Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangMasalah


Berdasarkan PP No. 47 Tahun 2008 Pasal 7 ayat 4 dan 5 Peraturan Daerah pada
setiap daerah memungkinkan diatur menjadi wajib belajar 12 tahun. Hal ini sejalan dengan
para pendiri negara yang telah memiliki komitmen untuk memenuhi hak asasi rakyatnya
untuk memperoleh pendidikan seperti yang termaksud dalam pembukaan Undang- undang
Dasar 1945 yang mencantumkan tujuan nasional yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa.
Namun masih ada sebagian dari masyarakat yang masih kurang memahami tentang
pentingnya pendidikan bagi anak. Terlebih lagi masih adanya anggapan bahwa pendidikan
itu mahal sehingga sebagian masyarakat terutama di daerah pinggiran masih ada yang lebih
mengarahkan anaknya untuk bekerja dari pada bersekolah karena dengan bekerja dianggap
lebih menguntungkan.
Kondisi sekolah di masing- masing daerah berbeda – beda. Beberapa faktor yang
mempengaruhi misalnya letak daerah yang kurang strategis, Sumber Daya Alam yang ada,
serta tingkat pendidikan masyarakat juga sangat berperan dalam meningkatkan kemajuan
sekolah yang pada akhirnya juga akan berperan dalam menentukan mutu lulusan terutama
bagi Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang merupakan Sekolah pencetak Lulusan yang
kreatif dan inovatif sehingga tidak tergantung pada lapangan pekerjaan.
Perlu dipahami bersama sebenarnya pendidikan merupakan suatu proses yng
dilakukan oleh manusia untuk memperoleh pengetahuan yang dapat memberikan manfaat
baik bagi dirinya sendiri maupun orang lain. Akan lebih bagus lagi bila dapat memberikan
manfaat bagi bangsa dan negara. Untuk bisa bermanfaat tentu saja seorang siswa SMK
tidak hanya dituntut untuk pandai secara akademik, namun juga harus mampu melakukan
unjuk kerja sehingga lebih nampak hasil belajarnya dan melahirkan generasi muda yang
kreatif, produktif serta berkarya. Masalah pengangguran, terutama lulusan SMK
merupakan PR besar bagi semua pihak termasuk guru sebgai Agent of Change.
Sebagai Agent of Change, guru mempuyai peran yang besar dan harus mampu
dalam membuka pola berpikir dimana setelah lulus SMK alumni hanya menunggu adanya
lowongan pekerjaan ataupun adanya test penerimaan tenaga kerja. Padahal banyak ilmu

1
yang sudah diterima dan dipelajari selama 3 tahun. Maka dari itu harus dibudayakan
belajar dan berkarya sejak siswa duduk di kelas X SMK.

1.2 Permasalahan
Adapun permasalahan yang mendasari dalam penulisan Best Practice ini adalah
bagaimana peran guru dalam membangun kepercayaan diri dan semangat berkreasi melalui
kegiatan di bidang pembuatan deteksi uang palsu di SMKN 1 CERME GRESIKn.
1.3 Tujuan
Berdasarkan permasalahan di atas, maka tujuan yang ingin dicapai adalah
terbentuknya peserta didik yang aktif berkarya dan menjadi insan yang mandiri agar dapat
menjawab persoalan mengenai banyaknya lulusan SMK yang menganggur.
1.4 Manfaat
Manfaat dalam penulisan Best Practise ini adalah untuk:
1. Bagi Peserta Didik
Mempersiapkan lulusan yang handal, aktif, kreatif dan selalu berkarya, sehingga dapat
menyiapkan dirinya saat lulus nanti;
2. Bagi Masyarakat,
Peserta didik dan warga sekolah merupakan kesatuan yang tidak dapat terpisahkan
sehingga dapat memberikan wawasan bagi masyarakat bahwa belajar mandiri dan
berkarya itu harus dilakukan sejak dini;
3. Bagi pemerintah,
Dapat menwujudkan harapan pemerintah yang semula direncanakan dengan adanya
SMK dapat mengurangi angka pengangguran.

2
BAB II

METODE PEMECAHAN MASALAH

I. Pemilihan strategi pemecahan masalah


Salah satu upaya dalam membekali siswa agar tidak menganggur adalah dengan
menerapkan ilmu yang sudah didapatkan untuk dimplementasikan dalam kehidupan
sehari- hari misalnya dengan memproduksi barang atau jasa dilanjutkan dengan
pemasaran. Untuk siswa SMK N 1 CERME produksi dibidang elektro dapat
dilakukan dengan memproduksi pendeteksi uang palsu.
1. Melatih kemampuan dan ketrampilan membuat pendeteksi uang palsu
2. Mengenalkan produk detektor uang palsu pada masyarakat melalui
pemasaran langsung maupun melalui media online
II. Tahapan Pelaksanaan Pemecahan Masalah

Mengidentifikasi masalah Menganalisis masalah

Pembuatan deteksi uang palsu dalam pembuatan deteksi uang


hanya dilakukan pada materi palsu yang dianggap sulit menjadi
tertentu saja kegiatan yang menyenangkan dan
menghasilkan

Solusi:
Menjadikan deteksi uang palsu
sebagai produk unggulan dari
jurusan teknik instalasi tenaga listrik
pengolahan produk pkk

3
III. Penjelasan tentang strategi pemecahan masalah
Detektor uang palsu secara umum yang dijual dipasaran memiliki bentuk yang besar
dan harus membutuhkan sumber tegangan 220 V, namun karena sekarang sudah ada
handpone maka dengan bentuk detektor uang palsu yang kecil sumber tegangannya
menggunakan suplai dari port USB HP . Secara umum detektor uang palsu
mempunyai mempunyai fungsi yang sama dengan yang lainnya. Namun dalam
proses pembuatannya ada 2 ( dua) tahap utama yang harus disiapkan yaitu penyiapan
komponen-komponen itu sendiri dan yang ke-2 adalah perakitan detektor uang palsu
itu sendiri.

Komponen - komponen dalam pembuatan detektor uang palsu antara lain:


a. 1 buah LED UV (Ultra Violet) bisa dipakai ukuran 3 mm atau 5 mm;
b. Resistor 100 Ohm (orange- orange-coklat-emas) toleransi 5%;
c. Tombol push on/ tactile switch;
d. Port USB Connector (Male);

e. PCB sesuai dengan ukuran rangkaian

Alat-alat dalam pembuatan detektor uang palsu antara lain:


a. Solder ;
b. Timah;
c. Tang potong;

Cara membuat detektor uang palsu:


a. Siapkan Gambar Rangkaian

4
1. USB Connector (Male)
2. Led UV (ultraviolet)
3. Resistor nilai 100 Ohm

b. Rangkailah komponen sesuai dengan gambar

 USB Connector Male


USB Connector seperti gambar diatas mempunya 4 pin terminal, yang
digunakan disini 2 terminal (pin) saja, pin kesatu (vcc) dan keempat (gnd).
Dengan gambar dibawah ini semoga bisa menjelaskan sedikit karakteristik dari

5
USB Connector tersebut :

Penjelasan pin-out diatas sebagai rujukan agar tidak salah / terbalik dalam
merangkai. Standar keluaran tegangan / voltage dari USB adalah 5V.

 Led UV (ultraviolet)
Led UV ini membutuhkan tagangan / voltage agak besar dibandingkan dengan
Led indikator biasa, yaitu untuk bisa menyalakan led ini butuh setidaknya 3V
sampai 3.4V, secara umum pin (kaki) led yang panjang mempunyai polaritas
positif (+) dan yang lebih pendek mempunyai polaritas negatif (-). Arus yang
dibutuhkan oleh led UV sekitar 20mA.

 Resistor 

Resistor yang digunakan disini mempunyai nilai 100 Ohm yang disimbolkan


dengan warna coklat, hitam, coklat dan emas. Fungsi dari resistor (tahanan)
dalam rangkaian detektor uang ini adalah membatasi kelebihan tegangan dari
catu USB yaitu 5V menjadi sekitar 3V, dimana tegangan 3V ini akan digunakan
untuk menyalakan LED UV.

Setelah sedikit mengenal komponen diatas dan merujuk pada skema rangkaian
maka bisa dirakit menjadi seperti gambar dibawah ini.

6
Perhatikan dalam merakit / menyolder, polaritas pin USB dan kaki-kaki (pin)
dari LED USB harus benar, jika terbalik maka led tidak akan menyala. Setelah
dirangkai dengan baik dan benar, tinggal ditutup rakitannya dengan rumah USB-
nya.

7
IV. Hasil
Hasil yang diperoleh dari kegiatan produksi deteksi uang palsu yaitu:
a. Siswa antusias dalam belajar membuat deteksi uang palsu
b. Siswa antusias untuk memasarkan deteksi uang palsu keluar sekolah misalya ke
dunia pasar on line
c. Siswa berkeinginan untuk memiliki usaha deteksi uang palsu
d. Siswa berani membuat deteksi uang palsu di rumah sendiri dan menjualnya

V. Kendala
a. Pembuatan deteksi uang palsu membutuhkan waktu kurang lebih 3,5 jam
sehingga pagi hari harus segara proses agar bisa langsung dipasarkan;
b. Dalam pembuatan deteksi uang palsu menggunakan peralatan (solder dan tang
potong) listrik sehingga sangat bermasalah jika listrik padam;

VI. Faktor pendukung:


a. Bahan – bahan untuk membuat deteksi uang palsu sangat mudah didapatkan;

8
b. Sekolah memiliki alat- alat yang digunakan dalam pebuatan deteksi uang palsu;
c. Di Gresik belum banyak sekolh yang memproduksi deteksi uang palsu sehingga
ini merupakan peluang usaha yang baik.

VII. Pengembangan usaha


Untuk meningkatkan jumlah pemasaran deteksi uang palsu maka media onlline
merupakan sarana yang baik untuk dimafaatkan, selain tiu bisa dibuat jadwal
pemasaran ke kantor- kantor atau sekolah – sekolah di Gresik.

Tahapan Operasional Pelaksanaan

Mengidentifikasi permasalahan berdasarkan fakta dan data yang ada:


Kerusakan Lingkungan yang semakin parah dan berdampak pada terjadinya berbagai
macam bencana alam

Menganalisis permasalahan, dalam hal:


Kerusakan lingkungan terjadi karena ulah manusia yang tidak arif dalam
mengeksploitasi dan mengeksplorasi sumber daya alam
Kurangnya kesadaran setiap komponen masyarakat mengenai pentingnya menjaga
lingkungan
Perlunya menamkan kecintaan lingkungan mulai sejak dini
Sekolah merupakan suatu wadah yang tepat untuk menamkan dan membangun
kecintaan terhadap lingkungan
Siswa dengan latar belakang yang belum terbiasa terhadap sikap dan perilaku yang
"environmental friendly"

Solusi Pemecahan Masalah:


Membangun kemandirian terhadap kecintaan lingkungan berbasis KPMP
(Keteladanan, Pembiasaan, Motivasi dan Penyadaran)

9
BAB III
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

1. Kesimpulan
Tujuan pemerintah mendirikan SMK adalah untuk meningkatkan angka
keterserapan lulusan di dunia Usaha dan dunia industri. Dengan Pelaksanaan produksi alat
pendeteksi uang palsu di Program Keahlian teknik instalasi tenaga listrik yang
dilaksanakan secara terkoordinasi bersama dengan guru- guru produktif ini merupakan
salah satu upaya mengurangi angka pengangguran.
Adapun pelaksanaannya dengan sistem piket atau tugas belajar bergilir. Pada
setiap harinya terdapat siswa kelas X, kelas XI dan XII. Hal ini dimaksudkan agar semua
lulusan TITL memiliki ketrampilan dalam membuat pendeteksi uang palsu serta aktif
dalam memasarkan. Kegiatan produksi pendeteksi uang palsu berjalan dengan lancar dan
siswa melaksanakannya dengan antusiasisme yang tinggi
Meningkatkan Kreatifitas Dan Produktifitas Siswa Melalui Kegiatan Produksi
pendeteksi uang palsu Di SMKN 1 CERME GRESIK terbukti efektif dan menguntungkan
dimana siswa menjadi lebih trampil dalam membuat pendeteksi uang palsu dan juga dalam
pemasaran

2. Rekomedasi
Agar dapat memberikan nilai tambah dalam Meningkatkan Kreatifitas Dan
Produktifitas Siswa Melalui Kegiatan Produksi pendeteksi uang palsu Di SMKN 1
CERME GRESIK perlu difasilitasi agar produk dapat dipasarkan secara online sehingga
produk dpat terjual dengan mudah.

10
11

Anda mungkin juga menyukai