Anda di halaman 1dari 14

PELAKSANAAN

PENGENDALIAN OPERASI
By kelompok 7
ANGGOTA :

ARDITIYAN ELYAS P 201811182


MUH.FAUZAN ALFARISI 201811186
DAFFA REZFYANDO 201811187
FAHREZA AUFA R 201811193
ANDRE ALAM 201811194
POKOK BAHASAN

PEDOMAN
PERSIAPAN OPERASI

PELAKSANAAN &
PENGENDALIAN
PERSIAPAN
Operasi sistem tenaga listrik berlangsung selama 24 jam, selama
24 jam tersebut biasanya dibagi menjadi 3 regu, sebelum
melakukan tugasnya setiap regu harus melakukan persiapan
diantaranya :
• Mempelajari rencana operasi harian, baik yang berkaitan
dengan pembangkit maupun penyaluran.
• Mempelajari penyimpangan penyimpangan yang telah terjadi
terhadap rencana operasi harian, terutama yang menyangkut
sistem.
• Mempelajari pekerjaan pemeliharaan dan perbaikan yang
dilakukan dalam sistem khususnya yang memerlukan maneuver.
• Mengecek kesiapan fasilitas untuk operasi.
• Rencana operasi yang telah disusun, walaupun telah
disesuaikan/dikoreksi dengan memperhatikan situasi
sistem yang mutakhir pasti masih menemui perbedaan.
• Penyimpangan penyimpangan ini pada umumnya adalah :
a. Beban yang sesungguhnya terjadi dalam sistem tidak sama dengan
yang perkirakan dalam Rencana Operasi Harian, bisa lebih kecil tapi
bisa juga lebih besar.
b. Unit pembangkit yang diperhitungkan siap operasi dalam Rencana
Operasi Harian ternyata mengalami gangguan atau kerusakan
sehingga tidak siap operasi.
c. Ada peralatan penyaluran seperti Saluran Udara atau Transformator
yang dalam Rencana Operasi Harian dianggap siap operasi ternyata
mengalami gangguan atau kerusakan sehingga tidak siap operasi.
PELAKSANAAN OPERASI

Setelah melakukan persiapan maka kemudian


Dispatcher melaksanakan tugasnya yaitu seperti yang
tercantum dalam Rencana Operasi Harian. Jika ada
penyimpangan yang terjadi terhadap Rencana Operasi
Harian isalnya beban yang sesungguhnya terjadi
melebihi yang di perkirakan dalam rencana maka
Dispatcher harus mengatasinya dalam Real Time
PENGENDALIAN
OPERASI
Rencana operasi yang telah disusun, walaupun telah
disesuaikan/dikoreksi dengan memperhatikan situasi system yang
mutakhir seperti diuraikan dalam pasal VII.1, dalam pelaksanaanya,
dalam operasi real time, pasti masih menemui perbedaan dengan
kenyataan sesungguhnyadalam system
Untuk mengatasi perbedaan ini maka perlu dilakukan Langkah
pengendalian operasi system tenaga listrik.
Penyimpangan penyimpangan ini pada umumnya adalah:
• Beban yang sesungguhnya terjadi dalam system tidak sama dengan
yang diperkirakan dalam Rencana Operasi Harian
• Unit pembangkit yang diperhitungkan siap operasi dalam Rencana
Operasi Harian ternyata mengalami gangguan atau kerusakan
sehingga tidak siap operasi
• Ada peralatan penyaluran seperti saluran udara atau transformator
yang dalam Rencana Operasi Harian dianggap siap operasi ternyata
mengalami gangguan atau kerusakan sehingga tidak siap operasi
PEDOMAN-PEDOMAN OPERASI
Agar operasi system tenaga listrik berlangsung dengan tertib, perlu disusun Pedoman
pedoman Operasi secara tertulis.Pedoman ini kemudian digunakan oleh mereka yang
bertugas mengoperasikan system tenaga listrik, terutama pada dispatcher
Pedoman pedoman operasi seperti yang telah disinggung dalam pasal VII.3 harus mencakup
pedoman mengenai:

1. Urutan prioritas unit pembangkit yang harus dijalankan atau dihentikan (merit
order)
2. Beban maksimum dan minimum yang diperbolehkan bagi setiap unit
pembangkit.
3. Konfigurasi jaringan dalam keadan normal.
4. Batas kewenangan operasi antar kesatuan PLN P2B dengan kesatuan PLN
diluar PLN P2B
5. Prosedur memberi laporan dan perintah operasi baik dalam keadaan sistem
normal maupun sistem terganggu.
6. Prosedur membebaskan tegangan untuk pelaksanaan suatu pekerjaan dalam
instalasi.
7. Penggunaan fasilitas telekomunikasi, telemetering dan telecontrol
Konfigurasi jaringan
• Konfigurasi jaringan diatur untuk kelancaran operasi system
dalam keadaan normal maupun dalam proses mengatasi
gangguan. Macam macam rel yang ada dalam jaringan
antara lain :
A. Rel Tunggal
•Rel tunggal merupakan rel yang paling sederhana dan paling
murah, tetapi tidak luwes dan tidak handal, karena bila perlu
mengadakan pemeliharaan atau ada gangguan atau komponen
yang berhubungan dengan rel tersebut akan terjadi
pemadaman.
B. Rel Ganda
Rel Ganda (Double Bus) Rel ganda mempunyai keluwesan dalam operasi dan pemeliharannya.
Supaya rel sistem ini luwes operasinya maka harus ada PMT kopel. PMT kopel ini digunakan untuk
menghubungkan kedua rel atau pada saat memindah penghantar atau trafo tenaga dari rel satu ke rel
dua. PMT kopel ini harus dimasukan pada saat pemindahan tersebut.
C. Rel dengan PMT 1,5.
Pusat listrik dan GI yang besar , dengan daya terpasang diatas 120MVA banyak yang
menggunakan rel dengan PMT 1,5. Elemen-elemen yang ada disebelah kiri seperti
generator dan transformator pemakaian sendiri (P.S) adalah elemen-elemen yang paling
mudah dihubungkan dengan rel 1, yaitu dengan cara menutup PMT bernomor A yang
terdekat.
Pengoperasian instalasi baru
Pengoperasian instalasi baru dalam sistem tenaga listrik merupakan konsekwensi
dari perkembangan sistem tenaga listrik.
Pengoperasian instalasi baru pada umumnya mempunyai masalah sebagai
berikut :
1. Masalah yang menyangkut kontrak pembangunan dan pengoperasian
instalasi baru yang akan dioperasikan, seperti prosedur pemberian tegangan
serta prosedur pembebanannya dan masa garansi
2. Masalah kelayakan operasi dari instalasi baru terutama yang menyangkut
kesiapan alat-alat pengaman data.
3. Apabila instalasi baru yang akan dioperasikan dihubungkan dengan instalasi
lama yang sudah beroperasi, perlu dipelajari terlebih dahulu masalah yang
akan timbul pada instalasi lama serta bagaimana mengatasinya.
4. Dengan beroperasinya instalasi baru harus dipasang peralatan telekomunikasi
dan telemetering karena peralatan tersebut merupakan sarana pengendalian
operasi sistem tenaga listrik.
Kondisi operasi sistem
Ada berbagai pendapat mengenai cara menggabarkan kondisi dari sistem tenaga
listrik.
1. Kondisi normal, kondisi operasi seluruh sistem memenuhi batas batas
frekuensi, batas-batas tegangan dan memenuhi pula syarat keandalan yang
telah ditentukan.
2. Kondisi rawan, kodisi operasi sistem yang apabila ada satu elemen dalam
sistem (generator,transformator dan saluran transmisi) mengalami trip maka
kondisi sistem yang normal tidak lagi dapat dipertahankan.
3. Kondisi darurat, kondisi operasi sistem dimana batas frekuensi atau batas
tegangan tidak dapat dipenuhi.
4. Kondisi gangguan, kondisi operasi sistem dimana ada konsumen yang tidak
mendapat tegangan. Dalam pelaksanaan operasi (real time operation) harus
diusahakan agar sistem selalu dalam kondisi normal.
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai