Anda di halaman 1dari 2

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Revitalisasi Sektor Primer ( Pertanian di Indonesia)


Revitalisasi adalah suatu proses atau  perbuatan untuk menghidupkan kembali suatu hal
yang sudah terberdaya, sehingga revitalisasi berarti menjadikan sesuatu atau perbuatan untuk
menjadi vital dalam langkah selanjutnya. Revitalisasi pertanian, perikanan dengan tujuan untuk
meningkatkan kesejahteraan petani dan nelayan turur menyumbang terhadap pertumbuhan
produk domestik bruto (PDB), ekspor non migas, serta penyerapan tenaga kerja nasional.
Dalam tahun 2007, ada 4 (empat) fokus kebijakan revitalisasi  dalam kebijakan pertanian yaitu :
(1) Ketahanan pangan nasional.
(2) Peningkatan kualitas pertumbuhan produksi pertanian, perikanan.
(3) Pengembangan diversifikasi ekonomi dan infrastruktur perdesaan.
(4) Pengembangan sumber daya alam sebagai sumber energi berkelanjutan yang terbarukan
(renewable energy).
2.1.1 Langkah-langkah untuk mengatasinya agar revitalisasi pertanian
Permasalahan yang Dihadapi dalam pertanian :
(1) Masih rentannya produksi padi sebagai akibat banyaknya bencana banjir dan tanah longsor
yang terjadi pada tahun 2006.
(2) Rendahnya tingkat produktivitas ternak dan belum berfungsinya sistem kesehatan hewan
nasional, terutama di daerah-daerah yang dapat mengganggu produksi dan keamanan pangan
hasil ternak.
(3) Rendahnya tingkat produktivitas dan kualitas hasil perkebunan dan hortikultura meskipun
luas lahan terus bertambah karena adanya investasi.
(4) Sistem penyuluhan yang belum berfungsi penuh di daerah-daerah yang masih perlu terus
diperkuat untuk dapat memperlancar diseminasi dan penerapan teknologi produksi, teknologi
pengolahan, dan peningkatan mutu hasil.
(5) Mengoptimalisasi dan rehabilitasi lahan serta jaringan irigasi, jalan desa, dan jalan usaha tani
yang masih memerlukan partisipasi masyarakat.
        
2.2 Langkah-langkah kebijakan dan hasil-hasil yang dicapai
Dalam rangka mengatasi masalah keterbatasan sumber daya lahan, upaya yang dilakukan
adalah berupa perluasan sawah/lahan pertanian baru, khususnya di luar Jawa. Guna
mengendalikan alih fungsi lahan dilakukan peningkatan koordinasi dengan instansi terkait dan
pemerintah daerah. Langkah ini dilakukan seiring dengan upaya peningkatan produktivitas dan
kualitas hasil sehingga usaha pertanian, terutama padi akan memberikan pendapatan dan
keuntungan yang mencukupi kebutuhan hidup rumah tangga petani.

2.3 Tindak lanjut yang diperlukan


2.3.1 Kegiatan Pertanian adalah:
1. Pembentukan dan pengaktifan Kelompok Tani dan Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan)
untuk mewujudkan visi pertanian modern melalui penguatan kelembagaan ekonomi petani yang
berbasis di perdesaan sehingga usaha agribisnis dapat dijalankan secara efisien dan efektif.
2. Pengembangan benih bersubsidi kepada petani miskin untuk meningkatkan produksi dan
produktivitas melalui penggunaan benih/bibit unggul bermutu bagi petani.
3. Melanjutkan penjaminan kredit pertanian, sebagai pemantapan dan perluasan dari kegiatan
tahun 2006 untuk membangun sistem pembiayaan yang mudah diakses oleh petani/peternak.
4. Subsidi bunga kredit/investasi untuk mengembangkan subsektor perkebunan dan subsektor
tanaman pangan.
5. Melanjutkan stabilisasi kepastian harga komoditas primer melalui Dana Penguatan Modal-
Lembaga Usaha Ekonomi Perdesaan (DPM-LUEP) yang telah berhasil dilaksanakan sejak tahun
2003.

2.3.2 Kebijakan Revitalisasi Pertanian


Revitalisasi pertanian dengan tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan petani dan
nelayan turur menyumbang terhadap pertumbuhan produk domestik bruto (PDB), ekspor
nonmigas, serta penyerapan tenaga kerja nasional.
Dalam tahun 2007, ada 4 (empat) fokus kebijakan revitalisasi  dalam kebijakan pertanian yaitu :
(1) Ketahanan pangan nasional.
(2) Peningkatan kualitas pertumbuhan produksi pertanian, perikanan.
(3) Pengembangan diversifikasi ekonomi dan infrastruktur perdesaan.
(4) Pengembangan sumber daya alam sebagai sumber energi berkelanjutan yang terbarukan
(renewable energy).

Anda mungkin juga menyukai