NIM : A1012191101
KELAS : C/PPAPK
MATA KULIAH : HUKUM PEMERINTAH DAERAH
DOSEN : MAWARDI SH , M. Hum
TURIMAN SH , M. Hum
3. Jelaskan apa yg dimaksud bahwa gubernur merupakan wakil dari pemerintah pusat?
Jawab : Dengan pertimbangan untuk melaksanakan ketentuan Pasal 91 ayat (8) dan Pasal
93 ayat (5) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, pada
20 Juli 2018, Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) telah menandatangani Peraturan
Pemerintah (PP) Nomor 33 Tahun 2018. PP Nomor 33 Tahun 2018 sebagaimana
dimaksud berisi tentang Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Gubernur Sebagai Wakil
Pemerintah Pusat.
Menurut PP ini, gubernur sebagai wakil Pemerintah Pusat mempunyai tugas dan
wewenang di antaranya:
a. memberikan rekomendasi kepada Pemerintah Pusat atas usulan dana alokasi
khusus pada daerah kabupaten/kota di wilayahnya;
b. melantik bupati/wali kota; dan
c. melantik kepala instansi vertikal dari kementerian dan lembaga pemerintah
nonkementerian yang ditugaskan di wilayah provinsi yang bersangkutan kecuali
untuk kepala instansi vertikal yang melaksanakan urusan pemerintahan absolut
dan kepala instansi vertikal yang dibentuk oleh kementerian yang
nomenklaturnya secara tegas disebutkan dalam UUD 1945.
Dalam PP ini juga disebutkan, gubernur dalam menjalankan tugas dan wewenang
sebagai wakil Pemerintah Pusat dibantu oleh perangkat gubernur, yang dilaksanakan
oleh perangkat daerah provinsi, dan dipimpin oleh sekretaris gubernur.
Pendanaan pelaksanaan tugas dan wewenang gubernur sebagai wakil Pemerintah
Pusat, menurut PP ini, dibebankan pada anggaran pendapatan dan belanja negara
dengan memperhatikan kemampuan keuangan negara, dan merupakan bagian dari
anggaran kementerian yang menyelenggarakan urusan dalam negeri melalui
mekanisme dekonsentrasi.
PP ini juga menegaskan, gubernur sebagai wakil Pemerintah Pusat melaporkan tugas
dan wewenang kepada Presiden melalui menteri yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan dalam negeri.
4. Jika kepala daerah berhalangan tetap, apakah wakil kepala daerah secara ototomatis
menggantikannya untuk menjadi kepala daerah? jelaskan!
Jawab : Jika berhalangan tetap, meninggal dunia, atau tersangkut kasus korupsi. Hal-hal
tersebut diatur dalam Pasal 78 jo. Pasal 76 ayat (1) UU 23/2014.
Pasal 78 UU 23/2014:
(1) Kepala daerah dan/atau wakil kepala daerah berhenti karena:
a. meninggal dunia;
b. permintaan sendiri; atau
c. diberhentikan.
(2) Kepala daerah dan/atau wakil kepala daerah diberhentikan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf c karena:
a. berakhir masa jabatannya;
b. tidak dapat melaksanakan tugas secara berkelanjutan atau berhalangan
tetap secara berturut-turut selama 6 (enam) bulan;
c. dinyatakan melanggar sumpah/janji jabatan kepala daerah/wakil
kepala daerah;
d. tidak melaksanakan kewajiban kepala daerah dan wakil kepala daerah
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 67 huruf b;
e. melanggar larangan bagi kepala daerah dan wakil kepala daerah
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 76 ayat (1), kecuali huruf c, huruf i,
dan huruf j;
f. melakukan perbuatan tercela;
g. diberi tugas dalam jabatan tertentu oleh Presiden yang dilarang untuk
dirangkap oleh ketentuan peraturan perundang-undangan;
h. menggunakan dokumen dan/atau keterangan palsu sebagai
persyaratan pada saat pencalonan kepala daerah/wakil kepala daerah
berdasarkan pembuktian dari lembaga yang berwenang menerbitkan
dokumen; dan/atau
i. mendapatkan sanksi pemberhentian.
Jadi, jika kepala daerah dan/atau wakil kepala daerah berhalangan tetap secara berturut-
turut selama 6 (enam) bulan, maka keduanya diberhentikan dari jabatannya.
Namun, yang dimaksud dengan “tidak dapat melaksanakan tugas secara berkelanjutan
atau berhalangan tetap” dalam ketentuan ini adalah menderita sakit yang mengakibatkan
fisik atau mental tidak berfungsi secara normal yang dibuktikan dengan surat keterangan
dokter yang berwenang dan/atau tidak diketahui keberadaannya.
Oleh karena itu, bahwa berhalangan tetap di sini bukanlah istilah tepat untuk
menerangkan mengenai meninggalnya kepala daerah dan/atau wakil kepala daerah atau
tersangkutnya kepala daerah dan/atau wakil kepala daerah dalam kasus korupsi.
Menurut hukum positif bahwa saat kepala daerah berhalangan menjalankan tugas
sebagai pelaksana pemerintahan daerah secara tetap atau sampai waktu yang tidak dapat
ditentukan, maka secara atributif wakil kepala daerah dapat mengambil kekuasaan penuh
penerus pemerintahan daerah. meskipun dalam pelaksanaan secara praktis wakil kepala
daerah harus berkoordinasi dengan perangkat daerah lainnya untuk dapat meneruskan
tujuan kebijakan pemerintahan yang telah dibuat sebelumnya.
5. Sebutkan dan Jelaskan fungsi DPRD!
Jawab : DPRD memiliki tiga fungsi, yaitu :
1. Legislasi, berkaitan dengan pembentukan peraturan daerah
2. Anggaran, Kewenangan dalam hal anggaran daerah(APBD)
3. Pengawasan, Kewenangan mengontrol pelaksanaan perda dan peraturan
lainnya serta kebijakan pemerintah daerah.