Anda di halaman 1dari 34

TUGAS KMB I

LAPORAN PENDAHULUAN CA PARU

Disusun Oleh :
Kelompok 8

1. Desty Dwi Ariyanti (P17420213048)


2. Kevin Alif .P. (P17420213058)
3. Retno Susilowati (P17420213059)

Kelas II B

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLTEKKES KEMENKES SEMARANG
PRODI DIII KEPERAWATAN PURWOKERTO
2014
LAPORAN PENDAHULUAN CA PARU

A. Pengertian
Kanker paru merupakan abnormalitas dari sel – sel yang mengalami proliferasi
dalam paru (Underwood, Patologi, 2000) .
Kanker paru adalah pertumbuhan sel – sel kanker yang tidak dapat terkendali dalam
jaringan paru yang dapat di sebabkan oleh sejumlah karsinogen lingkungan terutama asap
rokok ( Ilmu penyakit dalam , 2001).
Kanker paru adalah tumor ganas paru primer yang berasal dari saluran napas atau
epitel bronkus (Robbin & Kumar, 2007).
Dari ketiga pendapat diatas dapat disimpulkan kanker paru adalah pertumbuhan
sel – sel kanker ganas pada paru yang disebabkan oleh sejumlah karsinogen terutama
asap rokok .

B. Etiologi
Kanker paru merupakan salah satu tumor ganas yang mungkin dapat dijelaskan
hubungannya dengan zat karsinogen . dari banyak zat karsinogen tersbut antara lain :
a. Asap rokok yaitu kandungan tar satu persenyawaan hidrokarbon aromatik polisiklik.
Faktor yang berpengaruh dalam hubungan ini antara lain :
 Jumlah batang yang dihisap setiap hari.
 Dalamnya hisapan.
 Lamanya kebiasaan merokok itu berlangsung
b. Asap mobil .
c. Asap pabrik atau industri.
d. Asap tambang .
e. Debu radio aktif atau ledakan nuklir .
f. Beberapa zat kimia antara lain : asbes , arsen , krom, nekel , besi dan uranium .

C. Tanda dan gejala


Tumor primer paru – paru mempunyai gejala yang bervariasi tergantung dari
letak tumor tersebut sentral atau parifer. Karsinoma epidemoid dan anaplastik pada
ummnya terletak di daerah sentral sedangkan adeno karsinoma dan karsinoma anaplastik
jenis large cell umumnya di daerah parifer. Tumor di daerah sentral umumnya
memberikan gejala batuk karena iritasi intrabronkial , sesak napas karena obstruksi
bronkial , nyeri dada, bising mengi, batuk darah karena ruptur kapiler tumor intra
bronkial ,sedang kadang – kadang gejala pneumonia dengan demam , batukdan sesak
napas . sedangkan tumor yang terletak didaerah perifer umumnya tidak menyeabkan
gejala sumbatan pda paru kadang – kadang tidak memberikan gejala sama sekali , tapi
jika timbul keluhan biasanya adalah batuk dan yeri dada karena gesekan pleura parietal
dengan dinding dada .
Secara umum , gejala –gejala tersebut dapat dikelompokan sebagai berikut :
Gejala tumor primer Ekspansi mediastinal
Batuk – batuk Penyempitan syaraf, suara serak
Sesak napas Obstruksi vaskular-sindrom vena
Kava superior
Nyeri dada Ekspansi periard : Tamponade,
Aritmia
Bising membran Ekstensi mediastinal disfagia
Infeksi ( demam, batuk – batuk produktif )

D. Patofisiologi
Karena kebanyakan pertumbuhan baru pada paru – paru berasal dari bronchi,
maka istilah karsinoma bronkhogenik digunakan secara luas. Gejala – gejala yang timbul
erganung pada neoplasma, apakah di perifer atau sentral . Lesi di perifer mungkin tidak
menimbulkan gejala dan hanya dapat ditemukan mulai pemeriksaan rontgen toraks. Bila
lesi perifer menembus ruang pleura, biasa timbul efusi pleura (terdapaatnyya cairan di
ruang pleura), dan bila diikuti invasi langsung pada kosta dan korpus vertebra. Bila hal ini
terjadi , timbul nyeri yang hebat.
Lesi yang letaknya sentral berasal dari salah satu cabang bronkhus yang terbesar.
Lesi ini menyebabkan obstruksi dan ulserasi bronkhus dengan diikuti supurasi di bagian
distal . Gejala – gejala yang tibul erupa batuk, henoptysis, dispneu, dingin, dan denan.
Wheezing unilateral dapat erdengar paa auskultrasi.
Pada stadium lanjut dapat terjadi penurunan berat badan. Kanker paru – paru
dapat bermetastase ke struktur – struktur terdekat seperti kelenjar limfe , dinding
esofagus, dan parikardium atau ke daerah yang lebih jauh seperti otak, hati, dan tulang
rangka.

E. Pathway
F. Manifestasi klinis kanker paru
Gejala-gejala kanker paru yaitu:
1. Gejala awal. Stridor lokal dan dispnea ringan yang mungkin disebabkan oleh
obstruksi pada bronkus.
2.    Gejala umum.
a.    Batuk : Kemungkinan akibat iritasi yang disebabkan oleh massa tumor.
Batuk   mulai sebagai batuk kering tanpa membentuk sputum, tetapi
berkembang sampai titik dimana dibentuk sputum yang kental dan purulen
dalam berespon terhadap infeksi sekunder.
b.    Hemoptisis : Sputum bersemu darah karena sputum melalui permukaan
tumor   yang mengalami ulserasi.
c.    Anoreksia, lelah, berkurangnya berat badan.

G. Komplikasi
Kanker paru dapat menyebabkan komplikasi, seperti :
- Sesak napas
- Batuk darah
- Rasa nyeri akibat penyebaran kanker
- Penumpukan cairan di dada
- Penyebaran kanker ke organ tubuh lainnya (metastasis)
- kematian

H. Pengkajian
1. Wawancara
Data Subyekif

1. Onset dan lamanya tanda dan gejala


2. Apa yang pasien ketahui mengenai alasan dirawat
a. Untuk tes diagnostic
b. Untuk pembedahan thoraks
3. Apakah pasien menyatakan karsinoma paru sebagai diagnose
4. Riwayat kebiasaan merokok
5. Riwayat terpapar polutan

Data obyektif

1. Seputum berwarna kemerahan


2. Batuk
3. Nyeri dada
4. Tactile femitus meningkat
5. Dispnea
6. Suara nafas : wheezing friction rub
7. Penurunan BB
8. Tes diagnostik : x-ray, bronchoscopy,sitologi, angiografi, mediastinografi,
scanning paru, analisa gas darah

2. Pemeriksaan fisik
a. Inspeksi   
   secara umum biasanya klien tampak kurus, terlihat batuk, dengan/tanpa
peningkatan produksi sekret. Pergerakan dada biasanya asimetris apabila terjadi
komplikasi efusi pleura dengan hemoragi. Nyeri dada dapat timbul dalam
berbagai bentuk tetapi biasanya dialami sebagai rasa sakit atau tidak nyaman
akibat penyebaran neoplastik ke mediastinum. Selain itu, dapat pula timbul nyeri
pleuritis bila terjadi serangan sekunder pada pleura akibat penyebaran neoplastik
atau pneumonia.
b. Palpasi    
Pada palpasi, ekspansi meningkat dan taktil premitus biasanya menurun.
c.     Perkusi    
Pada perkusi , di dapat suara normal sampai hipersonor
d.   Auskultasi   
Didapat bunyi stidor lokal, wheezing unilateral didapat apabila karsinoma
melibatkan penyempitan bronkhus dan ini merupakan tanda khas pada tumor
bronkhus.
3. Pemeriksaan Penunjang
a. Radiologi.
 Foto thorax posterior – anterior (PA) dan leteral serta Tomografi dada.
Merupakan pemeriksaan awal sederhana yang dapat mendeteksi adanya
kanker paru. Menggambarkan bentuk, ukuran dan lokasi lesi. Dapat
menyatakan massa udara pada bagian hilus, effuse pleural, atelektasis erosi
tulang rusuk atau vertebra.
 Bronkhografi.
Untuk melihat tumor di percabangan bronkus.
b.    Laboratorium.
 Sitologi (sputum, pleural, atau nodus limfe).
Dilakukan untuk mengkaji adanya/ tahap karsinoma.
 Pemeriksaan fungsi paru dan GDA
Dapat dilakukan untuk mengkaji kapasitas untuk memenuhi kebutuhan
ventilasi.
 Tes kulit, jumlah absolute limfosit.
Dapat dilakukan untuk mengevaluasi kompetensi imun
(umum pada kanker paru)
c.    Histopatologi.
 Bronkoskopi.
Memungkinkan visualisasi, pencucian bagian,dan pembersihan sitologi
lesi (besarnya karsinoma bronkogenik dapat diketahui).
 Biopsi Trans Torakal (TTB).
Biopsi dengan TTB terutama untuk lesi yang letaknya perifer dengan
ukuran < 2 cm, sensitivitasnya mencapai 90 – 95 %.
 Torakoskopi.
Biopsi tumor didaerah pleura memberikan hasil yang lebih baik dengan
cara torakoskopi.
 Mediastinosopi.
Untuk mendapatkan tumor metastasis atau kelenjar getah bening yang
terlibat.
 Torakotomi.
Totakotomi untuk diagnostic kanker paru dikerjakan bila bermacam –
macam prosedur non invasif dan invasif sebelumnya gagal mendapatkan
sel tumor.

I. Analisa Data

No Data Etiologi Problem

1. DS: - klien Massa pada mediastinum Ketidakefektifan pola


mengungkapkan sesak menekan rongga paru. napas.
saat bernapas dan dada Penurunan ekspansi paru.
terasa berat. Pengembangan paru terbatas.
DO: - KU agak lemah. Paru klien terbatas.
- Suara napas
menghilang pada
dada anterior.
- Pada perkusi dada
terdenagr redup.
- Respirasi 36
x/mnt, cepat dan
dangkal.

2. DS: - pasien mengeluh Obstruksi jalan napas oleh Gangguan pertukaran gas
sesak dan nyeri saat sekresi dan spasme bronkus.
bernapas. Kerusakan alveoli.
DO: - gelisah. Bronkietaksis/akteletaksis.
- Nilai GDA tidak
normal
- Perubahan TTV.

3. DS: Suplai O2 ke jaringan menurun Intoleransi aktivitas


- Pasien mengatakan
letih / kelemahan
DO:
- Sesak napas
         - Sianosis

-    Takikardia

4. DS: - mengatakan Sesak, Psikologis, Mual, Perubahan nutrisi kurang


nafsu makan menurun anoreksia. dari kebutuhan.
dan terasa mual.
DO: - penurunan berat
badan, (bb
sebelumnya 66kg,
setelah masuk RS BB
55kg).
- Porsi makan tidak
habis, makan
hanya 2-4 sendok

J. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnosa keperawatan antara lain:
1. Ketidakefektifan pola napas berhubungan dengan penurunan ekspansi paru.
2. Kerusakan pertukaran gas yang berhubungan dengan gangguan aliran udara ke
alveoli atau kebagian utama paru, perubahan membrane alveoli.
3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan suplai O2 ke jaringan menurun.
4. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan anoreksia.

K. Tujuan (NOC), Intervensi (NIC), Rasional


N TUJUAN & KH INTERVENSI RASIONAL
o (NOC) (NIC)
dx

1. Setelah dilakukan NIC : Airway Management 1. Untuk mengetahui


1. tindakan keperawatan 1. Kaji frekuensi, frekuensi dan
2x24 jam diharapkan kedalaman kedalaman karena
pola napas klien pernapasan dan kedalaman pernapasan
efektif dengan KH: ekspansi dada. bervariasi tergantung
NOC : Status 2. Auskultasi bunyi derajat gaga napas
Respirasi napas, catat adanya 2. Perubahan bunyi napas
- Klien bunyi napas menunjukkan obstruksi
mengungkapkan tambahan. sekunder
sesak 3. Observasi pola batuk 3. Kongesti alveolar
berkurang/tidak dan karakter sekresi. mengakibatkan batuk
sesak. 4. Berikan pada klien kering/iriatif.
- Respirasi dalam posisi semi fowler. 4. Posisi membantu
batas normal. 5. Kolaborasi dalam memaksimalkan
- Tidak pemberian oksigen ekspansi paru dan
menggunakan tambahan. menurunkan upaya
otot bantu 6. Berikan pernapasan.
pernapasan. humadifikasi 5. Memaksimalkan
tambahan. pernapasan dan
menurunkan kerja
napas.
6. Memberikan
kelembaban pada
membrane mukosa dan
membantu pengenceran
sekresi
2. setelah dilakukan NIC : Airway Management 1. Berguna dalam evaluasi
tindakan keperawatan 1. Kaji frekuensi dan derajat distress
2x24 jam diharapkan kedalaman pernapasan dan
pasien menunjukkan pernapasan. kronisnya proses
perbaikan ventilasi 2. Auskultasi paru penaykit
dan oksigenasi untuk penurunan 2. Area yang tak
jaringan yang adekuat bunyi napas dan terventilasi dapat
dan pertukaran gas adanya bunyi diidentifikasiakan
efektif dengan KH: tambahan denagn tak adanya
NOC : Status 3. Observasi ferfusi bunyi napas.
Respirasi daerah akral dan 3. Menunjukkan
- Tidak bingung sianosis (daun hipoksemia sistemik
dan gelisah telinga,bibir,lidah 4. Jalan naps
- TTV normal dan membrane lengket/kolaps
- Tidak sesak lidah). menurunkan jumlah
- Nilai GDA 4. Lakukan tindakan alveoli yang berfungsi
normal. untuk memperbaiki secara negative
jalan napas. mempenagruhi
5. Tinggikan pertukaran gas
kepala/temapat tidur 5. Meningkatkan ekspansi
sesuai dengan dada
kebutuhan. maksimal,membuat
6. Kaji TTV muadah bernapas
7. Monitor GDA meningkatkan
8. Berikan oksigen kenyamanan.
tambahan denagn 6. Takikardia, disritmia
indikasi hasil GDA. dan perubahan tekanan
darah dapat
menunjukkan efek
hipoksemia sistemik

pada fungsi jantung.


7. PaCO2 biasanya
meningkat, dan paO2
menurun sehingga
hipoksia terjadi derajat
lebih besar/kecil.
8. Dapat
memperbaiki/memburu
knya hipoksia.

3. Setelah dilakukan NIC :


tindakan keperawatan 1. Berikan suasana 1. Dengan tindakan ini
selama 2x24 jam nyaman dan batasi meningkatan istirahat
diharapkan kelemahan pengunjung selama
berkurang dengan perawatan.
KH:
NOC : 2. Dorong penggunaan 2. Dengan tindakan ini
1. Pasien dapat manejemen stress menurunkan stress dan
istirahat dengan dan pengalihan yang rangsangan berlebih.
cukup. cepat.
2. Wajah fress. 3. Jelaskan pentingnya 3. Menghemat energy untuk
3. Pasien dapat istirahat dalam penyembuhan , pembatasan
beraktifitas sendiri. rencana pengobatan aktivitas berdampak
dan perlunya positive terhadap pasien
keseimbangan dalam perbaikan kegagalan
aktivitas dan nafas
istirahat.
4. Bantu aktivitas 4. Menimbulkan kelelahan
perawatan diri dan membantu
berikan peningkatan keseimbangan suplay serta
aktivitas selama vase pergerakan otot.
penyembuhan

4. Setelah dilakukan NIC : 1. Berguna dalam


tindakan selama -Nutritional Management mengidentifikasi derajat
2x24jam nutrisi klien 1. Catat status nutrisi kurang nutrisi dan
terpenuhi. Dengan pasien pada menentukan pilihan
KH: penerimaan,catat intervensi
NOC : Nutritinal turgor kulit, berat 2. Meningkatkan
Status badan dan derajat pengetahuan dan
- Berat badan kekurangan berat kepatuhan untuk
bertambah dan badan. menjalankan program
- Menunjukkan 2. Berikan penjelasan diet sesuai aturan
perubahan pola tentang pentingnya 3. Pertimbangan keinginan
makan. makanan yang individu dapat
adekuat dan bergizi. memperbaiki masukkan
3. Pastikan pola diet diet
pasien yang 4. Mengukur kereaktifan
disukai/tidak nutrisi dan dukungan
disukai. cairan.
4. Awasi 5. Peningkatan pemenuhan
pemasukan/pengelua kebutuhan dan
ran dan berat badan kebutuhan pemenuhan
secar periodic nutrisi dan kebutuahan
5. Dorong klien untuk pertahanan tubuh.

makan diet TKTP 6. Akumulasi partikel


6. Pertahankan hygiene makanan dimulut
mulut menambah rasa
7. Kolaborasi dengan ketidaknyamanan pada
ahli gizi dalam mulut dan menurunkan
pemberian makanan. nafsu makan
7. Meningkatkan
kemampuan asupan
sesuai dengan
kemampuan klien

L. Evaluasi
Hasil akhir yang diharapkan :
1. Mempertahankan jalan napas tetap paten dengan mengatasi sekresi
a. Melaporkan penurunan kongesti
b. Mengambil posisi terbaik untuk memudahkan drainase sekresi
2. Melaporkan perasaan lebih nyaman
a. Mengikuti tindakan untuk mencapai kenyamanan an- analgesic
3. Mendapatkan pengetahuan yang wajar,memverbalisasikan pemahaman terhadap
prosedur bedah dan melakukan perawatan diri secara memadai.
4. Mendemonstrasikan berkurangnya kecemasan dan depresi
a. Mengekspresikan harapan
b. Bertemu dengan seseorang dari kelompok yang senasib (support system
group)
c. Berpartisipasi dengan kelompk senasib
d. Memelihara keseimbangan asupan nutrisi dan cairan yang adekuat
5. Memperlihatkan perbaikan citra tubuh , harga diri, dan konsep diri
a. Mengekspresikan perasaan dan perhatian
b. Berpartisipasi dalam perawatan diri dan pengambilan keputusan
c. Menerima informasi tentang kelompok paguyuban

DAFTAR PUSTAKA

Lorraine M Wilson, Sylvia A price . 2000 . Buku Konsep klinis proses – proses
penyakit . Edisi 4 . Penerbit buku kedokteran
Aru W sudoyo,Bambang setiyohadi, Idrus alwi, dan Siti setiati . 2009 . Buku Ilmu
penyakit Dalam . Jilid III . Edisi V . Jakarta

Buku Bahan Ajar Keperawatan Medikal bedah I Politeknik Kesehatan Kemenkes


Semarang

Bararah, Taqiyyah. Mohammad Jauhar. 2013. Asuhan Keperawatan Panduan


Lengkap Menjadi Perawat Profesional. Jakarta: Prestasi Pustakaraya.

Anda mungkin juga menyukai