Jangan mengkhawatirkan jabatan tinggi; tetapi khawatirkanlah bagaimana anda akan memainkan peran
tersebut secara tepat. – Konfusius
Biasanya orang percaya bahwa jika segalanya sudah berjalan mulus, maka jangan diganggu, atau
seperti kata pepatah kuno, “Jika tidak rusak, janganlah diperbaiki.”
Dan ternyata itu adalah pendapat salah, dan sebenarnya saat yang terbaik untuk mencoba sesuatu yang
baru, mengambil risiko, bergerak
dengan arah yang berbeda, inilah yang dimaksudkan dengan kepemimpinan, “memperbaiki barang
yang tidak rusak”.
Sebagai seorang pemimpin, harus dapat memberikan sense of direction yang baru bagi ”wadahnya”.
Visi lama yang sejak awal dikembangkan oleh para pendiri “wadah” memang sudah tepat dan telah
membawa “wadah” sampai pada tingkat keberhasilannya, tetapi dunia selalu berubah, dan apakah visi
semula masih layak di lanjuti kedepan.
Apa yang harus dilakukan selanjutnya dan mengapa ?
Penjajakan sebuah visi baru memang beralasan, jangan ceroboh.
Kemajuan “wadah” seperti kemajuan manusia, didorong oleh idealisme dan optimisme yang terkandung
dalam visi masa depan yang persuasif dan menarik.
ada banyak visi yang begitu berpengaruh yang berasal dari mereka yng menemukannya di dalam
retrospeksi sebagai nubuat, misalnya: visi Mahatma Gandi, visi Hendry Ford mengenai sebuah mobil di
tiap garasi- visi visi ini mempunyai kekuatan bukan karena sifatnya yang seperti nubuat, tetapi karena
kemampuan visi tersebut membangkitkan imajinasi orang.
2. Visi bukanlah misi. Menyatakan bahwa “wadah” mempunyai sebuah misi adalah sama dengan mengatakan tujuannya,
bukan arahnya. Misalnya, misi seorang petani tidak berubah sejak ribuan tahun lalu, yakni menanam tanaman pangan dan
menjualnya di pasar dengan harga tertentu yang dapat menentu semua biaya produksi dan sejumlahh keuntungan untuk
memenuhi standar hidup yang layak bagi mereka. Akan tetapi, petani tertentu mungkin memiliki visi untuk mewariskan
kepada anak anaknya sebidang tanah yng dua kali lebih luas daripada yang dimilikinya sekarang, sedangkan petani yang
lainnya mempunyai impian untuk membuka pabrik pengalengan hasil hasil pertaniannya, dan petani yang lain lagi mungkin
bermaksud menjadi pelopor dalam menanam sayuran organik.
3. Visi tidak bersifat faktual. Visi tidak ada dan tidak pernah ada di dalam kenyataan sekarang sebagaimana yang dibayangkan
semula. Visi tidak berhubungan dengan realitas sekarang tetapi dengan masa depan yang bersifat kemungkinan dan yang
diinginkan. Visi penuh dengan spekulasi, asumsi, dan penyesuaian penyesuaian nilai. Pada organisasi-organisasi yang
sangat mengandalkan model pengambilan keputusan melalui pengumpulan fakta, pengukuran prestasi dan verifikasi, visi
akan tampak sebagai suatu anakronisme. Namun, tidak adanya basis faktual dalam visi sama sekali tidak berarti kurangnya
informasi atau substansi. Visi harus mempunyai hasil dari proses proses yang sistematis yang menjamin komprehensivitas
dan kepercayaan pada tingkat tertentu.
4. Visi bukan persoalan salah atau benar. Visi hanya dapat dievaluasi secara relatif terhadap arah lain
yang mungkin bagi “wadah”. Dengan kata lain, visi hanya dapat dinilai lebih baik atau lebih
buruk. Lebih rasional atau kurang rasional, lebih aman atau lebih berisiko, lebih tepat atau kurang
tepat atau bahkan cukup baik saja.
5. Visi tidak atau sekurang kurangnya tidak harus bersifat statis, ditetapkan sekali untuk selama
lamanya.
6. Visi bukanlah kendala terhadap tindakan, kecuali bagi mereka yang tidak konsisten dengan visi
tersebut. Sebaliknya, visi dirancang untuk melepaskan dan kemudian mengarahkan kekuatan
organisasi kearah yang disepakati bersama, untuk membuka kesempatan bukan membatasinya, dan
untuk berperan sebagai katalisator perubahan yang diperlukan guna menjamin keberhasilan jangka
panjang sebuah usaha.
MEMULAI PEMBENTUKAN VISI
Merancang sebuah visi baru bagi “wadah” anda, dari manakah anda memulainya ?
1. Pelajari segala sesuatu mengenai “wadah” anda, “wadah-wadah” yang sejenis, dan industri pada umumnya;
informasi mengenai kekuatan dan kelemahan kelompok anda serta tantangan dan peluang di dalam
lingkungannya merupakan hal yang mutlak.
2. Ikut sertakan pihak pihak terkait eksternal (misalnya, pelanggan, investor, masyarakat setempat, dewan
direksi, serikat buruh, pemasok dan lain lain)) dalam proses implementasi visi, mula mula melalui
percakapan informal dan kemudian melalui pendekatan yng lebih formal. Anda paling tidak harus
mempunyai pemahaman yang utuh mengenai “wadah” anda yang mereka dukung.
3. Gunakan akal sehat anda ketika menjajagi berbagai pilihan untuk sebuah visi baru. Sense of Direction bagi
“wadah” anda mungkin jelas, tetapi jangan terlalu diandalkan. Karena semua yang ada dalam industri
mungkin memang bergerak ke arah yang sama, tetapi belum tentu cocok bagi “wadah” anda. Sebenarnya di
dalam “wadah” selalu ada alasan yang memadai untuk menempuh jalan sendiri.
4. Visi yang anda pilih tidak perlu dan tentu saja tidak harus merupakan gagasan murni anda
sendiri. Sering beberapa gagasan bagus muncul dari dalam “wadah” itu sendiri, namun hanya
kalau dicari atau diterima pada waktu ditemukannya. Dapatkan masukan masukan dari semua
rekan kerja dan bawahan anda, libatkan mereka dalam proses penentuan visi dan usahakan agar
mereka mengerti bahwa anda sangat menghargai mereka dalam hal ini.
5. Jika anda orang baru di “wadah” tertentu, jangan menyalahkan kepemimpinan yang lama atau
visinya. Semua orang tahu bahwa anda akan melakukan hal yang berbeda dan mereka tentu
mengharapkan perubahan arah. Sebaliknya, tunjukkan bahwa anda memahami dan menghargai
visi yang ada sekarang, berikan pujian kepada pendahulu anda yang telah membawa “wadah”
sampai tingkat yang sekarang ini, dan berjanjilah untuk terus maju, mempertahankan hal hal
yang baik dari masa lampau namun berusaha memanfaatkan berbagai peluang yang diinginkan
untuk masa yang akan datang.
Perkuliahan dilakukan secara sharing keilmuan dan diakhiri dengan memberikan pertanyaan yang akan di review pada pertemuan minggu depan
PERTANYAAN :
1. Sebagai seorang pemimpin, harus dapat memberikan sense of direction yang baru bagi ”wadahnya”. Jelaskan pengertian tersebut dan berikan
contoh anda.
2. Jelaskan pengertian “CIRI CIRI VISI YANG BENAR” dan brerikan contoh anda.
3. Gambaran gambaran ini bukan merupakan visi yang benar, yang kita inginkan untuk menghasilkan sesuatu yang lain dalam hidup kita kedepan.
Jelaskan Pengertian dari ungkapan tersebut dan berikan contoh anda.
4. Jelaskan apa yang dimaksud oleh “Untuk memulainya, kita harus mengakui bahwa visi adalah model mental sebuah proses, kelompok atau
“wadah” di masa depan.” dan berikan contoh anda.
5. Jelaskan pengertian dari ungkapan berikut: “Sebuah visi adalah potret dunia fiktif yang tidak bisa diamati atau dibuktikan saat ini.: dan berikan
contoh anda.
6. “Visi adalah konstruksi mental yang ada di dalam kekuatan kita untuk mentransformasikannya menjadi kenyataan.” Jelaskan pengertian tersebut
dan berikan contoh anda.
7. visi adalah bahwa visi bersifat idealistis, yang oleh Margaret Mead disebut sebagai Utopia. Mengapa demikian.
8. Coba saudara sebutkan beberapa ciri khusus tersebut dari ungkapan “Visi visi yang memiliki kekuatan dan mampu menghasilkan trasnformasi
yang cenderung mengandung beberapa ciri khusus.”
9. Jelaskan pengertian dari “Apakah yang bukan merupakan Visi.” dan berikan contoh anda.
10. Merancang sebuah visi baru bagi “wadah” anda, dari manakah anda memulainya ?; Coba saudara jelaskan dengan sistematis dan sejelas jelasnya.
SAMPAI JUMPA MINGGU DEPAN
MAHASISWA WAJIB MEMBUAT TUGAS DAN PRESENTASI MATERI PERKULIAHAN MINGGU DEPAN SEBAGAI REVIEW dan
DIADAKAN KOMPETISI ANTAR KELOMPOK DENGAN KRITERIA :
1. MATERI singkat dan jelas;
2. CARA PRESENTASI, intonasi dan bervariasi, ;
3. WAKTU 12 MENIT/KELOMPOK, tidak terlalu cepat dan tidak juga melewati waktu.
HADIAH Rp. 100.000 UNTUK PEMENANG YANG DITENTUKAN OLEH PARA KELOMPOK MELALUI KETUA KELOMPOK.
UANG Rp. 600.000 (UTS), DIPEGANG oleh: ; BANK:
TUGAS 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
K-1
K-2
K-3
K-4
K-5
K-6
Pemenang
Rekapitulasi Daftar Kehadiran KEPEMIMPINAN & KEWIRAUSAHAAN Grup A T.A. 2023 Ruang I.2-10
Kelas Reguler : Hari Senin, Pukul 08.00 WIB-09. 50 WIB.
Dosen : DR.IR. MARTONO ANGGUSTI.,SH.,MM.,M.HUM
Pertemuan Pertemuan Pertemuan
Pertemuan 1 Pertemuan 2 Pertemuan 3 Pertemuan 4 Pertemuan 5/Kulpeng Pertemuan 7 Pertemuan 8 Pertemuan 9 Pertemuan 12 Pertemuan 13 Pertemuan 14
6/Kulpeng 10 11
No Nama Mahasiswa NPM
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10