Anda di halaman 1dari 61

SISTEM VENT

Modul 12
Penyebab Sekat Air Hilang (1)
1. Efek Siphon – sendiri timbul bila seluruh perangkap
dan pipa pengering alat plambing terisi penuh
dengan air buangan pada akhir proses pembuangan,
sehinggaair perangkap akan ikut mengalir ke dalam
pipa pengering.
2. Efek hisap dapat terjadi pada air perangkap yang
dipasang dekat pipa tegak, dan dalam pipa tegak
tersebut tiba-tiba ada aliran air buangan yang cukup
besar masuk dari cabang mendatar di bawahnya.
Akibatnya dalam perangkap dapat timbul tekanan
vakum yang akan mengisap air dalam perangkap
Penyebab Sekat Air Hilang (2)
3. Efek tiupan – keluar (blow out) dapat terjadi pada
air perangkap yang dipasang dekat dengan pipa
tegak, dan dalam pipa tegak tersebut tiba-tiba ada
aliran air buangan yang cukup beasr yang masuk dari
cabang mendatar di atasnya. Akibatnya dalam
perangkap dapat timbul tekanan positif yang akan
mendorong air dalam perangkap keluar dari alat
plambing.
4. Efek Kapiler terjadi kalau ada rambut atau benang
yang tersangkut dalam perangkap dan menjurai ke
dalam pipa pengering alat plambing. Akibatnya air
dalam perangkap lama-kelamaan akan habis.
Penyebab Sekat Air Hilang (3)
5. Penguapan air dalam perangkap biasanya
terjadi kalau alat plambing tidak
dipergunakan untuk waktu yang cukup lama.
6. Efek momentum biasanya jarang terjadi.
Efek ini bisa timbul kalau ada pembuangan
air mendadak atau terjadi perubahan
tekanan yang cepat dalam pipa
pembuangan.
Tujuan Sistem Ven
 Tujuan pemasangan pipa ven adalah sebagai berikut:
 Menjaga sekat perangkap dari efek siphon atau tekanan
 Menjaga aliran yang lancar dalam pipa pembuangan
 Mensirkulasikan udara dalam pipa pembuangan
 Karena tujuan utamanya adalah menjaga agar
perangkap tetap memiliki sekat air, maka pipa ven
harus dipasang sedemikian rupa agar mencegah
hilangnya sekat air tersebut.
Jenis Sistem Ven

 Jenis pipa ven terutama adalah ven


tunggal, sistem ven lup, dan sistem ven
pipa tegak.
 Sistem yang menggunakan jenis-jenis
pipa ven tersebut dinamakan sistem ven
tunggal, sistem ven lup, dan sistem ven
pipa tegak.
Jenis Pipa Ven (1)

1. Sistem ven pipa tunggal


 yaitu sistem ven dimana pada setiap alat plambing
dipasang sebuah pipa ven.
 Pipa ven dipasang untuk melayani satu alat plambing dan
disambungkan pada sistem ven lainnya atau langsung
terbuka ke udara.
 Walaupun sistem ini yang terbaik, tetapi sistem ini paling
banyak menggunakan pipa.
Jenis Pipa Ven (2)

2. Sistem ven lup


 yaitu sistem ven yang melayani dua atau lebih
perangkap alat plambing (sebanyak – banyaknya 8),
dipasang pada cabang mendatar pipa air buangan
yang mempunyai ukuran tetap, di depan alat plambing
yang paling jauh dari pipa tegak air buangan, untuk
kemudian disambungkan pada pipa tegak ven atau
langsung terbuka ke udara luar.
Jenis Pipa Ven (3)

3. Sistem ven bersama


 adalah sistem ven dimana satu pipa ven dipasang
bersama untuk melayani dua alat plambing yang
dipasang bertolak belakang (misalnya bak cuci) atau
sejajar dan dipasang pada tempat dimana kedua pipa
pengering alat plambing tersebut disambungkan bersama
atau pada kedua sisi dinding pemisah.
 Sistem ini banyak digunakan di rumah susun, hotel, dsb.
Jenis Pipa Ven (4)

4. Sistem ven yoke


 adalah sistem ven pelepas yang menghubungkan pipa
tegak air buangan pada pipa tegak ven, untuk
mencegah perubahan dalam pipa tegak air buangan
yang bersangkutan.
 Pipa tegak air kotor atau air bekas yang melayani lebih
dari 10 interval cabang harus dilengkapi dengan pipa
ven yoke untuk setiap 10 interval cabang dihitung dari
cabang lantai paling atas.
Jenis Pipa Ven (5)

5. Sistem ven basah


 yaitu dimana sistem pipa pembuangan berfungsi juga
sebagai pipa ven, dimana pipa ven menerima air
buangan yang berasal dari alat plambing selain kloset.
Jenis Pipa
Ven (6)

6. Sistem ven balik


 Sistem
ini diterapkan jika pipa ven tunggal tidak dapat
disambung ke pipa ven lainnya yang lebih tinggi
ataupun langsung dibuka ke udara luar, sehingga harus
dibelokkan ke bawah terlebih dahulu, dan kemudian
disambungkan pada pipa tegak ven setelah dipasang
mendatar di bawah lantai.
Jenis Pipa Ven (7)

7. Sistem ven pelepas


 yaitu pipa ven untuk melepas tekanan udara dalam
pipa pembuangan.
Jenis Pipa Ven (8)

8. Sistem ven pipa tegak


 merupakan perpanjangan dari pipa tegak air buangan, di atas cabang
mendatar pipa air buangan tertinggi.
 Dalam gedung yang menggunakan sistem ini, hanya ada ven pipa
tegak saja dan tidak dipasang pipa ven lainnya.
 Semua pipa pengering alat plambing disambung langsung pada pipa
tegak air buangan.
 Sistem ini disebut juga sistem pipa tegak tunggal atau sistem pipa
pembuangan tunggal.
 Sistem ini dapat diterapkan pada gedung dimana pipa tegak air
buangan dapat dipasang dekat alat-alat plambing, seperti pada
rumah susun atau apartemen.
Persyaratan Untuk Pipa Ven (1)
I. Kemiringan pipa ven
 Pipa ven harus dibuat sesuai dengan kemiringan cukup agar titik
air yang terbentuk atau air yang terbawa masuk ke dalamnya
dapat mengalir secara gravitasi kembali ke pipa pembuangan.
II. Cabang pada pipa ven
 Dalam membuat cabang pipa ven harus diusahakan agar udara
tidak akan terhalang oleh masuknya air kotor atau air bekas
manapun.
 Pipa ven cabang mendatar pipa air buangan harus
disambungkan pada pipa cabang mendatar tersebut pada
bagian tertinggi dari penampang pipa cabang tersebut secara
vertikal, hanya dalam keadaan terpaksa boleh disambungkan
dengan sudut tidak lebih dari 45o terhadap vertikal.
Persyaratan Untuk Pipa Ven (2)
III. Letak bagian mendatar pipa ven
 Daritempat sambungan pipa ven dengan mendatar pipa
air buangan, pipa ven tersebut harus dibuat tegak
sampai sekurang-kurangnya 150 mm di atas muka air,
alat plambing tertinggi yang dilayani ven tersebut,
sebelum dibelokkan mendatar atau disambungkan
kepada cabang pipa ven.
IV. Ujung pipa ven
 Ujungpipa ven harus terbuka ke udara luar, tetapi harus
dengan cara yang tidak menimbulkan gangguan
kesehatan.
Ujung Terbuka
 Pipa ven yang menembus atap, ujung yang
terbuka ke udara luar harus berada sekurang-
kurangnya 15 cm di atas bidang atap
tersebut.
 Kalau atap digunakan sebagai taman, tempat
bermain, jemuran pakaian, dsb di daerah
mana pipa ven akan menembus, ujung yang
terbuka ke udara luar harus berada sekurang-
kurangnya 2 m di atas bidang atap.
Lokasi Ujung Ven
 Ujung pipa ven tidak boleh berada langsung di bawah pintu, lubang
masuk udara ventilasi, dan juga tidak boleh berada dalam jarak 3 m
horisontal daripadanya kecuali kalau sekurang-kurangnya 60 cm di
atasnya.
 Konstruksi bagian pipa ven menembus atap harus sedemikian hingga
tidak mengganggu fungsinya.
 Ujung pipa ven tidak boleh ditempatkan di bawah bagian atap yang
menjorok keluar karena gas-gas dari pipa pembuangan mungkin akan
terkumpul dan dapat menimbulkan gangguan.
 Di lingkungan tertentu mungkin perlu dipasang kawat saringan untuk
mencegah masuknya daun-daun kecil atau burung bersarang di
dalamnya. Perlu diperhatikan bahwa luas penampang bebas pada
saringan tersebut harus sama atau lebih besar dari luas penampang
pipa ven tersebut.
Batasan Ukuran Pipa Vent (1)
1. Ukuran pipa ven lup
 Ukuranpipa ven lup minimum 32 mm dan tidak
boleh kurang dari setengah kali diameter cabang
mendatar pipa buangan atau pipa tegak ven yang
disambungkannya.
2. Ukuran pipa ven pelepas
 Ukuranpipa ven pelepas minimum 32 mm dan
tidak boleh kurang dari setengah kali diamater
cabang mendatar pipa pembuangan yang
dilayaninya.
Batasan Ukuran Pipa Vent (2)
3. Ukuran ven pipa tegak
 Ukuranven pipa tegak tidak boleh kurang dari
ukuran pipa tegak air buangan yang dilayaninya
dan selanjutnya tidak boleh diperkecil ukurannya
sampai ke ujung terbuka.
4. Ukuran pipa ven tunggal
 Ukuranpipa ven tunggal minimum 32 mm dan tidak
boleh kurang dari setengah kali diameter pipa
pengering alat plambing yang dilayaninya.
Batasan Ukuran Pipa Vent (3)
5. Ukuran pipa ven pelepas ofset
 Ukuran pipa ven pelepas untuk ofset pipa pembuangan
harus sama dengan atau lebih besar dari pada diameter
pipa tegak ven atau pipa tegak air buangan (yang
terkecil diantara keduanya).
6. Ukuran pipa ven yoke
 Ukuranpipa ven yoke harus sama dengan atau lebih
besar dari pada diameter pipa tegak ven atau pipa
tegak buangan (yang terkecil diantara keduanya).
7. Pipa ven untuk bak penampung
 Ukuranpipa ven untuk bak penampung air buangan
minimum harus 50 mm dalam keadaan apapun.
Dasar Penentuan Ukuran Pipa Ven

 Unit beban alat plambing dari


pipa pembuangan yang
dilayaninya.
 Ukuran pipa pembuangan yang

dilayani.
 Panjang maksimum horizontal pipa

ven tersebut.
Ukuran Pipa Cabang Horisontal Ven
(Dengan Sistem Lup)
Tabel 5.9 Noorbambang & Morimura
Tabel 5.10 Noorbambang & Morimura

Ukuran Dan
Panjang
Pipa Ven
1. Siapkan jaringan perpipaan air buangan
yang akan ditambah sistem vent

Contoh Perencanaan
Sistem Vent Loop
2. Tentukan letak pipa tegak vent pada
Vertikal Gallery
3. Tentukan letak titik hubung antara pipa
air buangan dan pipa vent. Setiap
cabang pipa air buangan disiapkan 1
titik. Titik tersebut ditempatkan setelah 1
alat plambing terjauh (contoh BT1AP
cabang terjauh & pembuangan ke lantai).

4. Titik hubung pipa air buangan dan pipa


vent bisa ditempatkan pada pipa air
buangan yang melayani alat plambing
terjauh yang pipa pembuangannya masuk
ke dinding (contoh KS2AP cabang
terjauh & pipa buangan masuk dinding)

5. Titik hubung pipa air buangan dan pipa


vent bisa jg ditempatkan pada pipa air
buangan yang melayani alat plambing
terjauh yang pipa pembuangannya lewat
dinding (contoh FD1AP cabang terjauh
& pipa buangan melalui dinding)
6. Tentukan letak pipa horizontal vent yang
terhubung ke pipa tegak vent yang
rencananya akan melayani pipa vent
penghubung ke pipa air buangan. Pipa
vent horizontal ini diletakkan di atas
plafon, sedangkan pipa penghubung
vent ke pipa air buangan berada di
bawah lantai
7. Tentukan letak pipa horizontal vent dari
titik hubung vent-air buangan menuju
dinding terdekat dari titik tersebut.
Posisi pipa harus sedemikian rupa
sehingga air buangan tidak masuk ke
pipa vent tersebut atau minimal air
buangan yang sudah masuk dapat
keluar kembali ke pipa air buangan
(posisi seperti contoh).

8. Titik hubung vent-air buangan yang sudah


berada di dinding tidak perlu ditambah
pipa lagi.
9. Tambahkan lingkaran pada titik di
dinding yang menunjukkan ada pipa
tegak vent di dalam dinding yang
menghubungkan pipa vent horizontal di
bawah lantai dengan pipa horizontal
vent di atas plafon.

9. Tambahkan lingkaran pada titik di


dinding yang menunjukkan ada pipa
tegak vent di dalam dinding yang
menghubungkan pipa vent horizontal di
bawah lantai dengan pipa horizontal
vent di atas plafon.
10. Hubungkan titik pusat lingkaran pipa di
dinding dengan pipa horizontal vent.

10. Hubungkan titik pusat lingkaran pipa di


dinding dengan pipa horizontal vent.

10. Hubungkan titik pusat lingkaran pipa di


dinding dengan pipa horizontal vent.
11. Beri simbol pada titik hubung vent-air
buangan.

11. Beri simbol pada titik hubung vent-air


buangan.

11. Beri simbol pada titik hubung vent-air


buangan.
12. Beri simbol pada titik cabang pipa vent
horizontal.

12. Beri simbol pada titik cabang pipa vent


horizontal.

12. Beri simbol pada titik cabang pipa vent


horizontal.
13. Tentukan unit alat plambing air
buangan dgn Tabel 5.4 (tidak
ditentukan oleh jenis gedung)
Tidak semua alat plambing
menghasilkan air buangan.
Jenis alat plambing yang
menghasilkan air buangan dan
ukuran lubang pembuangannya
dapat dilihat pada Tabel 5.4.
14. Buat kolom jalur pipa. Isi dengan jalur
pipa vent yang menghubungkan 2 titik
ujung pipa. Ujung pipa berupa titik
penghubung vent-air buangan dan titik
cabang pipa vent horizontal
15. Lanjutkan pembuatan jalur pipa vent
dari titik penghubung vent-air buangan
(V3) ke titik cabang pipa vent horizontal
(V5) serta pipa vent penghubung antar
titik cabang (V4-V5)
16. Lanjutkan pembuatan jalur pipa vent
penghubung antar titik cabang ke
pipa tegak vent (V5-V6)
17. Selanjutnya membuat kolom berisi alat
plambing (AP) dilayani atau jalur sebelum
(jalur yang disebut sebelum jalur dalam baris
ini di kolom jalur). Bila jalur tersebut
berhubungan langsung dengan pipa air
buangan, maka tuliskan semua AP yang
berada pada cabang air buangan tersebut.
Dalam contoh di sini, pipa V1-V4 melayani
pipa cabang air buangan hingga pertemuan
cabang air buangan yang terdiri dari FD1,
BT2, WC2, UR, dan Lav2.
18. Lanjutkan cara yang sama dengan langkah 17
untuk jalur V2-V4. Pipa V2-V4 melayani pipa
cabang air buangan hingga pertemuan cabang
air buangan yang terdiri dari KS1, KS2, FD2,
FD3, dan WC1. Meskipun FD3 dan WC1
berada di luar cabang yang ditinjau, tetapi AP
ini dimasukkan ke pelayanan jalur V2-V4
karena letak AP tersebut lebih dekat daripada
ke pelayanan V1-V4 (jauh dekatnya dapat
dilihat dari denah).
19. Lanjutkan cara yang sama dengan langkah 17
untuk jalur V3-V5. Pipa V3-V5 melayani pipa
cabang air buangan hingga pertemuan cabang
air buangan yang terdiri dari BT1 dan Lav1.
Setiap AP hanya bisa dilayani oleh 1 jalur
pelayanan pipa vent. Untuk meyakinkan maka
periksa jumlah alat plambing yang disebutkan
dalam kolom AP dilayani/Jalur Sebelum.
20. Untuk baris pada jalur yang kiri (dari)nya
berisi simbol titik hubung pipa vent-air
buangan, maka simbol di kiri tersebut (contoh
simbol V4 di atas) harus ditulis kembali di
kolom AP/jalur sebelum di sebelah kanan (ke)
dengan mengacu pada jalur lain yang simbol
di kanan (ke)nya sama (dalam contoh adalah
jalur V1-V4 dan V2-V4)
21. Lakukan langkah 20 sampai seluruh
kolom AP/jalur sebelum terisi sesuai
dengan jalur dengan simbol di kiri
(dari) yang ada di baris tersebut.
22. Buat kolom Beban AP dan isi dengan
total beban AP yang ada pada kolom
AP dilayani/Jalur Sebelum dengan
mengacu pada tabel di kiri bawah ini.
23. Jumlahkan total beban AP pada jalur
berisi AP (contoh jalur V1-V4 dgn
beban 18) dengan total beban AP
pada jalur berisi AP lain (contoh jalur
V2-V4 dgn beban 14) dan simpan
hasilnya pada jalur gabungannya
(dlm hal ini jalur V4-V5).
24. Ulangi langkah 23 untuk mengisi jalur
V5-V6 dengan menjumlah total beban
AP pada jalur V4-V5 dan V3-V5.
25. Buat kolom Diameter Ø Air Buangan. Isi
dengan diameter hasil memasukkan data UAP
Kumulatif ke Tabel 5.6 Air Buangan. Nilai
dalam Tabel 5.6 merupakan nilai maksimum
diameter tersebut. Gunakan kolom 2 untuk
menentukan diameter pipa horizontal (cabang
mendatar) air buangan (unit alat plambing
(praktis)
26. Buat kolom Panjang Horizontal Vent dan
ukur menggunakan penggaris dan skala
gambar dari denah di samping untuk
menentukan panjang horizontal pipa
vent dari titik ke titik (contoh panjang
pipa V3-V5 diambil panjang dari titik
V3 ke dinding ditambah dengan
panjang dari dinding ke titik V5).
27. Buat kolom diameter vent (Ø vent).
Tentukan diameter vent berdasarkan
beban AP, Ø Air Buangan, dan panjang
horizontal vent untuk masing-masing jalur
pipa vent.
28. Ulangi langkah 27 untuk jalur V2-V4.
Tanda (-) berarti tidak ada pipa vent
berukuran tersebut untuk kategori di
sebelah kanannya.
29. Ulangi langkah 27 untuk jalur V4-V5.
Hasil hitung menunjukkan diameter vent
50 mm. Akan tetapi ukuran pipa vent
yang dilayaninya (jalur V1-V4 dan V2-
V4) lebih besar (65 mm), maka dipilih
pipa berukuran 65 mm, karena pipa
vent tidak boleh diperkecil ke hilir.
30. Ulangi langkah 27 untuk jalur V3-V5.
31. Ulangi langkah 27 untuk jalur V5-V6.
Hasil hitung menunjukkan diameter vent
50 mm. Akan tetapi ukuran pipa vent
yang dilayaninya (terutama jalur V4-V5)
lebih besar (65 mm), maka dipilih pipa
berukuran 65 mm, karena pipa vent
tidak boleh diperkecil ke hilir..
32. Untuk menggambar isometri jaringan
pipa vent perlu digambar dulu jaringan
pipa air buangannya
33. Tentukan titik hubung pipa vent-air
buangan.
34. Buat garis dari titik hubung pipa vent-air
buangan ke dinding terdekat sesuai
gambar denah. Garis tersebut tidak
berskala karena tidak mengikuti sumbu
X, Y maupun Z
Sama tinggi

35. Buat garis tegak vent dalam dinding


sampai tinggi ujung atas pipa sama
panjangnya dari lantai (garis biru
dinding)  tinggi pipa sama dari lantai
36. Buat garis sejajar dari pipa tegak vent di
dinding menuju pipa cabang vent
horizontal. Panjang pipa sejajar ini sama
dengan panjang pipa di denah dan bisa
diukur dari denah.
37. Buat garis pipa cabang vent yang
menghubungkan pipa vent sejajar
dengan pipa tegak vent di Vertical
Gallery. Kemiringan garis sesuai dengan
sumbu X dan Y.
38. Buat garis pipa tegak vent pada Vertical
Gallery. Kemiringan garis sesuai dengan
sumbu Z.
39. Buat simbol di setiap cabang maupun titik
hubung pipa vent-air buangan.
TUGAS DISAIN VENT Gedung Rumah Sakit berlantai 6 disediakan toilet
dan dapur/ruang cuci di setiap lantainya (tipikal).
Tinggi tiap lantai adalah 3,N m (N = Angka NRP
3000mm terakhir). Alat plambing yang disediakan dan
perletakannya seperti terlihat pada gambar. WC1
FD menggunakan katup gelontor, sedangkan WC2
menggunakan tangki gelontor. Shower dan mesin
1000mm cuci (WM) menggunakan floor drain sebagai

2000mm
DAPUR
& RUANG CUCI pembuangannya. Tidak ada horizontal gallery.
KS
1000mm

VG
KS a. Gambar denah di samping dengan skala 1 :
WM 50 dan buat jalur pipa air buangan horizontal
DAN VENT HORIZONTALNYA!
WC1 b. Hitung diameter pipa vent horizontal!
Lav c. Buat isometri perpipaan air buangan dan
VENTNYA untuk satu lantai saja! (tanpa skala,
WC2
3000mm tetapi bentuk dan sudut isometrinya benar)
TOILET TOILET
Lav
WANITA UR
PRIA
(Gambar jalur pipa air buangan horizontal dan
FD FD isometrinya dapat menggunakan jawaban tugas
SHOWER SHOWER
air buangan sebelumnya)

2000mm 2000mm

Anda mungkin juga menyukai