Anda di halaman 1dari 3

Soal Ujian Mata Kuliah Hukum&HAM, PAPK,

Perhatian: Tulis Nama, Nim dan Nomor Absen.


(Jawaban diketik pakai PDF/Word atau tulis tangan, dikirim melaui WA Group
paling lama 1 minggu setelah tanggal ujian)
NAMA : Cintiya Nur Anisa
NIM : A1012191101
NO. ABSEN : 40
Pengasuh Mata Kuliah:
1. HARYADI,SH,MH.
2. Tri Dian Aprilsesa, SH,MH.

Soal :
1. Apa yang dimaksudkan dengan pelanggaran HAM dan mengapa terhadap
pelanggaran HAM berat pelakunya harus diadili, jelaskan oleh saudara.
Jawab: Pengertian Pelanggaran HAM dalam Undang-Undang No.39 tahun 1999
telah dijelaskan bahwa Pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) yaitu setiap
perbuatan seseorang atau kelompok termasuk aparat Negara baik disengaja
maupun tidak disengaja ataupun kelalaian yang secara hukum
melawan ,mengurangi, menghalangi, membatasi dan mencabut HAM seseorang
atau kelompok orang yang dijamin undang-undang ini dan tidak bias mendapat
atau dikhawatirkan tidak akan bias memperoleh penyelesaian hukum secara adil
dan benar berdasarkan mekanisme hukum yang berlaku.

Pelaku pelanggaran HAM berat harus diadili karena mereka


membatasi/menghalangi setiap manusia mempunyai Hak, Hak-hak tersebut
meliputi hak untuk hidup, hak bebas dari penyiksaan, hak bebas dari perbudakan,
hak bebas dari penahanan karena gagal memenuhi perjanjian (utang), hak bebas
dari pemidanaan yang berlaku surut, hak sebagai subyek hukum dan hak atas
kebebasan berpikir, keyakinan dan agama.

2. Jelaskan oleh saudara bagaimana pengakuan dan perlindungan terhadap HAM di


Indonesia. (dengan contoh).
Jawab: Pengakuan dan perlindungan Hak Asasi Manusia merupakan salah satu
ciri dari negara hukum. Negara Indonesia merupakan negara yang berlandaskan
atas hukum sesuai dengan bunyi pasal 1 ayat 3 UUD 1945 “Negara Indonesia
adalah negara hukum”. Selain dari pada itu, Indonesia wajib melaksanakan
perlindungan dan penegakan HAM untuk warga negaranya karena Indonesia
telah pelakukan perjanjian-perjanjian Internasional dalam masalah penegakan
HAM. Karena sebelum Indonesia melakukan perjanjian tersebut, Indonesia
pernah mendapat embargo dalam segala bidang dari negara lain. Karena mereka
menilai, jika pemerintah Indonesia sering melakukan pelanggaran HAM kepada
masyarakatnya. Persoalan yang timbul dalam negara hukum Indonesia yaitu,
belum terimplementasikan secara menyeluruh dan komperhensif perlindungan
Hak Asasi Manusia untuk masyarakat Indonesia. Terbukti masih banyaknya
pelanggaran-pelanggaran HAM berat maupun ringan yang terjadi di Indonesia.
Tetapi kita juga tidak bisa menutup mata, jika pada era reformasi ini penegakan
HAM di Indonesia sudah menunjukan peningkatan.

Contoh Perlindungan HAM di Indonesia yaitu :


1. Dibentuknya komisi nasional HAM 
2. Adanya undang-undang yang mengatur HAM 
3. Adanya hukuman bagi pelanggaran HAM
4. Dibuka dan dibentuknya adhoc pada kehakiman
5. Disediakan nomor interaksi untuk pelapor pelanggaran ham

3. Kejahatan Apa saja yang dikatagorikan sebagai pelanggaran HAM berat, dan
bagaimana penyelesaiannya jelaskan oleh saudara (dengan contoh).
Jawab: Pelanggaran HAM yang bersifat berat menurut UU RI No. 16 Tahun
2000 tentang Pengadilan HAM dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu :
1. Kejahatan genosida
Perbuatan yang dilakukan untuk menghancurkan, membumihanguskan, dan
menghilangkan seluruh atau sebagian suatu kelompok etnis, ras, bangsa,
bahkan agama yang dilakukan secara besar-besaran.
Contohnya, Pembunuhan Massal di Bandanaira-Pulau Banda

2. Kejahatan terhadap kemanusiaan.


Perbuatan yang dilakukan sebagai bagian dari serangan yang meluas atau
sistematik yang diketahuinya bahwa serangan tersebut ditujukan secara
langsung terhadap penduduk sipil.
Contohnya, penghilangan paksa aktifis reformasi pada tahun 1998 yang
diduga dilakukan oleh oknum TNI dari Tim Mawar

Ada dua cara menyelasaikan Kasus pelanggaran HAM berat, yaitu :


1. Upaya penyelesaian kasus pelanggaran HAM berat melalui
penggunaan jalur hukum.
Penggunaan jalur hokum dapat ditempuh sesuai dengan isi ketentuan UU
no.26 Tahun 2000 tentang Pengadilan HAM yang dilakukan dengan cara yang
sudah ditetapkan tahapan-tahapan yang harus dilalui sebagaimana di atur
dalam Pasal 10-33 Pengadilan HAM.
Ketentuan pidana juga sudah diatur secara tegas di dalam pasal 36-42 UU
pengadilan HAM, dengan ketentuan pidana minimal 5 tahun dan maksimal
dengan pidana mati atau pidana penjara seumur hidup.

2. Upaya penyelesaian kasus pelanggaran HAM berat jalur alternatif.


Keberadaan komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi (KKR) di Indonesia
sesungguhnya merupakan lembaga baru.Keberadaan lembaga KKR dalam
penyelesaian pelanggaran HAM berat di masa lalu, sejalan dengan ide
keseimbangan yang terkandung dalam implimentasi pertanggungjawaban
pada konsep KUHP.

Contoh Kasus Pelanggaran HAM Berat :


Contoh Kasus Pelanggaran HAM berat seperti tragedi '65-'66, Talangsari,
penembakan misterius, peristiwa Mei ‘98, tragedi Trisakti, Semanggi 1 dan
Semanggi 2, penghilangan penculikan aktivis, Wasir Wamena, pembunuhan
dukun santet dan DOM di Aceh.

4. Di Indonesia, asas retroaktif yang diatur dalam UU No 26 Tahun 2000 tentang


Pengadilan HAM dapat diberlakukan terhadap pelanggaran HAM yang
bagaimana, jelaskan oleh saudara (dengan contoh).
Jawab: Asas retroaktif memungkinkan kasus-kasus pelanggaran HAM masa
lalu, Asas retroaktif yang diatur dalam UU No. 26 Tahun 2000 tentang Pengadilan
HAM dapat diberlakukan terhadap pelanggaran HAM berat yang pernah terjadi di
Indonesia sebelum diundangkan UU Pengadilan HAM diproses secara hukum.
Oleh karena itu ketentuan dalam UU Pengadilan HAM dapat berlaku surut.
Pemberlakuan prinsip retroaktif dalam hukum pidana hanyalah merupakan suatu
pengecualian yang hanya dibolehkan dan diberlakukan pada perkara pelanggaran
HAM berat sebagai kejahatan yang serius.

Contohnya Kasus Marsinah, didalam kasus ini merupakan HAM berat karena
terpadat unsur yang memunculkan pelanggaran HAM berat yakni pasal 9 UU No
26 Tahun 2000 unsur kejahatan manusia dan juga mengandung unsur pelanggaran
hak asasi manusia. Dasar hukum yang dilanggar pada sila ke-2 yaitu
“kemanusiaan yang adil dan beradab”. Didalamnya terdapat tindak kejahatan
seperti pembunuhan, pemusnahan, perbudakan, penyiksaan. Dan penganiayaan
terhadap seseorang atau kelompok yang didasari persamaan paham politik, ras,
kebangsaan, etnis, budaya, agama, jenis kelamin yang telah diakui universal
sebagai hal yang dilarang menurut hukum internasional

Anda mungkin juga menyukai