Balance scorecard
Parameter:
Tingkat pengikut sertaan dalam mengambil keputusan
Keaktifan dan kreatifitisan karyawan
Tingkat kepuasan karyawan
Tools penilaian kinerja karyawan di RS, setiap 6 bulan, 1x, dinilai oleh kepala ruang sebagai
atasan langsung, dan juga di nilai teman sejawat/teman seprofesi, atau juga dinilai dengan
mitra. Berdasarkan penilaian tersebut nantinya akan berdasarkan prsetasi dari kinerja yang di
capai, namun karena belum memiliki system remunerasi, sehingga belum bisa digunakan
sebagai tolak ukur.
Bagaimana dengan Perspektif keuangan? Apakah dilakukan analisa dan bagaimana komposisi
antara anggaran dari APBD dengan BLUD :
Sudah dilakukan pembuatan anggaran, berdasarkan pembiayaan utama adalah format BLUD.
Selalu dilakukan audit, dengan perhitungan biaya berdasarkan perhitungan dari pemerintah
Jogja
Pengembangan ke atas
Keterbatasn lahan, sudah dilakukan respondensi terhadap pemerintah dan sudah
mendapatkan respon dari pemerintah.
Pemerintah kota
Pola pemasaran berdasarkan kondisi RS, dengan mengaktiifkan IT, melakukan pendekatan
infrastruktur pemerintah, sehingga dapat menanamkan layanan RS di masyarakat, kerja sama
dengan PPK1 upt dan ppk 1 lainnya
Rumah sakit umum daerah, tanpa melakukan pemasaran bisa mendapatkan pasien
Rumah sakit akan melakukan pemasaran secara langsung dan juga tidak langsung, untuk
tidak langsung meggunakan IT
Untuk melakukan penghematan biaya, dilakukan pengorganisasian SDM full timer ( tenaga
kontrak) supaya tenaga di RS menjadi tenaga tetap dan pembiayaan lebih hemat
Mekanisme pemerintah dalam proses tindak lanjut pengusulan ANJAB tidak sesuai dengan
keinginan rumah sakit terkait dengan proses yang di ajukan
dalam tahun 2020 RS mendapatkan alokasi CPNS, dengan kebutuhan tenaga tidak sesuai
denga napa yang di butuhkan rumah sakit, sedangkan rumah sakit dalam tahun ini kehilangan
30 tenaga karena diterima CPNS, meskipun sudah diberlakukan pengikat tenaga selama 2
tahun, karyawan yang di terima CPNS lebih memilih untuk membayar penalty, dan juga
untuk proses recruitment tidak semudah yang di harapkan.
Rumah sakit untuk masyarakat asli jogja sudah banyak dikenal, rumah sakit memiliki
layanan unggulan atau layanan utama yakni penyakit dalam dan maternal ( persalinan).
Untuk nilai lebih pelayanan maternal dikarenakan factor SDM perempuan
Dapat ditingkatkan dengan sasaran pemasaran untuk pelanggan yang dari luar jogja ( pendatang
jogja)?
Lokasi RS dekat dengan area wisata, apakah dokter melakukan kerja sama dengan lokasi
pariwisata untuk kerja sama?
Sudah dilakukan Kerjasama untuk sector wisata dengan rumah sakit. salah satunya rumah
sakit bekerja sama dengan hotel.
Rumah sakit masih terkendala dengan tarif rumah sakit, sedang proses pengusulan refisi
tarif untuk dapat mengembangkan pelayanan lebih lanjut terkait dengan kelas pelayanan.
Terkait dengan Balance Scorecard, perspektif keuangan: pengukuran kerja rumah sakit untuk
keuangan dilakukan dengan penggunaan rasio.
Dalam proses diskusi dan pembahasan, menurut dosen pemaparan dari kelompok
pemateri tidak sesuai dengan teori yang digunakan dalam pemasaran.
Manajemen ada 3 :
1. Manajemen Stratejik
2. Manajemen SDM
3. Manajemen Pemasaran.
Scorecard di sini disesuaikan dengan teori pemasaran dari Hermawan Kertajaya atau Philip
Kotler, bukan teori strategic berdasarkan Norton dan Kaplan, karena strateginya berbeda
dengan strategi pemasaran.
Scorecard nilai bagi pelanggan, nilai bagi rumah sakit, nilai bagi pemilik
Pemilik / Shareholder