Anda di halaman 1dari 6

Identifikasi Hambatan-Hambatan ....

(Arfela Wahyuhastufi) 81

IDENTIFIKASI HAMBATAN-HAMBATAN GURU DALAM PEMBELAJARAN


DI KELAS III A SEKOLAH INKLUSI SDN GIWANGAN YOGYAKARTA
IDENTIFICATION OF OBSTACLES IN LEARNING TEACHER IN CLASS III A SCHOOL
INCLUSION SDN GIWANGAN YOGYAKARTA

Oleh : Arfela Wahyuhastufi, Pendidikan Guru Sekolah Dasar


why.arfe21@gmail.com

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menemukan hambatan-hambatan yang dialami guru dalam pembelajaran di kelas
III A sekolah inklusi SD Negeri Giwangan Yogyakarta. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan
subjek guru kelas III A. Pengumpulan data dilaksanakan dengan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Peneliti
menggunakan triangulasi teknik untuk memperoleh keabsahan data. Teknik analisis data yang digunakan adalah
reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa hal
yang dapat menghambat pembelajaran di kelas inklusi yaitu dalam pengelolaan materi pelajaran karena guru harus
memberikan materi yang berbeda untuk siswa normal maupun siswa berkebutuhan khusus, guru kurang
memanfaatkan media untuk mendukung pembelajaran dan penerapan metode pembelajaran yang kurang bervariasi.
Hambatan lain ialah adanya perbedaan intelegensi dari masing-masing siswa terutama karena adanya siswa
berkebutuhan khusus, menghambat kelancaran penyampaian materi pelajaran. Guru merasa kesulitan untuk
memberikan pemahaman kepada siswa maupun orang tua siswa bahwa siswa berkebutuhan khusus membutuhkan
perhatian khusus dan kurangnya ketersediaan sarana prasarana pendukung pembelajaran.

Kata kunci: identifikasi hambatan-hambatan guru dalam pembelajaran, sekolah inklusi

ABSTRACT
This study aims to find barriers experienced by teachers in class III A school inclusion Giwangan SD Negeri
Yogyakarta. This study used a qualitative approach to the subject classroom teachers III A. The collection of data
carried out by observation, interview, and documentation. Researchers use triangulation techniques to obtain the
validity of the data. Data analysis techniques used are data reduction, data presentation, and conclusion. Based on
the research results, it can be concluded that it can inhibit learning in the classroom is the inclusion in the
management of the subject matter because teachers must provide different materials for normal students and
students with special needs, teachers also less use of the media to support the learning and application of learning
methods that are less varied. Another obstacle is the difference in intelligence of each student, especially of the
students with special needs, hamper the smooth delivery of the subject matter. Teachers find it difficult to provide
insight to students and parents that special students need special attention and from a lack of availability of
supporting infrastructure.

Keywords: identification of barriers to learning teacher, school inclusion


82 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 2 Tahun ke-5 2016

Pendahuluan layanan, dan sarana prasarana penunjang anak


Pendidikan sebagai upaya untuk berkebutuhan khusus. SD Negeri Giwangan
memanusiakan manusia, yang memiliki arti Yogyakarta, memiliki kurang lebih 30 anak
bahwa pendidikan hendaknya dapat diperoleh yang merupakan ABK dari kelas I-VI dengan
semua manusia tanpa adanya diskriminasi. kekhususan yang beraneka macam. SD Negeri
Sesuai dengan bunyi pasal 31 UUD 1945 Giwangan juga memiliki beberapa orang GPK
(amandemen) bahwa “Setiap warga negara yang terdiri dari GPK sekolah, GPK bantuan dari
berhak mandapat pendidikan”, maka pendidikan DIKPORA, dan GPK dari wali siswa ABK.
hendaknya tidak memandang status sosial Dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran,
maupun ekonomi masing-masing individu. keberadaan siswa ABK ini tentu membuat kelas
Setiap orang memiliki hak atas pendidikan, tidak inklusi berbeda dengan pembelajaran di kelas
terkecuali dengan anak yang memiliki kebutuhan dengan siswa normal umumnya. Guru kelas
khusus (ABK), hak ABK dalam mendapatkan menghadapi beberapa permasalahan dalam
pendidikan hendaknya dapat dipenuhi melaksanakan kegiatan pembelajaran.
sehubungan dengan kebutuhan yang sama akan Dengan diperolehnya gambaran mengenai
sebuah proses pemanusiaan layaknya manusia hambatan yang dialami guru dalam pembelajaran
normal pada umumnya tanpa adanya di sekolah inklusi, diharapkan dapat
diskriminasi. mengantisipasi segala hambatan yang mungkin
muncul dan mampu mengatasi hambatan
Pendidikan inklusif adalah sebuah konsep
tersebut.
atau pendekatan pendidikan yang berupaya
Metode Penelitian
menjangkau semua anak tanpa terkecuali karena
Penelitian mengenai identifikasi hambatan-
mereka semua memiliki hak yang sama untuk
hambatan yang dirasakan oleh guru dalam
memperoleh manfaat yang maksimal dari
pelaksanaan pembelajaran pada kelas inklusi di
pendidikan (Tarmansyah, 2007: 11). Pendidikan
SD Negeri Giwangan, Yogyakarta ini
inklusif merupakan salah satu alternatif
menggunakan pendekatan kualitatif yang
pendidikan bagi ABK dalam sekolah umum.
disajikan secara deskriptif. Penelitian deskriptif
Pendidikan inklusif dianggap sebagai upaya
adalah penelitian yang dimaksudkan untuk
untuk menumbuhkan keterampilan sosial pada
menyelidiki keadaan, kondisi, atau hal-hal lain
ABK maupun anak normal agar dapat hidup
yang sudah disebutkan yang hasilnya dipaparkan
bersama dengan saling memahami dan menerima
dalam bentuk laporan penelitian (Suharsimi
satu sama lain.
Arikunto, 2010: 3). Secara lebih khusus,

SD Negeri Giwangan merupakan resource penelitian ini termasuk dalam penelitian kasus
center sekolah inklusi di Yogyakarta, sehingga (case studies).
menjadi pusat sumber daya tenaga GPK, akses
Identifikasi Hambatan-Hambatan .... (Arfela Wahyuhastufi) 83

Pengumpulan data dalam penelitian ini dan pelaksanaan manajemen pendidikan inklusif.
dilaksanakan di SD Negeri Giwangan, Wawancara dilaksanakan pada hari Selasa, 31
Yogyakarta yang beralamatkan di jalan Tegalturi Maret 2015 di SD Negeri Giwangan Yogyakarta.
no. 45, Umbulharjo, Yogyakarta. Berdasarkan hasil observasi, didapatkan
Subjek penelitian adalah guru kelas III A di data-data yang berkaitan dengan pelaksanaan
SD Negeri Giwangan, Yogyakarta. pembelajaran, hambatan dalam pembelajaran,
Teknik pengumpulan data yang digunakan dan pelaksanaan manajemen pendidikan inklusif.
dalam penelitian ini adalah dengan melakukan Selain melakukan wawancara dan observasi,
observasi, wawancara, dan dokumentasi. juga dilakukan dokumentasi berupa RPP
Instrumen yang digunakan adalah pedoman (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) dan foto-
observasi dan pedoman wawancara. foto hasil penelitian.
Dalam penelitian ini, analisis data yang Dalam pelaksanaan pembelajaran, guru telah
digunakan adalah model interaktif. Aktivitas melakukan semua tahapan-tahapan dalam
dalam analisis data kualitatif dilakukan secara pembelajaran yang tertuang dalam RPP. Meski
interaktif dan berlangsung secara terus menerus demikian guru mengalami hambatan dalam
sampai tuntas, sehingga datanya jenuh. Aktivitas pemanfaatan media belajar yang masih kurang
dalam melakukan analisis data diantaranya ketersediaannya, pemilihan metode pembelajaran
reduksi data, penyajian data, dan penarikan yang kurang bervariasi, dan pengelolaan materi
kesimpulan (Miles dan Huberman dalam untuk diberikan pada siswa ABK yang masih
Sugiyono, 2009: 246). belum disesuaikan dengan tingkat kemampuan
Untuk menguji kredibilitas data, masing-masing siswa ABK.
menggunakan triangulasi, bahan referensi, serta Hambatan dalam pembelajaran dapat terjadi
member check. Triangulasi yang digunakan oleh beberapa faktor yang meliputi meliputi
peneliti adalah triangulasi teknik. Triangulasi faktor penghambat yang bersumber dari siswa
teknik digunakan untuk menguji kredibilitas data yang meliputi adanya perbedaan motivasi belajar,
dengan cara memeriksa data kepada sumber konsentrasi, prestasi, dan rasa percaya diri siswa,
yang sama dengan teknik yang berbeda yaitu serta menghadapi perbedaan intelegensi, sikap
obsevasi, wawancara, dan dokumentasi dan kebiasaan siswa dalam belajar agar hal-hal
(Sugiyono, 2009: 274). tersebut tidak menghambat guru dalam
Hasil Penelitian dan Pembahasan melaksanakan proses pembelajaran di kelas.
Hasil Penelitian Faktor penghambat dari lingkungan sekolah
Melalui wawancara dengan guru kelas III A diantaranya guru harus senantiasa beradaptasi
SD Negeri Giwangan Yogyakarta, telah dengan pergantian kurikulum yang ditetapkan
didapatkan data-data mengenai pelaksanaan oleh pemerintah, memilih metode dan media
pembelajaran, hambatan dalam pembelajaran, pembelajaran serta mengelola materi dengan
84 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 2 Tahun ke-5 2016

tepat untuk diterapkan kepada siswa, dan faktor sebelumnya untuk mengingatkan siswa serta
penghambat yang bersumber dari lingkungan memberikan motivasi agar siswa termotivasi
keluarga yaitu perbedaan kemampuan ekonomi untuk belajar. Kemudian guru mengajukan
dari masing-masing orang tua siswa, perhatian permasalahan kepada siswa dengan tujuan untuk
orang tua terhadap siswa, serta harapan orang tua mengarahkan siswa ke materi yang akan
yang terlalu tinggi pada peserta didik. diajarkan. Meski demikian, guru tidak selalu
Selain itu, hal-hal yang dapat menghambat melaksanakan setiap kegiatan tersebut. Hal
pembelajaran di kelas diantaranya adalah dalam tersebut karena guru menyesuaikan dengan
hal pengelolan kelas, hambatan yang muncul kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan.
selama proses pembelajaran beraneka ragam, Dalam kegiatan inti pembelajaran,
diantaranya siswa yang gaduh, guru dituntut pengelolaan materi untuk siswa normal
untuk membimbing siswa ABK secara intensif, dilakukan sesuai kurikulum, silabus, dan RPP.
siswa normal merasa iri jika guru lebih sering Akan tetapi materi untuk siswa ABK dikelola
membimbing siswa ABK, dan guru harus selalu oleh guru bersama GPK sekolah dengan
mempersiapkan tugas yang berbeda kepada disesuaikan dengan tingkat kemampuan masing-
siswa ABK. Hambatan lainnya adalah masing siswa ABK. Strategi dan metode
ketersediaan sarana prasarana pendukung pembelajaran yang diterapkan guru sesuai
pembelajaran siswa ABK di dalam kelas yang dengan kurikulum yang berlaku. Strategi yang
masih kurang memadai dan keberadaan GPK diterapkan guru adalah strategi ekspositori
sekolah masih kurang jumlahnya. dimana guru menyampaikan materi kepada siswa.
Pembahasan Akan tetapi guru tidak menggunakan media
Pelaksanaan pembelajaran adalah penerapan dalam pembelajaran. Dan dalam kegiatan akhir
dari rencana pelaksanaan pembelajaran. Peran pembelajaran, guru belum melaksanakan secara
guru sangat penting dalam menggerakkan dan keseluruhan kegiatan dalam kegiatan akhir
memotivasi siswanya untuk melakukan aktivitas pembelajaran seperti memperkuat tujuan
belajar. Dalam pelaksanaan pembelajaran, hasil pembelajaran, evaluasi, dan tindak lanjut setelah
penelitian menunjukkan bahwa guru mengawali evaluasi. Meski demikian, guru telah merancang
kegiatan pembelajaran dengan kegiatan-kegiatan evaluasi di dalam RPP yang disusun. Sebagai
yang telah dirancang dalam kegiatan awal tindak lanjut dari evaluasi yang dirancang guru,
pembelajaran. siswa yang belum mencapai KKM, akan
Guru melakukan kegiatan apersepsi untuk dilakukan pendalaman materi kemudian
membawa siswa ke dalam situasi pembelajaran dilaksanakan ujian ulang.
meski tidak selalu dilakukan pada setiap Dalam pelaksanaan pembelajaran, tidak
pertemuan. Kemudian guru akan mengulang dapat dipungkiri bahwa terdapat berbagai hal
secara singkat materi pada pertemuan yang dapat menghambat kelancaran dalam
Identifikasi Hambatan-Hambatan .... (Arfela Wahyuhastufi) 85

pembelajaran. Faktor-faktor penghambat masih kurang memadai dan keberadaan GPK


pembelajaran dapat digolongkan atas faktor yang sekolah masih kurang jumlahnya.
bersumber dari siswa, dari lingkungan sekolah, Berdasarkan uraian diatas, dari apa yang
dan dari lingkungan keluarga. Faktor-faktor yang dilaksanakan guru kelas III A SD Negeri
bersumber dari siswa diantaranya adalah sikap Giwangan Yogyakarta, guru telah merancang
terhadap belajar, motivasi belajar, konsentrasi dan melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan
belajar, prestasi belajar, rasa percaya diri, baik di kelas. Guru juga dapat mengatasi
intelegensi, kebiasaan belajar, dan lain hambatan-hambatan yang muncul selama
sebagainya (Dimyati dan Mudjiono, 2006: 260). kegiatan pembelajaran berlangsung dengan baik.
Sementara itu, faktor yang bersumber dari Selain memberikan materi pelajaran, guru juga
lingkungan sekolah adalah penerapan kurikulum, senantiasa menanamkan nilai-nilai moral kepada
pemilihan metode, ketersediaan media, dan siswanya agar tidak membeda-bedakan dalam
penguasaan terhadap materi, dan faktor yang berteman dan mau menerima dan memahami
bersumber dari lingkungan keluarga kemampuan teman mereka yang ABK. Meski masih banyak
ekonomi orang tua, kurangnya perhatian orang kekurangan yang harus dilengkapi oleh guru
tua terhadap siswa, dan harapan orang tua yang maupun sekolah, namun secara garis besar
terlalu tiggi pada siswa (Abdul Majid, 2006: semua yang telah dilaksanakan oleh guru
232). maupun sekolah sudah baik.
Pada praktiknya, mengajar di kelas inklusi, Simpulan
tidak jauh berbeda dengan mengajar di kelas Dalam pelaksanaan pembelajaran di kelas
pada umumnya. Bedanya hanya pada keberadaan inklusi, tidak dapat dipungkiri bahwa terdapat
ABK di dalam kelas yang ikut belajar bersama berbagai hal yang dapat menghambat kelancaran
dengan siswa normal. Hambatan yang terjadi jalannya kegiatan pembelajaran. Dalam
diantaranya adalah siswa di kelas sering gaduh pelaksanaan pembelajaran, pada kegiatan awal
apalagi jika guru sedang keluar kelas. Dalam pembelajaran, guru mengalami hambatan dalam
mengelola materi pembelajaran di kelas, jika memusatkan perhatian siswa khususnya siswa
disamaratakan dengan siswa normal, jelas yang ABK agar siap untuk belajar. Pada kegiatan inti
ABK tidak bisa mengikuti, jadi selain guru pembelajaran, guru mengalami hambatan dalam
menyiapkan materi untuk siswa normal, guru pemanfaatan media belajar yang masih kurang
juga harus menyiapkan materi khusus untuk ketersediaannya, penerapan metode
ABK. pembelajaran yang kurang bervariasi,
Hambatan yang masih dialami di sekolah pengelolaan materi untuk diberikan pada siswa
adalah ketersediaan sarana prasarana pendukung ABK yang masih belum disesuaikan dengan
pembelajaran siswa ABK di dalam kelas yang tingkat kemampuan masing-masing siswa ABK,
dan ketersediaan sarana prasarana pendukung
86 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 2 Tahun ke-5 2016

pembelajaran siswa ABK di dalam kelas yang secara garis besar semua yang telah dilaksanakan
masih kurang memadai dan keberadaan GPK oleh guru maupun sekolah sudah baik.
sekolah masih kurang jumlahnya. Sedangkan
DAFTAR PUSTAKA
pada kegiatan akhir pembelajaran, tidak nampak
Abdul Majid. (2006). Perencanaan
adanya hambatan karena guru tidak memberikan
Pembelajaran Mengembangkan Standar
kesimpulan materi dan evaluasi di akhir
Kompetensi Guru. Bandung: PT. Remaja
pembelajarannya.
Rosdakarya.
Hambatan dalam pembelajaran dapat terjadi
Dimyati dan Mudjiono. (2006). Belajar dan
oleh beberapa faktor. Faktor penghambat
Pembelajaran. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
pembelajaran meliputi: (1) faktor penghambat
Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Kuantitatif,
yang bersumber dari siswa yaitu memusatkan
Kualutatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
perhatian siswa baik siswa normal maupun siswa
Suharsimi Arikunto. (2010). Prosedur Penelitian
ABK terhadap materi pembelajaran; (2) faktor
suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka
penghambat dari lingkungan sekolah diantaranya
Cipta.
guru harus senantiasa beradaptasi dengan
Tarmansyah. (2007). Inklusi: Pendidikan untuk
pergantian kurikulum yang ditetapkan oleh
Semua. Jakarta: Depdiknas Dirjen
pemerintah, pemilihan metode dan media
Pendidikan Tinggi.
pembelajaran serta mengelola materi dengan
tepat untuk diterapkan kepada siswa; dan (3)
dalam hal pengelolan kelas, hambatan yang
muncul selama proses pembelajaran beraneka
ragam, diantaranya siswa yang gaduh, guru
dituntut untuk membimbing siswa ABK secara
intensif, siswa normal merasa iri jika guru lebih
sering membimbing siswa ABK, dan guru harus
selalu mempersiapkan tugas yang berbeda
kepada siswa ABK.
Secara keseluruhan, guru telah merancang
dan melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan
baik di kelas. Guru senantiasa berusaha
mengatasi hambatan-hambatan yang muncul
selama kegiatan pembelajaran berlangsung.
Meski masih banyak kekurangan yang harus
dilengkapi oleh guru maupun sekolah, namun

Anda mungkin juga menyukai