Dikoreksi: E*1,36
Teknik Kurva Double-Mass
Contoh Kurva Massa Ganda
Teknik Kurva Double-Mass
• Bila a dan b adalah slope garis sesudah
dan sebelum “break”
• Penyesuaian dilakukan terhadap data
sebelum “break” dengan menggunakan
faktor pengali K= a/b
• Penyesuaian dilakukan terhadap data
sesudah “break” dengan menggunakan
faktor pengali K=b/a
Tes Homogenitas
• Data curah hujan yang telah konsisten
kemudian perlu dites kehomogenannya
• Tidak homogen dikarenakan berasal dari
populasi yang berbeda, misal keberadaan
trend akibat perubahan iklim lokal atau
iklim global
• Tes Homogenitas dilakukan dengan
memplot harga (N, Tx) pada Grafik Tes
Homogenitas
X 10
Tx ( ).Tr
Xr
X10= curah hujan tahunan dengan PUH 10
tahun
Xr = curah hujan tahunan rata-rata
Tr = PUH curah hujan tahunan rata-rata
X10
Didapat dengan menggunakan Persamaan
Gumbel Modifikasi:
10
X 10 X r 0.78 ln ln 0.45S x
10 1
Sx
i r
( X X ) 2
n 1
Curah Hujan Maksimum
Intensitas Hujan
Analisis Curah Hujan Harian
Maksimum
Sistem hidrologi terkadang dipengaruhi oleh
peristiwa‐peristiwa yang luar biasa, seperti
hujan lebat, banjir, dan kekeringan. Besaran
peristiwa ekstrim berbanding terbalik dengan
frekuensi kejadiannya, peristiwa yang sangat
ekstrim kejadiannya sangat langka (Suripin.
Sistem Drainase Perkotaan yang
Berkelanjutan. 2004).
Analisis Curah Hujan Harian
Maksimum
Tujuan analisis frekuensi data hidrologi
berkaitan dengan besaran peristiwa-peristiwa
ekstrim yang berkaitan dengan frekuensi
kejadiannya melalui penerapan distribusi
kemungkinan. Data hidrologi yang dianalisis
diasumsikan tidak bergantung (independent),
terdistribusi secara acak, dan bersifat
stokastik.
Analisis Curah Hujan Harian
Maksimum
Frekuensi hujan adalah besaran kemungkinan
suatu besaran hujan disamai atau dilampaui.
Sebaliknya, periode ulang adalah waktu hipotetik
dimana hujan dengan suatu besaran tertentu
akan disamai atau dilampaui. Analisis frekuensi
ini didasarkan pada sifat statistik data kejadian
yang telah lalu untuk memperoleh probabilitas
besaran hujan di masa yang akan datang
dengan anggapan bahwa sifat statistik kejadian
hujan di masa akan datang akan masih sama
dengan sifat statistik kejadian hujan masa lalu.
Analisis Curah Hujan Harian
Maksimum
1. Metode Gumbel
2. Metode Log Pearson Type III
3. Metode Distribusi Normal
Metode Gumbel
Metode Gumbel
Metode Gumbel
Metode Log Pearson Type III
Metode ini telah mengembangkan serangkaian
fungsi probabilitas yang dapat dipakai untuk
hampir semua distribusi probabilitas empiris.
Tiga parameter penting dalam Metode Log
Pearson Tipe III, yaitu:
1. Harga rata-rata ( R )
2. Simpangan baku (S)
3. Koefisien kemencengan (G)
Hal yang menarik adalah jika G = 0 maka
distribusi kembali ke distribusi Log Normal.
Metode Log Pearson Type III
Langkah-langkahpenggunaan distribusi
Log Pearson Tipe III
Metode Distribusi Normal
Metode ini disebut juga distribusi Gauss.
Uji Kecocokan (Chi Kuadrat)
Analisis Intensitas Hujan
keterangan :
R = curah hujan (mm)
T = periode ulang (tahun)
t = durasi hujan (menit)
R1 = besarnya curah hujan pada distribusi jam ke 1
R2 = besarnya curah hujan pada distribusi jam ke 2
Metode Bell Tanimoto
Data curah hujan maksimum untuk PUH 10 tahun
dalam penggunaannya untuk Metode Bell di atas,
digunakan harga rata-rata distribusi hujan dua jam
pertama. Intensitas hujan (mm/jam) menurut Bell hitung
dengan persamaan :
Metode Hasper dan Weduwen
Rumus ini berasal dari kecendurungan curah hujan harian yang
dikelompokkan atas dasar anggapan bahwa hujan memiliki distribusi yang
simetris dengan durasi hujan lebih kecil dari 1 jam dan durasi hujan dari
1-24 jam.
Ujung Berung
Saguling DAM
Bandung
Cililin
Montaya
Cicalengka
Cisondari Ciparay
Paseh
Chinchona
Luas Total DAS :
2.283 km2
Kurva Intensitas-Durasi-Frekuensi
Kurva Intensitas-Durasi-Frekuensi
Tinggi hujan (bukan intensitas)