BAB I
PENDAHULUAN
1.2. Tujuan
Untuk mengetahui tentang kolik abdomen
Kelompok 24 1
KOLIK ABDOMEN
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Nyeri abdomen
Nyeri abdomen dihasilkan dari 3 jalur yaitu nyeri abdomen visera, nyeri abdomen
parietal (somatik), dan nyeri alih
2.1.1 Nyeri abdomen visceral
Biasanya disebabkan karena distensi organ berongga atau penegangan
kapsul dari organ padat. Penyebab yang jarang berupa iskemi atau inflamasi
ketika jaringan mengalami kongesti sehingga mensensitisasi ujung saraf nyeri
visera dan menurunkan ambang batas nyerinya. Nyeri ini sering merupakan
manifestasi awal dari beberapa penyakit atau berupa rasa tidak nyaman yang
samar-samar hingga kolik. Jika organ yang terlibat dipengaruhi oleh gerakan
peristaltik, maka nyeri sering dideskripsikan sebagai intermiten, kram atau kolik.
Pada nyeri ini, karena serabut saraf nyeri bilateral, tidak bermielin dan
memasuki korda spinalis pada tingkat yang beragam, maka nyeri abdomen visera
ini biasanya terasa tumpul, sulit dilokalisasi dan dirasakan dibagian tengah tubuh.
Nyeri visera berasal dari regio abdomen yang merujuk pada asal organ secara
embrionik. Struktur foregut seperto lambung, duodenum, liver, traktus biliaris
dan pankreas menghasilkan nyeri abdomen atas, sering dirasakan sebagai nyeri
regio epigastrium. Struktur midgut seperti jejunum, ileum, apendiks, dan kolon
asenden menyebabkan nyeri periumbilikus. Sedangkan struktur hindgut seperti
kolon transversal, kolon desendens dan sistem genitourinary menyebabkan nyeri
abdomen bagian bawah.
Kelompok 24 2
KOLIK ABDOMEN
bertahan; batuk dan pergerakan dapat memicu nyeri tersebut. Kondisi ini
mengakibatkan dalam pemeriksaan fisik dapat dicari tanda berupa rasa
lembut, guarding, nyeri pantul dan kaku pada abdomen yang dipalpasi. Tampilan
klinis dari appendicitis dapat berupa nyeri visera dan somatik. Nyeri pada
apendisitis awal sering berupa nyeri periumbilikus (visera) tapi terlokalisasi di
regio kuadran kanan bawah ketika inflamasi menyebar ke peritoneum (parietal).
Kelompok 24 3
KOLIK ABDOMEN
Ileus paralitik
Lesi medula spinalis
Enteritis regional
Ketidakseimbangan elektrolit
Uremia
Beberapa yang menjadi penyebab kolik abdomen adalah kolik bilier, kolik
renal dan kolik karena sumbatan usus halus.
Kolik Bilier
Kolik bilier merupakan gejala tidak nyaman yang dirasakan pasien dan
sering tidak disertai tanda-tanda klinis lain. Nyeri ini merupakan gejala klinis
dari penyakit batu empedu (kolelitiasis/koledokolitiasis). Oleh karena nyeri ini
merupakan gejala, maka beberapa penyakit lain juga dapat memberikan gejala
yang sama.
Kelompok 24 4
KOLIK ABDOMEN
Anamnesis
Kolik bilier biasanya datang tiba-tiba dan mencapai intensitas
maksimum dalam waktu 60 menit di dua pertiga dari pasien. Rasa sakit
biasanya berlanjut tanpa fluktuasi dan menghilang secara bertahap selama 2-
6 jam. Nyeri berlangsung lebih lama dari 6 jam harus dicurigai sebagai
kolesistitis akut.
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan awal seringkali mengungkapkan individu yang
berkeringat, pucat, dan rasa tidak nyaman. Muntah bisa menyertai rasa sakit.
Pemeriksaan dapat mengungkapkan beberapa fitur fisik yang terkait dengan
pembentukan batu empedu (misalnya, kelebihan berat badan, setengah baya,
perempuan). Pasien dengan kolik empedu tanpa komplikasi tidak
Kelompok 24 5
KOLIK ABDOMEN
Penatalaksanaan
Pengobatan yang diberikan tergantung dari gejala yang dirasakan
oleh pasien. Jika nyeri sangat hebat dapat diberikan pereda nyeri golongan
narkotik yaitu Meperidine (pethidine) dengan dosis 1-1,5 mg/kg IM setiap 3
jam. Jika muntah dapat diberikan metoklopramid. Tidak ada satu pun
intervensi operasi yang dapat menjamin karena kolik bilier yang tidak
komplikasi dapat mereda dengan pengobatan konservatif.
Kolik Renal
Rasa sakit jenis kolik ini yang dikenal sebagai kolik ginjal biasanya
dimulai pada pertengahan belakang atas lateral dari sudut costovertebral dan
kadang-kadang subkosta. Kemudian menyebar ke inferior dan anterior menuju
pangkal paha. Rasa sakit yang dihasilkan oleh kolik ginjal terutama disebabkan
oleh pelebaran, peregangan, dan kejang yang disebabkan oleh obstruksi saluran
kemih akut. Ketika obstruksi berat namun kronis berkembang, seperti di
beberapa jenis kanker, biasanya tidak menimbulkan rasa sakit.
Kolik adalah sebuah ironi karena sakit kolik ginjal cenderung
tetapkonstan, sedangkan kolik usus atau empedu biasanya agak berselang
dansering hilang datang. Pola rasa sakit tergantung ambang rasa sakit individu
Kelompok 24 6
KOLIK ABDOMEN
dan persepsi dan pada kecepatan dan derajat perubahan dalam tekanan
hidrostatis di dalam ureter proksimal dan pelvis ginjal. Gerak peristaltik saluran
kemih, migrasi batu, dan posisi miring atau memutar batu dapat menyebabkan
eksaserbasi atau perpanjangan dari nyeri kolik ginjal. Tingkat keparahan rasa
sakit tergantung pada derajat dan lokasi obstruksi, bukan pada ukuran batu.
Seorang pasien sering dapat mengarah pada letak maksimum tersakit, yang
kemungkinan menjadi lokasi obstruksi saluram kemih.
Fase serangan akut kolik ginjal
Serangan rasa sakit yang sebenarnya cenderung terjadi secara bertahap
dapat diprediksi, dengan rasa sakit mencapai puncaknya pada
kebanyakan pasien dalam waktu 2 jam. Rasa sakit secara kasar mengikuti
dermatomT-10 sampai S-4. Seluruh proses biasanya berlangsung 3-18 jam.
Kolik ginjal dapat digambarkan dalam 3 fase klinis.
a. Fase akut
Serangan yang khas mulai di pagi hari atau di malam hari,
membangunkan pasien dari tidur. Ketika mulai siang hari, pasien yang
sering menggambarkan serangan itu sebagai perlahan dan diam-diam.
Tingkat rasa sakit bisa meningkat sampai intensitas maksimum hanya
dalam 30 menit setelah onset awal atau lebih lambat. Pasien merasakan
nyeri maksimum mencapai 1-2 jam setelah dimulainya serangan kolik
ginjal.
b. Fase konstan
Setelah nyeri mencapai intensitas maksimum, cenderung tetap konstan
sampai diobati atau berkurang secara spontan. Fase ini biasanya
berlangsung 1-4 jam, tapi bisa bertahan lebih lama dari 12 jam dalam
beberapa kasus. Sebagian besar pasien tiba di UGD selama fase serangan.
c. Fase mereda
Selama tahap akhir, nyeri berkurang cukup cepat, dan pasienakhirnya
merasa lega. Fase ini dapat terjadi secara spontan padasetiap saat setelah
onset awal kolik. Pasien bisa jatuh tertidur, terutama jika mereka telah
diberikan obat analgesik yang kuat.
Kelompok 24 7
KOLIK ABDOMEN
Kelompok 24 8
KOLIK ABDOMEN
Kelompok 24 9
KOLIK ABDOMEN
Kelompok 24 10
KOLIK ABDOMEN
dari 6,0, batu asam urat harus dipertimbangkan, dan (2) dengan pH lebih
dari 8,0, infeksi dengan organism splitting urea
seperti Proteus, Pseudomonas, atau Klebsiella mungkin ada. Kristal urin
dari kalsiumoksalat, asam urat, atau sistin kadang-kadang dapat ditemukan
pada urinalisis. Jika ada, kristal ini adalah petunjuk sangat baik untuk jenis
dan sifat yang mendasari setiap batu .
Penatalaksanaan
Tatalaksana awal di ruang gawat darurat dimulai dengan memperoleh
akses vena untuk mempermudah pemberian cairan, analgesik
dan pengobatan antiemetik. Banyak dari pasien yang mengalami
dehidrasi karena mual dan muntah
Melakukan hidrasi dan memberikan diuretik sebagai terapi pembantu
masih merupakan controversial. Ada yang berpendapat dapat
membantu pengeluaran batu, namun juga ada yang berpikir akan
menambah tekanan hidrostatik sehingga menambah nyeri. Namun, ekstra
cairan harus diberikan jika pasien dengan bukti klinis atau laboratorium
mengalami dehidrasi, diabetes atau gagal ginjal.
Protokol yang dibuat berdasarkan kemungkinan kegagalan lewatnya
batusecara spontan baik oleh karena striktur uretra, spasme otot, edema
lokal, inflamasi dan infeksi. Regimen yang diberikan berupa:
Ketorolak 10 mg oralsetiap 6 jam untuk 5 hari.
Nifedipine 30 mg per hari PO untuk 7 hari.
Prednisone 20 mg PO 2 kali sehari untuk 5 hari.
Trimethoprim/sulfamethoxazole sekali sehari untuk 7 hari.
Acetaminophen 2 tablet 4 kali sehari untuk 7 hari.
Prochlorperazine supositoria sebagai pengontrol mual.
Batu yang terjebak di kaliks dapat memblok aliran traktus dari kaliks
yangmenyebabkan obstruksi dan nyeri. Pengobatan dengan ESWL
dapat beralasan untuk situasi yang batu kaliks dicurigai menyebabkan
gejala dan nyeri.
Kelompok 24 11
KOLIK ABDOMEN
Kelompok 24 12
KOLIK ABDOMEN
Gambar : Menunjukkan lokasi nyeri obstruksi usus halus pada region abdomen
Manifestasi klinis
Obstruksi memiliki karakteristik berupa pasial atau komplit dengan
sederhana atau strangulasi. Manifestasinya dapat berupa:
Nyeri perut (karakteristik pada kebanyakan pasien)
Nyeri, sering digambarkan sebagai kram dan intermiten, yang
lebihmenonjol pada obstruksi sederhana.
Seringkali, tampilan klinis dapat memberikan petunjuk kepada perkiraan
lokasi dan sifat obstruksi. Nyeri berlangsung selama beberapa hari, yang
menjadi progresif dan dengan distensi perut, mungkin khas untuk
obstruksi yang lebih distal.
Perubahan karakter nyeri dapat menunjukkan perkembangan komplikassi
yang lebih serius (misalnya, nyeri konstan usus strangulasi atau iskemik).
Mual
Muntah, yang lebih berhubungan dengan obstruksi proksimal
Diare (temuan awal)
Sembelit (sebuah temuan akhir) yang dibuktikan dengan tidak adanya
gerakan usus atau buang angin.
Demam dan takikardia, terjadi belakangan dan mungkin terkait dengan
strangulasi.
Riwayat operasi abdomen atau pelvis dahulu
Riwayat keganasan (terutama ovarium dan usus)
Kelompok 24 13
KOLIK ABDOMEN
Pemeriksaan Fisik
Beberapa hal yang ditemukan dari pemeriksaan fisik meliputi:
Distensi abdomen
Suara usus Hiperaktif terjadi di awal sebagai upaya GI untuk
mengatasiobstruksi.
Suara usus yang menurun terjadi belakangan.
Mengeksklusikan hernia inkarserata dari selangkangan, segitiga
femoralis, dan foramen obturatorius.
Temuan pada pemeriksaan rectal touge:
Darah yang tampak ataupun samar, yang menunjukkan strangulasi
lanjutan atau keganasan
Massa, yang menunjukkan hernia obturatorius
Periksa gejala umum diyakini akan lebih diagnostik untuk iskemia
usus,yaitu:
Demam (suhu> 100 °F)
Takikardia (> 100 detak / menit)
Tanda-tanda peritoneal
Penyebab
Beberapa hal yang menjadi penyebab antara lain:
Penyebab paling umum dari SBO adalah adhesi pascaoperasi.
Perlekatan pascaoperasi bisa menjadi penyebab obstruksi akut dalam
waktu 4 minggu operasi atau obstruksi kronis dekade kemudian.
Kejadian SBO sejajar dengan peningkatan jumlah laparotomi dilakukan
dinegara-negara berkembang.
Penyebab diidentifikasi kedua yang paling umum dari SBO adalah hernia
inkarserata.
Etiologi lain dari SBO termasuk tumor ganas (20%), hernia
(10%), penyakit radang usus (5%), volvulus (3%), dan beragam (2%).
Penyebab SBO pada pasien anak-anak termasuk atresia kongenital,
stenosis pilorus, dan intususepsi.
Kelompok 24 14
KOLIK ABDOMEN
Kelompok 24 15
KOLIK ABDOMEN
2.2.6 Penatalaksanaan
Koreksi ketidakseimbangan cairan dan elektrolit
Terapi Na+, K+, komponen darah
Ringer laktat untuk mengoreksi kekurangan cairan interstisial
Dekstrosa dan air untuk memperbaiki kekurangan cairan intraseluler
Kelompok 24 16
KOLIK ABDOMEN
2.2.7 Tindakan
Infus RL ; jika anuria -> infus RL:D5 = 1:1
Bila dehidrasi berat -> infus diguyur, dipasang kateter dauwer
Beri analgetik ringan (xylomidon),Spasmolitik: Baralgin, Sulfas Aliopin (inj) ;
jika kesakitan sekali -> beri petidin 1 amp im, jangan beri Antibiotik kalau
penyebab tidak jelas
Bila gelisah penderita gelisah, beri Diazepam 10 mg iv, bisa diulang tiap 30
menit
Bila panas, beri: antipiretik (Parasetamol)
Bila keadaan umum jelek, beri supportif Vitamin / Alinamin F (inj), Cortison
inj 3 cc atau Deksametason 2 amp
Bila dengan upaya di atas keadaan tidak membaik, rujuk ke RSUD
Kelompok 24 17
KOLIK ABDOMEN
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kolik abomen adalah nyeri viseral akibat spasme otot polos organ berongga dan
biasanya disebabkan oleh hambatan pasase dalam organ tersebut. Etiologi kolik abdomen
adalah mekanis dan fungsional (non mekanik). Beberapa yang menjadi penyebab kolik
abdomen adalah kolik bilier, kolik renal dan kolik karena sumbatan usus halus. Manifestasi
klinis berbeda-beda antara mekanika sederhana – usus halus atas, mekanika sederhana –
usus halus bawah, mekanika sederhana – kolon, obstruksi mekanik parsial dan strangulasi.
Kelompok 24 18
KOLIK ABDOMEN
DAFTAR PUSTAKA
Kelompok 24 19