KMB 1 LP Ca Paru
KMB 1 LP Ca Paru
Disusun Oleh :
Kelompok 8
Kelas II B
A. Pengertian
Kanker paru merupakan abnormalitas dari sel – sel yang mengalami proliferasi
dalam paru (Underwood, Patologi, 2000) .
Kanker paru adalah pertumbuhan sel – sel kanker yang tidak dapat terkendali dalam
jaringan paru yang dapat di sebabkan oleh sejumlah karsinogen lingkungan terutama asap
rokok ( Ilmu penyakit dalam , 2001).
Kanker paru adalah tumor ganas paru primer yang berasal dari saluran napas atau
epitel bronkus (Robbin & Kumar, 2007).
Dari ketiga pendapat diatas dapat disimpulkan kanker paru adalah pertumbuhan
sel – sel kanker ganas pada paru yang disebabkan oleh sejumlah karsinogen terutama
asap rokok .
B. Etiologi
Kanker paru merupakan salah satu tumor ganas yang mungkin dapat dijelaskan
hubungannya dengan zat karsinogen . dari banyak zat karsinogen tersbut antara lain :
a. Asap rokok yaitu kandungan tar satu persenyawaan hidrokarbon aromatik polisiklik.
Faktor yang berpengaruh dalam hubungan ini antara lain :
Jumlah batang yang dihisap setiap hari.
Dalamnya hisapan.
Lamanya kebiasaan merokok itu berlangsung
b. Asap mobil .
c. Asap pabrik atau industri.
d. Asap tambang .
e. Debu radio aktif atau ledakan nuklir .
f. Beberapa zat kimia antara lain : asbes , arsen , krom, nekel , besi dan uranium .
D. Patofisiologi
Karena kebanyakan pertumbuhan baru pada paru – paru berasal dari bronchi,
maka istilah karsinoma bronkhogenik digunakan secara luas. Gejala – gejala yang timbul
erganung pada neoplasma, apakah di perifer atau sentral . Lesi di perifer mungkin tidak
menimbulkan gejala dan hanya dapat ditemukan mulai pemeriksaan rontgen toraks. Bila
lesi perifer menembus ruang pleura, biasa timbul efusi pleura (terdapaatnyya cairan di
ruang pleura), dan bila diikuti invasi langsung pada kosta dan korpus vertebra. Bila hal ini
terjadi , timbul nyeri yang hebat.
Lesi yang letaknya sentral berasal dari salah satu cabang bronkhus yang terbesar.
Lesi ini menyebabkan obstruksi dan ulserasi bronkhus dengan diikuti supurasi di bagian
distal . Gejala – gejala yang tibul erupa batuk, henoptysis, dispneu, dingin, dan denan.
Wheezing unilateral dapat erdengar paa auskultrasi.
Pada stadium lanjut dapat terjadi penurunan berat badan. Kanker paru – paru
dapat bermetastase ke struktur – struktur terdekat seperti kelenjar limfe , dinding
esofagus, dan parikardium atau ke daerah yang lebih jauh seperti otak, hati, dan tulang
rangka.
E. Pathway
F. Manifestasi klinis kanker paru
Gejala-gejala kanker paru yaitu:
1. Gejala awal. Stridor lokal dan dispnea ringan yang mungkin disebabkan oleh
obstruksi pada bronkus.
2. Gejala umum.
a. Batuk : Kemungkinan akibat iritasi yang disebabkan oleh massa tumor.
Batuk mulai sebagai batuk kering tanpa membentuk sputum, tetapi
berkembang sampai titik dimana dibentuk sputum yang kental dan purulen
dalam berespon terhadap infeksi sekunder.
b. Hemoptisis : Sputum bersemu darah karena sputum melalui permukaan
tumor yang mengalami ulserasi.
c. Anoreksia, lelah, berkurangnya berat badan.
G. Komplikasi
Kanker paru dapat menyebabkan komplikasi, seperti :
- Sesak napas
- Batuk darah
- Rasa nyeri akibat penyebaran kanker
- Penumpukan cairan di dada
- Penyebaran kanker ke organ tubuh lainnya (metastasis)
- kematian
H. Pengkajian
1. Wawancara
Data Subyekif
Data obyektif
2. Pemeriksaan fisik
a. Inspeksi
secara umum biasanya klien tampak kurus, terlihat batuk, dengan/tanpa
peningkatan produksi sekret. Pergerakan dada biasanya asimetris apabila terjadi
komplikasi efusi pleura dengan hemoragi. Nyeri dada dapat timbul dalam
berbagai bentuk tetapi biasanya dialami sebagai rasa sakit atau tidak nyaman
akibat penyebaran neoplastik ke mediastinum. Selain itu, dapat pula timbul nyeri
pleuritis bila terjadi serangan sekunder pada pleura akibat penyebaran neoplastik
atau pneumonia.
b. Palpasi
Pada palpasi, ekspansi meningkat dan taktil premitus biasanya menurun.
c. Perkusi
Pada perkusi , di dapat suara normal sampai hipersonor
d. Auskultasi
Didapat bunyi stidor lokal, wheezing unilateral didapat apabila karsinoma
melibatkan penyempitan bronkhus dan ini merupakan tanda khas pada tumor
bronkhus.
3. Pemeriksaan Penunjang
a. Radiologi.
Foto thorax posterior – anterior (PA) dan leteral serta Tomografi dada.
Merupakan pemeriksaan awal sederhana yang dapat mendeteksi adanya
kanker paru. Menggambarkan bentuk, ukuran dan lokasi lesi. Dapat
menyatakan massa udara pada bagian hilus, effuse pleural, atelektasis erosi
tulang rusuk atau vertebra.
Bronkhografi.
Untuk melihat tumor di percabangan bronkus.
b. Laboratorium.
Sitologi (sputum, pleural, atau nodus limfe).
Dilakukan untuk mengkaji adanya/ tahap karsinoma.
Pemeriksaan fungsi paru dan GDA
Dapat dilakukan untuk mengkaji kapasitas untuk memenuhi kebutuhan
ventilasi.
Tes kulit, jumlah absolute limfosit.
Dapat dilakukan untuk mengevaluasi kompetensi imun
(umum pada kanker paru)
c. Histopatologi.
Bronkoskopi.
Memungkinkan visualisasi, pencucian bagian,dan pembersihan sitologi
lesi (besarnya karsinoma bronkogenik dapat diketahui).
Biopsi Trans Torakal (TTB).
Biopsi dengan TTB terutama untuk lesi yang letaknya perifer dengan
ukuran < 2 cm, sensitivitasnya mencapai 90 – 95 %.
Torakoskopi.
Biopsi tumor didaerah pleura memberikan hasil yang lebih baik dengan
cara torakoskopi.
Mediastinosopi.
Untuk mendapatkan tumor metastasis atau kelenjar getah bening yang
terlibat.
Torakotomi.
Totakotomi untuk diagnostic kanker paru dikerjakan bila bermacam –
macam prosedur non invasif dan invasif sebelumnya gagal mendapatkan
sel tumor.
I. Analisa Data
2. DS: - pasien mengeluh Obstruksi jalan napas oleh Gangguan pertukaran gas
sesak dan nyeri saat sekresi dan spasme bronkus.
bernapas. Kerusakan alveoli.
DO: - gelisah. Bronkietaksis/akteletaksis.
- Nilai GDA tidak
normal
- Perubahan TTV.
- Takikardia
J. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnosa keperawatan antara lain:
1. Ketidakefektifan pola napas berhubungan dengan penurunan ekspansi paru.
2. Kerusakan pertukaran gas yang berhubungan dengan gangguan aliran udara ke
alveoli atau kebagian utama paru, perubahan membrane alveoli.
3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan suplai O2 ke jaringan menurun.
4. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan anoreksia.
L. Evaluasi
Hasil akhir yang diharapkan :
1. Mempertahankan jalan napas tetap paten dengan mengatasi sekresi
a. Melaporkan penurunan kongesti
b. Mengambil posisi terbaik untuk memudahkan drainase sekresi
2. Melaporkan perasaan lebih nyaman
a. Mengikuti tindakan untuk mencapai kenyamanan an- analgesic
3. Mendapatkan pengetahuan yang wajar,memverbalisasikan pemahaman terhadap
prosedur bedah dan melakukan perawatan diri secara memadai.
4. Mendemonstrasikan berkurangnya kecemasan dan depresi
a. Mengekspresikan harapan
b. Bertemu dengan seseorang dari kelompok yang senasib (support system
group)
c. Berpartisipasi dengan kelompk senasib
d. Memelihara keseimbangan asupan nutrisi dan cairan yang adekuat
5. Memperlihatkan perbaikan citra tubuh , harga diri, dan konsep diri
a. Mengekspresikan perasaan dan perhatian
b. Berpartisipasi dalam perawatan diri dan pengambilan keputusan
c. Menerima informasi tentang kelompok paguyuban
DAFTAR PUSTAKA
Lorraine M Wilson, Sylvia A price . 2000 . Buku Konsep klinis proses – proses
penyakit . Edisi 4 . Penerbit buku kedokteran
Aru W sudoyo,Bambang setiyohadi, Idrus alwi, dan Siti setiati . 2009 . Buku Ilmu
penyakit Dalam . Jilid III . Edisi V . Jakarta