Anda di halaman 1dari 3

1. Pemeriksaan apa yang di lakukan dokter gigi?

a. Subjektif
Identitas pasien: susi, Perempuan
Keluhan utama: sakit mulai dari gigi hingga kepala serasa mau pecah , terjadi pada saat
menyelam pada kedalaman tertentu, pada saat naik kepermungkaan rasa sakit hilang
b. Objektif (BELUM SELESAI)
Pemeriksaan ektra oral = -
Pemeriksaan intra oral
 Visual menggunakan kaca mulut untuk melihat adanya kelaian pada jaringan lunak
atau pun jaringan keras, pada skenario terlihat bahwa pada gigi susi ada tambalan
yang
 Sondasi menggunakan kaca mulut dan sonde untuk melihat juia ada kerusakan pada
tambalan, dan juga untuk menentukan gigi masi vital atau tidak dengan cara
menggoreskan sonde pada kaviti
 Pemeriksaan perkusi, untuk melihat apakah ada kelainan pada periapikal, jika positif
maka adanya lesi periapikal
 Pemeriksaan palpasi, untuk melihat apakah ada kelainan pada jaringan lunak seperti
pembengkakan, rasa sakit, dengan cara perabaan/tekanan ringan
 Pemeriksaan mobility, untuk mengetahui derajat kegoyangan
 Tes vitalitas
c. Penunjang
Pemeriksaan radiografi diperlukan untuk menegakan diagnosis dan keperluan perawatan,
bisa menggunakan teknik panoramik/panoramik. Hasilnya biasanya terlihat adanya
kerusakan pada tambalan ataupun celah antara bahan dengan gigi
2. Gejala apa saja yang dirasakan?
Rasa sakit pada saat menyelam, pada saat di pesawat diketinggian tertentu, pada saat terjun
payung, dan orang yang bermukim di daerah dataran tinggi.
3. Mengapa hanya pada saat menyelam susi merasakan rasa sakit?
Karena biasanya menyelam berhubungan dengan berbagai jenis perubahan tekanan terutama
tekanan ambient (tekanan dari media sekitarnya, sprti gas atau cairan). Perubahan tekana
ambient saat menyelam akan menyebabkan rongga-rongga dalam tubuh yaitu kulit, telinga,
sinus, gigi, paru-paru dansaluran pencernaan mengalami efek langsung dari perubahan tekanan
tersebut, akibatnya tubuh harus dapat elakukan penyesuaian terhadap perubahan tekanan yang
terjadi. Namun jika tubuh tidak mampu menyesuaikan dengan perubahan tekanan yang ada
maka akan terjadi ketidakseimbangan, ketidak seimbangan ini menyebabkan terjadinya
squeeze, kerusakan organ atau minimal menimbulkan rasa tidak nyaman. Penyelam dengan
riwayat karies ketika menyelam kemudian terjadi perubahan tekanan, gas, dalam air compress
masuk ke dalam gigi melalui celah yang berupa lesi karies pada gigi atau tepi-tepi tambalan yang
rusak menyebabkan gas dalam air compress terperangkap dan menekan tubulus dentinalis,
menstimulasi nosiseptor pada pulpa sehingga menyebabka timbulnya rasa nyeri yang disebut
dengan barodantalgia.
4. Tanda klinis
Ditandai dengan adanya kerusakan pada tambalan
5. Diagnosis
 Barodontalgia atau sebelumnya dikenal sebagai aerodontalgia adalah sakit gigi yang
dikarenakan variasi tekanan barometrik pada gigi asimptomatik. Seringkali, ini
merupakan eksaserbasi dari penyakit mulut subklinis yang biasanya terjadi saat
melakukan penerbangan denganpesawat pada ketinggian 600-1500m dan selama
menyelam pada kedalaman 10-25m dan ini terjadi karena terjebaknya gas di ruang
kavitas karena tidak dapat menyesuaikan diri dengan tekanan internal
 Barodontalgia bukanlah kondisi patologis ini adalah gejala. Diagnosis dimulai denga
identifikasi gigi yang sakit, yang bisa berupa gigi dengan restorasi atau perawatan endo
yang ada atau anatomi yang berdekatan. Riwayat kesehatan sangat penting, seperti
perawatan gigi baru2 ini, gejala2 sebelumnya seperti pembengkakan
6. Etiologi

7. Klasifikasi
a. Klasifikasi brdasarkan kondisi dan gejala pulpa/periapikal

 Klas I (Reversible pulpitis.) = sakit terasa sesaat, tajam, dan terjadi pada saat penyelam
menuju keatas
 Klass II (Irreversible pulpitis) = sakit terasa tumpul dan terjadi pada saat penyelam
menuju keatas
 Klass III (Necrotic pulp) = Sakit berdenyut yg tumpul saat penyelam menyelam
 Klass IV (Periapical pathology) = sakit terus menerus yang parah saat penyelam menuju
keatas ataupun saat menyelam
b. Direct barodontalgia karena penyakit pulpa dengan atau tanpa keterlibatan periapikal
 Penyebab: penyakit pulpa atau periapikal
 Timbul saat :
pulpitis: saat lepas landas/saat penyelam menuju keatas
Periodontitis periapikal : biasanya pada ketinggian 38.000 kaki
 Gejala:
Pulpitis ireversibel: nyeri tajam yang tiba-tiba.
Pulpitis reversibel atau pulpa nekrotik: nyeri tumpul.
Periodontitis peri-apikal: nyeri hebat terus menerus, pembengkakan.
 Riwayat kesehatan: perawatan gigi baru2 ini, sensitivitas gigi
 Penemuan klinis: lesi karies yang luasa atau restorasi yang salah, nyeri akut pada uji
thermal atau perkusi
 Penemuan radiografi : lesi karies atau restirasi yang terlalu dekat dengan tanduk
pulpa. Radiolusen pada daerah periapikal, dan obturasi endo yang tidak adekuat
c. Indirect barodontalgia
 Penyebab: barosinusitis, barotitis media
 Rasa sakit timbul saat mendarat dan nyeri berlanjut saat pesawat sudah mendarat
sempurna.
 Gejala: sakit gigi di daerah premolar/molar rahang atas
 Riwayat: adanya infeksi saluran pernafasan akut dan sinusitis di masa lalu
 Penemuan klinis: sakit saat palpasi sinus. Sakit pada saat merubah posisi kepala
 Penemuan radiografi : gambaran opak (cair) pada sinus maksilaris
8. Pencegahan
Pemeriksaan tahunan dapat dilakukan bagi penyelam, awak kapal selam, dan pilot dengan
instruksi kebersihan mulut dari drg. Setelah perawatan gigi yang membutuhkan anastesi atau 7
hari pasca bedah, pasien harus diinstruksikan untuk tidak menyelam atau melakukan
penerbangan.
Pemeriksaan mulut secara berkala termasuk radiografi periapikal dan tes vitalitas a berguna
untuk mencegah barodontalgia di populasi beresiko tinggi (pilot, penyelam, dll)
9. Management
Pilihan pengobatan untuk barodontalgia banyak, tergantung pada keluhan utama, temuanklinis
dan diagnosa. Perawatan dapat berkisar dari paliatif hingga pasti tergantung aksesibilitasi
perawatan gigi

Barodantalgia merupakan rasa nyeri di gigi yang timbul karena telah terjadi perubahan lingkungan
tekanan sekitar tubuh. Kondisi ini terjadi pada orang yang melakukan penyelaman, menaiki pesawat
terbang, terjun payung, dan orang yang bermukim di daerah daratan yang relatif tinggi.

Penyebab nyeri karena adanya gas atau udara yang terperangkap dan masuk pada saat terjadi
perubahan lingkungan tekanan. Udara masuk melalui celah mikro antara bahan restorasi dengan gigi
atau mikroleakage dan memasuki tubulus dentin sampai ke ujung serabut saraf yang ada di pulpa
sehingga reseptor yang ada disana atau disebut nosiseptor terangsang dan mengubah menjadi impuls
nyeri.

Barodontalgia pada awak pesawat

Anggota awak pesawat rentan terhadap beberapa kondisi patologis oral salah satunya barodontalgia.
Ketika pesawat mencapai ketinggian tertentu pada kabin pesawat tidak memiliki tekanan tetapi pada
bagian luar pesawat tekanan berkurang, volume gas meningkat. Ini dpt menyebabkan masalh di kavitas
dan saluran gigi karena gas tidak dapat menyesuaikan tekanan internal dengan tekanan eksternal

Anda mungkin juga menyukai