Anda di halaman 1dari 10

KORELASI KECERDASAN VISUAL SPASIAL DAN KECERDASAN

LOGIS MATEMATIS DENGAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DI


SMA NEGERI 1 KEJURUAN MUDA
Ariyani Muljo
IAIN Langsa, Langsa, Kota Langsa
Ariyanimulyo41@gmail.com

Abstrak. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan
kecerdasan visual spasial dan kecerdasan logis matematis dengan kemampuan
berpikir kreatif, dan untuk melihat berapa besar persentase korelasi kecerdasan
visual spasial dan kecerdasan logis matematis dengan kemampuan berpikir kreatif
siswa SMA N 1 Kejuruan Muda. Teknik sampel dalam penelitian ini yaitu
Purposive Sampling. 11 siswa dari 30 siswa memiliki kecerdasan visual spasial
dan kecerdasan logis matematis yang dijadikan sebagai sampel penelitian.
Instrumen yang digunakan adalah tes yang berbentuk uraian, 2 soal kecerdasan
visual spasial dengan 4 indikator (pengimajinasian, pengkonsepan, pemecahan
masalah, dan pencarian pola), 2 soal kecerdasan logis matematis dengan 6
indikator (klasifikasi, membandingkan, operasi hitung matematika, penalaran
induktif, membentuk hipoesis dan mengecek kembali) dan 2 soal kemampuan
berpikir kreatif dengan 4 indikator (berpikir lancar, berpikir luwes, berpikir
orisinil, kemampuan mengelaborasi). Analisis data yang digunakan yaitu uji
normalitas, uji linieritas, uji hipotesis, uji-t dan koefisien determinasi.
Berdasarkan hasil analisis data didapatkan Deviation from linierity antara variabel
bebas dengan variabel terikat lebih besar dari taraf siginikansi 0,05 yang berarti
data bersifat linier. Nilai ry1y2 = 0,582 hubungan positif yang sedang antara
kecerdasan visual spasial dan kecerdasan logis matematis dengan kemampuan
berpikir kreatif, dengan koefisien determinasi yaitu 58,20% Jadi, besar persentase
hubungan kecerdasan visual spasial dan kecerdasan logis matematis dengan
kemampuan berpikir kreatif di SMA Negeri 1 Kejuruan Muda yaitu 58,20%.
Kata Kunci : Kecerdasan Visual Spasial, Kecerdasan Logis dan Kemampuan
Berpikir Kreatif

PENDAHULUAN Salah satu faktor yang dapat

Pembelajaran adalah suatu mempengaruhi proses belajar siswa

konsepsi dari dua kegiatan yaitu yaitu faktor dari dalam diri siswa

belajar dan mengajar. Pembelajaran yang meliputi kecerdasan

suatu proses untuk membantu peserta (intelegensi), bawaan, minat dan

didik agar dapat belajar dengan baik. motivasi serta kesehatan.

Dalam pembelajaran terdapat banyak


faktor yang mempengaruhi siswa.

47
Kecerdasan merupakan faktor dan cirinya masing-masing yang
penting yang mempengaruhi proses membedakan siswa. Setiap anak
belajar. Guru dihadapkan pada memiliki kecerdasan yang terdapat
kondisi dimana setiap siswa memiliki dalam dirinya, namun adakalanya
tingkat kecerdasan yang berbeda. hanya beberapa kecerdasan tersebut
Kecerdasan adalah anugerah yang dapat berkembang sehingga
istimewa yang dimiliki oleh manusia. menjadi keunggulan bagi dirinya.
Dengan kecerdasan manusia menjadi
Kecerdasan logis matematis
lebih mudah dalam menyelesaikan
dan Kecerdasan visual spasial
permasalahan sehari-hari khususnya
mempunyai peranan penting dalam
yang terkait dalam matematika.
pembelajaran geometri. Kemampuan
Kecerdasan yang dimiliki oleh
dalam menganalisis informasi yang
masing-masing siswa tentu berbeda-
digunakan untuk memecahkan
beda. Gardner dalam Dwi novita
masalah dalam geometri diantaranya
sari,dkk , merumuskan delapan jenis
yaitu siswa harus mampu
kecerdasan, yaitu: (1) kecerdasan
menemukan keterkaitan antar
linguistik (linguistic intelligences),
informasi yang ada untuk menjawab
(2) kecerdasan logis matematis
sebuah permasalahan. Kemampuan
(logical-mathematic intelligences),
tersebut dapat dilakukan dengan baik
(3) kecerdasan visual-spasial (visual-
oleh orang-orang yang memiliki
spatial intelligences), (4) kecerdasan
kecerdasan logis matematis. Orang-
musikal (musical intelligences), (5)
orang yang memiliki kecerdasan
kecerdasan kinestetik (body-
logis matematis yang berkembang
kinesthetic intelligences), (6)
dengan baik memiliki ciri mampu
kecerdasan interpersonal
memecahkan masalah, memikirkan
(interpersonal intelligences), (7)
dan menyusun solusi dengan urutan
kecerdasan intrapersonal
yang logis. Selain itu, dalam
(intrapersonal intelligences), (8)
memecahkan masalah matematika,
kecerdasan natural (naturalistic
yang berkaitan dengan geometri,
intelligence) , dimana setiap jenis
seseorang juga membutuhkan
kecerdasan memiliki karakteristik

48
kemampuan imajinasi yang baik, menyelesaikan persoalan matematika
kemampuan mengubah gambaran diperlukan adanya proses berpikir.
suatu objek atau pola tertentu melalui Salah satunya yaitu kemampuan
mental dan menggunakannya untuk berpikir kreatif.
berpikir mencari jalan
Aspek dalam pemecahan
pemecahannya. Hal ini berhubungan
masalah matematika, pemikiran-
dengan kecerdasan visual spasial
pemikiran kreatif dalam membuat
yang dimiliki. Konsep tentang
(merumuskan), menafsirkan dan
kemampuan spasial cukup menarik
menyelesaikan masalah serta
untuk dibahas mengingat banyak
komunikasi matematika sangat
penelitian yang mengemukakan
diperlukan, sesuai dengan pernyataan
bahwa anak menemukan banyak
Sabandar yang menyatakan bahwa
kesulitan untuk memahami
“berpikir kreatif sesungguhnya
gambar/objek bangun geometri, dan
adalah suatu kemampuan berpikir
kesulitan dalam memvisualisasikan
yang berawal dari adanya kepekaan
gambar.
terhadap situasi yang sedang
Anak yang cerdas visual dihadapi, bahwa situasi itu terlihat
spasial biasanya terkesan kreatif atau teridentifikasi adanya masalah
karena mempunyai kemampuan yang harus di selesaikan”. Berpikir
membayangkan sesuatu, kreatif adalah cara berpikir yang
memvisualisasikan gambar dalam dipenuhi dengan ide-ide, gagasan-
bentuk dua atau tiga dimensi, gagasan baru dalam mengembangkan
membayangkan bentuk gambar, dan imajinasi dan dalam menyelesaikan
menemukan pola-pola baru sesuai masalah.
dengan kecerdasan yang dimilikinya.
Dalam pembelajaran
Kecerdasan visual spasial merupakan
matematika di kelas masih banyak
potensi yang dapat dikembangkan
yang menekankan pemahaman siswa
untuk menyelesaikan masalah dalam
tanpa melibatkan kemampuan
persoalan matematika khususnya
berpikir kreatif. Siswa tidak diberi
pada materi geometri. Dalam
kesempatan menemukan jawaban

49
ataupun cara yang berbeda dari yang tak hanya tentang pemahaman soal,
sudah diajarkan guru. Guru sering namun bagaimana cara siswa
tidak membiarkan siswa menyelesaikan soal dengan
mengkonstruk pendapat atau kemampuan dan kecerdasan yang dia
pemahamannya sendiri terhadap miliki. Menurutnya, pada saat
konsep matematika. Dengan pembelajaran geometri tidak semua
demikian, siswa tidak dapat siswa mampu menyelesaikan soal
mengembangkan kemampuan dengan kemampuan berpikir kreatif
berpikir kreatifnya. Secara umum, mereka, ada siswa yang lebih suka
berpikir kreatif memang merupakan menggambar, berimajinasi dengan
suatu aktivitas mental dimana gambar, daripada menulis,
seseorang dapat membangun ide baru melakukan operasi hitung
dari apa saja dalam pikiran atau matematika dengan benar, menjawab
ingatannya seperti ide, keterangan, berbagai pertanyaan yang diajukan
konsep, pengetahuan, dan oleh guru dan membuat ide-ide baru.
pengalaman. Karena hal tersebut peneliti tertarik
untuk meneliti tentang “Korelasi
Berpikir kreatif merupakan
Kecerdasan Visual Spasial dan
proses berpikir yang dapat membuat
Kecerdasan Logis Matematis dengan
seseorang menciptakan ide baru, dan
Kemampuan Berpikir Kreatif di
kreativitas merupakan hasil atau
SMA Negeri 1 Kejuruan Muda”.
produk dari berpikir kreatif.
Kemampuan ini diperlukan dalam Kecerdasan visual spasial
memahami matematika, karena untuk adalah kecerdasan yang melibatkan
memahami matematika diperlukan kesadaran akan bentuk, warna, garis,
kemampuan imajinasi dan mampu berpikir dalam bentuk visual,
kemampuan memahami gambar. dan mampu menerjemahkannya
Seperti yang telah diungkapkan oleh dalam bentuk dua atau tiga dimensi.
salah satu guru matematika di SMA Indikator kecerdasan visual spasial,
Negeri 1 Kejuruan Muda bahwa yaitu: (1) Pengimajinasian, siswa
dalam menyelesaikan soal geometri mampu menyajikan informasi atau

50
gambar yang relevan dengan matematika dengan benar, (4)
permasalahan yang diberikan, (2) penalaran indukatif, siswa mampu
Pengkonsepan, siswa dapat menyelesaikan masalah dengan
menentukan konsep dari materi yang menggunakan beberapa contoh
telah disajikan, (3) Pemecahan hingga diperoleh perumumannya, (5)
Masalah, siswa mampu membentuk hipotesis, siswa
menyelesaikan permasalahan yang menafsirkan jawaban yang diperoleh
ada sesuai dengan cara yang telah dan (6) mengecek kembali, siswa
ditentukan, (4) Pencarian pola, siswa mampu menelaah kembali
mampu menemukan pola dalam penyelesaikan masalah yang telah
menyelesaikan soal geometri bidang. dibuat.
Kecerdasan logis matematis Kemampuan Berpikir kreatif
adalah kemampuan berpikir dalam adalah cara berpikir yang dipenuhi
penalaran atau menghitung, sepertti dengan ide-ide, gagasan-gagasan
kemampuan menelaah masalah baru dalam mengembangkan
secara logis, ilmiah, dan matematis. imajinasi dan dalam menyelesaikan
Intelegensi / kecerdasan ini membuat masalah. Indikator berpikir kreatif,
anak memiliki kemampuan yaitu: (1) Berpikir lancar (Fluent
mengenali pola-pola suatu kejadian Thinking), siswa mampu
dan susunannya, mereka senang menyelesaikan masalah dengan
bekerja dengan angka, ingin cepat, (2) Berpikir Luwes (Flexible
mengetahui sejauh mana cara kerja Thinking), siswa mampu
suatu benda. Karakteristik menyelesaikan sebuah persoalan
kecerdasan logis matematis meliputi, matematika dengan lebih dari satu
(1) klasifikasi, siswa mampu ide, (3) Berpikir Orisinil (Original
menyebutkan apa yang ditanyakan Thinking), siswa mampu memikirkan
dalam masalah, (2) membandingkan, gagasan atau ide baru dalam sebuah
siswa mampu menyusun rencana permasalahan, (4) Kemampuan
penyelesaian masalah, (3) operasi Mengelaborasi (Elaboration Ability),
hitung matematika, siswa mampu siswa mampu menjabarkan sebuah
melakukan operasi hitung

51
hal sederhana ke definisi yang lebih Dalam penelitian ini, sebelum
luas. mendapatkan sampel dilakukan
pemilihan sampel dengan cara
METODE PENELITIAN
penyebaran angket dengan berbagai
Penelitian dilakukan di SMA macam pernyataan tentang
N 1 Kejuruan Muda. Metode kecerdasan majemuk, lalu siswa
penelitian yang digunakan adalah yang memiliki kecerdasan visual
penelitian korelasional. Penelitian spasial dan kecerdasan logis
korelasional bertujuan untuk matematis yang dijadikan sebagai
mendeteksi sejauh mana variasi- sampel penelitian.
variasi pada suatu faktor berkaitan Pada penelitian ini instrumen
dengan variasi-variasi pada satu atau yang digunakan adalah angket
lebih faktor lain berdasarkan pada kecerdasan majemuk dengan
koefisien korelasi. Dimana kegiatan menggunakan skala guttman. Untuk
yang dilakukan dalam penelitian ini mengumpulkan data siswa yang
ingin mengetahui ada atau tidaknya mempunyai kecerdasan visual-
hubungan antara kecerdasan visual spasial dan kecerdasan logis
spasial dengan berpikir kreatif, dan matematis. Setelah penyebaran
juga untuk melihat berapa besar angket dilakukan dan mendapatkan
persentase korelasi kecerdasan visual hasil yaitu siswa yang memiliki
spasial dengan berpikir kreatif siswa kecerdasan visual spasial dan
SMA N 1 Kejuruan Muda. kecerdasan logis matematis yang
Populasi penelitian adalah dijadikan sebagai sampel penelitian
seluruh siswa kelas XI IPS 1 yang yang akan diukur, kemudian
berjumlah 30 orang. Sampel dilanjutkan dengan pemberian tes
penelitian dengan teknik purposive untuk melihat kecerdasan visual
sampling. Teknik ini digunakan pada spasial, kecerdasan logis matematis
penelitian-penelitian yang lebih dan kemampuan berpikir kreatif
mengutamakan tujuan penelitian siswa. Tes yang digunakan berupa
daripada sifat populasi dalam tes tertulis dalam bentuk soal uraian.
menentukan sampel penelitian. Tes terdiri dari 6 butir soal yang

52
mencakup 14 indikator pada materi 8,94. Untuk uji kelinieran, didapat
geometri bidang. Fhitung= 0,195 dan ini lebih kecil dari
Semua data dari hasil 8,94. Jadi hipotesis model linier
penyebaran tes ini diberi skor dan diterima.
dianalisis dengan menggunakan uji
b. Persamaan regresi
statistik program SPSS. Teknik
Perhitungan lengkap regresi
analisis data yang digunakan dalam
ganda dari variabel kemampuan
penelitian ini adalah teknik korelasi
berpikir kreatif siswa menghasilkan
dan regresi, yaitu korelasi ganda
arah regresi b1 sebesar 0,473 untuk
untuk menentukan hubungan
variabel X1 (Kecerdasan Visual
variabel X1, X2 secara bersama-sama
Spasial), b2 (Kecerdasan Logis
terhadap variabel Y, dan regresi
Matematis), serta konstanta a sebesar
ganda untuk menentukan hubungan
0,031. Dengan demikian bentuk
kontribusi variabel X1, X2 secara
hubungan digambarkan oleh
bersama-sama terhadap variabel Y.
persamaan regresi = 0,031 + 0,473
HASIL DAN PEMBAHASAN X1 + 0,453 X2.

Hipotesis yang diajukan Setelah dilakukan pengujian,


dalam penelitian ini menyatakan didapatkan thitung= 3,30 nilai t
bahwa terdapat hubungan kecerdasan tersebut dibandingkan dengan harga t
visual spasial dan kecerdasan logis tabel untuk taraf nyata, dimana ∝
matematis dengan kemampuan 0,05 dan dk = 9. Harga tersebut
berpikir kreatif di SMA Negeri 1 adalah 1,833. Jika nilai thitung ≥ ttabel
Kejuruan Muda. Dengan dengan taraf signifikansi 0,05, maka
menggunakan analisis SPSS 16 H0 ditolak dan Ha diterima, artinya
diperoleh hasil sebagai berikut: berhubungan secara signifikan. 3,30
≥ 1,833 artinya ada hubungan yang
a. Uji liniertias dan Signifikansi
signifikan kecerdasan visual spasial
Jika ∝ 0,05, maka dengan dk
dan kecerdasan logis dengan
pembilang 6 dan penyebut 3, dari
kemampuan berpikir kreatif di SMA
daftar distribusi F didapat F0,95(6,3) =
Negeri 1 Kejuruan Muda.

53
c. Koefisien determinasi adalah 1,833. Jika nilai 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 ≥
Koefisien determinasi ry1y2 = 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 dengan taraf signifikansi 0,05,
(0,763)2 = 0,582. Ini menunjukkan maka Ho ditolak dan Ha diterima,
bahwa 58,20% hubungan kecerdasan artinya berhubungan secara
visual spasial dan kecerdasan logis signifikan. 3,30 > 1,833 artinya ada
matematis dengan kemampuan hubungan yang signifikan
berpikir kreatif di SMA Negeri 1 kecerdasan visual spasial dan
Kejuruan Muda, sisanya 41,80% kecerdasan logis matematis dengan
dijelaskan oleh faktor lain diluar kemampuan berpikir kreatif di SMA
variabel yang diteliti. N 1 Kejuruan Muda bukan karena
faktor kebetulan.
KESIMPULAN
2. Besar persentase korelasi
a. kesimpulan
antara kecerdasan visual spasial
Berdasarkan hasil penelitian
dengan kemampuan berpikir kreatif
dan pembahasan dari pengujian
di SMA Negeri 1 Kejuruan Muda
hipotesis tentang “korelasi antara
dengan koefisien determinasi ry1y2 =
kecerdasan visual spasial dengan
(0,763)2 = 0,582. Ini menunjukkan
kemampuan berpikir kreatif di SMA
bahwa 58,20% hubungan kecerdasan
Negeri 1 Kejuruan Muda, didapatkan
visual spasial dan kecerdasan logis
kesimpulan yang sesuai dengan
matematis dengan kemampuan
rumusan masalah yaitu sebagai
berpikir kreatif di SMA Negeri 1
berikut:
Kejuruan Muda, sisanya 41,80%
1. Terdapat korelasi yang
dijelaskan oleh faktor lain diluar
signifikan kecerdasan visual spasial
variabel yang diteliti.
dan kecerdasan logis matematis
b. Saran
dengan kemampuan berpikir kreatif
1. Bagi siswa dalam
di SMA Negeri 1 Kejuruan Muda,
pembelajaran matematika,
hal ini dibuktikan t hitung = , Nilai t
siswa hendaknya lebih
tersebut dibandingkan dengan harga t
meningkatkan belajarnya
tabel untuk taraf nyata, dimana 𝛼 =
demi mencapai hasil
0,05 dan dk = 9. jika . Harga tersebut
belajar dengan

54
membiasakan pada UCAPAN TERIMA KASIH
kemampuan diri sendiri
Ucapan terimakasih kepada
dan optimis terhadap
teman dan pihak-pihak lain yang
masalah yang timbul
telah membantu penulis dalam
dalam pembelajaran .
menyelesaikan jurnal penelitian ini.
2. Bagi guru matematika,
agar dapat dapat DAFTAR PUSTAKA
mempertimbangkan
Arcat. Juni 2014. Peningkatkan
faktor-faktor yang dapat Kemampuan Spasial Siswa
mempengaruhi hasil Smp Melalui Model
Kooperatif Stad Berbantuan
belajar siswa, seperti Wingeom. Jurnal Ilmiah
metode pembelajaran Edu Research. Vol.3 No.1

terkini yang dapat Azhari. Juli 2013. Peningkatan


Kemampuan Berpikir
memanfaatkan seluruh Kreatif Matematik Siswa
kecerdasan siswa dan Melalui Pendekatan
Konstruktivisme Di Kelas
dapat mengembangkan Vii Sekolah Menengah
kreativitas berpikir siswa Pertama(Smp) Negeri 2
Banyuasin III, “Jurnal
sehingga tidak terpaku Pendidikan Matematika”,
pada peningkatan Vo. 7 No.2
beberapa kcerdasan saja. Bungin, Burhan. 2005. Metodologi
3. Bagi peneliti lain, agar Penelitian Kuantitatif. Jakarta:
Kencana
dapat mengembangkan
dan mengkaji lebih dalam Miswanto. 2014. Pengaruh
Kecerdasan Visual-Spasial
tentang korelasi Terhadap Kreativitas
kecerdasan visual spasial Berpikir Matematika Siswa
Kelas VII Di Mtsn
dan kecerdasan logis Karangrejo. Skripsi Tidak
matematis dengan Diterbitkan

kemampuan berpikir Saefuddin,Abdul Azis. Juni 2012.


Pengembangan Kemampuan
kreatif yang lebih baik Berpikir Kreatif Siswa
lagi. Dalam Pembelajaran
Matematika Dengan
Pendekatan Pendidikan

55
Matematika Realistik Santrock, John W. 2008. Psikologi
Indonesia (PMRI), The Pendidikan Edisi Kedua. Jakarta :
Ability To Think Creatively, Kencana
(PMRI Approach), Al-
Bidāyah, Vol 4 No. 1

56

Anda mungkin juga menyukai