Anda di halaman 1dari 18

PERAN ORANG TUA DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN BERMAIN PADA ANAK DI MASA PANDEMI

COVID-19

Disusun oleh :

Nama : Ika Nurlya Ramadhona

KELAS B

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN MATARAM

JURUSAN KEPERAWATAN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS MATARAM

TAHUN AJARAN 2021


PERAN ORANG TUA DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN BERMAIN PADA ANAK DI MASA PANDEMI
COVID-19 Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Anak

Dosen Pembimbing : H. Moh. Arip, S.Kp.,M.kes

Disusun oleh :

Nama : Ika Nurlya Ramadhona

KELAS B

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN MATARAM

JURUSAN KEPERAWATAN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS MATARAM

TAHUN AJARAN 2021


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan YME atas segala limpahan Rahmat, Inayah, Taufik dan
Hinayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun
isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu
acuan, petunjuk maupun pedoman bagi Pembaca.

Harapan saya semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi para pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga
kedepannya dapat lebih baik.

Makalah ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang saya miliki
sangat kurang. Oleh kerena itu saya harapkan kepada para pembaca untuk memberikan
masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.

Penyusun

IKA NURLYA RAMADHONA


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Coronavirus (Covid-19) merupakan keluarga besar virus yang menyebabkan penyakit infeksi saluran
pernapasan, mulai flu biasa hingga penyakit yang serius seperti Middle East Respiratory Syndrome
(MERS) dan Sindrom Pernapasan Akut Berat/ Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS). Penyakit
ini terutama menyebar di antara orang-orang melalui tetesan pernapasan dari batuk dan bersin.
Virus ini dapat tetap bertahan hingga tiga hari dengan plastik dan stainless steel SARS CoV-2 dapat
bertahan hingga tiga hari atau dalam aerosol selama tiga jam (Kemendagri, 2020:3). Sesuai hal
tersebut, coronavirus hanya bisa berpindah melalui perantara dengan media tangan, baju ataupun
lainnya yang terkena tetesan batuk dan bersin.
Dunia saat ini disibukkan dengan munculnya virus corona yang saat ini disebut dengan (Covid-19)
dan telah menginfeksi pada 4,252,218 manusia, dengan jumlah kematian 287,123 jiwa dan jumlah
pasien yang sembuh 1,525,315 dan menginfeksi 212 negara di dunia (worldometers.info, 2020). Pada
tanggal 28 maret 2020, Covid-19 telah dinyatakan sebagai pandemi oleh Organisasi Kesehatan Dunia
(WHO) ketika kasus yang dikonfirmasi mencapai 575,444 pasien dengan angka kematian 26.654 jiwa
di lebih dari 160 negara (Cheeyandira, 2020). Tahun 2020 corona virus menjadi pendemi global dan
menjadi masalah kesehatan di sebagian besar negara di dunia (Tim Kerja Kementerian Dalam Negeri,
2013).
Di Indonesia sendiri, penyebaran virus ditemukan pertama kali pada tanggal 2 maret 2020, dan hal
ini disampaikan langsung oleh Presiden Joko Widodo (Nuraini, 2020). Hingga saat ini terdapat 14,265
pasien dengan jumlah kematian 991 jiwa, dan jumlah pasien yang sembuh 2,881 orang
(Covid19.go.id, 2020) .Untuk memutus mata rantai penyebaran virus ini, pemerintah Indonesia
memberlakukan berbagai kebijakan seperti physical distancing, Pembatasan Sosial Berskala Besar
(PSBB), termasuk diantaranya untuk melakukan kegiatan hanya di rumah termasuk bekerja di rumah
(work from home), ibadah di Rumah (pray from home) dan  juga sekolah di rumah (school from
home) selama 91 hari yang dimulai pada tanggal 29 Februari 2020 sampai dengan 29 Mei 2020
(Nugraheny, 2020).
Berbicara tentang peran orang tua, tidak terlepas dari keluarga. (Lestari, (2012) menyatakan
bahwa keluarga dilihat dari fungsinya yakni memiliki tugas dan fungsi perawatan,
dukungan emosi dan materi, serta pemenuhan peranan tertentu. Sejalan dengan hal
tersebut, Muchtar (dalam Lutfatutatifah et al., 2015) mengugkapkan bahwa keluarga
merupakan bagian penting dari unit masyarakat. Tidak hanya itu keluarga juga memiliki
peran penting dalam membesarkan dan mendidik anak nya dalam hal ini terkait
pengasuhan anak. Menurut (Candra et al., (2013) menyatakan bahwa pengasuhan orang tua
terhadap anaknya dapat berpengaruh terhadap pembentukan karakter dan perilaku anak
itu sendiri. Apabila terdapat kesalahan pengasuhan maka akan berdampak pada anak saat
sudah dewasa. Sejalan dengan hal tersebut (Rakhmawati, (2015) menyatakan bahwa
pengasuhan anak merupakan suatu kegiatan berkelanjutan melalui proses interaksi orang
tua dan anak untuk mendorong pertumbuhan serta perkembangan anak yang optimal.
Dengan mengacu pada paparan di atas, menunjukkan bahwa orang tua sebagai pemegang
kunci dalam keluarga memiliki peran yang sangat sentral, apalagi didukung dengan kondisi
seperti sekarang ini, yaitu pandemic Covid-19 yang memaksa putra putrinya belajar di
rumah dan sejauh ini penelitian mengenai peran-peran apa saja yang muncul saat pandemic
belum banyak dikaji, oleh karena itu penelitian ini akan mengkaji mengenai peran apa saja
yang muncul pada orang tua di saat pandemi.
BAB II
SUB TOPIK

Peristiwa pandemi Covid-19 yang terjadi dihampir seluruh dunia ini, menunjukkan semakin
pentingnya peran keluarga dalam mengasuh, merawat dan juga mendidik anak. Peristiwa ini
mengembalikan fungsi awal keluarga sebagai pusat segala kegiatan, tempat terjadinya
pendidikan yang utama untuk anak. Sebagaimana dipaparkan oleh salah satu orang tua di
bawah ini.

…ya mengembalikan fungsi awal keluarga sebagai tempat pusat segala kegiatan…(wawancara SP, 10
Mei 2020)

Keluarga tidak dapat dipisahkan dari kehidupan anak. Keluarga merupakan tempat
yang paling utama dan pertama untuk seseorang dalam memulai kehidupannya. Di dalam
keluarga nilai, agama, moral, serta ssosial dapat dilakukan lebih efektif ketimbang dilakukan di
institusi lainnya. Seperti yang diungkapkan oleh (Zahrok & Suarmini, (2018) bahwa keluarga
memiliki peranan yang sangat penting dalam menanamkan kebiasaan dan pola tingkah laku,
serta menanamkan nilai, agama, dan moral sesuai dengan usia dan kultur di keluarganya.
Dalam (Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 1994 Tentang
Penyelenggaraan Pembangunan Keluarga Sejahtera, 1994 dinyatakan bahwa keluarga memiliki
fungsi cinta dan kasih sayang, perlindungan, pendidikan, nilai, agama, moral, serta sosial.
((((Alfiana, (2013) menyatakan bahwa keluarga merupakan tempat utama atau tempat awal dan
tempat terdekat anak, karena dalam keluarga terdapat waktu yang lebih banyak untuk
dihabiskan bersama dengan anak. ((((Zahrok & Suarmini, (2018) juga menyatakan bahwa
keluarga menjadi satu bagian yang paling penting dalam menjadikan anak lebih baik salah
satunya adalah dengan pendidikan, keluarga menjadi salah satu pusat pendidikan untuk anak
(Alfiana, 2013; Zahrok & Suarmini, 2018). Secara lebih spesifik, peran orang tua yang tercermin
selama terjadinya masa pandemi Covid-19 akan di paparkan dibawah ini.

Menjaga dan Memastikan Anak untuk Menerapkan Hidup Bersih dan Sehat.

Setiap orang tua pasti menginginkan anak nya selalu dalam keadaan sehat, apalagi
dengan kondisi saat ini yaitu pada masa pandemic COVID-19 tentu saja orang tua menjadi
semakin khawatir akan hal itu. Salah satu yang dapat di lakukan orang tua adalah
mengingatkan anak nya untuk selalu menerapkan pola hidup sehat dan bersih agar terhindar
dari berbagai penyakit. Sebagaimana dipaparkan oleh beberapa orang tua di bawah ini.
… menjaga kesehatan anak, memastikan anak selalu sehat dan tetap menjaga pola hidup sehat, lalu
memastikan agar anak selalu mengikuti anjuran pemerintah tentang bagaimana menjalankan SOP
pencegahan virus… (wawancara MN, 10 Mei 2020)

Sejalan dengan yang diungkapkan oleh (Rompas et al., (2018) yang menyatakan bahwa orang
tua memiliki peran yang sangat penting dalam hal mendidik anak, salah satunya adalah
menjadi role model untuk anak, memberi nasihat, serta mengingatkan anak untuk selalu hidup
bersih, serta orang tua berperan untuk selalu memberikan pemahaman bahwa penting sekali
untuk menjaga perilaku hidup bersih dan sehat kepada anak. Peran orang tua tersebut dapat
memberikan dampak yang positif pada perilaku anak yang menerapkan hidup bersih dan sehat
(Rompas, 2018). Didukung oleh pendapat ((((Graha, (2007) yang menyatakan bahwa perlakuan
orang tua yang selalu memberikan pengertian dan latihan kepada anak tentang kebersihan dan
kerapihan, maka dapat menjadikan anak selalu menjaga kebersihan diri.

Tidak hanya mengingatkan untuk menjaga pola hidur sehat, peran orang tua juga
adalah untuk menjaga dan memastikan agar anak tetap sehat, serta memastikan bahwa anak
menerapkan pola hidup sehat dengan benar. Menurut (Oktaviani et al., (2017) menyatakan
bahwa orang tua memberikaan kasih sayang kepada anak nya tidak hanya dalam bentuk
pendidikan dan kepercayaan, tetapi juga penting untuk selalu mengontrol perkembangan
anaknya. Seperti yang kita tahu anak bisa lebih cepat belajar dengan meniru, sehingga penting
keteladanan dan pembiasaan yang di berikan oleh pengajarnya, khususnya orang tua. Menurut
(Ihsani & Santoso, (2020) bahwa peran orang tua di rumah sangatlah penting dalam
memberikan edukasi kepada anak untuk selalu menjaga kebersihan lingkungan, edukasi
tersebut dapat di sampaikan pada anak dengan memberikan contoh untuk selalu mencuci
tangan setelah beraktifitas di luar, hal tersebut dinilai penting untuk meningkatkan kesadaran
mengenai kebersihan lingkungan. Selain itu peran orang tua untuk memastikan anak
mengonsumsi makanan yang bergizi, tidur teraatur, rajin mencuci tangan, aktif bermain, dll
(Dhiva, 2016).

Sama hal nya dengan teori pengasuhan positif, dikatakan bahwa dalam pengasuhan
positif, orang tua memunculkan keterampilan mindful parenting. Mindful parenting merupakan
sebuah konsep pengasuhan berdasarkan atas kesadaran penuh orang tua dalam merawat dan
mendidik anak (Sofyan, 2018). Salah satu program pengasuhan positif diantaranya adalah
Positive Parenting Program atau Triple P: Program Pengasuhan Positif. Tujuan utama dari triple
P adalah pengembangan kapasitas individu untuk pengaturan diri (Sanders, 2008). Pengaturan
diri adalah proses dimana individu diajarkan keterampilan untuk mengubah perilaku mereka
sendiri dan menjadi solusi dalam masalah di lingkungan sosial yang lebih luas yang
berhubungan dengan pengasuhan dan keluarga (Karoly, dalam(Sanders, 2008). Maka dari itu
dapat disimpulkan bahwa positive parenting dapat di lakukan oleh pengasuhan keluarga untuk
menjadi solusi dalam menjaga dan memastikan anak menerapkan hidup bersih dan sehat
dengan pengaturan diri, yang di lakukan sebagai solusi dari masalah yang sedang di hadapi
saat ini yaitu di masa pandemic COVID-19.
Mendampingi Anak dalam Mengerjakan Tugas Sekolah

Seperti yang kita tahu upaya pemerintah untuk mencegah rantai penularan virus corona
di sekolah, salah satunya kebijakan pelaksanaan pendidikan di masa darurat penyebaran
coronavirus (COVID-19) yang dikueluarkan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan melalui
surat edaran pada tanggal 24 Maret 2020, kebijakaan “belajar di rumah” ini menjadi pilihan
yang tepat dalam pencegahan penyebaran COVID-19 terutama di lingkungan sekolah. Maka
dari itu orang tua memiliki peran penting dalam mendampingi anak selama belajar di rumah.
Sebagaimana dipaparkan oleh beberapa orang tua di bawah ini.

menjadi pendidik bagi anak saat di rumah, seperti mendampingi dalam belajar, membantu ketika ada
kesulitan pada anak …(wawancara MN, 10 Mei 2020)

…menjadi pendidik bagi anak saat di rumah, seperti mendampingi dalam belajar, membantu
ketika ada kesulitan pada anak…(wawancara UL, 10 Mei 2020)

…sebagai pendidik di rumah kepada anak-anaknya, langsung memberikan bimbingan dan


arahan, menggantikan peran guru di sekolah untuk mengadakan pengajaran secara langsung di
rumah…(wawancara SF, 11 Mei 2020)

…anak saya kan udah sekolah TK di TK Quran, yang menyelenggarakan belajar online dan banyak
tugas-tugas yang memerlukan bimbingan orang tua…(wawancara SS, 10 Mei 2020)

… belajar mandiri dengan orang tua berupa tutorial-tutorial dari sekolah via hp atau online utnuk
dikerjakan oleh anak kita di rumah, lalu dibimbing dan diarahkan…(wawancara SF, 11 Mei 2020)

Seperti yang diungkapkan oleh (Pramudyani, (2014) menyatakan bahwa orang tua
memiliki peran untuk mendidik anak dan menjadi guru di rumah bagi anak-anaknya.
Berdasarkan survey yang dilakkukan oleh (Arsendy et al., (2020) salah satu nya survey terkait
dengan peran orang tua di masa pandemi COVID-19, yang mana hasil surveynya menyatakan
bahwa terdapat kelompok ibu menyediakan waktu lebih banyak sekitar 2-3 jam per hari
dibandingkan sosok ayah yang menyediakan waktu sekitar kurang dari 1 jam untuk
mendampingi anak ketika belajr di rumah (Arsendy et al., 2020). Dalam hal ini dapat dikatakan
bahwa orang tua memiliki peran aktif dalam mendampingi anak belajar di rumah meskipun
peran ibu lebih banyak dalam meluangkan waktu. Menurut (Gloria, (2020) menyatakan bahwa
dengan adanya pandemi COVID-19 ini memiliki hikmah tersendiri untuk orang tua, karena
orang tua bisa memonitoring anak nya secara langsung juga dapat melakukan bimbingan
secaara langsung dalam proses pembelajaran anak-anaknya, sehingga anak akan lebih dekat
dengan orang tuanya serta orang tua akan mengetahui kesulitan yang di hadapi anak nya dan
peran orang tua adalah untuk membatu kesulitan-kesulitan tersebut.

Dalam pengasusah positif terdapat dimensi kasih sayang (compassion), yakni kasih
sayang ini dapat didefinisikan sebagai keiginan untuk mewakili emosi seseorang dalam
meringankan penderitaan (Lazarus dan Lazarus, 1994, dalam (Duncan et al., 2009). Untuk
mencapai keterampilan mindful parenting, orang tua menginginkan untuk memenuhi
kebutuhan anak yang tepat dan memberikan kenyamanan. Dapat disimpulkan bahwa dengan
pengasuhan positif ini orang tua dapat memenuhi kebutuhan anak seperti mendampingi anak
dalam mengerjakan tugas, sehingga akan memberi kenyamanan untuk anak.

Melakukan Kegiatan Bersama Selama di Rumah Saja

Dalam situasi pandemi COVID-19 ini telah memberikan waktu yang lebih luang untuk bersama
keluarga di rumah. Meskipun aktivitas yang terbatas ketika di rumah sehingga dapat
menimbulkan kebosanan pada anak. Maka dari itu kehadiran orang tua bersama anak sangat
penting dan merupakan suatu kebutuhan. Secara pasti anak akan bersama orang tua lebih
lama. Salah satu kegiatan yang dapat di lakukan adalah melakukan kegiatan bersama-sama,
selama berada di rumah saja. Sebagaimana dipaparkan beberapa orang tua di bawah ini.

… kegiatan membuat makan dengan menu sederhana yang dilakukan bersama anggota keluarga,
sehingga semua anggota keluarga akan merasakan tidak terlalu jenuh Ketika berada di rumah...
(wawancara RS, 11 Mei 2020)

…harus bisa jadi partner kerja dalam melakukan kegiatan-kegiatan yg di anjurkan pemerintah
spt membersihkan rumah tempat tidur pakaian perabotan dan halaman yang dilakukan bersama
dengan anak. (wawancara UL, 10 Mei 2020)

Menurut (Harmaini, (2013) bahwa kebersamaan orang tua sangat diperlukan karena mereka
yang memahami akan tingkatan perkembangannya serta hal-hal yang mereka dibutuhkan,
kebersamaan dengan anak dimulai sejak anak belum lahir hingga mereka remaja, dengan
disesuaikan kebutuhan dari masing-masing anak. Kesibukan sehari-hari sering mengakibatkan
waktu bersama anak menjadi terbatas. Bahkan di hari libur, ketika semua anggota keluarga
berkumpul, masing-masing sibuk dengan aktivitasnya. Tetapi sekarang di masa pandemi
COVID-19 ini para orang tua lebih memiliki waktu yang berkualitas dengan anak. Maka dari
itu diperlukan kegiatan-kegiatan yang dapat dilakukan bersama keluarga selama pandemi
COVID-19 yang tidak membosankan untuk anak. Menurut Kemendikbud, ada beberapa
kegiatan yang dapat dilakukan brersama dengan anak untuk menciptakan waktu yang
berkualitas, yaitu dengan beribadah bersama, makan bersama, bermain atau olahraga bersama,
masak bersama, membersihkan rumah bersama, mendampingi anak dalam mengerjakan tugas
sekolah, menonton televisi, berinternet, dan menggunakan gadget. Selain itu menurut (Gloria,
(2020) bahwa orang tua harus saling membantu satu sama lain, bersama dengan anak,
kemudian mengajak anak agar berpartisipasi dalam pekerjaan rumah, seperti membereskan
mainan, membereeskan tempat tidur, menyiram tanaman, dan lain-lain. Dengan melakukan
kegiatan Bersama dengan anak selain mengusir kebosanan juga dapat mengajarkan
keterampilan-keterampilan baru kepada anak

Menciptakan Lingkungan yang Nyaman untuk Anak


Orangtua seharusnya menjadi orang yang paling tau dan mengenal anak, bagaimana
anak belajar dan kapan anak harus belajar (Prasetyono, 2008:32). Menurut (Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan, (2017) bahwa peran orang tua ketika dirumah adalah membuat
pembiasaan, menciptakan suasana rumah yang aman, nyaman dan menyenangkan, serta
mengasuh dengan positif. Memberikan rasa aman dan nyaman pada anak, orang tua dapat
membangun kelekatan dengan anak seperti memberikan kasih sayang melalui pelukan,
rangkulan, dekapan, gendongan, dan belaian dari orang tua. Sebagaimana dipaparkan oleh
beberapa orang tua di bawah ini.

...disaat seperti ini orang tua harus bisa memberikan yang terbaik dalam menghadapi atau menemani
anak.. seperti harus bisa menjadi orang tua sekaligus guru dalam membantu anak mengerjakan tugas-
tugas nya dari sekolah, kemudian besok nya harus bisa jadi teman yg bisa menyeimbangi mood anak
ketika anak ingin bermain dan bisa saja besok nya lagi kita harus bisa jadi partner kerja dalam melakukan
kegiatan…(wawancara UL 10 Mei 2020)

…menghilakan rasa kejenuhan anak itu kita bisa memotivasinya, kita mendukungnya, biarin
anak mencari apa sesuatu untuk mengikuti…(wawancara SF 10 Mei 2020)

…selain menjadi pengawas dalam sisi penyebaran corona atau sisi kesehatannya, juga dalam hal ini tetap
mengarahkan dan ngasih motivasi atau dorongan untuk tetap melaksanakan dan mengikuti aktivitas
belajar nya…(wawancara RS 11 Mei 2020)

Sejalan dengan pendapat Raraswati (dalam (Hatimah, 2016) yang menyatakan bahwa
peran keluarga salah satunya yaitu membuat suasana belajar yang menyenangkan selama di
rumah, menumbuhkan budi pekerti, dan prestasi. Menurut (Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan, (2017) hal tersebut penting dilakukan untuk pertumbuhan dan perkembangan
anak dan mempererat hubungan antara orang tua dan anak, serta memberikan dorongan agar
anak percaya diri. Menurut (Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, (2017) untuk
menciptakan lingkungan yang aman, nyaman, dan menyenangkan, dapat dilakukan dengan
cara melakukan kegiatan bersama , seperti bermain, mengerjakan pekerjaan rumah sesuai
kemampuannya, mengobrol, dan melakukan hal yang disenangi anak.

Menjalin Komunikasi yang Intens dengan Anak

Peran rang tua salah satunya adalah menjalin komunikasi yang baik dengan anak.
Menurut (Murtiningsih, 2013) menyatakan bahwa menjalin komunikasi yang dilakukan oleh
orang tua dan anak menjadi hal penting karena dengan begitu akan mempererat hubungan
orang tua dan anak. Melalui komunikasi, maka orangtua akan dapat mengetahui keinginan
anak serta orang tua dapat menyampaikan yang di Inginkan atau harapan serta dukungan
kepada anak. Dengam begitu anak akan semakin terbuka kepada orang tua, begitupun
sebaliknya orang tua akan semakin terbuka kepada anaknya, hal tersebut dapat membuat
suasana keluarga yang hangat dan nyaman. Sebagaimana dipaparkan oleh beberapa orang tua
di bawah ini.
…sekali-kali kita coba memberikan candaan lucu, cerita-cerita tentang sejarah, ataupun cerita tentang
kesulitan-kesulitan yang dihadapi anak…(wawancara RS, 11 Mei 2020)

…mengkomunikasikan supaya anak disiplin terhadap waktu dalam belajar, tujuannya untuk
mendisiplinkan anak selama belajar di rumah (wawancara SF, 11 Mei 2020)

Berdasarkan konsep praktik mindfulness pshychology merumuskan bahwa untuk mencapai


positif parenting salah satu strateginya adalah membangun pengasuhan positif dalam keluarga,
yaitu mendengarkan dengan penuh perhatian, dalam hal ini menujukkan fokus terhadap cara
komunikasi yang efektif dengan anak. Komunikasi dapat dikatakan sebagai komunikasi efektif
apabila dalam kegiatan komunikasi komunikator menghindari kesalahan saat berkomunikasi
dengan, khususnya pada proses mendidik anak (Sofyan, 2019). Ketika bermain, terjadi aktivitas
lain seperti mendengarkan dan mengobrok, sehingga dapat menjalin komunikasi orang tua dan
anak. Menurut Raraswati (dalam Hatimah, 2016) yang menyatakan bahwa pern keluarga salah
satunya untuk menciptakan lingkungan belajar di rumah yang menyenangkan, serta dapat
menjalin interaksi dan komunikasi yang hangat dan penuh kasih sayang dengan anak. Dengan
begitu maka anak akan merasa nyaman, aman, dan menyenangkan berada di lingkungan
keluarga.

Bermain Bersama Anak

Pada hakikatnya, dunia anak adalah bermain. Melalui kegiatan bermain, anak dapat
banyak belajar tentang sesuatu, bermain juga merupakan salah satu bagian dari pertumbuhan
dan perkembangan anak yang sangat penting (Prasetyono, 2008:5). Sejalan dengan yang
tercantum pada (Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, (2017) bahwa dunia anak adalah
bermain, melalui bermain, anak berkembang menjadi anak yang cerdas, ceria dan selalu sehat.
Sebagian besar anak-anak menggunakan waktunya untuk bermain, baik itu bermain sendiri
maupun dengan temannya. Karena pada masa pandemi COVID-19 ini anak-anak melakukan
aktifitas di rumah saja. Maka dari itu perlu peran orang tua dalam menentukan aktivitas atau
kegiatan bermain anak. Sebagaimana dipaparkan oleh salah satu orang tua berikut ini.

…mengajak anak untuk main, bercanda tawa, tapi tetap memperhatikan batasan candaan kita agar anak
menghormati orang tuanya…(wawancara ED, 10 Mei 2020)

…contohnya mengajak bermain bersama di dalam rumah, bercanda bersama…(wawancara RS, 11 Mei
2020)

Dalam pengasuhan positif orang tua yang memiliki keterampilan mindful parenting ini
akan mendorong anak-anak untuk berprilaku positif sesuai yang harapan dan konsisten dalam
mencegah perilaku bermasalah serta sebagai salah satu cara membangun dan mempertahankan
suasana keluarga yang positif (Bluth & Wahler, 2011). Perilaku positif dapat dibangun oleh
orang tua melalui kegiatan bersama yang dilakukan orang tua dan anak, seperti bermain
bersama. Dapat disimpulkan bahwa dengan pengasuhan positif ini orang tua dapat memenuhi
kebutuhan anak untuk menciptakan perilaku positif seperti bermain bersama, sehingga akan
memberi kesenangan dan kenyamanan untuk anak.

Memberikan Contoh dengan Menjadi Role Model bagi Anak

Orang tua merupakan pemimpin di dalam keluarga, di mana orang tua seseorang yang
paling dewasa di antara anggota keluarga lainnya. Dalam struktur keluarga, anak-anak akan
mengikuti dan mencontoh perilaku orang tua. Sejalan dengan hal tersebut, orang tua menjadi
sumber pertama anak untuk belajar dalam suatu hal. Karena pada dasarnya anak memiliki
dorongan untuk meniru suatu pekerjaan, baik itu dari orang tua maupun dari orang lain
(Taubah, 2016). Oleh karena itu, orang tua berperan sebagai role model. Sebagaimana
dipaparkan oleh salah satu orang tua di bawah ini.

…memberikan suatu contoh terhadap anggota keluarganya, bahwa pada masa pandemi corona yang
pertama harus dijaga adalah kesehatan, yang kedua kegiatan-kegiatan rutin yang sifatnya pendidikan
ataupun kerja itu bisa dilakukan dari rumah…(wawancara RS, 11 Mei 2020)

Dalam pengasuhan orang tua berperan untuk membimbing dan mendidik anak-
anaknya agar dapat menjalankan kehidupan bermasyarakat. Sejalan dengan hal tersebut,
(Jannah (2012) mengemukakan bahwa melalui pengasuhan dapat membentuk perkembangan
moral pada anak. Untuk membentuk perkembangan moral yang baik, maka diperlukannya
peran model yang baik pula yang dicontohkan sehari-hari di rumah. Peran orangtua sebagai
role model yang baik ini berkaitan dengan pengasuhan mindful parenting, hal ini akan
mendorong anak-anak berperilaku positif sesuai harapan, dan mencegah perilaku bermasalah
karena diciptakannya lingkungan yang positif dari role model positif yang diperlihatkan oleh
orang tua. Maka dari itu, dengan adanya pengasuhan positif orang tua dapat berperan menjadi
role model yang baik bagi anak-anaknya.

Memberikan Pengawasan pada Anggota Keluarga

Struktur dalam keluarga, orang tua menduduki otonomi yang kuat dan mampu
melindungi yang lemah, yakni anak-anak. Sejalan dengan hal itu, disebutkan dalam Peraturan
Pemerintah Nomor 87 Tahun 2013 (dalam Puspitawati, 2018: 135), bahwa fungsi keluarga untuk
melindungi, yakni menumbuhkan dan memberikan rasa aman dalam keluarga baik secara fisik,
ekonomi, dan psikososial, serta kehangatan. Bentuk dari melindungi anggota keluarga di sini,
orang tua sekaligus berperan sebagai pengawas anak-anaknya dari hal-hal yang membuat anak
tidak aman ataupun yang lainnya. Sebagaimana dipaparkan oleh salah satu orang tua di bawah
ini.

…peran orang tua sebagai mengawas di keluarga atau pengawas anggota keluarganya dari penyebaran
covid-19 dengan cara memberikan edukasi kepada anggota keluarga terutama kepada anak-anak,…
(wawancara RS, 11 Mei 2020)
Peran pengawasan sebagai salah satu cara untuk melindungi anggota keluarganya.
Dalam keterampilan mindful parenting, berkaitan dengan dimensi pemahaman dan penerimaan
untuk tidak menghakimi, yakni melibatkan perhatian penuh atribusi dan harapan yang dibuat
orang tua berkaitan dengan persepsi interaksi pengasuhan (Duncan et al., 2009). Persepsi
interaksi pengasuhan terjadi ketika adanya pemahaman dan penerimaan antara anak dengan
orang tua. Melalui pemahaman dan penerimaan orang tua kepada anak secara penuh, anak
akan merasa mendapatkan perlindungan lebih dari orang tuanya. Dapat disimpulkan bahwa
positif parenting ini orang tua dapat mengawasi anggota keluarganya, sehingga akan memberi
rasa aman untuk anak.

Menafkahi dan Memenuhi Kebutuhan Keluarga

Peran orang tua sebagai pencari nafkah bukan hanya di masa pandemi Covid-19 saja,
melainkan di situasi normal pun, orang tua memiliki peranan tersebut. Di dalam sebuah
keluarga terdapat fungsi-fungsi keluarga, yakni salah satunya fungsi ekonomi. Fungsi ekonomi,
yakni keluarga menjadi pendukung pemenuhan kebutuhan dalam mncapai kesejahteraan
keluarga (PP No 87 Tahun 2014, dalam (Puspitawati, 2018: 136). Sebagaimana dipaparkan oleh
beberapa orang tua di bawah ini.

…berusaha dan berikhtiar. Usahanya ya mencari uang buat mencukupi kebutuhan keluarga, jangan
cuma diem di rumah, kecuali yang punya gaji tetap, yang wiraswasta mah susah… (Wawancara ED, 10
Mei 2020)

…membantu suami dalam bisang ekonomi. Gara-gara virus ini rata-rata keluarga itu terdampak
ekonomi, sehingga perlu ada usaha tambahan…(wawancara LQ, 10 Mei 2020)

Sejalan dengan hal tersebut, dalam kegiatan pengasuhan untuk merawat dan mendidik
anak memerlukan pendukung untuk pemenuhan kebutuhan anak seperti materi. Memberikan
nafkah dan memenuhi kebutuhan anak termasuk ke dalam pengasuhan positif. Pengasuhan
positif adalah hubungan terus-menerus antara orang tua dan anak atau anak-anak yang
termasuk mengasuh, mengajar, memimpin, berkomunikasi, dan menyediakan kebutuhan anak
secara konsisten dan tanpa syarat (Seay et al., 2014). Menyediakan kebutuhan anak termasuk
pada dimensi mindful parenting, yakni kasih sayang (compassion). Kasih sayang orang tua
tujuannya menginginkan untuk memenuhi kebutuhan dan memberikan kenyamanan pada
anak. Dapat disimpulkan bahwa dengan pengasuhan positif ini orang tua dapat memenuhi
kebutuhan anak seperti memberi nafkah dan memenuhi kebutuhan keluarga.

Membimbing dan Memberi Motivasi Kepada Anak

Di masa pandemi Covid-19 dengan kebijakan pemerintah untuk melakukan aktivitas di


rumah, akan menimbulkan penurunan semangat anak-anak dalam pendidikan. Sehingga
diperlukannnya peran orang tua untuk membimbing dan memberikan motivasi kepada anak,
agar anak tetap bersemangat berkegiatan di rumah. Sejalan dengan hal itu, Sardiman (2011: 75,
dalam (Harahap, 2018) mengemukakan bahwa motivasi adalah serangkaian usaha dalam
menciptakan kondisi tertentu untuk memberi rangsangan agar seseorang ingin melakukan
sesuatu. Peran-peran ini perlu dimunculkan oleh orang tua, sebagai salah satu cara pengasuhan
orang tua terhadap anaknya. Sebagaimana dipaparkan oleh beberapa orang tua di bawah ini.

…memimbing anak supaya anak selalu menerapkan hidup bersih umum namah khusus na kegiatan²
yang di anjurkan oleh dinas kesehatan seperti sering cuci tangan dengan sabun selain mandi dan sering
membersihkan rumah khususna kamar dan perlengkapan yg sering digunakan… (wawancara UL, 10 mei
2020)

…anak-anak perlu bimbingan lebih dari orang tua. Sehingga kita sebagai ibu harus jadi lebih sabar
kepada anak karena anak kalau belajar sama orang tua nya beda kalau sama gurunya lebih nurut. Ketika
pembibingan dan pengarahan pun tidak membentak anak, agar anak termotivasi buat belajar…
(wawancara LQ, 10 Mei 2020)

…mengarahkan dan ngasih motivasi atau dorongan untuk tetap melaksanakan dan mengikuti
pembelajaran di rumah sesuai dengan yang di haruskan oleh lembaga pendidikan… (wawancara RS, 11
Mei 2020)

Dalam kegiatan membimbing dan memberikan motivasi kepada anak, diperlukan fokus
komunikasi efektif antara orang tua dengan anak. Selain itu, peran membimbing dan
memberikan motivasi termasuk pada dimensi pengaturan emosi atau sabar. Kesadaran
emosional adalah dasar dari perhatian mengasuh anak, karena emosi yang kuat memiliki
pengaruh yang kuat untuk memicu proses berpikir secara otomatis dan perilaku yang
cenderung merusak praktik pengasuhan anak (Duncan et al., 2009). Tidak menutup
kemungkinan dalam membimbing dan memberikan motivasi kepada anak memerlukan
keterampilan pengaturan emosi atau sabar, agar komunikasi efektif dapat tersampaikan kepada
anak dengan baik. Maka dapat disimpulkan bahwa dengan pengasuhan positif ini peran orang
tua dapat terlaksana, seperti membimbing dan memberi motivasi kepada anak.

Memberikan Edukasi atau Pendidikan

Memberikan edukasi atau pendidikan merupakan fungsi dan peran keluarga.


Berdasarkan PP No 87 Tahun 2014 (Puspitawati, 2018: 136) terdarpat fungsi keluarga, salah
satunya fungsi sosialisasi dan pendidikan, yakni keluarga berperan memberikan pengasuhan,
merawat dan mendidik keturunan berdasarkan tahap perkembangannya, bertujuan untuk
mencetak keturunan yang berkualitas di lingkungan dan kehidupan mendatang. Keluarga pada
dasarnya adalah forum pertama untuk memberikan pendidikan kepada anggota keluarganya
(Hyoscyamina, 2011). Pendidikan pertama dan utama anak diawali sejak anak berada di
lingkungan keluarga, khususnya didominasi oleh peranan sang ibu (Lathifah & Helmanto,
2019). Selain itu, terdapat beberapa berperan dalam orang tua untuk Pendidikan anak-anaknya
yakni dalam membimbing sikap serta keterampilan yang mendasar, seperti pendidikan agama
untuk patuh terhadap aturan, dan untuk pembiasaan yang baik (Nurlaeni & Juniarti, 2017).
Maka peran memberikan edukasi atau pendidikan. Sebagaimana dipaparkan oleh beberapa
orang tua berikut ini.
… orang tua itu sebagai guru di rumah, karena sekarang kan sekolahnya libur jadi dilakukan di rumah…
(wawancara LQ, 10 Mei 2020)

…terutama dengan memberikan pengertian, edukasi yang sejelas-jelasnya… (wawancara RS, 11 Mei
2020)

…ibu sebagai pendidik di rumah kepada anak-anaknya, langsung memberikan bimbingan dan arahan,
menggantikan peran guru di sekolah untuk mengadakan pengajaran… (wawancara SF, 11 Mei 2020)

Dalam kegiatan pengasuhan, tidak terlepas dengan peran orang tua untuk memberikan edukasi
atau pendidikan kepada anaknya. Memberikan edukasi atau pendidikan ini akan
memunculkan perilaku-perilaku positif yang dapat menunjang tercapainya pengasuhan positif.
Salah satu dimensi dari pengasuhan positif adalah mendengarkan dengan penuh perhatian
yang berfokus pada komunikasi efektif. Peran untuk memberikan edukasi atau pendidikan
memerlukan komunikasi yang efektif agar pesan orang tua tersampaikan. Selain itu, dimensi
lain, yakni pemahaman dan penerimaan untuk tidak menghakimi, melibatkan perhatian penuh
atribusi dan harapan yang dibuat orang tua berkaitan dengan persepsi interaksi pengasuhan
(Duncan et al., 2009). Memberikan edukasi atau pendidikan tidak terlepas dari pemahaman
orang tua dan anak, apa yang dibutuhkan untuk edukasi terhadap anak. Dapat disimpulkan
bahwa dengan pengasuhan positif ini orang tua dapat memenuhi perannya seperti memberikan
edukasi atau pendidikan, sehingga akan memberi berbagai macam pengetahuan untuk anak.

Memelihara Nilai Keagamaan

Keluarga menjadi tempat utama untuk menanamkan nilai-nilai keagamaan.


Keluarga merupakan forum pendidikan pertama dan utama untuk pembentukan
karakter anak (Hyoscyamina, 2011). Sebagaimana yang tercantum pada Peraturan
Pemerintah No 87 Tahun 2014 (dalam Puspitawati, 2018: 135) fungsi keagamaan, yakni
keluarga mengembangkan kehidupannya dengan menghayati, memahami serta
melaksanakan nilai-nilai agama dengan penuh iman dan taqwa kepada Tuhan YME.
Fungsi ini dilakukan oleh peran orang tua sebagai pembina di dalam keluarganya.
Sebagaimana dipaparkan oleh salah satu orang tua di bawah ini.
…tentunya ngasih pendidikan agama ke anak-anak, seperti mengajarkan ngaji, membantu merawat
anak…(wawancara ED, 10 Mei 2020)

…sholat 5 waktu jangan ketinggalan, kalau anak saya lupa diingatkan, dan kalau anak saya ga mau atau
nanti, nanti, kita harus terus menggiringnya agar dia mau melaksanakan sholat 5 waktu. Kemudian
untuk mengaji, anak saya khususnya kalau mengaji pengen dama bapaknya. Ya terpaksa bapaknya harus
membimbingnya memberikan pelajaran membaca al-quran dengan menggunakan iqro (wawancara SF,
11 Mei 2020)
Memelihara nilai-nilai agama diperlukan keterampilan mindful parenting, yakni dimensi
pola pengaturan diri yang bijaksana dalam pengasuhan. Diperlukannya keterampilan orang tua
dalam mengatur reaksi yang diberikan kepada anak saat mengingatkan anak untuk
memelihara nilai-nilai agama. Agar anak dapat tumbuh dan memiliki kematangan
perkembangan social emosi yang baik, maka orang tua perlu memiliki sikap toleran, suportif,
dan terampil mengatur emosi negatif saat anak sedang berperilaku dengan emosi negatifnya
(Sofyan, 2019). Hal ini menjadi salah satu contoh orang tua dalam memelihara nilai-nilai agama.
Dapat disimpulkan bahwa dengan pengasuhan positif ini orang tua dapat memenuhi perannya
untuk memelihara nilai-nilai agama, sehingga akan memberi pembentukan karakter yang kuat
dari orang tua.

Melakukan Variasi dan Inovasi Kegiatan di Rumah

Pada situasi pandemi seperti ini, di mana adanya kebijakan untuk melakukan aktivitas
di rumah saja dalam waktu yang cukup lama dapat menyebabkan kejenuhan, baik yang
dirasakan oleh orang tua maupun anak-anak. Untuk itu perlunya variasi-variasi dan inovasi
kegiatan di rumah, agar dapat berkegiatan di rumah dengan menyenangkan. Sebagaimana
dipaparkan oleh beberapa orang tua di bawah ini.

…manfaatkan situasi rumah walupun dengan keterbatasan, dengan variasi-variasi ataupun kegiatan
kegiatan yang lebih inovatif contohnya mengajak bermain bersama di dalam rumah, bercanda bersama…
(wawancara RS, 11 Mei 2020)

… api kadang-kadang kita juga ambil sisi positifnya, anak saya suka nonton tikto, suka nonton youtube,
anak saya kebetulan suka nonton youtube-youtube yang gimana caranya biar bisa dapet pelajaran sulap.
Saya seneng gitu liat anak saya nonton gimana tutorial biar bisa jadi pesulap (wawancara SF, 11 Mei
2020)

Orang tua berperan memberikan variasi atau inovasi kegiatan di rumah saat pandemi
memang diperlukan untuk memelihara interaksi yang baik dalam pengasuhan anak.
Pengasuhan tersebut, berkaitan dengan pengasuhan positif, yakni hubungan terus-menerus
antara orang tua dan anak atau anak-anak yang termasuk mengasuh, mengajar, memimpin,
berkomunikasi, dan menyediakan kebutuhan anak secara konsisten dan tanpa syarat (Seay et
al., 2014). Dalam pengasuhan positif, salah satu dimensi yang dapat menunjang keberhasilan
peran orang tua di sini adalah peran kasih sayang. Untuk mencapai keterampilan mindful
parenting, orang tua menginginkan untuk memenuhi kebutuhan anak yang tepat dan
memberikan kenyamanan. Kasih sayang juga dimaknai sebagai emosi untuk fasilitas kerja sama
dan benteng orang yang lemah, serta menderita (Goetz et al., 2010, dalam (Sofyan, 2019). Dapat
disimpulkan bahwa dengan pengasuhan positif ini orang tua dapat memenuhi kebutuhan
rekreasi anak di rumah seperti memberikan variasi atau inovasi, sehingga akan memberi
kenyamanan untuk anak berkegiatan di rumah.
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Peristiwa pandemi Covid-19 yang terjadi dihampir seluruh dunia ini, menunjukkan semakin
pentingnya peran keluarga dalam mengasuh, merawat dan juga mendidik anak. Kondisi ini
mengembalikan fungsi awal keluarga sebagai pusat segala kegiatan, tempat terjadinya
pendidikan yang pertama dan utama bagi anak. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan
bahwa orang tua memiliki peran yang sangat sentral dalam menjaga dan memelihara
keberlangsungan kehidupan berkeluarga. Hasil penelaahan menunjukkan bahwa peran-
peran yang muncul pada orang tua saat berlangsungnya pandemi ini adalah menjaga dan
memastikan anak untuk menerapkan hidup bersih dan sehat, mendampingi anak dalam
mengerjakan tugas sekolah, melakukan kegiatan bersama selama di rumah saja,
menciptakan lingkungan yang nyaman untuk anak, menjalin komunikasi yang intens
dengan anak, bermain bersama anak, memberikan contoh dengan menjadi role model bagi
anak, memberikan pengawasan pada anggota keluarga, menafkahi dan memenuhi
kebutuhan keluarga, dan membimbing dan memotivasi anak, memberikan edukasi atau
pendidikan, memelihara nilai keagamaan, melakukan variasi dan inovasi kegiatan di rumah.
Dari makalah tersebut menunjukkan bahwa perlunya suplemen atau kurikulum emergen bagi
orang tua sebagai bahan panduan dalam mendampingi putra putrinya saat terjadi pandemi
ini.

B.Saran

Diharapkan untuk semua orang tua dapat mendampingi putra dan putri nya pada saat pandemi
covid-19 saat ini demi memenuhi kebutuhan anak.

DAFTAR PUSTAKA
Alfiana, E. (2013). Pola Asuh Orang Tua Terhadap Anak Dalam Keluarga Pada Bidang
Pendidikan Di Dusun Pandanan Desa Pandanan Kecamatan Wonosari Kabupaten Klaten
[Universitas Negeri Yogyakarta]. In Skripsi. https://doi.org/10.1016/j.bbapap.2013.06.007

Bluth, K., & Wahler, R. G. (2011). Does Effort Matter in Mindful Parenting? Mindfulness, 2(3),
175–178. https://doi.org/10.1007/s12671-011-0056-3

Candra, A. N., Sofia2, A., & Anggraini, G. F. (2013). Gaya Pengasuhan Orang Tua pada Anak
usia Dini Ariya. Journal of Chemical Information and Modeling, 53(9), 1689–1699.
https://doi.org/10.1017/CBO9781107415324.004
Harmaini. (2013). Keberadaan Orang Tua Bersama Anak. Jurnal Psikologi UIN Sultan Syarif
Kasim Riau.

Hyoscyamina, D. E. (2011). Peran Keluarga Dalam Membangun Karakter Anak. Jurnal Psikologi,
10(2), 144–152. https://doi.org/https://doi.org/10.14710/jpu.10.2.144-152

Anda mungkin juga menyukai