Anda di halaman 1dari 23

MODUL LEADERSHIP SKILL

SHARED VISION

-QURRATUL AINI-
Cara menyusun visi. misi dan tujuan itu bagaimana ya?
“andaikata saya punya sebuah konsep, untuk menyusun visi, misi dan tujuannya bagaimana
ya?”

Dimulai dari menyusun misi, misi adalah alasan anda untuk melakukan sesuatu
setelah anda menyusun misi, lalu susun visi, visi adalah hasil akhir yang ingin anda capai.

Tujuan adalah jalan yang menghubungkan misi dan visi.

intinya tujuan itu: apa yang akan anda lakukan dengan misi yang anda punya demi mencapai
visi.

Sederhananya, visi adalah bayangan atau imajinasi Anda akan suatu peristiwa/keadaan yang
terjadi di masa depan.

Misalnya, Anda membayangkan sepuluh tahun ke depan, tidak ada lagi anak jalanan, gepeng,
dan pengamen yang berkeliaran di jalan-jalan kota Anda.

Apa yang Anda bayangkan tadi adalah visi Anda.

Seringkali orang menyamakan antara visi dan tujuan. Hanya saja, visi adalah tujuan yang Anda
bayangkan dalam benak Anda.

Nah, bila yang Anda bayangkan tadi Anda tulis di atas kertas, maka tulisan itu disebut dengan
penyataan visi atau 'vision statement'.

Jadi, bagaimana caranya membuat visi? Mudah saja. Ungkapkan apa yang Anda bayangkan
menjadi kalimat yang jika orang lain membacanya, maka orang tersebut membayangkan hal
yang sama dengan yang Anda bayangkan.

Misi, secara sederhana, dipahami sebagai sekumpulan tindakan yang perlu dilakukan agar visi
tersebut bisa diwujudkan.

Untuk membuat pernyataan misi amat tergantung dengan pernyataan visi.

Panduan untuk membuat pernyataan misi adalah: "Apa yang harus dilakukan agar visi bisa
terwujud?"

Sebagai pedoman sederhana, jika visi menjawab pertanyaan, "ke mana kita akan pergi?" maka
misi akan menjawab pertanyaan, "bagaimana kita tiba di tempat tujuan?".
Metode dan Teknik Penyusunan Visi dan Misi Organisasi
Dokumen rencana jangka panjang bagi organisasi pada masa ini semakin diakui penerapannya.
Organisasi yang dimaksud meliputi organisasi bisnis, organisasi pelaksana pemerintahan dan
organisasi sosial lainnya. Dokumen rencana ini selain menjadi rujukan dalam menjalankan roda
organisasi, juga menjadi dokumen penting bagi masyarakat (pihak-pihak yang berkepentingan)
untuk memahami tugas dan fungsi utama organisasi. Dokumen semacam ini untuk organisasi
bisnis dikenal sebagai Business Plan, sedangkan untuk organisasi pelaksana pemerintahan
disebut Renstra (rencana strategis).

Dalam dokumen rencana jangka panjang tersebut tercakup satu visi dengan berbagai misi. Misi-
misi tersebut diuraikan ke dalam berbagai program dan program diuraikan ke dalam berbagai
kegiatan-kegiatan. Dengan demikian, dokumen rencana jangka panjang yang dilakukan dalam
berbagai tahapan (jangka menengah maupun jangka pendek) menjadi semacam ’master plan’
di dalam mencapai tujuan organisasi.

 Hal yang perlu dicermati bahwa ada perbedan hakikat antara visi dan misi. Visi adalah
sesuatu tujuan yang diharapkan terjadi di masa datang. Sedangkan misi adalah suatu
tindakan yang dimulai sekarang secara bertahap dalam mencapai visi yang sudah
ditetapkan.Sementara itu, program adalah berbagai uraian yang relevan dengan masing-
masing misi. Sedangkan kegiatan adalah berbagai kegiatan yang konkrit yang dapat
dilaksanakan.  

Oleh karena rencana master ini digunakan dalam jangka panjang, maka ketangguhan dokumen
rencana jangka panjang ini harus disusun sedemikian rupa sehingga bersifat tetap dalam jangka
panjang. Dalam menyusun rencana tersebut sebaiknya didasarkan pada serangkaian berbagai
analisis (merujuk pada data dan fakta) yang hasil-hasil analisisnya dirangkum dan dianalisis lagi
dengan menggunakan metode analisis SWOT.
Merumuskan Visi dan Misi

Ada dua orang pemimpin. Sebut saja Anwar dan Muksin. Anwar memimpin 500 orang.
Demikian juga Muksin. Masing-masing merupakan pemimpin yang baik dan disukai. Anwar,
sebagai kepala rumah sakit memimpikan agar ke 500 orang tadi akan menjadi orang-orang yang
berjiwa wiraswasta dan bersama menghasilkan sebuah rumah sakit terbaik di negaranya.
Muksin juga seorang kepala rumah sakit, bagi Muksin hal yang terpenting adalah agar rumah
sakitnya stabil dan berjalan rutin.

Menurut Anda, apakah kualitas kedua pemimpin tadi berbeda?

Benarkah bahwa walaupun seorang pemimpin tidak mempunyai rumah, kendaraan, atau uang
yang cukup, namun selama ia memiliki suatu visi dan misi yang jelas, orang ini masih lebih kaya
daripada seseorang yang memiliki semua hal tadi, tetapi tidak memiliki visi apa-apa.

Untuk apa visi itu dibuat ?

Pernahkah Anda melihat seorang yang bekerja dengan energi yang besar, terus bergairah dan
pantang menyerah bahkan ketika ia sudah beberapa kali mengalami kegagalan berturut-turut?
Orang-orang seperti ini seringkali menghasilkan hal-hal yang menakjubkan. Contoh orang-orang
seperti ini adalah Marco Polo, sang penjelajah yang berhasil mencapai Cina ketika orang tidak
ada yang berani melakukan apa yang ia bayangkan. Contoh lain adalah Tomas Alfa Edison yang
memimpikan adanya lampu pijar yang tahan lama. Selain itu ada pula tokoh seperti Madame
Curie yang menemukan radium. Di zaman kini, kita mengenal orang-orang seperti Bill Gates,
Steve Job, dan para perancang di perusahaan telpon Nokia. Di Indonesia, kita mengenal orang-
orang seperti pak Ciputra. Ketika orang hanya melihat Ancol sebagai tempat terpencil dan tepi
pantai yang tidak menarik, ia memimpikan suatu taman ria di sana. Kita mengenal juga orang
seperti Ali Sadikin yang membuat Jakarta berubah dari kampung besar menjadi kota
metropolitan. Juga orang-orang seperti Gus Dur, Mother Teresa, John Robbins, Al Gore, dan
sebagainya. Semua orang-orang tadi hidup di zaman yang sama dengan kita. Seperti kita
mereka melihat, mendengar, dan mengalami hal-hal yang sama dengan kita. Namun mereka
tidak berhenti disana. Mereka melihat ke masa depan. Mereka membayangkan hadirnya
sesuatu yang lebih indah, lebih unggul, lebih bermakna dan lebih berguna bagi banyak orang.
Dengan kata lain, mereka memiliki visi atau impian. Visi itu membuat mereka dapat
memfokuskan impian mereka untuk mewujudkannya. Visi ini membuat mereka terdorong
bekerja keras dan pantang undur untuk mengejarnya. Mereka membuat dunia lebih baik,
sesuatu yang biasa menjadi sesuatu yang luar biasa.
Impian bukanlah suatu fantasi tentang masa depan yang muncul sebagai hasil angan-angan
saja. Visi bukanlah suatu impian yang tidak ada dasarnya sama sekali. Contoh impian yang tidak
berdasar adalah apa yang dimiliki oleh Budi. Budi memiliki impian untuk menjadi juara dunia
gulat mengalahkan Hulk Hogan. Budi yang kini berusia 28 memiliki berat hanya 49 kilogram
dengan tinggi badan 158 cm. Hobbynya adalah bermain catur. Kegiatan sehari-harinya adalah
surfing di internet, berkuliah di bidang media design dan bermain catur. Budi memiliki visi yang
lebih merupakan fantasi karena tidak berdasar pada kenyataan.

Apakah visi itu ?

Visi adalah suatu gambaran mental tentang apa yang akan hadir di masa depan. Disatu pihak,
gambaran tadi berdasarkan pada apa yang merupakan kenyataan pada saat ini, namun
sekaligus juga merupakan suatu lompatan. Seorang yang memiliki visi berarti memiliki suatu
keyakinan bahwa hal itu dapat terjadi. Ia yakin bahwa sesuatu yang lebih indah, lebih bermutu
dan lebih sempurna akan hadir di masa depan, dan ia dapat memainkan suatu peran untuk
membuat hal itu terwujud.

Contoh hal itu adalah ketika Lee Kuan Yew mengajak rakyat Singapore untuk memimpikan
suatu Singapore yang modern. Pada waktu itu keadaan masyarakat sedang guncang dan morat-
marit karena pisahnya Malaya dari kesatuan Singapore - Malaya. Ia mengajak seluruh anak
bangsanya untuk bekerja keras mewujudkan impian tadi, dan mereka berhasil. Dalam 20 tahun
hasilnya sangat kentara. Impian Lee Kuan Yew memang menggemakan impian dari rakyatnya.
Karena adanya impian tadi, maka rakyat bekerja keras dan bersedia mengurbankan banyak
kenyamanan kelompok atau pribadi. Ketika Ir. Cacuk mengambil alih pimpinan Telkom, ia
memimpikan Telkom yang bermutu dan profesional. Pada waktu itu, layanan Telkom sangat
buruk. Ir. Cacuk bekerja keras dengan teamnya, dan sebagai hasilnya Telkom menjadi BUMN
yang menguntungkan dan merupakan gudang orang bermutu. Tanpa Telkom seperti sekarang
maka industri warnet, wartel dan berbagai koneksi tidak akan hadir.

Apa beda visi dengan misi?

Pertama, visi adalah gambaran mental. Kedua, visi juga adalah sesuatu yang ada di masa depan.
Karena kedua aspek itu, maka visi seringkali bersifat abstrak, arah umum dan cenderung
abstrak. Misi adalah perwujudan dari visi tadi. Bila visi adalah impian, maka misi adalah wujud
atau bentuk dari impian tadi. Misalnya, impian Anda adalah memiliki sebuah pusat
pembelajaran yang ikut membangun bangsa serta mensejahterakan banyak orang. Maka misi
Anda mungkin mewujudkan suatu lembaga pelatihan kewiraswastaan. Dapat juga misi Anda
adalah mewujudkan suatu universitas yang khusus mendidik orang untuk menjadi manager
profesional yang baik. Misi juga dapat merupakan rumusan apa yang secara nyata Anda akan
lakukan untuk menghasilkan impian tadi.

Peran Visi dan Misi

Jadi, visi dan misi membuat pemiliknya terdorong untuk memfokuskan hidup mereka. Visi dan
misi yang tajam bahkan dapat ditawarkan untuk menjadi visi dan misi bersama (shared-vision).
Dengan visi bersama, maka semakin banyak orang yang berpartisipasi untuk mencurahkan
energinya untuk mewujudkan hal tadi. Fantasi tidak akan memiliki kekuatan untuk
menggerakkan orang serupa itu karena fantasi tidak dimulai dari kenyataan yang diterima
bersama melainkan kenyataan yang dihayati secara pribadi saja.

5 jenis manusia berdasarkan visinya :

Setelah menyadari makna visi dan misi tadi, maka perlu kita kenali bahwa sekurangnya ada lima
jenis manusia dalam berurusan dengan visi dan misi.

Pertama adalah adanya orang yang tidak mengetahui bahwa visi dan misi adalah penting.
Mereka menyibukkan diri dengan tugas dan kegiatan rutin sehingga hidupnya merupakan
rangkaian dari suatu aktifitas ke aktifitas lain tanpa didasari kejelasan arah. Mereka hidup dan
bekerja tanpa desain dasar. Jadi, mereka adalah bagaikan tukang bangunan yang sibuk
mendirikan rumah tanpa kejelasan gambaran rumah yang ingin dihasilkannya. Mereka adalah
bagaikan sepasukan tentara yang terus-menerus terjun ke suatu wilayah tanpa
mempertimbangkan bahwa bila mereka memiliki suatu landasan pesawat terbang, mereka
dapat berada disana tanpa terlalu sulit.

Jenis manusia kedua adalah manusia yang mengetahui bahwa visi dan misi adalah hal yang
sangat penting untuk mencapai sukses. Namun mereka tidak kunjung menyediakan waktu
untuk memikirkan dan merumuskan visi serta misi pribadi bahkan juga tidak merumuskan visi
dan misi organisasinya. Hanya bila segala sesuatunya dirasakan berjalan ke arah yang tak
menentu baru mereka mempercakapkan perlunya kehadiran visi dan misi tadi.

Jenis manusia yang ketiga adalah orang yang menyadari pentingnya visi dan misi, telah
berusaha menyusun rumusannya, namun karena metodenya keliru dan pemahamannya
terbatas, maka visi dan misi tadi kekurangan suatu aspek penting. Visi dan misi tadi tidak
menghasilkan hal yang bermanfaat bagi orang banyak.

Jenis manusia yang keempat adalah manusia yang lebih bermutu. Mereka menyadari,
mengupayakannya, serta memiliki metode yang benar sehingga memiliki rumusan visi dan misi
yang baik. Namun mereka belum memiliki bekal yang cukup dan cocok untuk menggapai visi
tadi.

Jenis manusia yang kelima adalah manusia yang berhasil mewujudkan visi dan misinya setelah
mengumpulkan bekal yang diperlukannya setelah mereka menjadi manusia yang keempat

Berapa pentingkah adanya visi dan misi tadi untuk diri kita, untuk keluarga dan untuk organisasi
kita?

Pertama, visi dan misi akan menolong kita untuk menyusun cara mencapai atau strategi
menggapainya.

Contohnya:

Kedua, visi dan misi kita akan menolong merumuskan prioritas bahkan menghindarkan kita
melakukan apa yang tidak berguna bagi pencapaiannya. Dengan demikian kita hidup dengan
efektif dan efisien. Berbagai godaan dan pilihan yang menyimpangkan kita dari arah kita dapat
ditolak karena kita memiliki kriteria yang jelas.

Ketiga, adanya visi dan misi yang jelas akan mempermudah kita menginspirasikan orang yang
ada bersama kita untuk mengejar dan mewujudkannya. Mereka memiliki kepastian kemana kita
pergi dan kemana kita tidak akan berjalan.

Keempat, adanya visi dan misi menolong kita untuk mengevaluasi diri apakah kita sudah
mendekati atau menjauhi visi dan misi tadi. Kita dapat juga mengevaluasi kecepatan gerak kita
ke arah yang kita tuju. Hal ini sama seperti ketika seorang penjelajah kutub utara yang dapat
mengukur berapa jauh ia sudah berjalan menuju kutub.

Bagaimana mulai menyusun visi dan misi pribadi?

Membuat atau menyusun visi dan misi dimulai dengan memandang realita yang ada secara
objektif. Orang mau menyusun visi dan misi ini mulai dengan mempertanyakan dirinya
beberapa hal yang penting seperti: "Siapakah aku ini, dari mana aku datang, bagaimana riwayat
atau masa laluku, apakah hal-hal yang paling bermakna bagiku, dan hal-hal apa yang orang
anggap aku lakukan dengan baik." Kemudian ia juga mempertanyakan lebih lanjut apa yang
menjadi kelebihan dan kelemahan-kelemahannya. Selanjutnya, barulah ia mempertanyakan
apa yang ia yakin dapat dan patut hadir di masa depannya, berdasarkan dengan kenyataan
yang kini ia miliki.
Ciri-ciri Visi dan Misi yang baik :

Karena itu, sebelum membuat rumusan visi, maka kita harus mengenali ciri-ciri visi dan misi
yang baik. Dengan visi dan misi seharusnya akan menjadi dasar inspirasi bagi banyak orang,
maka visi dan misi ini harus :

a. Singkat - sehingga mudah diingat dan dipahami

b. Konsepnya harus sederhana dan padat sehingga orang yang sederhanapun tidak mengalami
kesulitan untuk memahaminya

c. Karena orang banyak memiliki aspek emosi, nalar dan perilaku, maka visi dan misi tadi harus
mampu menyentuh emosi orang dan menjadi tumpuan yang mengilhamkan.

d. Selain itu, visi dan misi tadi harus mudah diingat dan karenanya harus menimbulkan
gambaran mental. Misalnya, misi untuk menghasilkan sebuah komputer sederhana untuk tiap
rumah digambarkan sebagai memberikan stop kontak bagi tiap rumah

Bagaimana Perumusan Visi dan Misi yang Efektif?

(agar tak menjadi hiasan dinding semata)

Hampir sebagian bahkan semua organisasi apabila ditanya tentang ”Apakah organisasi saudara
mempunyai visi dan misi?” maka semuanya akan menjawab punya, tapi hampir sebagian besar
dilematika dalam organisasi adalah bagaimana peran dari visi dan misi yang mereka susun
tersebut. Apakah visi dan misi tersebut dipakai sebagai kekuatan dalam mencapai tujuan
organisasi ataukah hanya berakhir sebagai hiasan dinding yang dipajang di kantor?

Visi dan misi merupakan elemen yang dalam organisasi, seperti yang saya kutip dari
http://www.btn.co.id yang menyatakan visi dan misi digunakan agar dalam operasionalnya
bergerak pada track yang diamanatkan oleh para stakeholder dan berharap mencapai kondisi
yang diinginkan dimasa yang akan datang (junaedy; 2006).
Pada saat perumusan visi misi biasanya merupakan proses yang melelahkan bahkan sering
menjadi perdebatan sendiri antar anggota organisasi. Tetapi pada saat visi dan misi sudah
terbentuk, pelaksanaannya menjadi tidak sesuai. Jadi sungguh disayangkan sekali jika proses
perumusan visi misi yang melelahkan pada akhirnya hanya menjadi hiasan dinding semata.
Dalam sebuah blognya (Heru; 2006) mengungkapkan ”Sering kali pernyataan visi misi organisasi
kurang tepat menggambarkan tujuan organisasi sehingga sering di jumpai adanya kesulitan
pada saat melakukan deploy visi misi menjadi set of action yang akan digunakan untuk
mengukur kinerja organisasi dengan menggunakan metode balance scorecard”. Pertanyaannya
adalah kenapa hal ini bisa terjadi? Tentunya ada yang salah dengan visi misi tersebut sehingga
hanya dijadikan hiasan dinding semata. Dari beberapa artikel yang saya baca, agar visi dan misi
tidak hanya berakhir di dinding kantor saja maka terdapat beberapa panduan agar visi misi
dapat menjadi kekuatan dalam mencapai tujuan organisasi.
Jansen Sinamo (2005) yang memberikan 12 kriteria mengenai kriteria visi dan misi yang hidup
dan efektif, yang terpenting yang bisa saya ambil yaitu:
1. Visi-misi harus sesuai dengan roh zaman dan semangat perjuangan organisasi
2. Visi-misi harus mampu menggambarkan sosok organisasi idaman yang mampu memikat hati
orang
3. Visi-misi harus mampu menjelaskan arah dan tujuan organisasi
4. Visi-misi harus mudah dipahami karena diungkapkan dengan elegan sehingga mampu
menjadipanduan taktis dan strategis
5. Visi-misi harus memiliki daya persuasi yang mampu mengungkapkan harapan, aspirasi,
sentimen, penderitaan para stakeholder organisasi
6. Visi-misi harus mampu mengungkapkan keunikan organisasi dan menyarikan kompetensi
khas organisasi tersebut yang menjelaskan jati dirinya dan apa yang mampu dilakukannya
7. Visi-misi harus ambisius, artinya ia harus mampu mengkiristalkan keindahan, ideal kemajuan,
dan sosok organisasi dambaan masa depan, sehingga mampu meminta pengorbanan dan
investasi emosional dari segenap stakeholder organisasi.
Dalam hal perumusannya, terdapat perbedaan pendapat mengenai mana yang harus
ditetapkan terlebih dahulu; visi atau misi? di kalangan pakar dan praktisi manajemen strategik
terdapat perbedaan pendapat mengenai apakah misi dulu yang dietapkan baru misi atau
sebaliknya.
 Fred R. David (2003) berpendapat visi dirumuskan lebih dulu baru misi
 Gerry Johnson dan Kevan Scholes (1996) serta Robert S. Kaplan dan David P. Norton
(2003) berpendapat misi yang dirumuskan terlebih dulu
 Peter F Drucker berpendapat “hanya Terlepas dari apakah misi atau visi yang ditetapkan
terlebih dahulu, pernyataan misi hendaknya dapat dengan jelas menunjukkan alasan
keberadaan dan “bisnis” atau kegiatan pokok organisasi yang bersangkutan yang
berkenaan dengan nilai dan harapan para stakeholder
 Dari artikel yang saya kutip dari http://kampanye.febdian.net, penulis berpendapat
bahwa alam sebuah pergerakan (baik organisasi maupun pribadi), kita harus menemukan
dulu misi pergerakan itu, baru kemudian tetapkan visinya. Menerapkan visi tanpa
mendefenisikan misi terlebih dulu adalah seperti “mau ke Bandung”, tap kagak tau kenapa
harus ke Bandung atau mau ngapain di sana (Rusydi; 2004).

SHARED VISION
Martin Luther King, Jr, dalam artikelnya melukiskan “ Saya bermimpi, kami membicarakan
seorang pemimpin pada satu titik sejarah dan mencatat bahwa pidatonya tidak satu katapun
tentang keadaan saat ini, akan tetapi melukiskan gambaran masa yang akan datang. Ini adalah
menepuk cita-cita yang dalam “. Kombinasi antara berfikir aspiratif tentang dimana anda ingin
berada dan kemudian secara taktik tentang bagaimana mencapainya, akan menolong
mengkristalisasikan visi pada organisasi.

Visi tersebut membimbing kita mencapai yang kita ingingkan " sebuah perusahaan yang
dikagumi, menggembirakan pelanggan, menghargai investor, menghadapi tantangan, melayani
masyarakat . Dengan visi bersama kita boleh merubah strategi tanpa merubah cita-cita.
Shared vision adalah satu dari empat inti disiplin yang diidentifikasi oleh Peter Senge yang
diperlukan untuk membangun organisasi. Shared vision bukan suatu ide, tetapi lebih dari
kekuatan hati manusia yang menghasilkan kekuatan. Menggerakkan individu untuk mencapai
tujuan. Menghubungkan setiap orang menghimpun kekuatan bersama. Pada level yang
sederhana visi bersama menjawab pertanyaan “ apa yang ingin kita lakukan ?” Hanya sebagai
visi personal adalah gambaran atau hayalan orang yang membawa dalam kepala dan hati. Visi
adalah vital dalam organisasi pembelajar sebab hal ini menyediakan focus dan energy untuk
pembelajaran.
Proses belajar individu tidak akan menjamin terjadinya organisasi pembelajar, jika tidak ada
komitmen bersama tentang masa depan yang ingin dicapai bersama. Mereka harus sadar
bahwa tanpa ada organisasi (tindakan kolektif – bersinergi), pencapaian visi atau perjuangan
pribadi akan sulit untuk dicapai. Melalui tindakan kolektif visi pribadi tersebut lebih realistis
untuk dicapai.

Seperti misal; perjuangan buruh yang dipimpin oleh Spartacus. Ketika tentara Romawi mencari
Spartacus, secara sukarela mereka merelakan nyawanya dengan mengaku sebagai Spartacus.
Mereka sadar bahwa gerakan pembebasan buruh dapat diwujudkan melalui tindakan kolektif.
Intinya, shared vision adalah terbangunnya komitmen anggota organisasi untuk
mengembangkan visi bersama, serta sama-sama merumuskan strategi untuk mencapai visi
tersebut.

Tidak satupun organisasi menjadi besar tanpa tujuan, nilai dan misi yang datang secara
bersama. Suatu pernyataan visi atau karisma seorang pemimpin saja tidak cukup. Sebuah visi
asli lahir dari pembelajaran sebab orang dalam organisasi ingin mencapai tujuan. Apa yang
dimaksud dengan menciptakan ? Jawabannya ialah visi anda dan orang-orang secara bersama-
sama dibangun .

Visi bersama adalah vital untuk pembelajaran organisasi yang ingin menyediakan fokus dan
tenaga bagi karyawannya. Orang-orang belajar terbaik ketika mereka bekerja keras untuk
mencapai hal-hal yang berarti bagi mereka, kenyataannya anda tidak mempunyai organisasi
pembelajaran tanpa visi bersama. Mencapai tujuan membangun visi tidak hanya dengan
komitmen tetapi berfikir dan bertindak.

Organisasi pembelajar adalah usaha untuk membuat organisasi maju dan dapat bergerak cepat.
Semua karyawan pada semua level menanggung visi Pada gaya hierarki lama, hanya bos yang
membuat keputusan dan sangat lambat. Kerjasama sekelompok diharapkan dan sangat
penting, setiap individu harus mempunyai komitmen personal untuk perkembangan dan
pertumbuhan dan perubahan untuk menjadi lebih baik.

Apa visi yang ditemukan dalam hati kita ? Menurut WordNet, sebuat visi adalah gambaran
mental yang hidup. Dalam konteks ini, hdup berarti seperti kehidupan dan grafis. Berdasar hal
ini, dapat disimpulkan bahwa visi adalah sebuah grafis dan gambaran mental seperti kehidupan
yang sangat penting pada kita, dipegang didalam hati kita. Visi sering berupa tujuan yang secara
individu ingin dicapai. Dalam system thinking bahwa tujuan lebih sering dimaksud adalah tujuan
jangka panjang, kadang-kadang dapat menjadi sebuah bintang yang memimpin individu.
Visi bersama dari organisasi harus dibangun oleh oleh visi individu dari para anggota.Apa yang
dimaksud oleh pemimpin dalam organisasi pembelajar adalah bahwa visi organisasi tidak
diciptakan oleh pemimpin, melainkan, visi harus diciptakan melalui interaksi dengan individu
dalam organisasi. Hanya melalui kompromi antara visi individu dan mengembangkan visi-visi
tersebut maka visi bersama dapat diciptakan. Peran pemimpin dalam mengkreasikan visi
bersama adalah membagi visi masing-masing dengan karyawan. Ini tidak harus dilakukan
dengan menekankan bahwa visi atas orang lain tetapi mendorong yang lain berbagi visi mereka.
Berdasarkan visi tersebut visi organisasi dapat meningkat.

Refleksi atas visi bersama membawa pertanyaan apakah tiap individu dalam organisasi harus
berbagi sisa dari visi organisasi. Jawabanyya adalah tidak, tetapi individu yang tidak membagi
visi tidak akan berkontribusi sebanyak pada organisasi. Bagaimana seseorang memulai
membagi sisa dari visi organisasi ? Senge (1990) menekankan bahwa visi tidak dapat dijual.
Untuk sebuah visi bersama berkembang. Para anggota organisasi harus melebur kedalam visi.
Perbedaan antara keduanya ialah melalui keterlibatan anggota organisasi memilih
berpartisipasi.

Jika suatu organisasi yang mempunyai visi bersama, kekuatan berubah datang dari yang
dikatakan Senge “ Creative Tension “ Ketegangan kreatif adalah perbedaan antara visi bersama
dan kenyataan sekarang. Dengan kommitmen yang benar-benar tulus anggota menciptakan
Creative tension yang akan membawa organisasi mencapai tujuan.

How to Create a Shared Vision Statement

A vision statement is an aspirational description of what an


organization would like to achieve or accomplish in the future.
It is intended to serve as a clear guide for choosing current and
future courses of action.

Having a clear vision can give a team direction and inspiration,


and be the foundation for goal setting and action planning. In
today's uncertain economic climate, having a sense of hope,
that there is a light at the end of the tunnel, is more important
than ever.
There's two ways a leader can create a vision statement: by themselves, or collaboratively. The
advantages of involving others in the creation of a vision are a greater degree of commitment,
engagement, and diversity of thought.

When others are involved in the creation, it becomes "our vision". When a leader does it alone,
it becomes "your" vision.

Unfortunately, well intended leaders have gotten teams together and turned what could have
been a fun, energizing, productive session into a trip to the bowels of meeting hell. They focus
too much time on the agonizing process of wordsmithing a document, and not enough time on
what really matters. The objective is to energize the team, gain commitment, and provide
direction - not a pretty poster and laminated cards.

So if you're taking over a new team, starting a project, or just need to take your team in
another direction, here is a 10 step process on how to create a shared vision statement:

1. Get the right people on the bus

It all starts with getting the right people together. In many cases, this may just be your own
employees. In other cases, it could be dotted-line team members, project team members, and
other key stakeholders who might have good ideas to contribute and have a part to play in
implementation of the vision.

2. Preparation

Schedule at least a 1/2 day, or a full day for larger, more complex scenarios. An off-site location
is best, if possible. You want to minimize interruptions, and get people away from their day-to-
day environment in order to stimulate creativity. For dispersed teams, a live meeting is a must.

Consider the use of a neutral "facilitator". That is, someone trained in group process that has no
biases or stake in the game. That way, as a leader, you are able sit back and focus on being a
participant, and not have to worry about the mechanics of the meeting. Removing yourself as
the focal point also helps open up the free flow of open dialog.

Rule of thumb: for every hour of meeting time, double the amount of preparation needed.

3. Determine appropriate "input" to the vision.

Schedule the meeting far enough ahead of time to allow for preparation. Send out documents
to review ahead of time, i.e., market research, competitor analysis, survey results, or any other
information needed to prepare the participants. Establish the expectation that preparation is a
must in order to participate, and follow-up to make sure people have done their pre-work.
Following up may sound like baby-sitting, but it's also a good excuse to get a feel for where
each participant is coming from, plant some seeds, and create a little pre-meeting buzz.

Consider adding internal or external guest speakers to the early part of your agenda. For
example, when I first took over my current team, I brought in senior leaders to discuss company
strategy and leadership development implications, as well as an external consultant to review
trends and best practices.

4. Set the stage.

At the start of the meeting, review the desired outcomes, agenda, process and ground rules.
Take extra time here to check for understanding and agreement. Doing this sets the stage for
how the rest of the day will flow - you are modeling collaboration and consensus. Going slow
here will allow you to go fast for the rest of the day.

5. Create and use a process that ensures full participation, openness, creativity, and
efficiency.

A trained facilitator can help you with this, or you can design it yourself. The key is to have a
plan and process - you can't just go in and "wing it" like you may be used to doing in a regular
meeting. Here's a process that I've used:

- Explain to the team what a vision statement is and why they are important. You might show a
few examples.

- Ask the group to imagine what this team, organization, or project could look like 3-5 years
from now. What would success look like? What could you achieve? What would they love to
achieve? If they were to pick up a newspaper 3-5 years from now, what would the headline say
about what this group has accomplished?

- Either individually, in pairs, or in groups of 3-4, have people create those headlines on flip
charts. Tell them to include pictures, phrases, or anything else to describe that desired future.
Give them about 30 minutes.

- Ask each person or team report out to the larger group. If you are the leader, go last, so you
don't bias the rest of the group. This also gives you the opportunity to incorporate other's ideas
into your vision.

- The facilitator or leader should be listening for and recording on a flip chart key phrases that
describe each vision. This is the time to listen and to ask clarifying questions, but not to
evaluate.

- add up up the number of phrases (n), divide by 3, and give everyone that many stickers to
"vote" with (n/3). Explain it's not really a decision making vote, it's simply a way to quickly take
the temperature of the group and see how much agreement there is.
- Start with phrases that received a lot of vote, discuss, and check for agreement. Do the same
thing for phases that received no or few votes, and ask if those items can be crossed off. Work
your way to the middle items, using the same process - circle it or cross it off.

- If there are any issues where consensus can't be reached after everyone has had a chance to
state their case, then the leader needs to make the final decision.

- You end the meeting with a list of phases that will form the vision statement.

6. Do the "grunt-work" off line

Group time should not be wasted creating the vision statement and wordsmithing it to death.
The leader can do this off-line, and/or ask for 1-2 volunteers to do it. I've even seen it done
during lunch to present back to the team in the afternoon.

7. Talk to the outliers

If there was anyone who disagreed with the output, or who's favorite idea was not
incorporated, talk to them privately to make see how they are committed to the vision. Explore
ways to make connect the vision to their interests and needs. In some cases. they may need to
be given the choice to leave. For example, if Art was really passionate about being the market
leader in the veggie market, and it was decided that you were only going to play in the fruit
market, then Art might be better off joining the Green Giant team.

8. Re-convene the group and review the draft vision statement.

This is a shorter meeting, and can be done over a conference call. Go for "roughly right", or
"directionally sound", vs. falling into the trap of drawn-out debates over using the word "grow"
or "increase".

9. Review the draft with key extended stakeholders that were not at the meeting.

This is the time to review the vision with your manager, peers, customers, suppliers, and
anyone one that has a stake in your team's work. It's a chance to get input and make it better,
and to begin to build a broader coalition of support.

10. Communicate the vision and begin to make it a reality.

A vision is just a dream without solid goals and action plans. That's the team's next step and
requires at least another meeting. Communicating your vision in a way that inspires others is
covered in another post. Get some of your creative people involved to bring it alive in a way
that inspires, using images, metaphors, and stories.
Investing the time to create a shared vision may be the best investment you've ever made as
the leader of your team.

Daftar Pustaka:
 Junaedi, edy. 2006. Visi yang Bervisi. http://www.btn.co.id
 Sinamo, Jansen. 2005 .Visi dan Misi; Kekuatan atau Hiasan.
http://www.pembelajar.com
 Rusydi, febdian. 2004. Kenapa Misi – Visi?. http://kampanye.febdian.net/misi-visi.htm
 Hru. 2006. Mereview Kembali Visi Misi Organisasi.
http://heru.wordpress.com/2006/07/26/mereview-kembali-visi-misi-organisasi/
Cara Membuat Pernyataan Visi Bersama

A vision statement is an aspirational description of what an


organization would like to achieve or accomplish in the future. Pernyataan visi merupakan
gambaran aspirasi dari apa yang organisasi ingin mencapai atau capai di masa depan. It is
intended to serve as a clear guide for choosing current and future courses of action. Hal ini
dimaksudkan untuk menjadi panduan yang jelas untuk memilih program saat ini dan masa depan
tindakan.

Having a clear vision can give a team direction and inspiration, and be the foundation for goal
setting and action planning. Memiliki visi yang jelas dapat memberikan arah tim dan inspirasi,
dan menjadi dasar untuk menetapkan tujuan dan perencanaan tindakan. In today's uncertain
economic climate, having a sense of hope, that there is a light at the end of the tunnel, is more
important than ever. Dalam iklim yang tidak menentu ekonomi saat ini, memiliki rasa harapan,
bahwa ada cahaya di ujung terowongan, lebih penting daripada sebelumnya.

There's two ways a leader can create a vision statement: by themselves, or collaboratively. Ada
dua cara seorang pemimpin dapat membuat pernyataan visi: sendiri, atau bersama-sama. The
advantages of involving others in the creation of a vision are a greater degree of commitment,
engagement, and diversity of thought. Kelebihan orang lain yang terlibat dalam penciptaan
sebuah visi adalah tingkat yang lebih besar dari komitmen, keterlibatan, dan keragaman
pemikiran.

When others are involved in the creation, it becomes "our vision". Ketika orang lain terlibat
dalam penciptaan, menjadi "visi kami". When a leader does it alone, it becomes "your" vision.
Ketika seorang pemimpin melakukannya sendirian, ia menjadi visi "Anda".

Unfortunately, well intended leaders have gotten teams together and turned what could have
been a fun, energizing, productive session into a trip to the bowels of meeting hell. Sayangnya
pemimpin, juga dimaksudkan mendapatkan tim bersama dan ternyata apa yang bisa saja
menyenangkan, energi, sesi produktif menjadi perjalanan ke dalam perut neraka pertemuan.
They focus too much time on the agonizing process of wordsmithing a document, and not
enough time on what really matters. Mereka memfokuskan waktu terlalu banyak pada proses
menyakitkan dari wordsmithing dokumen, dan tidak cukup waktu pada apa yang benar-benar
penting. The objective is to energize the team, gain commitment, and provide direction - not a
pretty poster and laminated cards. Tujuannya adalah untuk energi tim, komitmen keuntungan,
dan memberikan arahan - bukan sebuah poster cantik dan kartu dilaminasi.

So if you're taking over a new team, starting a project, or just need to take your team in another
direction, here is a 10 step process on how to create a shared vision statement: Jadi jika Anda
mengambil alih sebuah tim baru, memulai sebuah proyek, atau hanya perlu membawa tim Anda
ke arah lain, di sini adalah proses 10 langkah tentang cara membuat pernyataan visi bersama:

1. 1. Get the right people on the bus Dapatkan orang yang tepat di bus

It all starts with getting the right people together. Semuanya dimulai dengan mendapatkan orang
yang tepat bersama-sama. In many cases, this may just be your own employees. Dalam banyak
kasus, ini hanya mungkin karyawan anda sendiri. In other cases, it could be dotted-line team
members, project team members, and other key stakeholders who might have good ideas to
contribute and have a part to play in implementation of the vision. Dalam kasus lain, bisa jadi
anggota tim bertitik-line, anggota tim proyek, dan stakeholder kunci lainnya yang mungkin
memiliki ide yang baik untuk berkontribusi dan memiliki peranan dalam pelaksanaan visi.

2. 2. Preparation Persiapan

Schedule at least a 1/2 day, or a full day for larger, more complex scenarios. Jadwal setidaknya 1
/ 2 hari, atau hari penuh untuk lebih besar, skenario lebih kompleks. An off-site location is best,
if possible. Lokasi off-site adalah yang terbaik, jika mungkin. You want to minimize
interruptions, and get people away from their day-to-day environment in order to stimulate
creativity. Anda ingin meminimalkan interupsi, dan membuat orang menjauh dari lingkungan
mereka sehari-hari dalam rangka untuk merangsang kreativitas. For dispersed teams, a live
meeting is a must. Untuk tersebar tim, pertemuan hidup adalah suatu keharusan.

Consider the use of a neutral "facilitator". Pertimbangkan penggunaan "fasilitator" netral. That is,
someone trained in group process that has no biases or stake in the game. Artinya, seseorang
yang terlatih dalam proses kelompok yang tidak memiliki bias atau dipertaruhkan dalam
permainan. That way, as a leader, you are able sit back and focus on being a participant, and not
have to worry about the mechanics of the meeting. Dengan begitu, sebagai seorang pemimpin,
anda sudah bisa duduk dan fokus untuk menjadi peserta, dan tidak perlu khawatir tentang
mekanisme rapat. Removing yourself as the focal point also helps open up the free flow of open
dialog. Menghapus diri Anda sebagai focal point juga membantu membuka aliran bebas dari
dialog terbuka.

Rule of thumb: for every hour of meeting time, double the amount of preparation needed. Aturan
praktis: untuk setiap jam dari waktu pertemuan, dua kali lipat jumlah persiapan yang dibutuhkan.

3. 3. Determine appropriate "input" to the vision. Tentukan sesuai "masukan" untuk visi.
Schedule the meeting far enough ahead of time to allow for preparation. Jadwal pertemuan
cukup jauh waktu untuk memungkinkan persiapan. Send out documents to review ahead of time,
ie, market research, competitor analysis, survey results, or any other information needed to
prepare the participants. Mengirimkan dokumen untuk meninjau terlebih dahulu, yaitu, riset
pasar, analisis pesaing, hasil survei, atau informasi lain yang diperlukan untuk mempersiapkan
para peserta. Establish the expectation that preparation is a must in order to participate, and
follow-up to make sure people have done their pre-work. Menetapkan harapan bahwa persiapan
adalah suatu keharusan agar dapat berpartisipasi, dan tindak lanjut untuk memastikan orang-
orang telah melakukan pra-kerja. Following up may sound like baby-sitting, but it's also a good
excuse to get a feel for where each participant is coming from, plant some seeds, and create a
little pre-meeting buzz. Menindaklanjuti mungkin terdengar seperti bayi-duduk, tetapi juga
alasan yang baik untuk merasakan dimana setiap peserta berasal dari, tanaman beberapa biji, dan
menciptakan buzz pra-pertemuan kecil.

Consider adding internal or external guest speakers to the early part of your agenda.
Pertimbangkan menambahkan pembicara tamu internal atau eksternal ke bagian awal dari
agenda Anda. For example, when I first took over my current team, I brought in senior leaders to
discuss company strategy and leadership development implications, as well as an external
consultant to review trends and best practices. Sebagai contoh, ketika saya pertama kali
mengambil alih tim saya saat ini, aku membawa para pemimpin senior untuk membahas strategi
perusahaan dan implikasi pengembangan kepemimpinan, juga sebagai konsultan eksternal untuk
meninjau tren dan praktik terbaik.

4. 4. Set the stage. Set panggung.

At the start of the meeting, review the desired outcomes, agenda, process and ground rules. Pada
awal rapat, meninjau hasil yang diinginkan, agenda, proses dan aturan-aturan dasar. Take extra
time here to check for understanding and agreement. Luangkan waktu ekstra di sini untuk
memeriksa pemahaman dan kesepakatan. Doing this sets the stage for how the rest of the day
will flow - you are modeling collaboration and consensus. Melakukan hal ini menetapkan
panggung untuk bagaimana sisa hari itu akan mengalir - Anda pemodelan kolaborasi dan
konsensus. Going slow here will allow you to go fast for the rest of the day. Going lambat di sini
akan memungkinkan Anda untuk pergi cepat untuk sisa hari itu.

5. 5. Create and use a process that ensures full participation, openness, creativity, and
efficiency. Membuat dan menggunakan proses yang menjamin partisipasi penuh,
keterbukaan, kreativitas, dan efisiensi.

A trained facilitator can help you with this, or you can design it yourself. Seorang fasilitator yang
terlatih dapat membantu Anda dengan ini, atau Anda dapat merancang sendiri. The key is to
have a plan and process - you can't just go in and "wing it" like you may be used to doing in a
regular meeting. Kuncinya adalah untuk memiliki rencana dan proses - Anda tidak bisa hanya
masuk dan "sayap itu" seperti Anda dapat digunakan untuk melakukan dalam pertemuan rutin.
Here's a process that I've used: Berikut adalah proses yang telah saya gunakan:
- Explain to the team what a vision statement is and why they are important. - Jelaskan kepada
tim apa pernyataan visi dan mengapa hal itu penting. You might show a few examples. Anda
mungkin menunjukkan beberapa contoh.

- Ask the group to imagine what this team, organization, or project could look like 3-5 years
from now. - Mintalah kelompok untuk membayangkan apa yang tim ini, organisasi, atau proyek
bisa terlihat seperti 3-5 tahun dari sekarang. What would success look like? Apa yang akan
sukses itu? What could you achieve? Apa yang bisa Anda capai? What would they love to
achieve? Apa yang akan mereka suka untuk mencapai? If they were to pick up a newspaper 3-5
years from now, what would the headline say about what this group has accomplished? Jika
mereka untuk mengambil sebuah koran 3-5 tahun dari sekarang, apa yang akan judul katakan
tentang apa grup ini telah dicapai?

- Either individually, in pairs, or in groups of 3-4, have people create those headlines on flip
charts. - Baik secara individu, berpasangan, atau dalam kelompok 3-4, telah membuat orang-
orang headline pada flip chart. Tell them to include pictures, phrases, or anything else to describe
that desired future. Katakan kepada mereka untuk memasukkan gambar, frasa, atau apa pun
untuk menggambarkan bahwa masa depan yang diinginkan. Give them about 30 minutes. Beri
mereka sekitar 30 menit.

- Ask each person or team report out to the larger group. - Minta setiap orang atau laporan tim
keluar ke kelompok yang lebih besar. If you are the leader, go last, so you don't bias the rest of
the group. Jika Anda pemimpin, pergi terakhir, sehingga Anda tidak bias sisa kelompok. This
also gives you the opportunity to incorporate other's ideas into your vision. Hal ini juga
memberikan Anda kesempatan untuk menggabungkan ide-ide lain ke dalam visi Anda.

- The facilitator or leader should be listening for and recording on a flip chart key phrases that
describe each vision. - Fasilitator atau pemimpin harus mendengarkan dan merekam pada flip
chart frase kunci yang menjelaskan visi masing-masing. This is the time to listen and to ask
clarifying questions, but not to evaluate. Ini adalah waktu untuk mendengarkan dan mengajukan
pertanyaan klarifikasi, tetapi tidak untuk mengevaluasi.

- add up up the number of phrases (n), divide by 3, and give everyone that many stickers to
"vote" with (n/3). - Menambah atas jumlah frase (n), dibagi dengan 3, dan memberikan semua
orang yang banyak stiker "memilih" dengan (n / 3). Explain it's not really a decision making
vote, it's simply a way to quickly take the temperature of the group and see how much agreement
there is. Jelaskan tidak benar-benar pengambilan keputusan suara, ini hanyalah cara cepat untuk
mengambil suhu kelompok dan lihat berapa banyak perjanjian yang ada.

- Start with phrases that received a lot of vote, discuss, and check for agreement. - Mulailah
dengan frase yang menerima banyak suara, mendiskusikan, dan periksa perjanjian. Do the same
thing for phases that received no or few votes, and ask if those items can be crossed off. Lakukan
hal yang sama untuk fase yang menerima suara tidak ada atau sedikit, dan bertanya apakah
mereka barang yang bisa dicoret. Work your way to the middle items, using the same process -
circle it or cross it off. Bekerja dengan cara Anda ke item tengah, dengan menggunakan proses
yang sama - lingkaran atau silang it off.
- If there are any issues where consensus can't be reached after everyone has had a chance to
state their case, then the leader needs to make the final decision. - Jika ada masalah di mana
konsensus tidak dapat dicapai setelah setiap orang memiliki kesempatan untuk menyatakan kasus
mereka, maka pemimpin harus membuat keputusan akhir.

- You end the meeting with a list of phases that will form the vision statement. - Anda akhirnya
pertemuan dengan daftar fase yang akan membentuk pernyataan visi.

6. 6. Do the "grunt-work" off line Lakukan "mendengus-pekerjaan" off line

Group time should not be wasted creating the vision statement and wordsmithing it to death.
Kelompok waktu tidak boleh sia-sia menciptakan pernyataan visi dan wordsmithing sampai mati.
The leader can do this off-line, and/or ask for 1-2 volunteers to do it. Pemimpin dapat melakukan
hal ini secara off-line, dan / atau meminta 1-2 relawan untuk melakukannya. I've even seen it
done during lunch to present back to the team in the afternoon. Aku bahkan melihat hal itu
dilakukan selama makan siang untuk hadir kembali ke tim di sore hari.

7. 7. Talk to the outliers Bicara ke outliers

If there was anyone who disagreed with the output, or who's favorite idea was not incorporated,
talk to them privately to make see how they are committed to the vision. Kalau ada orang yang
tidak setuju dengan output, atau siapa ide favorit tidak dimasukkan, berbicara dengan mereka
secara pribadi untuk membuat melihat bagaimana mereka berkomitmen untuk visi tersebut.
Explore ways to make connect the vision to their interests and needs. Explore cara untuk
membuat terhubung visi untuk kepentingan dan kebutuhan mereka. In some cases. Dalam
beberapa kasus. they may need to be given the choice to leave. mereka mungkin perlu diberikan
pilihan untuk pergi. For example, if Art was really passionate about being the market leader in
the veggie market, and it was decided that you were only going to play in the fruit market, then
Art might be better off joining the Green Giant team. Sebagai contoh, jika Seni benar-benar
bersemangat tentang menjadi pemimpin pasar di pasar sayur, dan diputuskan bahwa Anda hanya
akan bermain di pasar buah, maka Seni mungkin lebih baik bergabung dengan tim Giant Green.

8. 8. Re-convene the group and review the draft vision statement. Kembali
menyelenggarakan kelompok dan meninjau kembali pernyataan visi draft.

This is a shorter meeting, and can be done over a conference call. Ini adalah pertemuan lebih
pendek, dan dapat dilakukan melalui panggilan konferensi. Go for "roughly right", or
"directionally sound", vs. falling into the trap of drawn-out debates over using the word "grow"
or "increase". Pergi untuk "kasar benar", atau "terarah suara", vs jatuh ke dalam perangkap
perdebatan berlarut-larut atas menggunakan kata "tumbuh" atau "meningkatkan".

9. 9. Review the draft with key extended stakeholders that were not at the meeting. Review
draft diperpanjang dengan stakeholder kunci yang tidak di pertemuan tersebut.

This is the time to review the vision with your manager, peers, customers, suppliers, and anyone
one that has a stake in your team's work. Ini adalah waktu untuk meninjau visi dengan manajer
Anda, rekan, pelanggan, pemasok, dan satu orang yang memiliki saham di tim kerja Anda. It's a
chance to get input and make it better, and to begin to build a broader coalition of support. Ini
adalah kesempatan untuk mendapatkan masukan dan membuatnya lebih baik, dan untuk mulai
membangun koalisi yang lebih luas dukungan.

10. 10. Communicate the vision and begin to make it a reality. Mengkomunikasikan visi
dan mulai untuk membuatnya kenyataan.

A vision is just a dream without solid goals and action plans. Visi adalah hanya sebuah mimpi
tanpa tujuan dan rencana aksi yang solid. That's the team's next step and requires at least another
meeting. C ommunicating your vision in a way that inspires others is covered in another post. Itu
langkah berikutnya tim dan membutuhkan setidaknya pertemuan lain. C ommunicating visi Anda
dengan cara yang mengilhami orang lain adalah tercakup dalam pos lain. Get some of your
creative people involved to bring it alive in a way that inspires, using images, metaphors, and
stories. Dapatkan beberapa orang kreatif Anda terlibat untuk membawanya hidup dengan cara
yang mengilhami, menggunakan gambar, metafora, dan cerita.

Investing the time to create a shared vision may be the best investment you've ever made as the
leader of your team. Investasi waktu untuk membuat visi bersama dapat menjadi investasi terbaik
yang pernah dibuat sebagai pemimpin tim Anda.

Anda mungkin juga menyukai