PROSES BISNIS
DAN PEMODELAN
SISTEM
INFORMASI
IF075 – 3 SKS
TIM PENYUSUN
JAKARTA Brury Trya Sartana, S.Kom., M.M., M.Kom
Atik Ariesta, S.Kom., M.Kom
SEPTEMBER 2020
UNIVERSITAS BUDI LUHUR
FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI
Component Diagram UML memodelkan component di sistem dan sebagai bagian dari
development view, seperti yang ditunjukkan pada Gambar 5-1. Development view
menjelaskan bagaimana bagian-bagian sistem disusun dalam modul dan component
dan sangat membantu mengelola lapisan dalam arsitektur sistem.
Component adalah bagian yang dienkapsulasi, dapat digunakan kembali, dan dapat
diganti dari sofware kita. Component sebagai building block: menggabungkannya agar
dapat bekerjasama (membangun component secara bertahap mulai dari kecil kebesar)
Kandidat untuk component adalah bagian yang melakukan fungsi utama dan sering
digunakan di seluruh sistem. Sofware, seperti log file, parser , XML, atau online
shopping chart, adalah component yang mungkin sering kita jumpai. Ini adalah contoh
component umum yang berasal dari pihak ketiga, tetapi prinsip yang sama berlaku
untuk component yang kita buat sendiri.
Di sistem, kita dapat membuat component yang menyediakan layanan atau akses ke
data. Misalnya, dalam CMS dapat memiliki component manajemen konversi yang
mengubah blog ke format yang berbeda, seperti RSS Feed. RSS Feed biasanya
digunakan untuk menyediakan pembaruan berformat XML untuk konten online
(seperti blog).
Dalam UML, sebuah component dapat melakukan hal yang sama seperti yang
dilakukan kelas: menggeneralisasi dan berasosiasi dengan kelas dan component lain,
mengimplementasikan interface, menjalankan operasi, dan sebagainya. Lebih jauh,
seperti halnya composite structure, component dapat memiliki port dan
memperlihatkan struktur internal. Perbedaan utama antara kelas dan component
adalah bahwa component umumnya memiliki tanggung jawab yang lebih besar
daripada kelas. Misalnya, Kita dapat membuat kelas informasi pengguna yang berisi
informasi kontak pengguna (nama dan alamat emailnya) dan component manajemen
pengguna yang memungkinkan akun pengguna dibuat dan diperiksa kebenarannya.
Selain itu, sangat umum sebuah component berisi dan menggunakan kelas atau
component lain untuk melakukan tugasnya.
Karena component adalah pemain utama dalam desain sofware, penting agar sebuah
component dapat berdiri sendiri (tingkat ketergantungan/coupling) antar komponen
renda, sehingga bila terjadi perubahan pada component tidak mempengaruhi sistem
secara keseluruhan. Agar dapat mudah digunakan, kopling dan enkapsulasi dibuat
loose(direndahkan) dan component diakses melalui interface. Dengan mengizinkan
Notasi ini juga memiliki bagian <<artifacts>> yang mencantumkan artifact, atau file
fisik, yang menggambarkan component ini.
atau
atau
Notasi berikut adalah menunjukkan view tingkat tinggi dari dependensi component
yang disederhanakan, berguna untuk memahami manajemen konfigurasi sistem atau
masalah deployment karena menekankan ketergantungan component dan membuat
daftar artifact sehingga terlihat jelas component dan file terkait yang diperlukan
selama deployment, seperti gambar dibawah ini :
Cara lain untuk menunjukkan realisasi kelas adalah dengan membuat daftar di <<
realization>> di dalam component, seperti yang ditunjukkan pada gambar dibawah.
Tampilan blackbox biasanya berisi lebih dari satu component, sedangkan dalam white-
box lebih fokus pada isi dari component.
DEPLOYMENT DIAGRAM
Jika kita telah menerapkan teknik UML yang ditunjukkan pada bab-bab sebelumnya,
maka kita telah melihat semua kecuali tampilan fisik sistem (physical view). Tampilan
fisik berkaitan dengan eleomen fisik sistem, seperti file executable dan perangkat
keras yang digunakannya.
Cara penyebarannya (deploy) sangat beragam, tergantung dari jenis aplikasinya. Misal
bila kita pilih aplikasi Web, maka kita akan hosting pada server, jika aplikasi mobile,
akan terdapat dua deployment: deployment untuk aplikasi ke Playstore atau Appstore,
kedua adalah deployment API (backend) ke server.
Untuk melakukan deployment kita harus sabar karena akan banyak sesuatu yang tidak
diinginkan bisa terjadi. Contoh kendala yang sering dialami adalah sistem yang tiba-
tiba down, karena itulah butuh waktu tidak sebentar untuk men-deploy suatu
perangkat lunak.
Ingat: Kata “sistem” dapat memiliki arti berbeda bagi orang yang berbeda; dalam
konteks deployment diagram, sistem berarti perangkat lunak yang kita bangun dan
perangkat keras dan perangkat lunak apa yang dibutuhkan oleh perangkat lunak yang
kita bangun, agar dapat berjalan.
Gunakan node untuk mewakili perangkat keras system. Sistem berisi sebuah
hardware-misal Desktop PC, diberi label <<device>>. Gambar berikut menunjukkan
node untuk merepresentasikan hardware di sistem TI.
Kembali lagi seberapa detil dan penting anda ingin memberikan gambaran tentang
node tersebut, misal lebih didetilkan dengan kebutuhan tertentu “Desktop PC-64 bit
Intel Processor” atau cukup dengan tulisan PC saja.
Sekarang, misal kita ingin memodelkan sofware yang akan berjalan di hardware
dengan nama 3dpacman.jar yang berisi aplikasi 3D-pacman, digambarkan dibawah
ini:
Kemudian, kita ingin meletakkan dua bagian ini kedalam deployment diagram pada
sebuah sistem dengan cara gambarkan artifact kedalam node untuk menunjukkan
software artifact di letakkan/deploy kedalam node hardware. Contoh 3dpacman.jar
berjalan di hardware Desktop PC digambarkan sbb:
Artifact adalah file secara fisik yang akan dieksekusi atau dibutuhkan oleh sofware
yang kita bangun. Artifact yang biasa digunakan adalah :
File Executable:file .exe atau .jar
File Library : file .dlls atau .dll
Source file : file .java atau .cpp
File Configuration (dibutuhkan untuk menjalankan software kita saat runtime,
biasanya berformat .xml, .properties atau .txt
Atau anda juga bisa memodelkan dengan cara berbeda yaitu menunjukkan
dependencies(ketergantungan) menggunakan stereotype <<deploy>> spt dibawah
ini :
Berikut adalah petunjuk dalam memilih model diagram yang akan kita gunakan :
List semua artifact (tanpa simbol artifact), bila anda menggunakan banyak sekali
artifact. Ingat : bila hanya list artifact, kita tidak dapat menunjukkan
dependencies antar artifact.
Bila terdapat ketergantungan, harus digambarkan seperti dibawah :
Node adalah sumber daya hardware atau software yang dapat menjadi host perangkat
lunak atau file terkait. Kita dapat menganggap node software dalam konteks aplikasi;
umumnya bukan bagian dari software yang kita kembangkan, tetapi lingkungan pihak
ketiga yang menyediakan layanan untuk software kita.
Berikut adalah contoh hardware nodes yang bisa digambarkan : Server, Deksktop PC,
Printer, Scanner dll. Conto Sofware nodes:Operating System, J2EE container, Web
Server, Application Server dll.
Lingkungan eksekusi tidak berdiri sendiri — mereka berjalan pada perangkat keras.
Misalnya, sistem operasi membutuhkan perangkat keras komputer untuk dapat
berjalan. Misal kita ingin menunjukkan bahwa lingkungan eksekusi berada pada
perangkat tertentu dengan menempatkan node di dalam, nested seperti yang
ditunjukkan pada gambar dibawah:
Kita juga dapat menunjukkan jalur komunikasi antara node pada lingkungan eksekusi.
Misalnya, Anda bisa membuat model web server yang berkomunikasi dengan EJB
container melalui RMI, seperti yang ditunjukkan pada Gambar dibawah. Ini lebih tepat
daripada menunjukkan jalur komunikasi RMI di tingkat device node. Namun, beberapa
pemodel menggambar jalur komunikasi pada level node diluar karena agar diagram
menjadi lebih rapi.
File deploy.wsdd, ditunjukkan pada gambar diatas, adalah file standard deployment
descriptor yang menentukan bagaimana web service digunakan untuk Axis web
service engine. File ini menyatakan kelas mana yang mengeksekusi layanan web dan
metode apa pada kelas yang dapat dipanggil. Kita bisa mencantumkan properti ini
dalam spesifikasi penerapan menggunakan nama: notasi tipe.
Bahkan pada tahap awal ini Anda dapat menggunakan deployment diagram untuk
memodelkan karakteristik ini.
Gambar 3 menunjukkan sketsa kasar sistem kita. Nama node tidak harus tepat, dan
kita tidak harus menentukan protokol komunikasi.
Gambar 4 lebih spesifik tentang jenis perangkat keras, protokol komunikasi, dan
alokasi artifact software ke node. Deployment diagram Gambar 4, dapat digunakan
digunakan sebagai blue print cara menginstal sistem kita.
Kita dapat melihat kembali deployment diagram di seluruh desain sistem kita, untuk
memperbaiki sketsa awal yang masih kasar, tambahkan detail saat kita memutuskan
menggunakan teknologi, protokol komunikasi, dan artifact software yang akan
digunakan. Deployment diagram yang disempurnakan ini memungkinkan kita untuk
memperlihatkan tampilan tata letak sistem fisik saat ini dengan para stakeholders/
orang-orang yang berkepentingan terhadap sistem.