau objek-obejek
yang menarik yang berkaitan deng pelajaran teretntu, misalnya pabrik kota
belawan, dan lain sebagainya.
 Diskusi kelompok
Diskusi kelompok merupakan suatu cara dimana siswa memperoleh kesempatan
untuk memecahkan masalah secara bersama-sama.
 Kegiatan kelompok
Kegiatan kelompok merupakan kegiatan bersama meruapakn teknik bimbingan
yang baik, karena dengan melakukan kegiatan bersama mendorong anak salaing
membantu sehingga relasi positif dapat berkembang dengan baik.
 Organisasi murid
Organisasi murid adalah kegiatan orientasi siswa misalnya OSIS sangat
membantu proses pembentukan anak, baik secara pribadi maupun sebagai anggota
masyarakat.
 Sosiodrama
Sosiodrama adalah suatu cara dalam bimbingan yang memberikan kesempatan
kepada murid-murid untuk mendramatisasikan sikap, tingkah laku atau
penghayatan seseorang seperti yang dilakukan dalam hubungan sosial sehari-hari
dimasyarakat.
 Psikodrama
Psikodrama adala upaya memecahkan masalah melalui dram. Bedanya adalah
masalah yang di dramakannya.
 Pengajaran remedial
Pengajaran remedial adalah suatu bentuk pelajaran yang diberikan kepada seorang
atau beberapa orang siswa untuk membantu kesulitan belajar yang dihadapinya/
B. Tahap-tahap Layanan Bimbingan Kelompok
Menurut Achmad (Winkel 2006:17), penyelenggaraan bimbingan kelompok
memerlukan persiapan dan praktik pelaksanaan kegiatan yang memadai, denga urutan kegiatan:
 Langkah atau tahap awal diselenggarakan dalam rangka pembentukan kelompok sampai
dengan mengumpulkan para peserta yang siap melakukan kegiatan kelompok.
 Perencanaan kegiatan bimbingan kelompok meliputi:
1) Materi layanan
2) Tujuan yang ingin dicapai
3) Sasaran kegiatan
4) Bahan atau sumber untu BKP
5) Rencana penelitian
6) Waktu dan tempat
 Pelaksanaan kegiatan yang telah direncanakan
 Evaluasi kegiatan bimbingan kelompok
 Analisis dan tindak lanjut yaitu hasil penilaian kegiatan bimbingan kelompok perlu
dianalisis untuk mengetahui lebih lanjut seluk beluk kemajuan para peserta dan seluk
beluk penyelenggaraan BKP.

Sedangkan menurut Praytino (2004:18-19) ada empat tahap penyelenggaraan dalam


pelaksanaan layanan bimbingan kelompok, yaitu:

 Tahap pembentukan
 Tahap peralihan
 Tahap kegiatan
 Tahap pengakhiran

Bab 6. BKP teknik Simulasi


A. Pengertian Simulasi
Dapat disimpulkan bahwa teknik simulasi merupakan salah satu jenis
pelaksanaan bimbingan kelompok yang bertujuan agar individu dapat mengarahkan
tindakannya sebagai manusia yang menginterprestasikan perilakunya dalam suatu sistem
kontrol yang dapat memperbaiki tindakannya dengan adanya penerimaan umpan balik.

B. Tujuan Teknik Simulasi


Menurut Hasibuan dan Moejiono tujuan teknik simulasi adalah
 melatih keterampilan tertentu bersifat profesional maupun bagi kehidupan sehari-
hari
 Memperoleh pemahaman tentang suatu konsep atau prinsip
 Melatih memecahkan masalah

C. Tahap Pelaksanaan Simulasi


Richard Kindsvatter menyatakan bahwa tahap-tahap dalam teknik simulasi yang
telah dikembangkan oleh Bruce Joyce dibagi atas empat bagian sebagai berikut:
 Orientasi
Tahap dibagi menjadi tiga bagian yaitu:
1) Menjelaskan aturan simulasi
2) Pandangan terhadap permasalahan yang akan disimulasikan
3) Penjelasan tujuan yang ingin dicapai
 Penyiapan peserta
Bagian-bagian dari tahap ini adalah sebagai berikut:
1) Menyusun skenario
2) Menetapkan prosedur
3) Mengorganisasikan peserta
 Pelaksanaan simulasi
Tahap pelaksanaan simulasi adalah bagian utama dari metode ini. Pada tahap ini
semua komponen berinteraksi untuk memperoleh pengalaman yang disimulasikan
selanjutnya hal itu dipahami sebagai bagian dari pelajaran.
 Diskusi hasil hasil simulasi
Bagian dari fase diskusi yaitu:
1) Refleksi terhadap pelaksanaan simulasi
2) Menghubungkan simulasi dengan dunia nyata

Bab 7. BKP Teknik Role Playing


 Pengertian Role Playing
Role playing merupakan sebuah permainan yang memainkan peran tokoh-tokoh
kln dan berkolaborasi untuk merajut sebuah cerita bersama.
Menurut Ramayulis (dalam Istrani 2011:70) role playing adalah penyajian bahan
dengan cara melihatkan pragaan, baik dalam bentuk uraian maupun kenyataan. Semuanya
berbentuk tingkah laku dan perubahan sosial yang kemudian diminta beberapa orang
peserta didik untuk memerankannya.
Menurut Geldard (2013:208) role palying adalah sejenis permainan gerak yang
didalamnya ada tujuan aturan dan sekaligus melibatkan unsur senang. Dalam role
playing murid dikondisikan pada situasi tertentu di luar kelas meskipun saat itu
pembelajaran terjadi dalam kelas.
Menurut Sujana (dalam Istrani 2011:70) menyatakan bahwa role playing
merupakan suatu kegiatan pembelajaran yang menekankan pada kemampuan penampilan
peserta didik untuk memerankan status dan fungsi pihak-pihak lain yang terdapat pada
kehidupan nyata.
Rafael (dalam Fleet (2001:43) menyatakan protein merupakan intervensi yang
dikembangkan yang berkaitan dengan penggunaan sistematis dari metode bermain oleh
seorang konselor untuk membawa peningkatan dalam kelompok siswa sampai
penampilan yang optimal di sekolah.
 Teknik Role Playing
pribadi seseorang individu berkembang melalui proses Bagaimana individu
tersebut memberikan reaksi terhadap stimulus stimulus dari luar dirinya, dan bagaimana
individu melakukan peranannya dalam hubungan dengan peranan orang lain dan dari
status yang diterima dalam menghadapi situasi yang berbeda-beda. Seorang individu
mempunyai hubungan sosial yang baik karena mengerti peranannya dan peranan orang
lain, serta memberikan respon yang tepat kepada orang lain. Oleh karena itu dapat di juga
disebutkan bahwa protein merupakan sebuah proses dasar belajar sosial Shaftel (Rafael
2012:39).

 Tujuan dan Manfaat Penggunaan Role Playing


tujuan dari penggunaan metode role playing bagi siswa adalah untuk memotivasi
siswa, untuk menarik minat dan perhatian siswa, memberikan kesempatan pada siswa
untuk mengeksplorasi situasi di mana mereka mengalami emosi, perbedaan pendapat dan
permasalahan dalam hubungan sosial siswa atau anak, menarik siswa untuk bertanya,
mengembangkan kemampuan komunikasi siswa dan melatih siswa untuk aktif dalam
kehidupan nyata.

 Langkah-langkah Penggunaan Role Playing


Hamzah B. Uno (dalam Istrani, (2011:71) nyatakan bahwa prosedur playing
terdiri atas 9 langkah yaitu:
 Langkah pertama, pemanasan
 Langkah kedua, memilih pemain.
 Langkah ketiga, menata panggung.
 Langkah keempat, guru menunjukkan beberapa siswa sebagai pengamat.
 Langkah kelima, permainan peran di mulai.
 Langkah keenam, guru bersama siswa mendiskusikan permainan tari dan
melakukan evaluasi terhadap perempuan yang guru bersama siswa mendiskusikan
permainan tari dan melakukan evaluasi terhadap perempuan yang dilakukan.
 Langkah ketujuh, permainan peran ulang, seharusnya.
 Langkah kedelapan, pembahasan diskusi dan evolusi lebih diarahkan pada
realitas.
 Langkah kesembilan, siswa diajak untuk berbagi pengalaman tentang tema
permainan dan peran yang telah dkesimpulan dan lanjutkan dengan membuat
kesimpulan.
 Keunggulan dan Kelemahan Role Playing
 Kebaikan model role playing menurut basyiruddin
Keuntungan-keuntungan dan kebaikan-kebaikan yang di peroleh dengan
melaksanakan rotasi yaitu:
1) untuk mengecek peserta didik supaya bisa untuk mengecek peserta didik supaya
bisa mendapat menempatkan dirinya dengan orang menempatkan dirinya dengan
orang lain
2) Kenyataan yang sebenarnya dari kemampuan peserta didik
3) cropline dan permainan peranan menimbulkan diskusi yang hidup
4) peserta didik akan mengerti sosial psikologis
5) Model role playing dapat menarik minat peserta didik
6) Melatih peserta didik untuk berinisiatif dan berkreasi
 Kelemahan model bermain peran
Kelemahan-kelemahan dan kekurangan kekurangan penggunaan teknik role
playing dalam proses belajar mengajar adalah sebagai berikut:
1) Sukar untuk memilih anak-anak yang betul-betul berwatak untuk memecahkan
masalah tersebut
2) Perbedaan adat istiadat kebiasaan dan kehidupan kehidupan dalam suatu
masyarakat akan mempersulit pelaksanaannya
3) Anak-anak yang tidak mendapat giliran akan menjadi pasif
4) kalau mau lilin dipakainya untuk tujuan yang tidak layak
5) Kalau guru kurang bijaksana tujuan yang dicapai tidak memuaskan

F. Hal-hal yang Perlu Diperhatikan Dalam Pelaksanaan Role Playing

Menurut ramayunis (dalam Istrani (2011:80) menyatakan ada 6 hal yang perlu
diperhatikan dalam menerapkan teknik role playing dalam proses belajar mengajar adalah
sebagai berikut:

 Masalah yang dijadikan tema cerita hendaknya dialami oleh sebagian siswa
 menentukan peran hendaknya secara sukarela dan motivasi dari guru
 Jangan terlalu banyak disutradarai biarkan peserta didik mengembangkan kreativitas dan
spontanitas
 Kesimpulan diskusi dapat diresmikan oleh guru
 Diskusi diarahkan kepada menyelesaikan akhir atau tujuan bukan kepada bayi atau tidak
seorangnya peserta didik berperan
 Role playing bukanlah sandiwara atau drama biasa melainkan merupakan peranan.

Bab 8. BKP Teknik Diskusi Kelompok


A. Pengertian Diskusi Kelompok

Menurut Sudjana (2001:99) diskusi kelompok adalah pembicaraan melalui tatap muka yang
direncanakan dua orang peserta didik atau lebih tentang pokok atau topik bahasan tertentu, dan
dipimpin oleh seseorang pemimpin diskusi.
B. Bentuk-bentuk Diskusi Kelompok
1. Jika dilihat dari segi jumlah anggota, yaitu kelompok besar ( 20 orang atau lebih),
kelompok kecil (2-12 orqng)
2. Segi pembentukan, yaitu bentuk formal ( sengaja dibentuk), bentuk informal ( tanpa
direncanakan).
C. Komponen-komponen Diskusi Kelompok
a. Peran pimpinan kelompok, menyusun rencana, mengemukakan tujuan diskusi,
memelihara, mengatasi situasi sulit, dan membuat rangkuman hasil diskusi.
b. Peran anggota kelompok, anggota kelompok meruapakn badan dan jiwa
kelompok tersebut.

D. Pengolahan Diskusi Kelompok

 Persiapan
Selain mempersiapkan topic, waktu dan tempat diskusi. Yang peru diperhatiak
ada dua hal yaitu jumlah anggota dan pengaturan tempat duduk.
 Pelaksanaan
Dalam pelaksanaan ini sangat dibutuhkan pembimbing.
 Tindak Lanjut
Pembimbing perlu melatih dan membiasakan siswa untuk mengambil keputusan
yang sederhana, tetapi dapat direalisasikan.
B. Ciri-ciri Kelompok yang Efektif

Untuk mengetahui kelompok yang efekti itu bagaimana, dapat dilihat dari segi hasilnya
dan juga segi prosesnya.

Bab 9. BKP Teknik PKC-KO


A. BKP teknik PKC-KO
Menurut prayitno (2012:4) pembelajaran karakter cerdas
format kelompok merupakan metode nonklasikal yang dapat
dilaksanakan dalam maupun di luar satuan pendidikan. Metode ini
dimaksudkan untuk membantu pengembangan pribadi yang sadar akan
nilai-nilai karakter cerdas dan memperhatikannya serta menciptakan
lingkungan kehidupan secara kental diwarnai oleh nilai-nilai karakter
cerdas termasuk pengalaman nilai luhur Pancasila dalamnya
Format PKC-KO dikembangkan dan diselenggarakan atas
pertimbangan sebagai berikut:
1. Penanaman nilai dan moral berkehidupan dan berbangsa
2. metode pembudayaan
3. Aspek teknik operasional

B. Ciri-ciri dan tujuan PKC-KO


Kegiatan PKC-KO ini mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
1) Aktif, dinamis, bebas, terbuka, meluas, dan mendalam, serta
sukarela
2) Spontanitas, perasaan positif, katarsis dan meningkatnya
pengetahuan dan keterampilan sosial.

C. Sarana PKC-KO
Untuk dapat berlangsung kegiatan PKC-KO diperlukan 5 sarana
pokok,yaitu :
1. Peserta
2. Fasilitator
3. Butir-butir nilai karakter cerdas
4. Topik bahasan
5. Kegiatan pembahasan topik

D. Kelengkapan PKC-KO
Prayitno (2012:15) mengatakan bahwa adanya suatu
pelengkap dalam kegiatan PKC-KO, namun ini tidak bersifat wajib.
Kelengkapan tersebut adalah
1. Sumber bahasan
2. Kartu kegiatan
3. Permainan kelompok
sumber bahasan yakni dapat berupa bahan cetak seperti
koran,majalah, buku, dan bahan-bahan tertulis lainnya, lalu sumber
lain yang berupa berita, rekaman audeo dan video, slide dan film,
kejadian tertentu dan ceramah.

Bab 10. BKP Teknik Problem Solving


A. Pelaksanaan BKP teknik Problem Solving
Berikut ini akan diuraikan beberapa tahapan dalam
bimbingan kelompok menurut Siti hartinah (2009:132)
secara ringkas yaitu:
1. Tahap pembentukan
Kegiatan awal dari sebuah kelompok
dapat dimulai dengan pengumpulan para anggota
kelompok dalam rangka kegiatan kelompok yang
direncanakan, meliputi tahap pengenalan,
peribadatan diri dan pemasukan diri dalam
kelompok.
2. Tahap peralihan
Adapun kegiatan yang akan dilakukan
pada tahap peralihan ini yaitu:
a. Menjelaskan kegiatan yang akan
ditempuh pada tahap berikutnya
b. Menawarkan atau mengamati apakah para
anggota sudah siap menjalani kegiatan
pada tahap selanjutnya
c. Membahas suasana yang terjadi
d. Meningkatkan keikutsertaan anggota
3. Tahap kegiatan
Anggota kelompok perlu didorong dan dirangsang
untuk ikut serta dalam pembahasan secara penuh.
Kegiatan yang dilakukan pada tahap kegiatan ini
adalah:
a. Pemimpin kelompok mengemukakan
masalah atau topik
b. Tanya jawab antara anggota dan
pemimpin kelompok tentang hal-hal yang
belum jelas menyangkut masalah atau
topik yang akan dikemukakan memimpin
kelompok
c. Anggota membahas masalah topik secara
mendalam dan tuntas
d. Kegiatan Selingan
4. Tahap pengakhiran
Kegiatan suatu kelompok tidak
berlangsung terus-menerus tanpa berhenti. Setelah
kegiatan kelompok memuncak pada tahap ketiga,
kegiatan kelompok kemudian menurun dan
selanjutnya kelompok akan mengakhiri kegiatan
pada saat yang dianggap tepat. Dalam tahap ini
pemimpin kelompok melakukan kegiatan antara
lain:
a. Pemimpin kelompok mengemukakan
bahwa kegiatan akan segera diakhiri
b. Pemimpin dan anggota kelompok
mengungkapkan kesan dan hasil-hasil
kegiatan
c. Membahas kegiatan lanjutan
d. Mengungkapkan pesan dan harapan

Bab 11. BKP Teknik Modeling


A. Pengertian Teknik Modelling
Perry dan Furukawa (Abimayu, 1996:256) mendefinisikan modeling sebagai “
proses belajar melalui observasi dengan tingkah laku dari seorang individu atau
kelompok, sebagai model, berperan sebagai rangsangan bagi pikiran-pikiran, sikap-sikap
atau tingkah laku sebagai bagian dari individu yang lain yang mengobservasi model yang
disampaikan”
Menurut (Maemun, 2012:1) “ duel kelompok dengan teknik modeling dapat
menjadi media bagi peserta didik yang cenderung berkelompok dengan teman sebaya
sehingga memungkinkan bagi peserta didik untuk mencontoh atau meniru hal-hal positif
yang terjadi dalam kelompok”.

B. Jenis-jenis Modelling
Cormiee dan cormier (Abimayu, 1996:256) mengemukakakn ada 6 macam jenis
modeling sebagai berikut:
a. Modelling Langsung
Model langsung adalah prosedur yang digunakan untuk menghasilkan
tingkah laku yang dikehendaki atau yang dikehendakinya dimiliki oleh client
melalui contoh langsung dari konsuler sendiri,guru,atau teman sebayanya.
b. Modelling Simbolis
Dalam modeling simbolis, umurnya disajikan melalui material tertulis
rekaman audio atau video, film atau slide.
c. Modelling diri sendiri
Dalam prosedur diri sendiri sebagai model berarti menggunakan klien
sebagai model.
d. Modelling partisipan
Modeling partisipan terdiri dari demonstrasi model, latihan terpimpin, dan
pengalaman-pengalaman yang sukses.
e. Modelling tersembunyi
Model yang tersembunyi adalah suatu prosedur yang dikembangkan oleh
Cautela 1971(Soli Abimayu, 1996:258) dimana “ kain membayangkan suatu
model melakukan tingkah laku melalui intruksi.
f. Modelling kognitif
Modeling kognitif bertujuan maling kognitif bertujuan memodifikasi
pikiran, sikap dan keyakinan.
Bab 12. Evaluasi dalam BKP
A. Evaluasi dalam Bimbingan Kelompok
Menurut Luddin (2012:78) untuk mengetahui keberhasilan kegiatan bimbingan
kelompok, pemimpin kelompok atau guru pembimbing dapat melakukan tiga tahapan
penilaian yaitu:
 Penilaian segera (laiseg), dengan memperhatikan Bagaimana partisipasi dan
sebutkan masing-masing anggota kelompok dalam proses menjalani kegiatannya
 Penilaian jangka pendek (lajaipen), dengan memperhatikan adanya berbagai
perubahan tingkah laku dari masing-masing satu kelompok setelah satu atau dua
minggu mendatang
 penilaian jangka panjang (laijapang), dengan memperhatikan adanya perubahan
sikap dan tingkah laku atau kemampuan lainnya pada akhir semester.
BAB III

PEMBAHASAN

3.1 KELEBIHAN
Dalam buku ini adalah bahasa yang disajikan cukup ringan dan mudah dipahami,
memberi kemudahan pembaca untuk mengikuti alur berfikir penulis dalam pembahasan tersebut,
terutama dalam pembahasan tentang tahap-tahap perkembangan kegiatan kelompok dalam
layanan bimbingan kelompok yang dapat dijadikan oleh calon pemimpin kelompok (konselor).

3.2 KELEMAHAN

Adapun kekurangan buku ini adalah tidak membahas tentang alternatif yang bisa
dilakukan oleh pempimpin kelompok (konselor) untuk mengatasi masalah-masalah yang ada
didalam kelompok tersebut.

3.3 Critical buku utama terhadap buku pembanding


 Buku utama dan buku pembanding sama – sama mudah dimengerti
 Buku pembanding dapat dijadikan referensi dari buku utama
 Terdapat keterkaitan materi antara buku utama dan buku pembanding
 Dari segi isi, kedua buku tersebut terangkum secara singkat, padat dan jelas
 Buku utama lebih menekankan teori layanan bimbingan kelompok sedangkat buku
pembanding hanya mencakup konsep dasar bimbingan kelompok
BAB IV

PENUTUP
1.1 KESIMPULAN
Kelompok adalah sekumpulan orang-orang yang terdiri dari tiga orang atau
lebih. Kelompokmemiliki hubungan yang intensif diantara satu sama
lainnya,terutama kelompok primer.Komunikasi kelompok adalah komunikasi yang
dilakukan oleh lebih dari dua orang, tetapi dalam jumlah terbatas dan
materi komunikasi hanya diakes oleh kalangan kelompok tersebut.
Tujuan umum layanan BKp dan/atau KKp adalah berkembangnya kemampuan sosialisasi
anggota kelompok, khususnya kemampuan dalam berkomunikasi

1.2 SARAN
Bagi konselor, guru, dan mereka yang pekerjaannya berkaitan dengan
kepemimpinan dan pemberian bantuan pada orang lain, proses kelompok mempunyai
manfaat yang penting karena dengan memahami proses kelompok dapat membantu
memahami perilaku orang lain, mengajar dan membimbing orang lain dengan lebih baik.

Anda mungkin juga menyukai