0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
9 tayangan24 halaman
Dokumen tersebut membahas tentang pembangunan kawasan industri berkelanjutan dan berwawasan lingkungan, mencakup definisi kawasan industri, rancangan penataan kawasan industri hijau, azas pembangunan berkelanjutan, dan target-target pembangunan berkelanjutan seperti SDGs."
Deskripsi Asli:
Judul Asli
5a. Pembangunan Kawasan Industri Berkelanjutan dan Berwawasan LH (rev-agust-21)
Dokumen tersebut membahas tentang pembangunan kawasan industri berkelanjutan dan berwawasan lingkungan, mencakup definisi kawasan industri, rancangan penataan kawasan industri hijau, azas pembangunan berkelanjutan, dan target-target pembangunan berkelanjutan seperti SDGs."
Dokumen tersebut membahas tentang pembangunan kawasan industri berkelanjutan dan berwawasan lingkungan, mencakup definisi kawasan industri, rancangan penataan kawasan industri hijau, azas pembangunan berkelanjutan, dan target-target pembangunan berkelanjutan seperti SDGs."
Kuliah ke-5 Gasal 2021/2022 Reda Rizal Pembangunan Kawasan Industri Berkelanjutan dan Berwawasan Lingkungan Pembangunan Kawasan Industri Berkelanjutan dan Berwawasan Lingkungan
• Menurut United Nations Environment Programme
(UNEP), definisi kawasan industri (industrial estates) adalah pemanfaatan lahan oleh beberapa pengembang (developer) yang memanfaatkan infrastruktur yang ada secara simultan untuk kepentingan bersama perusahaan industri dalam kawasan industri. • Demikan pula pada kawasan ekspor-impor, kawasan bisnis, zona pengembangan industri dan kawasan eko- industri. • Industrial Estate memiliki dua karakteristik tipologi kegiatan 1. terpusatnya lokasi kegiatan beberapa perusahaan industri, dan 2. terkoordinasikannya pengelolaan infrastruktur kawasan industri secara baik. Gambar 1. Penataan Kawasan Industri Hijau (eco-industrial park) Rancangan & Penataan Kawasan Industri Hijau (eco-industrial park)
• Penataan jenis industry dalam satu kawasan industry
dimana; pabrik A memproduksi barang menggunakan bahan baku dari SDA Nasional (green material), barang hasil produksi dipasarkan ke konsumen. • Sebagian limbah pabrik A dimanfaatkan oleh Pabrik B, barang hasil produksi dipasarkan ke konsumen. • Selanjutnya sebagian limbah pabrik B dimanfaatkan oleh pabrik C, barang hasil produksi dipasarkan ke konsumen. • Sebagian limbah pabrik C dimanfaatkan oleh pabrik A atau pabrik B, demikian seterusnya siklus material yang terjadi dalam kawasan industry, sehingga tidak ada satupun limbah pabrik yang dilepas ke lingkungan. Ciri Pembangunan Industri Konvensional;
1. Pembangunan yang mengutamakan pertumbuhan
ekonomi di atas pembangunan social-budaya masyarakat dan ekologi; 2. Harga produk barang dan jasa yang dihasilkan tidak menampung kepentingan sosiologi dan ekologi; 3. SDA dieksploitasi tanpa memperhitungkan daya dukung dan daya tampung ekologi; 4. Diabaikannya aspek interdependensi (saling ketergantungan) antara sistem ekonomi-sosial-budaya masyarakat dan ekologi, serta saling ketergantungan yang ada di dalam masing-masing sistem; dan 5. Kegiatan pembangunan yang dilakukan bersifat jangka pendek, bersifat materialistis dan bersifat individualistis, serta bersifat ego-sectoral (seperti katak dalam tempurung). Sistem Pembangunan Industri Modern (berkelanjutan)
1. kegiatan pembangunan mencakup keberlanjutan ekonomi,
keberlanjutan social-budaya dan keberlanjutan ekologi; 2. melakukan intervensi pada pasar yang harus mengoreksi harga-harga produk yang mencerminkan perhatian industri terhadap LH. 3. Intervensi pasar yang dimaksud adalah; 1. penggunaan SDA yang diperkaya dengan aspek sains dan teknologi; 2. menggunakan matriks ekonomi-sosial-budaya-ekologi yang menelusuri dampak positif-negatif yang akan terjadi; dan 3. aktivitas pembangunan industri berkelanjutan bervisi jangka panjang, holistik dan memperhatikan aspek manusia utuh dalam masyarakat kebersamaan. Aliran Materi dan Energi pada Kawasan Industri Kalundborg, Kopenhagen Teori keberlanjutan ekologi industri;
1. keberlanjutan ekonomi (aktivitas industri)
dengan fokus pada penciptaan lapangan kerja, memberantas kemiskinan dan menaikkan harkat dan martabat manusia; 2. keberlanjutan sosial dengan fokus menaikkan indeks pembangunan manusia (harapan hidup, melek huruf, lama bersekolah, jumlah belanja per orang) dan meningkatkan kohesi sosial; 3. keberlanjutan ekologi dengan fokus pada keberlanjutan SDA & LH guna penopang kehidupan (faktor udara, iklim, air, hutan, genetika, tanah, dan lain sebagainya). Tiga Pilar Pembangunan Berkelanjutan Apabila kita melakukan pembangunan apapun bentuk kegiatannya, maka secara simultan harus dapat mengangkat kesejahteraan social kemasyarakatan, berkeadilan dan berkepatutan, mendorong produktivitas ekonomi masyarakat dan bangsa secara berkelanjutan, bertanggungjawab penuh atas keselamatan dan kesehatan lingkungan serta melindungi keterpulihan SDA yang dimanfaatkan oleh setiap bentuk kegiatan pembangunan. Azas Pembangunan Berkelanjutan:
1. Perlindungan terhadap LH & SDA baik secara local,
regional maupun secara global, 2. Berfikirlah secara global dan bertindaklah dengan kearifan lokal (think globally and act locally) (ecological wisdom), 3. Memberikan insentif dan atau subsidi kepada pihak yang pro-lingkungan dan pajak terhadap pihak yang memanfaatkan sumber daya alam dan lingkungan, 4. Bersikap sebagai pramugara lingkungan (environmental stewardship), 5. Tanggungjawab perusahaan terhadap komunitas social lingkungan (corporate social responsibility = CSR), 6. Menegakkan etika berbisnis, perdagangan yang elok (fair trade) dan perlindungan tenaga kerja serta konsumen. Alasan mengapa pembangunan 1. Karena selama 10 tahun kegiatan pembangunan berkelanjutan perekonomian di berbagai Negara telah harus dilakukan mendatangkan berbagai persoalan besar bagi lingkungan kehidupan masyarakat dunia. oleh semua 2. Karena kepentingan ekonomi yang dilakukan harus Negara & berhadapan dengan upaya perlindungan LH dan SDA. Bangsa; 3. Pada saat pembangunan untuk kepentingan ekonomi dilakukan, maka LH & SDA selalu menjadi korban & tidak diperhatikan, sehingga pada akhirnya kerugian material & energy ditanggung bersama oleh seluruh masyarakat dunia yang bertempat tinggal di hanya satu bumi (the only one earth). Target Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) yang programatik dan ‘ecosystem’ sebagai ciri pendekatan ‘ilmu lingkungan’.
Lingkungan Ecosystem Sistem air bersih (freshwater system)
Kemiskinan (poverty/hunger) Sistem pesisir dan laut (marine/coastal system) Pendidikan dasar (primary education) Hutan dan lahan hutan (forest and woodlands) Kesetaraan jender (gender equality) Lahan kering (drylands)
Kematian bayi (child mortality) Sistem kepulauan (island system)
Kesehatan ibu (maternal health) Sistem pergunungan (mountain system)
Sistem awan (polar system)
Penyakit AIDS dan Malaria Sistem pengolahan pertanian (cultivated system) Lingkungan hidup (environment) Sistem peradaban (urban system)
Kerjasama global (global partnership) Sistem lainnya (other system)
8 Target Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) 1. menanggulangi kemiskinan dan kelaparan; 2. mencapai pendidikan dasar untuk semua; 3. mendorong kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan; 4. menurunkan angka kematian anak; 5. meningkatkan kesehatan ibu; 6. memerangi HIV/AIDS, malaria, dan penyakit menular lainnya; 7. memastikan kelestarian lingkungan hidup; dan 8. mengembangkan kemitraan global untuk pembangunan. Tanpa kemiskinan; Tanpa kelaparan; Kesehatan yang baik dan kesejahteraan; Pendidikan berkualitas;
Point Kesetaraan gender;
Air bersih dan sanitasi;
penting Energi bersih dan terjangkau;
Pertumbuhan ekonomi dan pekerjaan yang layak;
SDGs = Industri, inovasi, dan infrastruktur;
Pengurangan kesenjangan;
terwujudnya Keberlanjutan kota dan komunitas;
Konsumsi dan produksi yang bertanggung jawab;
DUNIA yang: Aksi terhadap iklim;
Kehidupan bawah laut; Kehidupan di darat; Institusi peradilan yang kuat dan kedamaian; Kemitraan untuk mencapai tujuan. Tiga persyaratan yang harus dilakukan untuk mewujudkan pembangunan berkelanjutan (sustainable development): 1. Tingkat ekstrasi (pengambilan) SDA tidak melebihi tingkat kemampuan regenerasi SDA itu sendiri, 2. Emisi pembuangan tidak melebihi kemampuan alam untuk menyerapnya, serta 3. Kapasitas regenerasi SDA dan penyerapan faktor emisi harus dianggap sebagai modal alam.
Bila gagal memelihara 3 syarat tersebut maka
pembangunan dianggap “tidak berkelanjutan” (Daly - 1990). Program SDGs Sistem Ekonomi • kegiatan industri lebih mengarah pada Konvensional pemenuhan kebutuhan pasar. • Apa yang diinginkan oleh pasar maka industri meresponnya dengan menggenjot pabrik untuk berproduksi hingga mengeruk dan mengambil SDA dari lingkungan sebagai bahan baku produksi. • Dalam keadaan demikian baik pasar maupun industri sering mengabaikan keberlanjutan ketersediaan sumberdaya alam dan kualitas lingkungan. • Untuk mengantisipasi keadaan tersebut, maka para ahli lingkungan mendesak para pengambil kebijakan agar ada koreksi terhadap sistem ekonomi konvensional khususnya aspek pasar yang menjadi raja kegiatan ekonomi. • Artinya, pasar atau konsumen dapat melakukan pengaruh yang besar terhadap keadaan aktivitas ekonomi yang cenderung mengabaikan aspek ekologi. • Melakukan koreksi pasar dengan cara memperhatikan aspek keberlanjutan SDA & Sistem Ekonomi Modern LH, sehingga tindakan yang harus dilakukan adalah mengoreksi harga produk yang dihasilkan oleh industri atas jasa sosial dan jasa ekologi. • Koreksi harga produk tersebut dimaksudkan untuk menginternalisasikan biaya eksternal yang nantinya dibebankan kepada industri & konsumen dalam bentuk harga barang yang telah merepresentasikan biaya-biaya lingkungan (jasa sosial & jasa ekologi). • Aspek lain yang harus dilakukan oleh industri untuk mengantisipasi & menanggapi tuntutan masyarakat global adalah kegiatan industri yang menerapkan sistem managemen lingkungan misal; 1. ISO 14000, 2. eco-label, 3. standar produksi dan teknologi bersih lingkungan, 4. kesehatan dan keselamatan, serta 5. membangun tanggungjawab sosial korporasi (corporate sosial responsibility = CSR) bagi setiap perusahaan industri. 1. Konsep-konsep produksi; dimana konsumen akan membeli suatu produk apabila harganya murah dan mudah didapat. 2. Konsep-konsep produk; dimana konsumen akan lebih menyukai produk yang mempunyai mutu terbaik, kinerja terbaik dan sifat paling inovatif. 3. Konsep-konsep penjualan; dimana konsumen akan membeli produk apabila ada usaha penjualan dan promosi dalam skala besar. 4. Konsep-konsep pemasaran; dimana pencapaian tujuan organisasi tergantung kepada penentuan kebutuhan dan keinginan konsumen dan memuaskannya lebih efektif aspek lingkungan sosial di dan efisien dari pada saingan. 5. Konsep-konsep pemasaran berwawasan social; dimana dalam evolusi pemasaran pencapaian tujuan organisasi tergantung penentuan kebutuhan dan keinginan konsumen memenuhinya lebih hasil-hasil industri efisien dari pada saingan melalui peningkatan kesejahteraan konsumen dan masyarakat Konsep Pemasaran Saat Ini
• Konsumen membeli produk suatu perusahaan tidak hanya
sekedar memperhatikan suatu produk apakah bisa memenuhi kebutuhan mereka secara lebih efisisen dari pada pesaing;
• Konsumen juga kritis melihat apakah keberadaan perusahaan
telah berkontribusi positif terhadap lingkungan sosialnya ataukah tidak
• Kontribusi dalam upaya peningkatan kesejahteraan
masyarakat,
• apakah keberadaan perusahaan tidak menjadi bencana di
tengah masyarakat baik jangka pendek maupun jangka panjang dalam bentuk dampak limbah dan pencemar yang ditimbulkan kegiatan industri.
• Konsumen kritis dan selektif melihat apakah suatu perusahaan
melakukan hal-hal tidak terpuji seperti perusakan lingkungan, eksploitasi sumberdaya alam, manipulasi pajak dan penindasan terhadap hak-hak buruh.
• Adanya tekanan yang kuat dari masyarakat dunia yang
mengharuskan setiap perusahaan industri memiliki tanggung jawab social (corporate social responsibility = CSR) • Buatlah suatu konsep rancangan tentang Rancang Bangun Tugas Mandiri “Kawasan Industri” yang menyerupai “Simbiosis Mutualisme”. TERIMAKASIH