Anda di halaman 1dari 6

Faridatul Ummi – 11617021 Resume Webinar Pengenalan Profesi Kefarmasian

Quarter Life Crisis :


“Time to Weather The Storm”

Hari/Tanggal : Sabtu / 10 Oktober 2020


Waktu : 08.00 – 11.00 WIB
Penyelenggara : Himpunan Mahasiswa Pascasarjana Farmasi (HMPF) ITB
Pemateri :
1. Fredrick Dermawan Purba, M.Psi., Ph.D
2. Dr. apt. Elfahmi, M.Si.
3. apt. Audrey Clarissa, S.Farm

MATERI 1
QUARTER LIFE CRISIS
Pemateri : Fredrick Dermawan Purba, M.Psi., Ph.D
(Dosen Fakultas Psikologi Universitas Padjajaran)
Quarter Life Crisis biasanya sering terjadi pada manusia usia 18 – 30 tahun, yaitu masa transisi dari masa
remaja menuju masa dewasa awal. Pada masa-masa ini biasanya orang-orang akan merasa kehilangan,
kesepian, kebingungan, dan ketakutan.
Jeffrey Arnett dalam bukunya “Emerging Adulthood” mengungkapkan bahwa pada usia 20 tahunan
kebanyakan orang sulit membedakan apakah dia masih anak-anak atau telah menjadi orang yang matang,
sedangkan pada usia 30 tahunan orang-orang sudah berada pada kondisi yang relatif stabil.
Pada usia 20-an, biasanya merupakan masa :
1. Eksplorasi identitas
Pada masa ini, orang-orang akan bereksplorasi terkait pekerjaan dan cinta yang ingin mereka dapatkan.
Mereka cenderung lebih independent dan berusaha menentukan jalan yang akan mereka pilih. Pada masa
ini terdapat banyak tekanan sosial, mungkin yang datang dari orang tua dan lingkungan. Apakah saya akan
bekerja disini? Apakah menikah akan mengganggu kuliah saya ?
2. Instability
Masa-masa dimana kita membuat rencana, dicek, lalu direvisi.
3. Self-focused
Masa-masa seseorang bertanya “saya itu maunya apa?”. Contohnya “mau makan apa”, “mau kuliah
dimana”, “mau kerja dimana”, dll. Seseorang berusaha menentukan apa yang ia inginkan agar ia tidak perlu
bergantung dengan orang lain.
4. In-Between
Faridatul Ummi – 11617021 Resume Webinar Pengenalan Profesi Kefarmasian

Merupakan masa-masa dimana ketika seseorang ditanyakan apakah kamu merasa telah menjadi seorang
yang dewasa jawabannya berada diantara iya dan tidak
5. Possibilities
Merupakan masa-masa mencari cita-cita atau sesuatu yang diimpikan dari berbagai kemungkinan yang ada,
sehingga rentan sekali untuk merasa kebingungan
Beberapa penyebab yang menjadikan seseorang menghadapi krisis adalah begitu banyaknya jalur karir yang
tersedia sehingga bingung ingin memilih yang mana, banyaknya tekanan dari sosial media dan lingkungan
pertemanan. Misalkan melihat orang lain sudah sukses, menikah, memilki keluarga yang bahagia,
sedangkan seseorang masih berada di tahap yang ia rasa begitu-begitu saja.
Dalam memutuskan sesuatu, coba dengarkan kata hatimu. Sering kali seseorang susah berkembang karena
suka membatasi diri terhadap suatu hal. Misalkan, saya adalah sarjana farmasi, maka saya harus berkerja
sebagai seorang farmasis. Padahal sebenarnya kita bisa saja memilih hal lain yang benar-benar kita sukai
untuk dikerjakan. Selain itu, dalam memutuskan sesuatu kita bisa meminta bantuan dosen dan teman-teman
terkait sesuatu yang ingin kita pilih. Feedbcak dari orang lain diharapkan dapat membuat kita menjadi lebih
terbuka dalam berpikir.
Mari beranikan diri untuk mencoba hal baru dengan mengasah keterampilan melalui hobi atau kegiatan yang
disukai. Satu hal lain yang juga penting adalah dengan memperbanyak relasi. Relasi yang dimaksud disini
adalah berusaha untuk menjalin hubungan dan komunikasi dengan banyak orang, tak terbatas siapapun Ia
dan apapun latar belakang nya.
Bagaimana cara mengatasi quarter life crisis ?
1. Review current issues in your life
Identifikasi fokus untuk perubahan
2. Susunlah tujuan hidup
Bagi tujuan yang telah ditetapkan ke dalam tahapan yang lebih kecil (5 tahun – 3 tahun – 1 tahun),
atau sering juga disebut dengan membuat action plan
3. Belajar refleksi diri
Refleksi diri bisa deilakukan dengan menulis jurnal harian, belajar mengenali, menerima, dan
memercayai diri sendiri
4. Pelajari keterampilan baru
Kuasai keahlian baru yang menarik hati
5. Menjalin relasi sosial
Jalinlah relasi sosial yang luas dengan beragam orang

KESIMPULAN :
Quarter Life Crisis (QLC) merupakan suatu masalah yang biasanya terjadi pada manusia usia 18 – 30 tahun
yang disebabkan oleh munculnya kekhawatiran terkait masa depan. QLC dapat diatasi dengan merancang
tujuan hidup yang jelas, sering melakukan reflkesi diri, membuka diri untuk menjalin relasi sosial, berani
mengkomunikasikan masalah dengan orang yang dipercaya, serta berusaha untuk mempelajari
Faridatul Ummi – 11617021 Resume Webinar Pengenalan Profesi Kefarmasian

keterampilan baru yang disukai. Berkuliah di Jurusan Farmasi bukan berarti kita harus memaksakan diri
untuk bekerja di bidang kefarmasian namun kita tidak menyukainya. Memang salah jurusan saat perkuliahan
bisa menjadi suatu masalah, namun dalam berkarir usahakan untuk mengerjakan apa yang kamu sukai
dengan tetap berusaha untuk terus belajar dan mengasah keterampilan.
“Life is a journey with problems to solve, lessons to learn, but most of all, experiences to enjoy!”

MATERI 2
URGENSI PENDIDIKAN TINGGI DALAM BERKARIR STRATEGI DAN PRIORITAS DALAM
MEWUJUDKAN CITA-CITA BERBAGI PENGALAMAN TERKAIT DENGAN PILIHAN KARIR YANG
DIJALANI SAAT INI
Pemateri : Dr. apt. Elfahmi, M.Si.
(Dosen Sekolah Farmasi ITB)
Dari waktu ke waktu ada pergeseran kebutuhan akan jenjang pendidikan untuk berbagai aktualisasi. Pada
zaman dahulu, tamat SMA saja sudah merupakan sesuatu yang luar biasa, sehingga untuk tamatan SMA
saja sudah sangat mudah untuk mendapatkan kerja. Namun, pada saat ini telah terjadi pergeseran. Pada
suatu kondisi ada yang mensyaratkan minimal lulus S2 untuk mendapatkan suatu pekerjaan, ada juga yang
mensyaratkan keterampilan tertentu tanpa perlu melihat jenjang pendidikan yang telah ia tempuh.
Pada saat sekarang ini, banyak juga ditemukan orang – orang yang tidak mengikuti jalur pendidikan formal
namun tetap bisa memiliki karir yang mulus. Salah satunya dengan cara mengikuti pendidikan non degree
(non formal) atau continuing education, seperti :
- Pelatihan terstruktur dan tidak terstruktur
- Workshop
- Konferensi, seminar, dan kegiatan sejenisnya
- Pendidikan mandiri menggunakan berbagai fasilitas informasi keilmuan dll.
- Berorganisasi
- Pertemuan-pertemuan rutin membahas keilmuan
- Dll.
Urgensi Pendidikan Tinggi dalam Berkarir
- Tingkatan urgensi pendidikan tinggi sangat tergantung kepada jenis karir yang diinginkan
- Karir yang memiliki urgensi tinggi untuk pendidikan tinggi sampai yang paling tinggi :
- Dosen di perguruan tinggi
- Peneliti di lembaga penelitian
- Birokrasi
- Global and highly cempetitive industries
- Dll.
- Parameter wawasan dan tingkat penguasaan ilmu dan teknologi dimanapun tempat menjalani karir,
menunjukkan tingkat urgensi yang tinggi terhadap perguruan tinggi
- Pendidikan tinggi mempunyai kekuatan dalam merubah wawasan dan orientasi seseorang
- Kebutuhan terhadap pekerjaan
Faridatul Ummi – 11617021 Resume Webinar Pengenalan Profesi Kefarmasian

- Pemahaman keilmuan dan penguasaan teknologi yang berbanding lurus dengan tingkat pendidikan
- Keluasan wawasan dan cara pandang ilmiah dalam melihat berbagai permasalahan
- Karakter kuat dalam menegakkan nilai-nilai ilmiah dan universal
- Ilmu dan teknologi selalu berkembang dengan pesat dan mempengaruhi semua aspek kehidupan,
umumnya diperoleh di pendidikan formal
- Mencetak manusia yang terdidik dan terpelajar, memiliki intelegensia dan keterampilan yang mampu
menciptakan kemajuan di segala bidang dengan profesionalitas dan integritas
- Indikator majunya sebuah komunitas dan bangsa
- Mempunyai keunggulan
- Membangun kemampuan berfikir kritis, solutif, sistematis berdasarkan kepada pemikiran ilmiah
- Indikator kualitas seseorang
- Dampak ekonomi dan luas jaringannya, dll.
Strategi dan Prioritas dalam Mewujudkan Cita-Cita
• Kebanyakan orang belum menentukan cita-citanya ketika memasuki perguruan tinggi, bahkan ada
yang setelah lulus kuliah masih kebingungan ingin bekerja dimana, karir seperti apa yang ingin
dicapai, dsb. Maka penting untuk memulai dari sekarang untuk memikirkan apa impian dan cita-cita
yang akan diraih sehingga selama masa perkuliahan ada suatu tujuan dan goal yang ingin dicapai
• Identifikasi potensi diri dari sekarang. Dengan mengetahui potensi yang dimiliki, kita dapat
menemukan sebenarnya karir apa yang cocok dengan diri kita tanpa menutup adanya preferensi
dan kesukaan terhadap apa yang ingin kita kerjakan
• Tentukan cita-cita dan tujuan hidup
• Ambisi dan impian. Dengan memiliki ambisi yang tinggi, seseorang biasanya akan rela berkorban
dan mengerahkan semua usaha yang ia miliki untuk mencapai impian tersebut
• Optimis dan berkeinginan tinggi.
• Meningkatkan kualitas diri (baik itu dari sisi pengetahuan, penguasaan teknologi, kemampuan dalam
memecahkan masalah, dll.)
• Melakukan sesuatu secara terus-menerus untuk mengejar cita-cita
• Balajar dan mengambil hikmah dari kisah-kisah orang sukses
• Memberikan penghargaan kepada diri sendiri atas capaian yang diperoleh
• Memanfaatkan waktu sebaik-baiknya

KESIMPULAN :
Tidak semua orang bisa merasakan bangku Pendidikan tinggi. Pendidikan tinggi merupakan sebuah tempat
yang dapat mengasah pola pikir seseorang untuk menjadi pribadi yang berwawasan luas dan mampu
memecahkan masalah. Pendidikan tinggi merupakan sebuah tiket yang harus ditempuh jika Anda ingin
menjadi seorang akademisi dan peneliti. Namun, Pendidikan tinggi bukanlah satu-satunya cara untuk meraih
kesuksesan. Pada saat sekarang ini juga terdapat jalur Pendidikan non-formal yang dapat mengasah
keterampilan dan pengetahuan seseorang terkait suatu bidang. Hal yang harus diperhartikan untuk
menempuh karir di masa depan adalah memiliki tujuan hidup dan cita-cita yang jelas, karena darisanalah
seseorang dapat menentukan karir apa yang akan ia ambil dan potensi terbaik apa yang akan ia berikan.
Faridatul Ummi – 11617021 Resume Webinar Pengenalan Profesi Kefarmasian

MATERI 3
Quarter Life Crisis : My Life, My Story
Pemateri : apt. Audrey Clarissa, S.Farm
(Managing Director PT Imedco Djaja Pharmaceutical Company)
Quarter life crisis merupakan sebuah fase dimana seseorang mengalami kebingungan terkait jalan apa yang
harus ia ambil dan tempuh untuk melanjutkan kehidupannya. Tentunya semua orang ingin memperoleh
sukses dalam kehidupannya, namun terkadang jalan yang akan ditempuh untuk meraih sukses tersebut
justru membingungkan. Itulah masa-masa dimana seorang apt. Audrey mengalami Quarter Life Crisis,
padahal semua orang mengakui bahwa ia merupakan seseorang yang hebat, baik di bidang akademik
maupun non-akademik. Bahkan, apt.Audrey pernah menjadi Presiden IPSF pertama yang berasal dari
Indonesia. Hal tersebut membuat apt. Audrey berada di bawah tekanan dan ragu untuk menceritakan hal
yang ia rasakan kepada orang lain. Menutup diri dan memendam sendiri masalah merupakan suatu tindakan
yang salah.
Ada 2 quarter life crisis yang pernah dialami oleh apt. Audrey. Yaitu, Karir, lanjut kuliah atau menikah ?
Dalam menghadapi karir, ada 3 hal yang menyebabkan apt. Audrey kebingungan, yaitu banyaknya tawaran
pekerjaan, sehingga ia bingung ingin memilih yang mana. Kondisi keluarga pun sedang bermasalah, ayah
terkena stroke dan nenek beliau meninggal. Ia juga bingung apa yang harus ia prioritaskan dan value apa
yang ingin dicapai. Di satu sisi, ia berada dalam tekanan bahwa ia harus menjadi orang yang sukses, karena
selama di bangku perkuliahan ia selalu menuai kesuksesan.
Hal yang membuat apt. Audrey akhirnnya bisa keluar dari permasalahan tersebut adalah dengan
menentukan prioritas apa dan nilai apa yang ia ingin capai. Ia menemukan bahwa meskipun ia memilki
kesempatan untuk bekerja di luar negeri, ia tetap memilih untuk tetap berada di Indonesia karena keluarga
adalah prioritas utamanya. Selain itu, ia rela memilih bekerja di perusahan baru, padahal ia bisa saja
bekerja di perusahaan – perusahaan ternama karena ia tau bahwa ia lebih menyukai creating value, bukan
adding value.
Akhirnya, apt. Audrey memilih untuk mengembangkan dirinya dan perusahaan baru di bidang farmasi yang
bernama PT Imedco Djaja. Saat bekerja di PT Imedco Djaja, apt. Audrey berambisi untuk mengembangkan
dan memasarkan dua produk utamanya yaitu Hidroksilkorokuin dan Vitamin D. Meski dalam
mengembangkan produk ini ia banyak mendapatkan tantangan, ia tetap berusaha melewati semua
tantangan tersebut dengan terus berusaha belajar dan menyelesaikan masalah yang ia hadapi. Hingga
akhirnya apt. Audrey bersama Imedco berhasil menghasilkan 2 produk anak negeri yang belum beredar di
Indonesia, yaitu hidroksiklorokuin dan high doses vitamin D yang ternyata pada saat ini sangat
dibutuhkan untuk penanganan COVID-19.
Motivasi apt. Audrey untuk memproduksi Vitamin D high dose karena sekitar 80% masyarakat di Indonesia
masih menderita defisiensi vitamin D. Kadar vitamin D yang ditargetkan ada di dalam tubuh adalah minimal
30 ng/mL dengan kadar optimal diatas 50 ng/mL. Berdasarkan studi untuk kelompok high risk disarankan
menggunakan 10.000 IU/hari selama 6-8 minggu diikuti 5.000 IU/hari. Akhirnya, sejak tanggal 31 Agustus
2020, BPOM menetapkan vitamin D 1.000 IU sebagai suplemen.
Faridatul Ummi – 11617021 Resume Webinar Pengenalan Profesi Kefarmasian

Pastikan nilai yang kita inginkan itu bukan angka (uang, dll.), karena jika yang ingin kita capai adalah angka,
kita akan mudah mencapai kehancuran. Hidup ini jangan hanya berbicara tentang menjadi yang terbaik,
menjadi yang nomor 1 , tapi tentang potensi terbaik yang dapat kita berikan. Karena dengan memberikan
potensi terbaik, angka dan pencapaian akan diperoleh dengan sendirinya.
KESIMPULAN :
1. Your value means more than the numbers in your account
Jika kebahagiaan kita hanya dapat dihitung oleh uang, jika uang itu habis tentu saja kebahagiaan
kita akan sirna
2. You will reach your full potential when you are happy
Lakukan segala sesuatu yang membuat kamu senang, jangan paksakan dirimu untuk melakukan
sesuatu yang tidak kamu sukai, karena potensi terbaikmu akan muncul ketika kamu senang dengan
pekerjaanmu
3. Life is not about achievement, but it is about you and people around you
Jangan sampai prestasi dan pencapaian yang sudah kita raih membuat kita lupa dengan orang-
orang disekitar kita. Kesuksesan tidak mungkin bisa kita capai sendiri tanpa bantuan orang lain. Dan
jadikanlah kesuksesan itu sebagai pintu bagi kita untuk mengangkat kesulitan orang lain
4. When you are done with yourself, you will stop feeling insecure. You do what you do because
of yourself !
Jangan gantungkan pekerjaanmu dengan orang lain. Pilihlah pekerjaan yang kamu mau
bertanggung jawab untuk itu. Sehingga, setelah kamu mampu menyelesaikan pekerjaan tersebut,
rasa beban dan insecure yang ada dalam dirimu akan hilang.

Anda mungkin juga menyukai