Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

KEWIRAUSAHAAN

“ORIENTASI KE MASA DEPAN”

Dosen Pengampu : Khafi Puddin, SE, M.Si

Disusun oleh:

 ULFA YULIETTE HUTABARAT

 SASYA CHAIRUNISA

 FERRA FEBY NASUTION

 HAFIZAH DINI

JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN


KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha

Penyayang, karena berkat rahmad dan hidaayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas

tepat pada waktunya. Tugas Makalah tentang “Orientasi Masa ke Depan” bertujuan untuk

memenuhi salah satu tugas Kewirausahaan dari Bapak Khafi Puddin, SE, M.Si

Kami menyadari bahwa dalam penyusunan tugas ini masih banyak terdapat kekurangan

dan jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kami menerima kritikan serta saran yang guna

membangun guna menyempurnakan tugas ini dan dapat menjadi acuan dalam menyusun tugas-

tugas selanjutnya.

Penulis juga memohon maaf apabila dalam penulisan tugas ini terdapat kesalahan

pengetikan dan kekeliruan sehingga membingungkan pembaca dalam memahami maksud

penulis

Medan, Oktober 2018

Kelompok 5

2
DAFTAR PUSTAKA

KATA PENGANTAR...........................................................................2

DAFTAR ISI..........................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.............................................................................4

B. Rumusan Masalah.......................................................................4

BAB II PEMBAHASAN......................................................................5

BAB III PENUTUPAN

Kesimpulan................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Wirausaha harus perspektif, mempunyai visi ke depan, apa yang akan


dilakukandan apa yang ingin dicapai. Karena sebuah usaha bukan didirikan untuk
sementara tapi selamanya. Maka faktor kontinuitas harus dijaga dan pandangan harus
ditujukan jauh kedepan. Untuk menghadapi pandangan jauh ke depan seorang wirausaha
akan menyusun p e r e n c a n a a n d a n s t r a t e g i y a n g m a t a n g , a g a r j e l a s l a n g k a h -
l a n g k a h y a n g a k a n dilaksanakan. Pengusaha yang sukses bukanlah pengusaha yang
bisa memulai bisnis dalam skala besar dalam waktu singkat. Wirausaha bukanlah sebuah
hal yang bisa dibangun secara instant.
Wirausaha sukses adalah mereka yang berhasil mengatasi naik turunnya usaha dan
tetap berdiri tegak. Skala keberhasilan wirausaha bukanlah semata pada jumlah
omset yang dimiliki, akan tetapi lebih pada kemampuan sang wirausaha
u n t u k mempertahankan usahanya dalam menghadapi berbagai arus perubahan yang
sedikitbanyak memiliki pengaruh pada usahanya. Pada bagian ini, mental wirausaha
seseorang sangat diuji. Seseorang boleh saja mengklaim bahwa dia sudah memiliki usaha
tersebut sejak lama, atau mungkin usaha tersebut sudah diwarisi dari orang tua mereka.
Akan tetapi, kehidupan usaha tersebut lebih tergantung pada mental wirausaha orang
tersebut dalam menjalankan roda usahanya.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah orientasi ke masa depan?
2. Seberapa penting orientasi masa depan bagi seorang wirausahawan?
3. Bagaimana wirausaha yang memiliki karakter visioner?
4. Bagaimana wirausaha yang berpikiran positif?
5. Bagaimana wirausaha yang memiliki karakter berpengetahuan luas sesuai bidangya?

4
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengantar
Mulailah dengan mimpi dan bermimpilah untuk mempunyai uang , yang sangat banyak
sehingga kita dapat melakuka apa saja dengan impian – impian ini. Masalahnya, bagaimana
caranya agar kita dapat mengubah impian jadi kenyataan?
Maka mulailah mengerahkan seluruh energi yang telah kita kerahkan untuk impian yang
satu ini. Karakter yang harus dimiliki oleh seorang wirausaha yang berorientasi ke masa depan
yaitu :
1. Visioner
2. Berpikir Positif ( Positive Thinking)
3. Memiliki Pengetahuan (Knowledge) yang luas.

B. Visioner
Orang yang berorientasi ke masa depan ialah orang yang memiliki perpektif dan
pandangan ke masa depan. Karena ia memiliki pandangan yang jauh ke masa depan, ia selalu
berusaha berkarsa dan berkarya. Kuncinya pada kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang
baru dan berbeda degan yang telah ada sekarang.oleh sebab itu ia selalu mempersiapkannya dan
mencari peluang.
Bisnis utama para pemimpin sejati yaitu Visi. Mereka melakukan “survei pasar” untuk
mengenal kebutuhan “konsumennya”. Mereka merancang konsep “produk dan jasa” yang akan
“diproduksinya”. Mereka mempersiapkan “saluran distribusi” , melakukan “promosi” , dan
merekrut “agen-agen”. Mereka menetapkan “harga produk/jasa” dan memberikan “personal
guarantee” kepada para “kosumen”.
Pemimpin tidak mungkin memimpin tanpa adanya visi. Kepemimpinan tanpa visi itu
tidak ada. Kalaupun ada , hanya seolah olah ada , tidak sejati dan tidak sungguh sungguh ada.
Menurut Harefa dalam aharefa@cbn.net.id (2005) menytaan bahwa ada 17
kemungkinangagalnya mewujudkan visi yaitu :
1. Visi itu tidak cukup jelas.
2. Visi itu tidak ukup dikomunikasikan
3. Visi itu tidak cukup menarik perhatian.
4. Visi itu tidak sesuai dengan harapan dan keinginan banyak orang.

5
5. Visi itu tidak cukup sederhana dapat diingat
6. Visi itu tidak cukup memotivasi
7. Visi itu tidak cukup ambisius
8. Visi itu tidak sesuai dengan nilai-nilai yang dianut sebagian besar orang.
9. Visi itu tidak menginspirasi antusiaisme
10. Visi itu kalau tercapai , tidak memberikan rasa bangga.
11. Visi itu tidak mampu memberi makna dalam kaitannya dengan kehidupan sehari-
hari .
12. Visi itu tidak merefleksikan keunikan
13. Visi itu tidak diyakini dapat dicapai.
14. Visi tu membuat orang bersedia berkorban
15. Visi itu tidak “bernapas” atau tidak “hidup”
16. Visi itu tidak dirumuskan secara posistif dan
17. Visi itu tidak dapat dipelihara bai-baik oleh penggasnya.

Visi itu bukan sekedar rumusan kata-kata indah yang puitis dan enak didengar .bahkan visi
juga bukan sekedar hasil olahan pengetahuan (knowledge management) meski ia mencakup hal
itu. Visi tidak mungkin diperoleh dari pelatihan (training) sebab pada hakikatnya visi ukan suatu
keterampilan. Visi harus berangkat dari hati (heart) , perenungan, dan proses pembelajaran yang
kemudian di “bingkai” oleh akal budi (ratio,pengetahuan) dan kemudian direalisasika lewat
tindakan nyata (will, keterampilan)

C. BERPIKIR POSITIF (POSITIVE THINKING)

Berpikir  Positif  adalah  awal  dari  lahirnya  sikap  optimis.  Ketika  seseorang  telah 
berpikiran  positif  dalam  menjalankan  usahanya,  maka  akan muncul  yang  disebut 
kepercayaan  diri  dari  dalam  dirinya  yang  akan  menjadikan  kekuatan 

diri  dalam  menjalankan  usaha  dan  sebagai  alasan  mengapa  dirinya  bertahan  di  saat  yang 
lain  menyerah. Tanda-tanda seseorang berpikir positif yaitu:

1. Orang dengan cara pandangnya untuk perbaikan, kreatif, bekerja produktif, dab efisien.
Jadi, hasil akhir dari pemikiran positif yaitu kreatif, produkti, dan efisien. Diketahui,
kreatif merupakan tindakan penting seseorang pengusaha agar terus maju.

6
2. Pikiran diisi dengan tujuan baik. Keinginan untuk maju, memperbaiki kesalahan yang
pernah terjadi, bekerjasama dan saling membantu.
3. Dengan berpikir postif, maka jauh dari sifat-sifat ketidaksenangan, saling menjatuhkan
dengan cara yang tidak sehat.

Sikap positif seorang wirausaha, yaitu:

1. Selalu menggunakan pikiran secara produktif.


2. Bergaul dengan orang yang berpikiran dan bertindak wirausaha.
3. Fleksibel terhadap ide/gagasan.
4. Dapat mengubah lingkungan, atau pindah ke lingkungan yang lebih positif.
5. Dapat menyelesaikan konflik mental secepat mungkin.
6. Kemampuan mengambil keputusan dalam suasana stress.

Mengenai kegunaan cara berpikir positif, dikaitkan dengan keberhasilan perusahaan,


mengarahkan pengusaha untuk berpikir masuk akal. Keberhasilan suatu perusahaan lain
merupakan cambuk, tidak menyebabkan patah semangat, mau menerima, belajar meniru,
danakhirnya juga dapat berhasil. Melalui pikiran yang jernih dan positif, jika diterapkan pada
usahanya, akan mempunyai pegaruh yang sangat baik terhadap keberhasilan usaha.

Wirausaha yang handal adalah wirausaha yang mampu membaca, menangkap, dan mengolah
peluang “Chance” yang muncul yang berprospek dan bukan mengembangkan bisnis yang telah
ada. Yang namanya peluang jarang terjadi dua kali, maka jangan sia-siakan peluang yang telah
ada dan hadapi dengan berani. Peluang akan hilang karena Negatif Thinking, seperti:

1. Rasa Takut, karena tidak mengawali dan tidak berani mengolah peluang bisnis yang
sudah memadai disekitarnya
2. Iri Hati dan Dendam, karena tidak senang dengan keberhasilan orang lain yang
seharusnya iri hati dijadikan untuk mengintropeksi diri sekalian mencar way out nya
mengapa kegagalann terjadi dan jadikan dendam bagaimana posisi dan produk lebih
bagus.
3. Kemalasan

7
4. Kebiasaan Buruk, seperti sombong, tidak mau mendengar atau menerima ide orang lain,
sangat birokratis dan tidak fleksibel, selalu memaksa kehendak dan toleransi, dan bersifat
otoriter dan gila hormat dan sanjungan.
5. Arogan, yaitu merasa keberhasilan diraih karena potensi diri sendiri.

D. PENGETAHUAN (KNOWLEDGE)
  Pengetahuan  atau sains didefinisikan sebagai studi sistematis yang diperoleh melalui
suatu observasi, penelitian, serta telah diuji coba yang mengarah pada sebuah penentuan dengan
sifat dasar atau berupa prinsip sesuatu yang sedang dipelajari, diselidiki, dan sebagainya.

Tidak akan ada sukses tanpa ada sebuah pengetahuan dasar untuk bisnis yang baik.zaman
sekarang pendidikan ialah nomor satu.rasulullah juga mewajibkan menuntut ilmu dari ayunan
sampai keliang kubur.pendidikan ini bukan berarti harus masuk perguruan tinggin,melainkan
pendidikan dalam bentuk kursus,penataran,dan membaca buku.

Dalam pengertian tradisional, kecerdasaan meliputi kemampuan membaca, menulis,


berhitung sebagai jalur sempit keterampilan kata dan angka yang menjadi focus pada pendidikan
formal dan mampu mengarahkan seseorang umtuk mencapai kesuksesan dibidang akademis.
Namun terdapat kecerdasaan lain diluar IQ(intellectual quotient), seperti bakat ketajaman
pengamatan social, hubungan social, serta kematangan emosional,

Goleman (1996) menyatakan bahwa kecerdasaan emosional nadalah kecakapan dan


meliputi kemampuan untuk mengendalikan diri sendiri dari gejolak, tidak merasa puas,
mengatur suasana hati, dan mengelola kecemasan supaya tidak mengganggu kemampuan
berpikir, berempati,serta berharap.

Goleman (1996) mengungkapkan lima wilayah kecerdasaan emosional yang dapat


menjadi pedoman bagi individu untuk mencapai kesuksesan dalam kehidupan sehari hari

a. Mengenali emosi diri


Kesadaran diri dalam mengenali persaan ketika perasan itu terjadi merupakan dasar
dari kecerdasaan emosional (EQ)
b. Mengelola emosi
Menangani perasan agar dapat terungkap dengan tepat
c. Memotivasi diri
8
Yaitu dengan cara mengendalikan dorongan hati, derajat kecemasan, kekuatan
berpikir positif dan optimis, dan keadaan yang flow
d. Mengenali emosi orang lain
Yaitu apabila seseorang terbuka pada emosi sendiri, maka dapat dipastikan dia akan
terampil membaca persaan orang lain.
e. Membina hubungan dengan orang lain
Dengan membina hubungan dengan orang lain dalam kehidupan sehari-hari
merupakan keterampilan social.
Bagaimana pun kecerdasaan tidaklah berarti apa-apa apabila emosinya tidak
terkendali. orang dengan keterampilan emosional yang baik kemumgkinan besar akan
lebih bahagia dan berhasil dalam kehidupan sekaligus mampu menguasai kebiasan
pikiran yang mendorong produktivitas mereka.beberapa kemerosotan emosi tanpak
semakin parah masalah spesifiknya sebagai berikut
1. Menarik diri dari pergaulan atau masalah social
2. Mudah cemas dan depresi
3. Memiliki masalah dalam hal perhatian atau berpikir
4. Nakal atau agresif

Adapun komponen dasar kecerdasaan emosional dibagi menjadi lima bagian


(Ridwan,2002).sebagai berikut;

1. Kemampuan dalam diri yang mncakup kesadaran emosional, asertivitas,


menghargai diri sendiri, dan aktualisasi diri.
2. Kualitas dan kemampuan dalam menjalin hubungan dengan orang lain
3. Kemampuan memecahkan masalah
4. Menjaga diri agar tetap tenang dan terkendali
5. Berpikir serta berperasaan positif.

9
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan
Jadi definisi Kewirausahaan adalah methode yang tujuannya untuk menerapkan ide inovatif
dan memanfaatkan peluang untuk mendapatkan sesuatu yang bernilai. Kewirausahaan memiliki
prosess yang sangat dinamis untuk menciptakan sesuatu yang disertai hal seperti tenggang
waktu, modal, sumber daya dan pastinya juga resiko.

Seseorang yang ingin memulai bisnis tentu harus memiliki jiwa bisnis atau kewirausahaan.
Tanpa jiwa kewirausahaan bisa jadi bisnis yang sedang dirintis berhenti di tengah jalan karena
penyebab yang simple, seperti ketidak mampuan mengatasi kepercayaan diri untuk
menjalankan bisnis yang digelutinya.

10
DAFTAR PUSTAKA

Suryana, Yuyus dan Kartib Bayu. “Kewirausahaan Pebdekatan Karakteristik


Wirausahawan Sukses”. Edisi Kedua.

11

Anda mungkin juga menyukai