Anda di halaman 1dari 9

Faridatul Ummi – 11617021 Resume Webinar Pengenalan Profesi Farmasi

Seminar Daring : “The Importance of Big Data


in Improving the Quality of Healthcare”

Hari/Tanggal : Sabtu, 28 November 2020


Pukul : 14.00 – 17.00 WIB
Penyelenggara : Departemen Farmakologi dan Terapi Fakultas Kedokteran, Kesehatan
Masyarakat, dan Keperawatan Universitas Gadjah Mada (FK-KMK UGM)
Pemateri :
1. Anis Fuad, DEA (Dosen FK-KMK Universitas Gadjah Mada)
2. Prof. dr. Olaf H. Klungel (Universiteit Utrecht)
3. dr. Andi Afdal Abdullah, MBA, AAK
4. Dr. dr. Lia Gardenia Partakusuma, SpPK(K), MM, MARS, FAMM
5. Prof. Dr. Dra. Erna Kristin, M.Si, Apt

MATERI 1
APLIKASI BIG DATA DALAM MANAJEMEN PELAYANAN KESEHATAN
DAN PENGEMBANGAN OBAT
Pemateri :
1. Anis Fuad, DEA (Dosen FK-KMK Universitas Gadjah Mada)
2. Prof. dr. Olaf H. Klungel (Universiteit Utrecht)
Berdasarkan data dari Riskesdas tahun 2013, setiap bulannya sekitar 10,4% penduduk Indonesia
mengunjungi ambulatory care. Bahkan setiap harinya, terdapat lebih dari 1 juta transaksi yang terjadi di
BPJSK dengan menggunakan sistem elektronik. Di Indonesia pun terdapat kurang lebih 10000 puskesmas,
3000 Rumah Sakit, dan 25000 apotek. Data yang sebanyak itu, tentu akan sangat sulit jika diinput secara
konvensional. Oleh karena itu, dibutuhkan software management untuk menyelesaikan permasalahan terkait
big data.
Data terkait informasi kesehatan dapat diperoleh melalui :
• Population data based : pop based surveys, vital registration, dan sensus
• Facility and community based information system (Routine Health Information System / RHIS) :
Resource records system, services record system, dan individual record system
WHO merekomendasikan agar sistem kesehatan mengaplikasikan sistem yang terdigitalisasi. Electronic
Medical Record merupakan salah satu inovasi di sistem informasi rumah sakit yang mampu memberikan
kemudahan dan akurasi dalam pengumpulan patient information database. Di Indonesia, sudah terdapat
beberapa Rumah Sakit yang menerapkan sistem electronic medical record tersebut. Kini, juga terdapat
aplikasi PCare, yaitu sebuah aplikasi untuk 23.000 primary care partner BPJS Kesehatan yang dapat
membantu primary care untuk mengumpulkan data pasien.
Faridatul Ummi – 11617021 Resume Webinar Pengenalan Profesi Farmasi

Big Data merupakan himpunan data (data set) dalam jumlah yang sangat besar, rumit, dan tidak tersturktur
(volume). Pertumbuhannya pun secara eksponensial dan cepat dengan muatan data yang bervariasi yang
juga harus dipastikan kualitasnya.
Tantangan yang dihadapi dalam penggunaan big data dalam health care system adalah masih kurangnya
pemahaman dan kesadaran tentang pentingnya big data, pengelolaan data yang masih belum termanage
dengan baik (baik berupa perkakas, penyimpanan, ataupun sharing data), sulitnya menentukan metode
analisis data, biaya yang kurang memadai, dan rumitnya regulasi.
Sedangkan peluang yang bisa didapatkan dari adanya big data adalah analisis data dapat dilakukan dengan
lebih cepat, terjadinya pebaikan kinerja dan produktivitas, adanya kecerdasan buatan, penguatan sistem dan
cara kerja, dapat memperoleh rekomendasi secara otomatis, mempermudah riset, dll.
Kita membutuhkan Real World Evidence untuk membuat keputusan dalam pengobatan pasien. Ini tidak
hanya tentang risk dan benefit, tapi juga tentang biaya pengobatan yang harus dibayarkan. Real World
Evidence diharapkan dapat membantu professional kesehatan dalam meningktakan efikasi dan kualitas
hidup pasien serta mengurangi resiko terkait kemananan dan tolerabilitas.
Drug development tidak hanya berhenti sampai obat tersebut diterima untuk dipasarkan, tapi sampai obat
beredar di pasaran pun tetap harus dilakukan pengawasan. Post-market surveillance yang biasanya disebut
juga dengan Uji Klinik Fase 4 bersamaan dengan data yang diperoleh dari farmakoepidemiologi dan studi
observasional merupakan sumber dari Real World Evidence.
Terdapat beberapa limitation dalam melakukan uji klinik untuk menguji keamanan obat, diantaranya :
• Populasi yang homogen
Kebanyakan uji mengassess pasien yang sehat dengan satu penyakit saja dan kebanyakan tidak
memasukkan grup tertentu yang terdiri dari wanita hamil, anak-anak, dan geriatric
• Ukuran sampel
Sampel yang kecil (up to 1000) pasien akan mengurangi kesempatan untuk ditemukannya adverse
effect
• Durasi yang terbatas
Uji dengan durasi yang terbatas menghalangi penemuan dari konsekuensi jangka panjang seperti
kanker
• Ketidak mampuan untuk memprediksi real world
Interaksi obat yang dapat terjadi pada populasi pasien yang sering menggunakan obat sering kali
tidak dapat diprediksi pada saat uji klnis
Big data dapat membantu kita untuk mengetahui apa yang sedang terjadi, mengapa hal tersebut terjadi,
memprediksi apa yang akan terjadi kedepannya, serta membantu kita mengetahui apa yang harus dilakukan
untuk kedepannya.
Kita juga pernah mendengar istilah Real World Data dan Real World Evidence (RWE). Real World Data
merupakan data yang berkaitan dengan status kesehatan dan pelayanan kesehatan yang dikumpulkan dari
berbagai sumber. Sedangkan RWE adalah bukti klinis mengenai penggunaan dan potensi manfaat dan resijo
dari sebuah medical product yang merupakan hasil analisis dari Real World Data. RWE tidak sama dengan
big data, RWE merupakan integrasi dari berbagai jenis data. Real World Evidence (RWE) dapat dikumpulkan
Faridatul Ummi – 11617021 Resume Webinar Pengenalan Profesi Farmasi

dari data klaim asuransi, data uji klinis, clinical setting data (diperoleh dari rekam medik pasien), data dari
apoteker, dan data yang dapat langsung diperoleh dari pasien (patient-powered data).
Pada saat sekarang ini sudah terdapat berbagai jenis aplikasi yang diluncurkan oleh pemerintah untuk
mengumpulkan data, seperti aplikasi sehatpedia dan BPJSK. Aplikasi tersebut dapat memberikan
kemudahan konsultasi kesehatan untuk pasien dan merekam data kesehatan pasien. Selain itu, di negara
dengan sistem kesehatan yang sudah maju, big data ditemukan dapat membantu professional kesehatan
untuk memberikan treatment yang lebih baik kepada pasien.

MATERI 2
DATA SAMPLE BPJS KESEHATAN
Pemateri : dr. Andi Afdal Abdullah, MBA, AAK
(Deputi Direksi Bidang Manajemen Data dan Informasi BPJS Kesehatan)

Terdapat 223.470.668 peserta program JKN dengan 27.081 fasilitas kesehatan yang mana ketika mereka
berobat datanya telah terinput di aplikasi yang terstandardisasi yang secara pasif data tersebut diterima di
pusat.
Big data merupakan data dengan jumlah yang sangat besar yang dikumpulkan secara pasif dari interaksi
digital dengan variasi yang besar dan laju pengumpulan yang sangat cepat.

Hal penting yang harus diperhatikan ketika berbicara tentang data adalah literasi data, yaitu kemampuan
membaca, menulis, dan mengkomunikasikan data dalam konteks. Literasi data mencakup pemahaman
tentang sumber dan konstruksi data, metode dan teknik analisis yang diterapkan, kemampuan untuk
mendeskripsikan kasus penggunaan, mengaplikasikan, dan nilai yang dihasilkan.

Dasar Pengelolaan dan Keamanan Data di BPJSK adalah Perpres 25 tahun 2020 pasal 5 tentang tata Kelola
data dan informasi
Data Management Framework yang dimiliki oleh BPJSK untuk memastikan akurasi data :
1. Data Architecture : arsitektur enterprise data
2. Data Development : Integration and Interoperability mengakuisisi, mengeluarkan, melakukan
transformasi dan memindahkan data
3. Data operations : terkait operasional, storage, infrastruktur, dan development
4. Data security : memastikan keamanan data terjamin, informasi terbatas dan kelayakan informasi
yang dapat diakses
5. Reference and Master Data : mengelola data agar tidak terduplikasi dan memastikan kualitas data
sesuai standar yang ditetapkan
6. Data Warehousing dan Business Intelligence : mengelola data analitik dan memudahkan akses
untuk pengambilan keputusan melalui dashboard dan BI
7. Documents dan Content : menyimpan, memproteksi, indexing, dan mempermudah akses data
Faridatul Ummi – 11617021 Resume Webinar Pengenalan Profesi Farmasi

8. Meta-Data : mengumpulkan, mengkategorisasi, mengelola, dan men-deliver meta data. Metadata


adalah informasi terhadap data (data about the data)
9. Data Quality : mendefiniskan, monitoring, mengelola, dan meningkatkan kualitas data
Prinsip Dasar Pedoman Tata Kelola Data di BPJSK
- Satu Data
Prinsipnya adalah single data platform, jadi data dari puskesmas ataupun rumah sakit dikumpulkan
di satu platform yang sama.
- Data sebagai asset strategis organisasi
- Data memiliki akuntabilitas yang ditetapkan
- Data mengikuti ketentuan aturan yang berlaku
- Pengelolaan kualitas data yang konsisten pada seluruh siklus hidup data
Pertimbangan dalam Penyusunan Data
- Kualitas data yang baik
- Metode pengambilan (formulasi sampling data)
- Data sample harus mewakili populasi
- Ukuran data yang cukup (tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil)

MATERI 3
PERAN SISTEM INFORMASI DAN INTEGRASI DATA DALAM UPAYA PENCAPAIAN
RENCANA STRATEGIS RUMAH SAKIT
Pemateri : Dr. dr. Lia Gardenia Partakusuma, SpPK(K), MM, MARS, FAMM
(RS Pusat Jantung Nasional Harapan Kita)

Rumah Sakit pada umumnya didirikan untuk suatu tujuan , yaitu untuk pelayanan, penelitian, Pendidikan,
dan pengabdian masyarakat. Setiap Rumah Sakit juga memiliki visi dan misi masing-masing. Rumah Sakit
membutuhkan keamanan dalam bekerja, alat yang presisi, mutu pelayanan prima, sistem komunikasi baik,
transparansi layanan, dan pembelajaran positif. Safety dan Quality merupakan aspek utama yang harus
dicapai oleh Rumah Sakit.

6 Major Health Industry Trends in 2020


1. Artificial Intelligent Tools to Increase Efficacy
2. Using cloud to break down silos and move data faster
3. Ensuring patient concent in big data
4. Virtual solution for busy medical professionals
5. Demystifying healthcare data for patients
6. Home-based health care

Pandemi COVID-19 menjadi salah satu momen dimana Rumah Sakit harus mempercepat implementasi
digitalisasi data.
Faridatul Ummi – 11617021 Resume Webinar Pengenalan Profesi Farmasi

Pada Sistem Informasi Rumah Sakit yang lama, atau dinamakan dengan SIRS, kebanyakan RS masih
berfokus ke hal-hal teknis seperti bagaimana mencarikan server, komputer, software, modul pendaftaran,
mengurusi medsos, website, dll. Seakan-akan, sistem informasi tersebut ada untuk menjadi salah satu cara
bagaimana laporan dari pihak RS bisa diselesaikan dengan tepat waktu dan segera dilaporkan ke pihak-
pihak yang membutuhkan.

Pada saat ini, RS Jantung Harapan Kita telah memiliki struktur sistem informasi baru yang diberi nama
Instalasi Teknologi Informasi RS dan terdapat bagian perencanaan yang bertugas mengumpulkan data dan
mengolah data yang dikumpulkan menjadi sebuah informasi. Selain itu juga harus dilaksanakan
implementasi digital master plan sesuai visi misi, rencana strategis, manajemen resiko, dan indikator kinerja.
Integrasi data merupakan suatu sistem dengan data riil time, tervalidasi, kebutuhan masa kini, memotong
birokrasi, komunikasi antar individu, unit kerja, instansi, mitra dan bahan keputusan manajemen.

Data di Rumah Sakit


1. Mekanisme Pengumpulan Data
• Mencatat di buku/kertas/hardcopy
• Mengisi data di aplikasi :
▪ Ms.Excel
▪ Ms. Access
▪ SPSS
▪ Aplikasi yang dikembangkan internal
▪ Aplikasi vendor
▪ Aplikasi Cloud (Misalkan google form)
▪ Aplikasi perangkat medis (Misalkan : GE, Philips)
2. Mekanisme Pengolahan Data
• Mengolah dan mengedit data di Ms. Excel atau SPSS
• Mengolah, mengedit, menggabungkan, dan verifikasi data aplikasi dengan aplikasi Ms.Excel
• Mengolah dan verifikasi data langsung di aplikasi
3. Lokasi penyimpanan data
• Disimpan di server local
• Disimpan di cloud
• Disimpan di aplikasi vendor secara independent
• Disimpan di aplikasi vendor tapi terhubung ke sistem RS
• Disimpan dalam perangkat medis secara independent
• Disimpan dalam bentuk hardcopy (Misal : Buku/Logbook, dll.)
Mengapa data harus terintegrasi ?
• Sebagai titik awal membangun ekosistem end of end
• Titik awal menerapkan tata Kelola data yang baik (google data governance)
• Menghilangkan potensi human error dalam proses pengolahan data
• Mempermudah akses, memantau maupun mengontrol penggunaan data, baik untuk pihak internal
maupun eksternal melalui API (Application Programming Interface)
Faridatul Ummi – 11617021 Resume Webinar Pengenalan Profesi Farmasi

• Meningkatkan keamanan data


Tantangan Rumah Sakit Tanpa Memiliki Data Terintegrasi
1. Dampak Terhadap Top Manajemen
1. Pembuatan keputusan strategis lambat
2. Kehilangan peluang peningkatan pemasukan
3. Kesulitan untuk menemukan area untuk melakukan improvement atau troubleshooting masalah
dengan cepat
4. Berkurangnya kepercayaan terhadap data yang disajikan di laporan
5. Biaya operasional semakin meningkat sejalan dengan semakin banyaknya data
6. Produktivitas tidak maksimal
7. Kualitas pelayanan menurun
8. Kesulitan untuk melakukan inovasi tanpa bukti data yang akurat

2. Dampak Harian
1. Data laporan tidak akurat dan sering salah
2. Waktu banyak habis terbuang hanya untuk melakukan verivikasi data dan validasi data
3. Analisa data menjadi lebih sulit dan sangat lambat
4. Banyak waktu habis terbuang untuk mengelola data yang bertambah banyak dengan cepat di
banyak tempat yang berbeda
5. Data semakin rentan untuk hilang, dicuri, atau dimanfaatkan oleh pihak yang tidak bertanggung
jawab

MATERI 4
PENGGUNAAN DATA DI RUMAH SAKIT UNTUK MELAKUKAN HTA
Pemateri : Prof. Dr. Dra. Erna Kristin, M.Si, Apt.
(Dosen FK-KMK Universitas Gadjah Mada)

HTA (Health Technology Assessment) merupakan evaluasi sistemik dari property, efek, dan dampak dari
teknologi kesehatan yang bertujuan untuk memberikan manfaat dan konsekuensi, baik itu secara direct,
indirect, intended, dan unintended dari teknologi layanan kesehatan yang dapat berupa obat, alat kesehatan,
dan prosedur.

Element HTA terdiri dari :


- Clinical Efficacy yang dapat diperoleh dari Randomized Controlled Trial
- Keamanan yang dapat diperoleh dari RCT
- Cost-effectiveness

Langkah dasar dalam melakukan HTA :


1. Mengidentifikasi topik assessment
Topik dapat diajukan oleh tim BPJS Kesehatan
2. Menspesifikkan assessment problem dan questions
Faridatul Ummi – 11617021 Resume Webinar Pengenalan Profesi Farmasi

3. Menentukan organizational locus atau siapa yang bertanggung jawab terhadap proses
assessment. Di Indonesia, organisasi HTA yaitu KPTK (Komite Penilaian Teknologi Kesehatan)
yang terdapat di tingkat provinsi, regional, local, dan bahkan Rumah Sakit, seperti Hospital Based
HTA/Local HTA seperti RSCM
4. Retrieve available relevant evidence
Mengumpulkan uji-uji klinik, kemudian melakukan systematic review terkait hal yang ingin
diidentifikasi dan diuji. Semua new evidence ini dapat diperoleh dari Real World Data dengan
cara mengumpulkan informasi, mendefiniskan populasi studi, memilih model dan outcome yang
ingin dicapai, mempertimbangkan cost, effect, dan utilities, kemudian run the model dan
menginterpretasikan hasil, lalu dilakukanlah analisis sehingga diperoleh lah new knowledge
5. Appraise (menilai) dan menginterpretasikan kualitas dari evidence
6. Generate or collect new evidence
Terdapat assessment tools yang memuat pertanyaan-pertanyaan yang spesifik dan tidak rentan
dengan bias. Selain itu perlu dilakukan economic evaluation dengan metode Cost Effectiveness
Analysis (CEA), Cost Utility Analysis (CUA), Budget Impact Analysis (BIA)
7. Integrate/synthesize evidence
8. Forumulate findings and recommendation
9. Disseminate findings and recommendation
10. Monitoring impact

KESIMPULAN
Big Data merupakan himpunan data (data set) dalam jumlah yang sangat besar, rumit, dan tidak tersturktur
(volume). Pertumbuhannya pun secara eksponensial dan cepat dengan muatan data yang bervariasi yang
juga harus dipastikan kualitasnya. Big data dapat membantu kita untuk mengetahui apa yang sedang terjadi,
mengapa hal tersebut terjadi, memprediksi apa yang akan terjadi kedepannya, serta membantu kita
mengetahui apa yang harus dilakukan untuk kedepannya.
Real World Data merupakan data yang berkaitan dengan status kesehatan dan pelayanan kesehatan yang
dikumpulkan dari berbagai sumber. Sedangkan RWE adalah bukti klinis mengenai penggunaan dan potensi
manfaat dan resijo dari sebuah medical product yang merupakan hasil analisis dari Real World Data. RWE
tidak sama dengan big data, RWE merupakan integrasi dari berbagai jenis data. Real World Evidence (RWE)
dapat dikumpulkan dari data klaim asuransi, data uji klinis, clinical setting data (diperoleh dari rekam medik
pasien), data dari apoteker, dan data yang dapat langsung diperoleh dari pasien (patient-powered data).
Hal penting yang harus diperhatikan ketika berbicara tentang data adalah literasi data, yaitu kemampuan
membaca, menulis, dan mengkomunikasikan data dalam konteks. Literasi data mencakup pemahaman
tentang sumber dan konstruksi data, metode dan teknik analisis yang diterapkan, kemampuan untuk
mendeskripsikan kasus penggunaan, mengaplikasikan, dan nilai yang dihasilkan.
Integrasi data di Rumah Sakit dibutuhkan sebagai titik awal membangun ekosistem end of end, sebagai titik
awal menerapkan tata Kelola data yang baik (google data governance), untuk menghilangkan potensi human
error dalam proses pengolahan data, mempermudah akses, memantau maupun mengontrol penggunaan
data, baik untuk pihak internal maupun eksternal melalui API (Application Programming Interface), dan
Faridatul Ummi – 11617021 Resume Webinar Pengenalan Profesi Farmasi

meningkatkan keamanan data. Dalam melakukan HTA di Rumah Sakit, perlu dilakukan pengumpulan uji-uji
klinik yang kemudian dilakukan systematic review terkait hal yang ingin diidentifikasi dan diuji. Semua new
evidence ini dapat diperoleh dari Real World Data dengan cara mengumpulkan informasi, mendefiniskan
populasi studi, memilih model dan outcome yang ingin dicapai, mempertimbangkan cost, effect, dan utilities.
Faridatul Ummi – 11617021 Resume Webinar Pengenalan Profesi Farmasi

Anda mungkin juga menyukai