Anda di halaman 1dari 9

KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Allah SWT atas berkah, rahmat, petunjuk, dan hidayah-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul “Asuhan Kebidanan
Kegawatdaruratan Maternal dan Neonatal di Rs. Pelita Harapan P2002 Postpartum Hari Ke 4
dengan Metritis” Tugas ini ditulis sesuai referensi yang kami dapatkan dari buku penunjang
dan sumber-sumber lain. Dalam penyusunan makalah ini, kami mendapatkan dukungan dan
bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu
Rahajeng Siti Nur Rahmawati, M.Keb yang telah memberikan bimbingan dalam
menyelesaikan makalah ini serta kepada semua pihak yang turut membantu dan memberikan
dorongan pemikiran maupun materi sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Kami
menyadari bahwa banyak kesalahan dalam penulisan makalah ini. Kami mengharap kritik
dan saran yang membangun dari pembaca untuk perbaikan makalah ini. Namun demikian,
kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat.

Kediri, 29 Agustus 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................................................i
DAFTAR ISI.........................................................................................................................................ii
BAB I....................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.................................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................................................1
1.3 Tujuan..........................................................................................................................................1
BAB II...................................................................................................................................................2
PEMBAHASAN...................................................................................................................................2
2.1 Konsep Dasar Infeksi pada Masa NIfas.......................................................................................2
2.1.1 Definisi.................................................................................................................................2
2.1.2 Faktor Predisposisi................................................................................................................2
2.1.3 Penyebab dan Cara Terjadinya Infeksi pada Masa Nifas......................................................3
2.2 Konsep Dasar Matritis.................................................................................................................3
2.2.1 Definisi.................................................................................................................................3
2.2.2 Faktor Predisposisi................................................................................................................3
2.2.3 Patofisiologi..........................................................................................................................3
2.2.4 Klasifikasi.............................................................................................................................4
2.2.5 Tanda dan Gejala..................................................................................................................4
2.2.6 Penatalaksanaan....................................................................................................................5
BAB III PENUTUP...............................................................................................................................6
3.1 Kesimpulan..................................................................................................................................6
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................................7

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Diperkirakan bahwa 60% kematian ibu akibat kehamilan terjadi setelah persalinan
dan 50% kematian masa nifas terjadi dalam 24 jam pertama setelah persalinan. Masa
nifas merupakan masa kritis dari kehidupan ibu dan bayi, 2/3 kematian bayi terjadi dalam
4 minggu Setelah persalinan dan 60% kematian bayi baru lahir terjadi dalam waktu 7 hari
Setelah lahir (Saifuddin, 2009).
Metritis merupakan salah satu infeksi pada masa pospartum di mana angka kematian
ibu akibat infeksi sejumlah 11 % adalah termasuk oleh kematian yang disebabkan oleh
metritis.
Metritis bukanlah hal yang tidak dapat dicegah. Pencegahan pun dapat dilakukan
sebelum persalinan. Oleh karena itu dibutuhkan petugas kesehatan yang kompeten di
bidangnya, memberikan asuhan sesuai protab, memperhatikan terknik pencegahan
infeksi, dan sebagainya.
Oleh karena itu, pada makalah ini akan dibahas tentang asuhan kebidanan nifas
dengan kasus metritis yaitu kelanjutan dari penyakit endometritis di mana bidan harus
mengetahui tanda dan gejala apa saja yang terjadi pada penyakit metritis sehingga dapat
memberikan diagnosa secara tepat dan menindaklanjuti kasus dengan sesegera mungkin
melakukan rujukan ke dokter spesialis.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep dasar menegnai infeksi pada masa nifas?
2. Bagaimana konsep dasar mengenai tentang metritis
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui tentang konsep dasar infeksi pada masa nifas
2. Untuk mengetahui tentang metritis.

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Konsep Dasar Infeksi pada Masa NIfas


2.1.1 Definisi
Infeksi pada dan melalui traktus genetalis setelah persalinan disebut Infeksi Nifas.
Suhu 38℃ atau lebih yang terjadi antara lain hari ke 2-10 postpartum dan diukur per
oral sedikitnya 4 kali sehari disebut sebagai morbiding puerperalis. Kenaikan suhu
tubuh yang terjadi di dalam masa nifas, dianggap sebagai infeksi nifas jika tidak
ditemukan sebab-sebab ekstragenital. (Sarwono,2009)
Setelah persalinan, terjadi beberapa perubahan penting diantaranya makin
meningkatkan pembentukan urine untuk mengurangi hemodilusi darah, terjadi beberapa
penyerapan bahan tertentu melalui pembuluh darah vena sehingga mengalami
peningkatan suhu badan sekitar 0,5℃ yang bukan merupakan keadaan patologis
menyimpang pada hari pertama. Perlukaan karena persalinan merupakan tempat
masuknya kuman kedalam tubuh, sehingga menimbulkan infeksi pada kala nifas.
(Walyabi, 2015)
Masuknya kuman-kuman dapat terjadi dalam kehamilan, waktu persalinan atau
nifas. Hal ini dapat mengakibatkan demam nifas yaitu demam dalam nifas. (Walyabi,
2015)
2.1.2 Faktor Predisposisi
Adapun penyebab terjadinya infeksi nifas antara lain:
1. Persalinan berlangsung lama sampai terjadi persalinan terlantar.
2. Tindakan operasi persalinan.
3. Tertinggalnya plasenta selaput ketuban dan bekuan darah.
4. Ketuban pecah dini atau pada pembukaan yang masih kecil melebihi enam jam.
5. Keadaan yang dapat menurunkan keadaan umum, yaitu perdarahan antepartum dan
postpartum, anemia pada saat kehamilan, malnutrisi, kelelahan dan ibu hamil
dengan penyakit infeksi.
6. Semua keadaan yang menurunkan daya tahan penderita seperti perdarahan banyak,
diabetes, preeklamsi, malnutrisi, anemia. Kelelahan juga infeksi lain yaitu
pneumonia, penyakit jantung dan sebagainya.
(Walyabi, 2015)

2
2.1.3 Penyebab dan Cara Terjadinya Infeksi pada Masa Nifas
Penyebab infeksi nifas antara lain: bermacam kuman masuk kedalam alat
kandungan seperti eksogen (kuman dating dari luar), autogen (kuman masuk dari
tempat lain dalam tubuh), dan endogen (dari jalan lahir sendiri). Penyebab yang
terbanyak dan lebih dari 50% adalah streptococcus anaerob yang sebenarnya tidak
pathogen sebagai penghuni normal jalan lahir. (Walyabi, 2015)
2.2 Konsep Dasar Matritis
2.2.1 Definisi
Metritis adalah infeksi pada uterus setelah persalinan yang merupakan salah satu
penyebab terbesar kematian ibu. Bila infeksi terlambat atau kurang adekuat dapat
menjadi abses pelvik, peritonitis, syok septik, thrombosis vena dalam, emboli
pulmonal, infeksi pelvik yang menahun, dyspareunia, penyumbatan tuba dan
infertilitas. (Saifuddin, 2009)
2.2.2 Faktor Predisposisi
1. Kurangnya tindakan aseptic saat melakukan tindakan
2. Kurangnyya hygiene pasien
3. Kurangnya nutrisi
(Kuntati, Finta Isti, dkk, 2016)
2.2.3 Patofisiologi
1. Bakteriologi
Meskipun pada serviks umumnya terdapat bakteri, kavum uteri biasanya steril
sebelum selaput ketuban pecah. Sebagai akibat proses persalinan dan manipulasi
yang dilakukan selama proses persalinan tersebut, cairan ketuban dan mungkin
uterus akan terkontaminasi oleh bakteri aerob dan anaerob. Bakteri anaerob yang
terbanyak adalah Peptostreptokokus sp dan Peptokokus sp. Selain itu juga terdapat
Bakteroides sp dan Klostridium sp. Bakteri aerob gram positif yang sering adalah
Enterokkokus dan grup B Streptokokus, sedangkan bakteri gram negatif yang
sering ialah Escherichia coli. (Prawirohardjo, 2014)
2. Patogenesis
Infeksi uterus pada persalinan pervaginam terutama terjadi pada tempat
implantasi plasenta, desidua, dan miometrium yang berdekatan. Bakteri yang
terkoloni di serviks dan vagina mendapatkan akses ke cairan ketuban pada waktu
persalinan dan pada saat pascapersalinan akan menginvasi tempat implantasi
plasenta yang saat itu biasanya merupakan sebuah luka dengan diameter ± 4cm

3
dengan pembukaan luka berbenjol-benjol karena banyaknya vena yang ditutupi
tromboli, daerah ini merupakan tempat yang baik untuk tumbuhnya kuman-kuman
patogen. Infeksi uterus pascaoperasi sesar umumnya akibat infeksi pada luka
operasi selain infeksi yang terjadi pada tempat implantasi plasenta. (Prawirohardjo,
2014)
2.2.4 Klasifikasi
1. Metritis Akut
Metritis akut biasanya terdapat pada abortus septic dan infeksi postpartum.
Penyakit ini tidak berdiri sendiri melainkan bagian dari infeksi yang lebih luas.
Pada wanita dengan endometrium yang meradang (endometritis) dapat
menimbulkan metritis akut. Pada penyakit ini miometrium menunjukkan reaksi
radang berupa pembengkakan dan infiltrasi sel-sel radang. Perluasan dapat terjadi
lewat jalan limfe atau lewat tromboflebitis dan kadang-kadang dapat terjadi abses.
2. Metritis Kronik
Metritis kronik adalah diagnosisi yang dahulu banyak dibuat atas dasar
menometrogia dengan uterus lebih besar dari biasanya, sakit pinggang dan
leukorea. Akan tetapi pembesaran uterus pada seorang multipara umumnya
disebabkan oleh pertambahan jaringan ikat akibat kelamin. Bila pengobatan
terlambat atau kurang adekuat menjadi :
a. Abses pelvic
b. Peritonitis
c. Syok septic
d. Dispareunia
e. Thrombosis vena yang dalam
f. Emboli pulmona
g. Infeksi penyakit pelvic yang menahun
h. Penyumbatan tuba dan infertilitas
2.2.5 Tanda dan Gejala
1. Demam >38C dapat disertai menggigil
2. Nyeri perut bawah
3. Lokhea berbau dan purulent
4. Nyeri tekan uterus
5. Subinvolusi uterus

4
6. Dapat disertai perdarahan pervaginam dan syok
(Kuntati, Finta Isti, dkk, 2016)
2.2.6 Penatalaksanaan
1. Berikan transfuse bila dibutuhkan PRC (Pocked Red Cell).
2. Berikan antibiotika sprektrum luas dalam dosis yang tinggi
a) Ampisilin 2 g IV, kemudian 1 g setiap 6 jam
b) Ditambah gentamisin 5 mg/kg berat badan IV dosis tunggal/ hari
c) Metronidazole 500 mg IV setiap 8 jam
d) Lnjutkan Antibiotika ini sampai ibu tidak panas selama 24 jam
3. Cegah dehidrasi. Berikan minum atau infus cairan kristaloid.
4. Pertimbangan pemberian antetanus provilaksis, bila ibu dicurigai terpapar tetanus.
5. Bila dicurigai adanya sisa plasenta, lakukan pengeluaran (digital atau kuret tumpul
besar).
6. Bila ada pus lalukan drainase (kalau perlu kolpotomi), ibu posisi Fowler.
7. Bila ada perbaikan, dengan pengobatan konservatif dan ada tanda peritonitis
generalisata lakukan laparotomy dan keluarkan pus. Bila pada evaluasi uterus
nekrotik dan septik lakukan histerektomi subtotal.
(Saifuddin, 2009)

5
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Infeksi masa nifas adalah semua peradanngan yang disebabkan oleh masuknya
kuman-kuman ke dalam alat- alat genital pada waktu persalinan dan nifas. Perlukaan
karena persalinan merupakan tempat masuknya kuman kedalam tubuh, sehingga
menimbulkan infeksi pada kala nifas. Bermacam-macam jalan kuman masuk ke dalam
alat kandungan, seperti eksogen (kuman datang dari luar), autogen (kuman masuk dari
tempat lain dalam tubuh), dan endogen (dari jalan lahir sendiri). Penyebab yang
terbanyak dan lebih dari 50% adalah streptococcus anaerob yang sebenarnya tidak
patogen sebagai penghuni normal jalan lahir.

6
DAFTAR PUSTAKA

Kundati, Finta Isti. 2016. Buku Ajar Modul Pembelajaran Asuhan Kegawatdaruratan
Maternal dan Neonatal Jilid 2. Kediri: Poltekkes Kemenkes Malang
Prawirohardjo, Sarwono. 2014. Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo.
Saifuddin, Abdul Bari, dkk. 2009. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo
Walyabi, E. S. (2015). Asuhan Kebidanan Kegawatdaruratan Maternal & Neonatal.
Yogyakarta: Pustaka Baru Pers.

Anda mungkin juga menyukai