Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pembesaran gingiva merupakan keadaan dimana terjadi pertumbuhan
yang berlebih dari jaringan gingiva, pada beberapa kasus dapat juga disebut
hiperplasi gingiva. Mekanisme yang paling umum pada kasus enlargement
gingiva yang menyerupai tumor adalah berupa hiperplasia reaktif atau
neoplasia. Hiperplasia lokal tersebut lebih sering disebut sebagai epulis
yang merupakan lesi seperti tumor yang relatif umum pada gingiva (Gabriel,
2014). Epulis dianggap lesi besar reaktif dari pada neoplasia, biasanya tanpa
gejala dengan tingkat pertumbuhan variabel. Lesi reaktif adalah
pembengkakan yang berkembang yang disebabkan oleh iritasi kronis
sehingga merangsang respon jaringan secara berlebihan. Epulis adalah suatu
tumor yang bersifat jinak dan pertumbuhannya berada di atas gingival,
berasal dari periodontal dan jaringan periosteum. Epulis ini bersifat fibrous,
hiperplastik atau granulatif. Dalam pertumbuhannya epulis ini bisa tidak
bertangkai atau biasa disebut sensile dan dan bisa pula bertangkai
(peduncullated) (Rajanikanth, 2012).
Faktor-faktor yang menyebabkan hiperplasia gingiva dapat
diklasifikasikan menjadi dua, yaitu:
1. Faktor Lokal (ekstrinsik)
 Iritasi/ infeksi
 Fungsional (maloklusi, malposisi gigi, mouth breathing, dll)
2. Faktor Sistemik (intrinsik)
Antara lain: endokrin, obat-obatan, psikologis, penyakit
metabolik.(Rajanikanth, 2012).

1
BAB II
PEMBAHASAN

Skenario 2
Gusi bengkak
Seorang laki – laki berusia 46 tahun datang ke RSGM dengan keluhan gusi
bengkak dan berdarah pada saat menyikat gigi. Dari anamnesis pernah
dilakukan eksisi 6 bulan yang lalu dan rekuren 1 bulan setelahnya. Gusi
tersebut terasa tidak nyaman (mengganjal) saat kena bibir. Pemeriksaan
ekstraoral tidak ada kelainan. Pemeriksaan intraoral tampak adanya nodula
di gingiva regio gigi 24 dan 25 dengan ukuran diameter 2,5 cm, eritema,
bertangkai, lunak dan karet spons (spongy) dengan oral hygiene baik.
Semua penyakit pasti ada obatnya dan mengenai penyakit ada terdapat ada
dalam al-qura’an atau tafsir.

2.1 Klarifikasi Istilah


1. Rekuren
Rekuren merupakan berulang atau kambuh. Penyakit yang terjadi
lagi karena ada faktor penyebab, lalu kembali karena pemicu atau faktor.

2. Eksisi
Eksisi adalah tindakan bedah dengan membuang jaringan dengan
metode memotong, menghilangkan atau mengeluarkan lesi yang kecil,
dilakukan hanya pada benjolan serta pengangkatan jaringan patologis, eksisi
keluar maupun kedalam.

3. Nodula
Nodula adalah pertumbuhan suatu jaringan yang tidak normal,
benjolan padat, berbatas jelas dan diameter < 1 cm, pemadatan jaringan
dikarenkan trauma, suatu massa jaringan yang tebal metode palpasinya,
benjolan yang agak besar, nodula karena pita suara atau paru – paru dan
warnanya kemerah – merahan.

2
4. Spongy
Spongy merupakan kenyal, lembut dan berbentuk spons, adanya pori
– pori, tekstur jaringan padat elastis.

5. Regio 24 dan 25
Regio 24 adalah gigi pada rahang atas kiri premolar 1. Regio 25
adalah gigi pada rahang atas kiri premolar 2.

6. Eritema
Gangguan kulit yang terdapat lesi yang disebabkan oleh infeksi,
berwarna kemerahan, dan berbentuk ruam-ruam karena terjadinya
peradangan. Membran mukosa, bisa terjadi pada suatu tempat atau diseluruh
tubuh.

2.2 Penetapan Masalah


1. Apa diagnosis dari skenario ini ?
2. Kenapa pada skenario gigi bisa berdarah pada saat menyikat gigi?
3. Apa penyebab muncul nodula pada skenario ?
4. Mengapa penyakit bisa rekuren 1 bulan setelah eksisi ?
5. Apa ayat al-quran dan hadish yang berhubungan pada skenario ?
6. Apakah keuntungan dan kerugian dilakukan eksisi ?
7. Bagaimana agar tidak terjadi rekuren setelah eksisi ?
8. Apakah diagnosis banding pada skenario?
9. Apakah perawatan yang tepat pada skenario ini ?
10. Bagaimana pemeriksaan pada skenario ?

2.3 Curah Pendapat


1. Apa diagnosis dari skenario ini ?
Jawab :

3
Pada skenario diagnosanya adalah epulis granulomatosa karna
terjadi rekuren, bisa terjadi pada orang dewasa, nodula terletak pada 2 gigi,
tidak beraturan dan berwarna merah serta lunak.

2. Kenapa pada skenario gigi bisa berdarah pada saat menyikat gigi?
Jawab :
Karena pada saat menyikat gigi terlalu keras dan kuat, epulis
granuloma berhubungan dengan pembuluh darah dan konsistensi lunak
hingga pembuluh darah kapiler.

3. Apa penyebab muncul nodula pada skenario ?


Jawab :
Karena pertumbuhan jaringan hiperplastik, yang berlebih karna
pasca eksisi.

4. Mengapa penyakit bisa rekuren 1 bulan setelah eksisi ?


Jawab :
Karena kotoran sisa makanan masuk ke bekas eksisi, saat melakukan
eksisi tidak terangkat dengan sempurna dan sering terjadi berhubungan
dengan trauma continue serta suatu dampak pasca ekstrasi yang
menyebabkan iritasi kronis.

5. Apa ayat al-quran dan hadish yang berhubungan pada skenario ?


Jawab :
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
‫َماأَ ْنزَ ََللل ُهدَا ًءإِ اَلأ َ ْنزَ لَلَ ُه ِشفَا ًء‬
“Tidaklah Allah menurunkan penyakit kecuali Dia juga menurunkan
penawarnya.” (HR Bukhari).

6. Apakah keuntungan dan kerugian dilakukan eksisi ?


Jawab :

4
Keuntungan = membuang penyakit pasien tidak memerlukan follow
up, Kerugian = diperlukan anastesi lokal dan harus menjaga bekas eksisi.

7. Bagaimana agar tidak terjadi rekuren setelah eksisi ?


Jawab :
Dengan cara menghilangkan iritan lokal, contoh iritan lokal:
pemebersihan kalkulus. Menjaga OH dan menghindari makanan yang asam
dan pedas.

8. Apakah diagnosis banding pada skenario?


Jawab :
Diagnosis banding epulis granulomatosa adalah epulis fibromatosa,
epulis angiomatosa, dan pyogenic granulomatosa.

9. Apakah perawatan yang tepat pada skenario ini ?


Jawab :
Perawatan yang tepat adalah menghilangkan faktor penyebabnya,
kuretase dan eksisi, bedah eksisi konserpatif dan melakukan scalling.

10. Bagaimana pemeriksaan pada skenario ?


Jawab :
Pemeriksaan epulis granulomatosa adalah anamnesis, pemeriksaan
objektif, pemeriksaan penunjang: biopsi dan histopatologi.

5
2.4 Menganalisis Permasalahan
AL-QURAN DAN HADIST

GUSI BENGKAK

PEMERIKSAAN

SUBYEKTIF DAN PENUNJANG


OBYEKTIF

DIAGNOSIS, DIAGNOSIS
BANDING, DAN DIAGNOSIS
SEMENTARA

ETIOLOGI GEJALA GAMBARAN PERAWATAN PENCEGAHAN


KLINIS

2.5 Tujuan Pembelajaran


1. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan mengenai Al-quran dan
hadist dari penyakit pada skenario
2. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan mengenai Pemeriksaan
subyektif, pemeriksaan obyektif dan pemeriksaan penunjang penyakit pada
skenario
3. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan mengenai Diagnosis,
Diagnosis sementara, Diagnosis Banding penyakit pada skenario
4. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan mengenai Etiologi
penyakit pada skenario
5. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan mengenai Gejala
penyakit pada skenario
6. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan mengenai gambaran
klinis penyakit pada skenario

6
7. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan mengenai perawatan
penyakit pada skenario
8. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan mengenai Pencegahan
penyakit pada skenario

2.6 Melaporkan Hasil Belajar Mandiri


1. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan mengenai Al-quran dan
hadist dari penyakit pada skenario
Jawab :

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

‫َماأَ ْنزَ ََللل ُهدَا ًء ِإ اَلأ َ ْنزَ لَلَ ُه ِشفَا ًء‬

“Tidaklah Allah menurunkan penyakit kecuali Dia juga menurunkan


penawarnya.” (HR Bukhari).

‫ْب دَ َوا ُء الد ِااء بَ َرأ َ بِإِذْ ِن هللاِ َع از َو َج ال‬ ِ ُ ‫ فَإِذَا أ‬،‫ِل ُك ِِّل دَاءٍ دَ َوا ُء‬
َ ‫صي‬

“Setiap penyakit ada obatnya. Apabila obat itu tepat untuk suatu penyakit,
penyakit itu akan sembuh dengan seizin Allah ‘Azza wa Jalla.”

Allah berfirman ;

ْ ‫َو إِذَا َم ِر‬


‫ضتُ فَ ُه َو يَ ْش ِفي ِْن‬

“Dan apabila aku sakit, Dialah yang menyembuhkanku.” (QS Asy Syu’ara)

Hadist rasulullah SAW yang artinya:

“ Aku berada disamping rasulullah lalu datanglah serombongan arab dusun


mereka bertanya “wahai rasulullah bolehkah kami berobat? Beliau
menjawab“ iya wahai para hamba Allah, berobatlah sebab allah tidaklah
meletakkan sebuah penyakit melainkan meletakan obatnya, kecuali satu
penyakit”, mereka bertanya “penyakit apa itu? Beliau menjawab “penyakit
tua”. (HR. Ahmad, Al-Bukhari dalam adab ulmufrad).

7
2. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan mengenai Pemeriksaan
subyektif, pemeriksaan obyektif dan pemeriksaan penunjang penyakit pada
skenario
Jawab :
Pemeriksaan Subyektif
1) Anamnesis Epulis
Umumnya penderita epulis tidak menyadari adanya lesi tersebut selama
tidak menimbulkan keluhan apapun dalam rongga mulut, tetapi apabila
epulis menjadi semakin besar sampai menganggu fungsi pengunyahan,
oklusi gigi dan estetik, pasien baru merasakan perlunya untuk mencari
perawatan. Pada beberapa kasus, epulis yang telah membesar dan
berulserasi dapat menimbulkan rasa sakit. (tracy O.H lawata, 2010)

Pemeriksaan Obyektif
1) Pemeriksaan Klinis Epulis
Gejala klinis yang ditemukan pada pemeriksaan fisik epulis adalah sebagai
berikut.
a. Massa yang berupa tonjolan pada gusi
b. Terlokalisasi dengan batas tegas
c. Konsistensi keras atau lunak
d. Dapat bertangkai atau tidak bertangkai
e. Dapat berulserasi
f. Kadang-kadang berlobus
g. Berwarna merah muda hingga merah keunguan
h. Dapat berdarah spontan atau pada trauma ringan
Ukuran bervariasi dari beberapa mm hingga beberapa cm dan dapat
mencapai ukuran yang sangat besar (tracy O.H lawata, 2010)

8
Pemeriksaan Penunjang
1) Pemeriksaan radiografis epulis
Pada penderita epulis dilakukan pemeriksaan radiografis untuk
mengetahui sejauh mana kerusakan jaringan dan struktur tulang
pendukungnya. Pada beberapa pemeriksaan ditemukan erosi dan tepi atau
puncak tulang alveolar yang bersifat superficial di daerah interdental. (tracy
O.H lawata, 2010)

2) Pemeriksaan laboratorium epulis


Pemeriksaan laboratorium yang dilakukan ialah biopsi yaitu
pengambilan sebagian jaringan yang meliputi jaringan patologis dan
jaringan sehat. Kemudian jaringan ini difiksasi dengan formal saline dan
dikirim ke bagian patologi anatomi untuk di diagnosa. (tracy O.H lawata,
2010)

3) Pemeriksaan histopatologis epulis


Pada pemeriksaan histopatologis epulis ditemukan jaringan ikat yang
dilapisi epitel gepeng disertai infiltrasi sel-sel berbentuk bulat dan spindel
serta sel radang PMN, leukosit, dan sel plasma. Selain itu juga ditemukan
sel-sel raksasa multinuklear yang merupakan cirri khas dari giant cell epulis.
Beberapa epulis banyak mengandung pembuluh darah dan proliferasi
fibroblast serta sejumlah serat kolagen. (tracy O.H lawata, 2010)

4) Pemeriksaan imunositokimia epulis


Saat ini dapat juga dilakukan pemeriksaan imunositokimia, yaitu
pemeriksaan yang memanfaatkan reaksi antigen, antibodi untuk mengetahui
reaksi imunitas terhadap antigen. (tracy O.H lawata, 2010)

3. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan mengenai Diagnosis,


Diagnosis Banding, dan Diagnosis Sementara
Jawab :

9
Diagnosa
Diagnosa akhir adalah kesimpulan akhir tentang penyakit yang
dirumuskan berdasarkan data yang diperoleh dari anamnesis, pemeriksaan
fisik, pemeriksaan penunjang, dan pengamatan perjalan penyakit selama
pasien dirawat di rumah sakit. Diagnosis akhir merupakan diagnosis yang di
buat pada waktu pasien keluar dari rumah sakit. (Weiss SW, 2014)
Berdasarkan anamnesa, pemeriksaan klinis dan pemeriksaan
penunjang , maka diagnosis lesi pada tepi ginggiva pasien adalah epulis
granulomatosa. (Weiss SW, 2014)

Epulis granulomatasa dapat terjadi pada semua umur namun kasus


ini paling banyak di diagnosis pada pasien dalama golongan umur 40-60
tahun, dan terutama terjadi pada wanita. (Weiss SW, 2014)

Lesi tampak sebagai pembesaran gusi yang muncul diantara dua gigi
, kaya vaskularisasi sehingga mudah berdarah dengan sentuhan dan
umumnya berwarana merah keunguan. (Weiss SW, 2014)

Ukuranya bervariasi, sebagian besar kasus biasanya berukuran dari 2


cm namun ada kasus yang ukuranya diameter melebihi 4 cm. Lesi ini dapat
tumbuh menjadi masa yang bentuknya tidak beraturan yang dapat menjadi
ulserasi dan mudah berdarah. (Weiss SW, 2014)

Diagnosa Banding
Diagnosis banding adalah penyakit-penyakit yang mempunyai
persamaan gejala dan/atau tanda tertentu. Semua data yang terhimpun akan
menentukan relevan atau tidaknya diagnosis banding yang semula
dipikirkan. Makin banyak data yang terhimpun, maka makin sedikit
diagnosis banding yang dipikirkan. (Weiss SW, 2014)

Diagnosis banding pada scenario ini yang kelompok kami dapatkan


ialah:

10
1) Epulis Fibromatosa
Epulis fibromatosa adalah pertumbuhan fibrosa pada ginggiva
karena iritasi kronik akibat kalkulus , sisa akar atau tepi karies. Epulis ini
biaanya di temukan pada ginggiva papila interdental. Gambaran klinis yang
terlihat antara lain bertangkai atau tidak bertangkai, warna agak pucat,
konsistensi kenyal, batas tegas, padat, kokoh, dan tidak mudah berdarah.
Gambaran histopatologi menunjukan jaringan fibrosa seluler yang ditutupi
oleh hiperplastic stratified squamous epitelium. (Weiss SW, 2014)

2) Epulis Giant Cell Granuloma


Epulis giant cell granuloma timbul karena iritasi kronik yang
memicu reaksi hiperplasia dari mukoperiosteum dan menghasilkan jaringan
granulasi yang terlalu banyak. Gambaran histopatologi menunjukan
poliferasi giant sel berhenti, ekstravasasi sel darah merah dan deposisi
hemosiderin.( Weiss SW, 2014)

3) Epulis Giganto Selulare (Peripheral Giant Cell Granuloma)


Epulis giganto seluler terjadi akibat trauma pada jaringan lunak
ginggiva yang dapat diakibatkan oleh ekstraksi gigi , iritasi denture ,
maupun infeksi kronik yang banyak terjadi pada wanita dan anak – anak .
Pada pemeriksaan histopatologi di peroleh sel fibroblast yang sedang
mengalami proliferasi dan membentuk stroma yang berisi banyak sekali sel
raksasa benda asing. (Weiss SW, 2014)

4) Diagnosis banding epulis lainnya ialah tumor jinak atau neoplasma lain
yang terjadi pada gusi seperti fibroma, mixoma, dan mioblastoma.
Diagnosa Sementara
Diagnosa sementara adalah diagnosis bersifat sementara , sebelum
hasil pemeriksaan khusus diketahui. Diagnosa sementara = epulis
fibromatosa . (Weiss SW, 2014)

11
4. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan mengenai Etiologi penyakit
pada skenario
Jawab :
Epulis jenis ini terjadi dari suatu reaksi jaringan granulomatik
karena iritasi kronik, misalnya oklusi gigi yang terus – menurus , sisa akar ,
post ekstrasi gigi , tepi karies , tumpatan yang overhanging atau klamer
yang tajam. Lokasi terbanyak di ginggiva tetapi dapat juga terjadi di seluruh
rongga mulut. ( Australian Institutue of Health and Welfare, 2008)

5. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan mengenai Gejala penyakit


pada skenario
Jawab :
Gejala epulis
a. Ada tonjolan pada gusi.
b. Telah berlangsung lebih dari 7 hari.
c. Sifatnya agak keras.
d. Dapat bertangkai atau tidak bertangkai.
e. Dapat berulserasi.
f. Kadang-kadang berlobus.
g. Berwarna merah muda hingga merah keunguan.
h. Mengeluarkan darah tiba-tiba jika mengalami trauma ringan.
i. Ukurannya kecil, tetapi lama kelamaan membesar (George, 1986)

Epulis Granulomatosa
Epulis terletak pada gusi –tepatnya di antara gigi. Benjolan epulis
memiliki bentuk yang tidak beraturan, berwarna merah kebiruan, lunak dan
mudah berdarah, serta bertangkai. (George, 1986)
Pada skenario “Gusi Bengkak” ini gejala yang dirasakan oleh pasien
adalah rasa mengganjal pada bibirnya karena adanya nodula pada gusi
pasien. Penyakit pada skenario ini adalah Epulis granulomatosa yang
memiliki gejala selain rasa mengganjal yang dirasakan pasien yaitu pasien

12
akan merasakan rasa sakit karena adanya ulserasi pada epulis yang sudah
besar, tetapi bila epulis granulomatosa menjadi besar dapat menggagu
fungsi pengunyahan, oklusi gigi, dan estetik. Dan epulis granulomatosa ini
mudah berdarah jika terkena trauma ringan karena epiteliumnya yang tipis
dan jaringan vaskularisas nya yang banyak. (Greenberg, 2003)

6. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan mengenai Gambaran klinis


penyakit pada skenario
Jawab :
Lesi tampak sebagai pembesaran gusi yang muncul diantara dua gigi
, kaya vaskularisasi sehingga mudah berdarah dengan sentuhan dan
umumnya berwarana merah keunguan. Ukuranya bervariasi, sebagian besar
kasus biasanya berukuran dari 2 cm namun ada kasus yang ukuranya
diameter melebihi 4 cm. Lesi ini dapat tumbuh menjadi masa yang
bentuknya tidak beraturan yang dapat menjadi ulserasi dan mudah berdarah.
Sebagian besar terdiri atas jaringan granulasi. Konsistensi kenyal, mudah
berdarah bila tersengol.( Journal of advanced clinical, 2015)
Terlihat jaringan gusi dibatasi oleh epitel gepeng berlapis yang
mengalami proliferasi dengan rete peg ( Papila epitel yang masuk kedalam
stroma jaringan ikat dibawah epitel ) yang tidak beraturan. Bila ada ulserasi,
biasanya sel radang yang banyak di jumpai adalah PMN sehingga
gambaranya menyerupai granuloma piogenikum. . (Journal of advanced
clinical, 2015)

7. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan mengenai Perawatan


penyakit pada skenario
Jawab :
Penatalaksanaan epulis granulomatosa adalah dengan dilakukannya
eksisi. Eksisi didefinisikan salah satu cara tindakan bedah yaitu membuang
jaringan (tumor) dengan cara memotong. Tindakan ini dilakukan untuk
berbagai tujuan antara lain pemeriksaan penunjang (biopsi), pengobatan lesi

13
jinak ataupun ganas dan memperbaiki penampilan secara kosmetis
(Partogi,2008)
Keuntungan eksisi adalah sebagai berikut.
a. Seluruh specimen dapat diperiksa untuk diagnosis histologis dan sekaligus
melaksanakan eksisi total.
b. Pasien-pasien tidak memerlukan follow up yang berkepanjangan setelah
ekisi karena angka kekambuhan setelah eksisi total sangat rendah.
c. Hanya memerlukan satu terapi saja
d. Penyembuhan luka primer biasanya tercapai dengan memberikan hasil
kosmetik yang baik. (Partogi,2008)

Kerugian eksisi adalah sebagai berikut.


a. Diperlukan anestesi local
b. Diperlukan tehnik aseptik dengan menggunakan instrumen-instrumen
bedah, kain penyeka dan lap-lap yang steril
c. Diperlukan sedikit waktu dan tingkat keahlian tertentu operatornya.
(Partogi,2008)

Teknik eksisi ada beberapa macam, yaitu eksisi sielips simpel, eksisi wedge,
eksisi sirkular dan eksisi multipel. (Partogi, 2008)
Eksisi Elips (fusiform)
Merupakan bentuk eksisi dasar, dengan arah yang sejajar dengan garis dan
lipatan kulit. Perbandingan panjang dan lebar minimal 3:1 dengan sudut 30
derajat. Irisan tegak lurus atau lebih meluas kedalam sampai dengan
subkutis. Bila perlu dapat dilakukan under mining yang kalau dimuka tepat
dibawah dermis dan kalau diskalp didaerah subgaleal. Perdarahan yang
terjadi dikulit dapat ditekan beberapa saat dan bila perlu dilakukan
hemostasis dengan elektro koagulasi, tetapi jangan berlebihan terutama pada
perdarahan dermis. Perdarahan dari pembuluh darah kecil dapat dielektro
koagulasi tetapi yang besar harus diikat. Lesi-lesi yang dieksisi berbentuk
elips akan menghasilkan parut yang lebih panjang daripada lesi aslinya.

14
Tujuan utama mengeksisi lesi berbentuk elips adalah mengurangi
terbentuknya sisa kulit. (Partogi,2008).

Eksisi wedge
Lesi-lesi yang terletak pada area bebas seperti bibir, sudut mata, cuping
hidung dan telinga dapat dieksisi dengan eksisi wedge. Karsinoma sel
skuamosa pada bibir disarankan untuk dilakukan eksisi V sehingga dapat
mengangkat jaringan yang sama kelenjar limfenya. Jika dilakukan eksisi
wedge pada cuping hindung yang terlalu luas untuk ditutup secara primer,
maka dapat dilakukan graft dengan ukuran yang sama dari telinga Sepertiga
dari bibir bawah dan seperempat dari bibir atas dan kelopak mata dapat
dilakukan eksisi wedge dan dilakukan penutupan primer. (Partogi,2008).

Eksisi sirkular
Pada kulit wajah yang terletak diatas jaringan kartilago seperti hidung
permukaan anterior telinga, lesi-lesi dapat dieksisi dengan bentuk sirkular
dan defek ditutup dengan skin graft full thickness. Tehnik ini juga dapat
digunakan pada bagian tubuh lain dengan lesi yang sangat luas. Jika
terdapat keraguan dalam merencanakan eksisi elips maka dapat dilakukan
eksisi sirkular dengan kulit diregangkan dan perhatikan lingkaran tersebut
akan cenderung membentuk sebuah elips kalau kulitnya dikendorkan.
(Partogi,2008).

Eksisi multiple
Eksisi serial atau ekspansi jaringan kadang diperlukan untuk lesi-lesi yang
luas seperti congenital naevi. Tehnik ini memungkin luka ditutup dengan
skar yang lebih pendek dibanding dengan eksisi elips satu langkah
(Partogi,2008).

8. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan mengenai Pencegahan


penyakit pada skenario
Jawab :

15
Pencegahannya

1. Menghindari makanan yang dapat memicu kerusakan sel menjadi


abnormal dan mempermudah tumbuhya tumor pada jaringan rongga mulut
termasuk pada gusi. Makanan yang mngandung zat karsinogenik yang
sangat beresiko menyebabkan masalah epulis, seperti makanan yang
mengandung pengawet dan bahan kimia berbahaya.

2. Menjaga kebersihan rongga mulut secara teratur (Journal of Lasers in


medecial sciences, 2015)

16
BAB III

PENUTUP

1.1 Kesimpulan
Setelah dilihat dari keluhan, gejala, hasil pemeriksaan dan teori
yang mendukung, pasien positif terkena penyakit EPULIS
GRANULOMATOSA yang disebabkan oleh dampak pasca bedah eksisi
yang rekuren. Epulis granulomatosa adalah jaringan hiperplastik jinak
karena pertumbuhan berlebih yang timbul dari soket gigi yang baru saja
diekstraksi. Setelah ekstraksi gigi, penyembuhan soket yang sehat terjadi
setelah regenerasi jaringan keras dan lunak diikuti penggantian ruang oleh
jaringan ikat fibrovaskular. Epulis ini terjadi pada gingiva, benjolan massa
irregular, warna kemerahan/kebiruan, bertangkai, konsistensi lunak/lembek
sehingga mudah berdarah.
1.2 Saran

Sebaiknya pasien segera melakukan perawatan sebelum penyakit Epulis


Granulomatosa semakin parah.

17
DAFTAR PUSTAKA

Fakultas kedoteran universitas samratulangi,tracy O.H lawata, Aris A.


Tjahjadi,Elly E.Ch.Oroh, pieter L.suling ,Vol.22 No.2 agustus 2010

Weiss SW, Goldblum JR. Enzinger & Weiss’s Soft tissue Tumors. Edisi ke-
6 USA: Mosby elsevier; 2014

Australian Institutue of Health and Welfare, 2008

Journal of Lasers in medecial sciences. Volume 6. Number2.2015

Laskaris, George.1986. Color Atlas of Oral Diseases.Athens: Litsas


Medical Publication
James, William D. dkk. 2006. Andrews' Diseases of the Skin: Clinical
Dermatology. Philadelphia:Saunders Elsevier

18

Anda mungkin juga menyukai