Bab Iv
Bab Iv
Pada bab ini diuraikan mengenai hasil penelitian dan pembahasan yang
dari pelaksanaan penelitian ini adalah untuk mendapatkan data yang berupa data
kuantitatif yaitu data tes awal (pretest) dan tes akhir (posttest) dan telah diajarkan
dengan strategi pembelajaran aktif tipe the power of two untuk kelas eksperimen
dan model pembelajaran Konvensionl pada kelas kontrol. Data diolah dengan
Pada bagian ini, dipaparkan data hasil analisis instrumen dan data penelitian
selama pembelajaran. Data hasil penelitian ini adalah skor tes pemahaman konsep
dan tugas diskusi kelompok yang divalidasi oleh validator ahli dalam hal ini dosen
menekankan pada isi dan konstruk. Validitas konstruk melihat korelasi antar item
nomor dan yang valid sebanyak 10 nomor. Soal yang valid dengan kriteria valid
30
31
tertinggi yaitu 4 dengan kategori soal sangat baik, terdapat pada penggunaan
bahasa, kebenaran konsep, kesesuaian isi, dan pemaknaan kalimat. Pada soal
pretest dan posttest dibuat sama, dimana jumlah soal yang diberikan. Untuk
dengan skor yang diperoleh apabila semua soal dijawab dengan benar adalah 40.
Jumlah subjek yang mengikuti pre-test adalah 24 orang di kelas eksperimen dan
eksperimen rerata skor diperoleh 19.33 standar deviasi 2.74 skor minimum yaitu
12 dan skor maksimum 24. Pada kelas kontrol rerata skor diperoleh 18.27 standar
deviasi 2,54 skor minimum adalah 12 dan skor maksimum 21. Hasil penelitian di
berdistribusi normal atau tidak. Data yang diuji normalitas adalah data hasil Pre-
test pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Pengujian normalitas data pre-test
pada penelitian menggunakan uji Chi-kuadrat dengan kriteria penerimaan χ2hitung <
pengujian normalitas pre-test kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat
Tabel 4.2 Hasil uji normalitas pre-test kelas eksperimen dan kelas kontrol
Pre-Test
Uraian
Eksperimen Kontrol
Sampel 24 22
χ2hitung 0.64 4.81
2
χ tabel 5.99
Keterangan Normal
Dari Tabel 4.2 terlihat bahwa nilai χ2hitung kelas eksperimen maupun kelas
kontrol lebih kecil dari pada nilai χ2tabel. Artinya, hasil ini menunjukan bahwa data
Fhitung < Ftabel maka data homogen. Hasil uji homogenitas dari kelas eksperimen dan
Fhitung 1.58
Homogen
Ftabel 2.03
Berdasarkan kriteria, dimana Fhitung < Ftabel maka data tersebut bersifat
homogenitas. Berdasarkan Tabel 4.3, dimana nilai Fhitung (1.58) < Ftabel (2.03). Hal
ini menunjukkan bahwa data tersebut memiliki varians yang sama (homogen).
dua pihak. Berdasarkan analisis data pre-test, untuk kelas eksperimen rerata skor
diperoleh 19.95 dan standar deviasi 2.92, untuk kelas kontrol rerata skor yaitu
18.95 dan standar deviasi 2.32 maka dilakukan uji hipotesis (Uji-t) beda rata-rata
(dua pihak) dan diketahui nilai thitung = 0.39. Nilai ttabel = t(1-1/2α) pada taraf nyata α =
Tabel 4.4 Uji beda rata-rata (dua pihak) pre-test kelas eksperimen dan kelas
kontrol
No Nilai rata-rata
Kelas t hitung t tabel Keputusan
. X
1 Kelas Eksperimen 19.25
0.39 2.02 H0 diterima
2 Kelas Kontrol 18.25
Berdasarkan data pada Tabel 4.4 terlihat bahwa t hitung (0.39) < ttabel (2.02).
Nilai thitung berada pada daerah penerimaan H0. Dengan demikian H0 diterima dan
H1 ditolak. Hal ini menyatakan sebelum diberi perlakuan tidak terdapat perbedaan
pemahaman kosep awal antara kelas eksperimen (XI IPA 3) dan kelas kontrol (XI
skor diperoleh 31.58 standar deviasi 3.59 skor minimum 26 dan skor maksimum
yaitu 37. Pada kelas kontrol rerata skor diperoleh 25.09 standar deviasi 4.03 skor
minimum 18 dan skor maksimum yaitu 32. Data tersebut disajikan pada Tabel
4.4.
dua pihak. Uji t tersebut diperoleh berdasarkan data post-test. Untuk kelas
eksperimen di peroleh rerata skor yaitu 31.33 dan standar deviasi 3.58 dan kelas
kontrol di peroleh rerata skor yaitu 25.14 dan standar deviasi 3.76. Hasil
perhitungan dengan menggunakan uji hipotesis (Uji-t) beda rata-rata (dua pihak)
diperoleh nilai thitung = 5.83. Nilai ttabel = t(1-1/2α) pada taraf nyata α = 0,05 dan dk =
1 Eksperimen 31.33
Kontrol 25.14 5.83 2,02 H1 diterima
2
Berdasarkan Tabel 4.5 thitung (5.83) > ttabel (2.02). Hal ini berarti, nilai thitung
berada diluar daerah penerimaan H0, dengan demikian H0 ditolak dan H1 diterima.
Hasil ini menyatakan terdapat pengaruh pemahaman konsep fisika antara kelas
yang diberi perlakuan strategi pembelajaran aktif tipe the power of two dengan
kelas yang diberi perlakuan model konvensional. Adapun data selengkapnya dapat
4.2 Pembahasan
strategi pembelajaran aktif tipe the power of two terhadap pemahaman konsep
fisika siswa. Pada awal penelitian kedua kelas terlebih dahulu diberikan pretest,
tes awal (pretest) digunakan untuk mengetahui pengetahuan awal siswa sebelum
kemampuan akhir siswa di kedua kelas dan sebagai data analisis penelitian, yang
perbedaan pemahaman konsep antara kedua kelas tersebut pada materi kalor.
36
kemampuan awal siswa masih rendah. Hal ini dapat dilihat dari pemberian tes
awal (pretest) pada kelas eksperimen (XI IPA 3) dengan skor rata-rata sebesar
19.25 sedangkan skor rata-rata pada kelas kontrol (XI IPA 2) adalah 18.95. Untuk
pemberian tes akhir (posttest) pencapaian skor rata-rata pada kelas eksperimen
(XI IPA 3) sebesar 31.33 sedangkan pada kelas kontrol (XI IPA 2) sebesar 25.14.
Dari hasil penelitian ini dapat dilihat bahwa skor rata-rata kelas eksperimen lebih
tinggi dari pada kelas kontrol. Kemudian berdasarkan uji normalitas posttest,
bahwa data yang diperoleh terdistribusi normal dan mempunyai varians yang
homogen.
memberikan perlakuan yang berbeda pada kelas eksperimen dan kelas kontrol,
eksperimen diberi perlakuan dengan pembelajaran aktif tipe the power of two
dengan strategi pembelajaran aktif tipe the power of two yang diberikan pada satu
kelas saja yaitu kelas eksperimen, dimana siswa melakukan diskusi kelompok
konvensinal.
Pemahaman konsep siswa pada kelas eksperimen lebih baik dari pada
kelas kontrol. Sebelum kelas eksperimen diberi perlakuan para siswa memberikan
jawaban yang salah dan tanpa alasan yang ilmiah. Setelah diberi perlakuan,
sebagian besar siswa mampu menjawab soal dengan tepat dan dengan alasan yang
37
ilmiah. Sedangkan pada kelas kontrol, tidak banyak siswa yang dapat menjawab
Fase pertama yaitu memberikan pertanyaan kepada siswa. Dalam hal ini
peneliti membagikan LDS kepada masing-masing siswa, dalam fase ini siswa
Pertanyaan menyangkut soal pemahaman konsep fisika dalam hal ini materi
yang diajukan adalah “ketika anda menunangkan air hangat ke dalam gelas untuk
membuat susu, anda memegang gelas tersebut, apa yang anda rasakan pada
tanganmu”
untuk menjawab petanyaan yang ada pada LDS terkait materi pengertian kalor
dan perubahan wujud benda, dalam hal ini peneliti memberikan siswa waktu
pertanyaan tentang pengertian kalor dan perubahan wujud benda yang ada pada
guru mata pelajaran fisika siswa mana saja yang memiliki tingkat kemampuan
tinggi, sedang dan rendah. Setelah pembagian kelompok siswa yang telah
Fase keempat yaitu meminta pasangan berbagi jawaban. Pada fase ini
meteri pengertian kalor dan perubahan wujud benda yang ada pada LDS masing-
masing, dimana pasangan berbagi jawaban dengan jawaban yang telah dibuat oleh
materi pengertian kalor dan perubahan wujud benda yang tepat dan benar untuk
Fase kelima yaitu meminta pasangan untuk menyusun jawaban. Pada fase
ini peneliti meminta pada setiap pasangan untuk menyusun jawaban akhir tentang
materi pengertian kalor dan perubahan wujud benda yang telah mereka sepakati
dalam diskusi kelompok. Dimana jawaban ini adalah jawaban yang telah mereka
sepakati saat berdiskusi dalam hal ini jawaban akhir yang telah disusun adalah
hasil diskusi pasangan (2 siswa) yang telah menyepakati jawaban pengertian kalor
jawaban pasangan lain. Dalam fase ini peneliti menunjuk 2 pasangan untuk
memaparkan jawaban tentang materi pengertian kalor dan perubahan wujud benda
39
yang telah meraka jawab bersama. Dimana dalam hal ini masing- masing
Fase ketujuh yaitu membuat rangkuman. Pada fase ini peneliti meminta
siswa untuk mebuat rangkuman tentang materi pengertian kalor dan perubahan
wujud benda, dari pertanyaan yang telah diberikan tetang materi pengertian kalor
baik berkisar 76%-100%, cukup berkisar 56%-75% dan kurang berkisar 0-55%.
68.18% dikatergorikan cukup. Dalam hal ini presentase kelas eksperimen lebih
tinggi dibading kelas kontrol. Pada kategori classifying dalam soal nomer 4
tingkat presentase sebesar 69.31% dikategorikan cukup. Dalam hal ini presentase
kelas eksperimen lebih tinggi dibanding kelas kontrol. Pada kategori summarizing
dalam soal nomer 8 presentase pemahaman konsep fisika siswa kelas eksperimen
hal ini presentase kelas eksperimen lebih tinggi dibanding kelas kontrol. Pada
dikategorikan cukup. Dalam hal ini presentase kelas eksperimen lebih tinggi
fisika pada siswa kelas eksperimen lebih baik dibandingkan kelas kontrol. Dapat
dilihat bahwa kelas yang menggunakan strategi pembelajaran aktif tipe the power
of two yaitu kelas eksperimen memiliki tingkat presentase yang baik sedangkan
presentase pemahaman konsep fisika yang cukup. Hal ini disebabkan karena
perbedaan perlakuan yang diberikan pada kedua kelas. Ini menunjukkan adanya
pengaruh strategi pembelajaran aktif tipe the power of two terhadap pemahaman
dan psikomotorik yang hanya dijadikan pelengkap karena dalam penelitian ini