PENDAHULUAN
1
BAB II
PEMBAHASAN
Skenario 2
Gusi bengkak
Seorang laki – laki berusia 46 tahun datang ke RSGM dengan keluhan gusi
bengkak dan berdarah pada saat menyikat gigi. Dari anamnesis pernah
dilakukan eksisi 6 bulan yang lalu dan rekuren 1 bulan setelahnya. Gusi
tersebut terasa tidak nyaman (mengganjal) saat kena bibir. Pemeriksaan
ekstraoral tidak ada kelainan. Pemeriksaan intraoral tampak adanya nodula
di gingiva regio gigi 24 dan 25 dengan ukuran diameter 2,5 cm, eritema,
bertangkai, lunak dan karet spons (spongy) dengan oral hygiene baik.
Semua penyakit pasti ada obatnya dan mengenai penyakit ada terdapat ada
dalam al-qura’an atau tafsir.
2. Eksisi
Eksisi adalah tindakan bedah dengan membuang jaringan dengan
metode memotong, menghilangkan atau mengeluarkan lesi yang kecil,
dilakukan hanya pada benjolan serta pengangkatan jaringan patologis, eksisi
keluar maupun kedalam.
3. Nodula
Nodula adalah pertumbuhan suatu jaringan yang tidak normal,
benjolan padat, berbatas jelas dan diameter < 1 cm, pemadatan jaringan
dikarenkan trauma, suatu massa jaringan yang tebal metode palpasinya,
benjolan yang agak besar, nodula karena pita suara atau paru – paru dan
warnanya kemerah – merahan.
2
4. Spongy
Spongy merupakan kenyal, lembut dan berbentuk spons, adanya pori
– pori, tekstur jaringan padat elastis.
5. Regio 24 dan 25
Regio 24 adalah gigi pada rahang atas kiri premolar 1. Regio 25
adalah gigi pada rahang atas kiri premolar 2.
6. Eritema
Gangguan kulit yang terdapat lesi yang disebabkan oleh infeksi,
berwarna kemerahan, dan berbentuk ruam-ruam karena terjadinya
peradangan. Membran mukosa, bisa terjadi pada suatu tempat atau diseluruh
tubuh.
3
Pada skenario diagnosanya adalah epulis granulomatosa karna
terjadi rekuren, bisa terjadi pada orang dewasa, nodula terletak pada 2 gigi,
tidak beraturan dan berwarna merah serta lunak.
2. Kenapa pada skenario gigi bisa berdarah pada saat menyikat gigi?
Jawab :
Karena pada saat menyikat gigi terlalu keras dan kuat, epulis
granuloma berhubungan dengan pembuluh darah dan konsistensi lunak
hingga pembuluh darah kapiler.
4
Keuntungan = membuang penyakit pasien tidak memerlukan follow
up, Kerugian = diperlukan anastesi lokal dan harus menjaga bekas eksisi.
5
2.4 Menganalisis Permasalahan
AL-QURAN DAN HADIST
GUSI BENGKAK
PEMERIKSAAN
DIAGNOSIS, DIAGNOSIS
BANDING, DAN DIAGNOSIS
SEMENTARA
6
7. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan mengenai perawatan
penyakit pada skenario
8. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan mengenai Pencegahan
penyakit pada skenario
ْب دَ َوا ُء الد ِااء بَ َرأ َ بِإِذْ ِن هللاِ َع از َو َج ال ِ ُ فَإِذَا أ،ِل ُك ِِّل دَاءٍ دَ َوا ُء
َ صي
“Setiap penyakit ada obatnya. Apabila obat itu tepat untuk suatu penyakit,
penyakit itu akan sembuh dengan seizin Allah ‘Azza wa Jalla.”
Allah berfirman ;
“Dan apabila aku sakit, Dialah yang menyembuhkanku.” (QS Asy Syu’ara)
7
2. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan mengenai Pemeriksaan
subyektif, pemeriksaan obyektif dan pemeriksaan penunjang penyakit pada
skenario
Jawab :
Pemeriksaan Subyektif
1) Anamnesis Epulis
Umumnya penderita epulis tidak menyadari adanya lesi tersebut selama
tidak menimbulkan keluhan apapun dalam rongga mulut, tetapi apabila
epulis menjadi semakin besar sampai menganggu fungsi pengunyahan,
oklusi gigi dan estetik, pasien baru merasakan perlunya untuk mencari
perawatan. Pada beberapa kasus, epulis yang telah membesar dan
berulserasi dapat menimbulkan rasa sakit. (tracy O.H lawata, 2010)
Pemeriksaan Obyektif
1) Pemeriksaan Klinis Epulis
Gejala klinis yang ditemukan pada pemeriksaan fisik epulis adalah sebagai
berikut.
a. Massa yang berupa tonjolan pada gusi
b. Terlokalisasi dengan batas tegas
c. Konsistensi keras atau lunak
d. Dapat bertangkai atau tidak bertangkai
e. Dapat berulserasi
f. Kadang-kadang berlobus
g. Berwarna merah muda hingga merah keunguan
h. Dapat berdarah spontan atau pada trauma ringan
Ukuran bervariasi dari beberapa mm hingga beberapa cm dan dapat
mencapai ukuran yang sangat besar (tracy O.H lawata, 2010)
8
Pemeriksaan Penunjang
1) Pemeriksaan radiografis epulis
Pada penderita epulis dilakukan pemeriksaan radiografis untuk
mengetahui sejauh mana kerusakan jaringan dan struktur tulang
pendukungnya. Pada beberapa pemeriksaan ditemukan erosi dan tepi atau
puncak tulang alveolar yang bersifat superficial di daerah interdental. (tracy
O.H lawata, 2010)
9
Diagnosa
Diagnosa akhir adalah kesimpulan akhir tentang penyakit yang
dirumuskan berdasarkan data yang diperoleh dari anamnesis, pemeriksaan
fisik, pemeriksaan penunjang, dan pengamatan perjalan penyakit selama
pasien dirawat di rumah sakit. Diagnosis akhir merupakan diagnosis yang di
buat pada waktu pasien keluar dari rumah sakit. (Weiss SW, 2014)
Berdasarkan anamnesa, pemeriksaan klinis dan pemeriksaan
penunjang , maka diagnosis lesi pada tepi ginggiva pasien adalah epulis
granulomatosa. (Weiss SW, 2014)
Lesi tampak sebagai pembesaran gusi yang muncul diantara dua gigi
, kaya vaskularisasi sehingga mudah berdarah dengan sentuhan dan
umumnya berwarana merah keunguan. (Weiss SW, 2014)
Diagnosa Banding
Diagnosis banding adalah penyakit-penyakit yang mempunyai
persamaan gejala dan/atau tanda tertentu. Semua data yang terhimpun akan
menentukan relevan atau tidaknya diagnosis banding yang semula
dipikirkan. Makin banyak data yang terhimpun, maka makin sedikit
diagnosis banding yang dipikirkan. (Weiss SW, 2014)
10
1) Epulis Fibromatosa
Epulis fibromatosa adalah pertumbuhan fibrosa pada ginggiva
karena iritasi kronik akibat kalkulus , sisa akar atau tepi karies. Epulis ini
biaanya di temukan pada ginggiva papila interdental. Gambaran klinis yang
terlihat antara lain bertangkai atau tidak bertangkai, warna agak pucat,
konsistensi kenyal, batas tegas, padat, kokoh, dan tidak mudah berdarah.
Gambaran histopatologi menunjukan jaringan fibrosa seluler yang ditutupi
oleh hiperplastic stratified squamous epitelium. (Weiss SW, 2014)
4) Diagnosis banding epulis lainnya ialah tumor jinak atau neoplasma lain
yang terjadi pada gusi seperti fibroma, mixoma, dan mioblastoma.
Diagnosa Sementara
Diagnosa sementara adalah diagnosis bersifat sementara , sebelum
hasil pemeriksaan khusus diketahui. Diagnosa sementara = epulis
fibromatosa . (Weiss SW, 2014)
11
4. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan mengenai Etiologi penyakit
pada skenario
Jawab :
Epulis jenis ini terjadi dari suatu reaksi jaringan granulomatik
karena iritasi kronik, misalnya oklusi gigi yang terus – menurus , sisa akar ,
post ekstrasi gigi , tepi karies , tumpatan yang overhanging atau klamer
yang tajam. Lokasi terbanyak di ginggiva tetapi dapat juga terjadi di seluruh
rongga mulut. ( Australian Institutue of Health and Welfare, 2008)
Epulis Granulomatosa
Epulis terletak pada gusi –tepatnya di antara gigi. Benjolan epulis
memiliki bentuk yang tidak beraturan, berwarna merah kebiruan, lunak dan
mudah berdarah, serta bertangkai. (George, 1986)
Pada skenario “Gusi Bengkak” ini gejala yang dirasakan oleh pasien
adalah rasa mengganjal pada bibirnya karena adanya nodula pada gusi
pasien. Penyakit pada skenario ini adalah Epulis granulomatosa yang
memiliki gejala selain rasa mengganjal yang dirasakan pasien yaitu pasien
12
akan merasakan rasa sakit karena adanya ulserasi pada epulis yang sudah
besar, tetapi bila epulis granulomatosa menjadi besar dapat menggagu
fungsi pengunyahan, oklusi gigi, dan estetik. Dan epulis granulomatosa ini
mudah berdarah jika terkena trauma ringan karena epiteliumnya yang tipis
dan jaringan vaskularisas nya yang banyak. (Greenberg, 2003)
13
jinak ataupun ganas dan memperbaiki penampilan secara kosmetis
(Partogi,2008)
Keuntungan eksisi adalah sebagai berikut.
a. Seluruh specimen dapat diperiksa untuk diagnosis histologis dan sekaligus
melaksanakan eksisi total.
b. Pasien-pasien tidak memerlukan follow up yang berkepanjangan setelah
ekisi karena angka kekambuhan setelah eksisi total sangat rendah.
c. Hanya memerlukan satu terapi saja
d. Penyembuhan luka primer biasanya tercapai dengan memberikan hasil
kosmetik yang baik. (Partogi,2008)
Teknik eksisi ada beberapa macam, yaitu eksisi sielips simpel, eksisi wedge,
eksisi sirkular dan eksisi multipel. (Partogi, 2008)
Eksisi Elips (fusiform)
Merupakan bentuk eksisi dasar, dengan arah yang sejajar dengan garis dan
lipatan kulit. Perbandingan panjang dan lebar minimal 3:1 dengan sudut 30
derajat. Irisan tegak lurus atau lebih meluas kedalam sampai dengan
subkutis. Bila perlu dapat dilakukan under mining yang kalau dimuka tepat
dibawah dermis dan kalau diskalp didaerah subgaleal. Perdarahan yang
terjadi dikulit dapat ditekan beberapa saat dan bila perlu dilakukan
hemostasis dengan elektro koagulasi, tetapi jangan berlebihan terutama pada
perdarahan dermis. Perdarahan dari pembuluh darah kecil dapat dielektro
koagulasi tetapi yang besar harus diikat. Lesi-lesi yang dieksisi berbentuk
elips akan menghasilkan parut yang lebih panjang daripada lesi aslinya.
14
Tujuan utama mengeksisi lesi berbentuk elips adalah mengurangi
terbentuknya sisa kulit. (Partogi,2008).
Eksisi wedge
Lesi-lesi yang terletak pada area bebas seperti bibir, sudut mata, cuping
hidung dan telinga dapat dieksisi dengan eksisi wedge. Karsinoma sel
skuamosa pada bibir disarankan untuk dilakukan eksisi V sehingga dapat
mengangkat jaringan yang sama kelenjar limfenya. Jika dilakukan eksisi
wedge pada cuping hindung yang terlalu luas untuk ditutup secara primer,
maka dapat dilakukan graft dengan ukuran yang sama dari telinga Sepertiga
dari bibir bawah dan seperempat dari bibir atas dan kelopak mata dapat
dilakukan eksisi wedge dan dilakukan penutupan primer. (Partogi,2008).
Eksisi sirkular
Pada kulit wajah yang terletak diatas jaringan kartilago seperti hidung
permukaan anterior telinga, lesi-lesi dapat dieksisi dengan bentuk sirkular
dan defek ditutup dengan skin graft full thickness. Tehnik ini juga dapat
digunakan pada bagian tubuh lain dengan lesi yang sangat luas. Jika
terdapat keraguan dalam merencanakan eksisi elips maka dapat dilakukan
eksisi sirkular dengan kulit diregangkan dan perhatikan lingkaran tersebut
akan cenderung membentuk sebuah elips kalau kulitnya dikendorkan.
(Partogi,2008).
Eksisi multiple
Eksisi serial atau ekspansi jaringan kadang diperlukan untuk lesi-lesi yang
luas seperti congenital naevi. Tehnik ini memungkin luka ditutup dengan
skar yang lebih pendek dibanding dengan eksisi elips satu langkah
(Partogi,2008).
15
Pencegahannya
16
BAB III
PENUTUP
1.1 Kesimpulan
Setelah dilihat dari keluhan, gejala, hasil pemeriksaan dan teori
yang mendukung, pasien positif terkena penyakit EPULIS
GRANULOMATOSA yang disebabkan oleh dampak pasca bedah eksisi
yang rekuren. Epulis granulomatosa adalah jaringan hiperplastik jinak
karena pertumbuhan berlebih yang timbul dari soket gigi yang baru saja
diekstraksi. Setelah ekstraksi gigi, penyembuhan soket yang sehat terjadi
setelah regenerasi jaringan keras dan lunak diikuti penggantian ruang oleh
jaringan ikat fibrovaskular. Epulis ini terjadi pada gingiva, benjolan massa
irregular, warna kemerahan/kebiruan, bertangkai, konsistensi lunak/lembek
sehingga mudah berdarah.
1.2 Saran
17
DAFTAR PUSTAKA
Weiss SW, Goldblum JR. Enzinger & Weiss’s Soft tissue Tumors. Edisi ke-
6 USA: Mosby elsevier; 2014
18