ABSTRAK
Persaingan industri elektronik khususnya smartphone saat ini mengalami perkembangan cukup pesat.
Perusahaan menggunakan berbagai strategi untuk merebut dan mempertahankan konsumen. Salah satunya dengan
membuat brand image yang kuat sehingga menjadi top of mind di hati pelanggan. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui pengaruh brand image terhadap loyalitas pengguna smartphone iPhone di Universtas Telkom Fakultas
Bisnis dan Adminitrasi. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif, dengan menggunakan teknik
analisis statistik regresi linier berganda dan teknik convenience sampling. Pengambilan sampel dilakukan terhadap
responden yang menggunakan smartphone iPhone. Berdasarkan hasil uji hipotesis secara parsial, brand image
smartphone iPhone berpengaruh signifikan terhadap loyalitas pelanggan. Hal ini dibuktikan dengan nilai berdasarkan
uji koefisien determinasi. Dapat disimpulkan bahwa brand image memberikan pengaruh yang signifikan terhadap
loyalitas pelanggan dengan persentase pengaruh sebesar 45,6%. Sisanya sebesar 54,4% dipengaruhi faktor lain di
luar brand image, yang tidak diteliti dalam penelitian ini, seperti brand equity, brand trust, dan faktor lainnya.
ABSTRACT
Today competition in electronics industries, especially in the smartphone industry, has developed so rapidly
that it encourages marketers to keep developing their market share. Companies use a variety of strategies to win and
retain customers, one of which by creating a strong brand image to be the top of mind in the hearts of the customers.
The purpose of this study is to examine the effect of the brand image on the loyalty of the iPhone smartphone users at
the Faculty of Business and Administration, Telkom University. This research is a descriptive study, using the
technique of multiple linear regression statistical analysis and convenience sampling technique. The sampling was
conducted to respondents who use the iPhone smartphone. Based on the results of partial hypothesis testing, it was
found that the brand image of iPhone smartphone significantly influenced the customers’ loyalty. This is proved by
the value of the test based on the coefficient of determination. It can be concluded that the brand image has a
significant influence on the customers’ loyalty with a percentage of 45.6%. The remaining 54.4% is influenced by
other factors beyond the brand image, those not examined in this study, such as brand equity, brand trust, and other
factors.
f 193
193
r
o
184 Jurnal SosioteknologiMarhaeni
Volume 13,
EkaNomor 3, &
Saputri Desember 2014 Pranata: Pengaruh Brand Image….
Tutut Ratna
id, dan Blackberry. Tingginya tingkat per- brand image yang kuat di benak pelanggan.
saingan smartphone menuntut perusahaan Hal ini terbukti dari tingginya pertumbuhan
seperti Apple, Samsung, dan Blackberry ber- penjualan produk smartphone Apple, yaitu
usaha menciptakan image yang kuat terhadap iPhone. Begitu besarnya peminat produk
mereknya untuk memenangkan hati pelanggan. smartphone yang diciptakan oleh Apple bah-
Belum lagi dengan masuknya pemain kan sebelum produk tersebut diluncurkan.
baru seperti Lenovo, Sony, dan brand keluaran Pada kuartal tiga tahun 2014 saja,
Cina yang menawarkan harga lebih murah Apple berhasil menjual 169,2 juta iPhone, 10
dengan kualitas hampir sama. Hal ini dapat juta lebih tinggi dibanding kuartal yang sama
meningkatkan kompetisi dan memengaruhi pada tahun 2013. Apple juga menyebutkan
keputusan konsumen. bahwa mereka berhasil menjual 10 juta iPhone
Kotler & Armstrong (2012) menye- 6 dan iPhone 6 Plus hanya dalam waktu 3 hari
butkan dalam sebuah pasar yang kompetitif, rilis di pasaran.
pertempuran tidak hanya terletak pada tarif dan Smartphone iPhone membuktikan bah-
produk namun juga pada persepsi konsumen. wa brand yang tepercaya dapat meningkatkan
Beberapa produk dengan kualitas, model, dan penjualan mereka dibandingkan dengan brand
fitur yang relatif sama dapat memiliki nilai produk lainnya. Persaingan penjualan smart-
yang berbeda di pasar karena perbedaan per- phone terlihat dari market share yang terus
sepsi dalam benak konsumen. Persepsi kon- berubah setiap tahunnya. Hal ini meningkatkan
sumen tersebut digambarkan melalui brand aktivitas pemasarannya dan akan berpengaruh
karena brand tumbuh di dalam pikiran pada penjualan di Indonesia. Ketertarikan atau
konsumen. Produk dengan brand yang kuat minat membentuk persepsi terhadap brand
memiliki kemampuan yang lebih unggul dalam image suatu produk dalam proses pengambilan
menciptakan preferensi serta loyalitas konsu- keputusan seseorang. Hal ini akan mendorong
men. Image yang kuat serta positif mem- seseorang memutuskan pembelian yang ber-
berikan dampak yang signifikan dalam ujung pada loyalitas.
merebut hati pelanggan bahkan menciptakan Pada Kuartal 1 2013, Google mela-
loyalitas pelanggan. kukan riset pengguna smartphone di Indonesia.
Keputusan pembelian smartphone juga Mereka mewawancarai 500 orang dewasa di
tidak terlepas dari faktor brand image produk Indonesia yang menggunakan internet (usia
tersebut. Brand adalah nama, istilah, tanda, 18-54 tahun) dan menggunakan smartphone
simbol, rancangan, atau kombinasi dari semua untuk mengakses internet. Smartphone yang
ini yang dimaksudkan untuk mengidentifikasi dimaksud adalah telepon seluler yang mena-
produk atau jasa dari satu atau kelompok warkan kemampuan canggih, dengan fungsi
penjual dan membedakannya dari produk lain seperti komputer atau kemampuan untuk me-
(Kotler & Amstrong, 2012). ngunduh aplikasi. Dari data yang didapat
Menurut Schifman dan Kanuk (2010), menunjukkan jumlah pengguna smartphone
brand image adalah persepsi yang bertahan adalah anak muda (usia 18-24 tahun).
lama, dibentuk melalui pengalaman, dan ber- Sebanyak 74% pengguna smartphone tinggal
sifat relatif konsisten. Oleh karena itu, sikap di kota.
dan tindakan konsumen terhadap suatu brand Hanya 6% penduduk desa yang meng-
image merupakan salah satu unsur penting gunakan smartphone. Lebih dari setengah
yang mendorong konsumen untuk membeli pengguna smartphone berpendidikan tinggi
sebuah produk. Semakin baik brand image (49% sarjana dan 4% pascasarjana). Sebanyak
yang melekat pada produk tersebut, konsumen 82% pengguna smartphone bekerja penuh
akan semakin tertarik untuk membeli karena waktu maupun paruh waktu. Hampir setengah
konsumen beranggapan bahwa suatu produk pengguna smartphone berpenghasilan di atas
dengan brand yang sudah tepercaya lebih 15 juta rupiah per tahun. Dari data di atas dapat
memberikan rasa aman ketika menggunakan- disimpulkan bahwa smartphone banyak di-
nya. gunakan oleh kalangan muda yang berumur
Apple merupakan salah satu peru- 18-24 tahun dengan tingkat pendidikan sarjana.
sahaan yang sangat berhasil menciptakan
Marhaeni
Marhaeni Eka SaputriEka Saputri
& Tutut & Tutut
Ratna RatnaPengaruh
Pranata: Pranata:Brand
Pengaruh Brand Image….195
Image….
Keterkaitan antara brand image dengan nya. Dari beberapa batasan di atas, peneliti
loyalitas menurut Keller (2003) yaitu pada dapat menyimpulkan bahwa brand image
dasarnya brand image yang positif dapat me- adalah kesan yang muncul dan dirasakan oleh
ningkatkan kemungkinan pilihan terhadap konsumen terhadap suatu brand yang ter-
brand tersebut. Asosiasi brand image menjadi simpan dalam ingatan konsumen dan dapat
pijakan dalam keputusan konsumen untuk memengaruhi perilaku konsumen.
loyal terhadap brand tersebut. Orang yang Menurut Keller (dalam Ferrinadewi,
sudah loyal tidak dapat melihat brand lain 2009), faktor-faktor pendukung terbentuknya
karena pada dasarnya konsumen akan percaya brand image dapat dijelaskan sebagai berikut.
pada brand produk yang sudah mereka kenal 1. Keunggulan asosiasi merek (favor-
sebelumnya, bahkan mereka bisa memilih ability of brand association). Hal ini
begitu saja secara optimis brand yang mereka dapat membuat konsumen percaya
kenal tanpa usaha membandingkan dengan bahwa atribut dan manfaat yang di-
brand lain. Oleh karena itu, beruntunglah per- berikan oleh suatu brand dapat
usahaan yang memunyai produk dengan brand memuaskan kebutuhan dan keinginan
image yang baik di mata konsumen. Sebuah konsumen sehingga menciptakan sikap
perusahaan harus berupaya membangun brand yang positif terhadap brand tersebut.
image secara terus-menerus agar brand ter- 2. Kekuatan asosiasi merek (strenght of
sebut menjadi lebih dipilih dan konsumen loyal brand association). Hal ini bergantung
terhadap brand tersebut. pada bagaimana informasi masuk
Menurut Surachman (2011), brand dalam ingatan konsumen dan bagai-
adalah salah satu atribut yang sangat penting mana informasi tersebut dikelola oleh
dari sebuah produk yang penggunaannya pada data sensoris di otak sebagai bagian
saat ini sudah meluas karena beberapa alasan. dari brand image. Ketika konsumen
Salah satunya karena brand suatu produk secara aktif memikirkan dan mengu-
memberikan nilai tambah produk tersebut. raikan arti informasi pada suatu pro-
Melalui brand, para pelanggan dipengaruhi duk atau jasa, akan tercipta asosiasi
oleh beragam pesan yang jumlahnya bisa yang semakin kuat pada ingatan
ribuan terhadap keberadaan suatu produk. konsumen.
Brand tidak hanya dilihat pada kesan-kesan 3. Keunikan asosiasi merek (uniqueness
penggunanya, tetapi harus menempati suatu of brand association). Sebuah brand
posisi khusus dalam pikiran untuk benar-benar haruslah unik dan menarik sehingga
menjadi sebuah brand. Menurut Sunyoto dan produk tersebut memiliki ciri khas dan
Danang (2012), brand adalah sesuatu yang sulit untuk ditiru para pesaing. Ke-
melekat pada pikiran dan tindakan pelanggan, unikan suatu produk akan mem-
serta penghubung antara pelanggan dan produk berikan kesan yang cukup membekas
atau perusahaan. Berdasarkan definisi tersebut terhadap ingatan pelanggan akan
dapat disimpulkan bahwa brand merupakan keunikan brand. Sebuah brand yang
sebuah identitas (dapat berupa nama, istilah, memiliki ciri khas haruslah dapat
tanda, simbol, desain, atau kombinasi se- melahirkan keinginan pelanggan untuk
luruhnya) dari sebuah barang atau jasa yang mengetahui lebih jauh dimensi brand
dapat membedakan antara produk satu dengan 195 yang terkandung di dalamnya.
produk lainnya. 4. Menurut Oliver (dalam Hurriyati,
Menurut Keller (dalam Ferrindadewi, 2010), loyalitas adalah komitmen pe-
2009), brand image adalah persepsi tentang langgan bertahan secara mendalam
brand yang merupakan refleksi memori untuk berlangganan kembali atau me-
konsumen akan asosiasinya pada brand ter- lakukan pembelian ulang produk atau
sebut. Brand image merupakan bagian dari jasa terpilih secara konsisten pada
brand yang dapat dikenali namun tidak dapat masa yang akan datang, meskipun
diucapkan, seperti lambang, desain huruf atau pengaruh situasi dan usaha-usaha pe-
warna khusus, atau persepsi pelanggan atas masaran berpotensi menyebabkan per-
sebuah produk atau jasa yang diwakili brand- ubahan perilaku. Griffin (dalam Hur-
180 Jurnal SosioteknologiMarhaeni Eka
Volume 13, Saputri
Nomor & Tutut 2014
3, Desember Ratna Pranata: Pengaruh Brand Image….
riyati, 2010) mengungkapkan ciri kesetiaan atau yang disebut sebagai loyalitas
pelanggan yang loyal adalah sebagai pelanggan (Keller dalam Ferrinadewi, 2009).
berikut. Dari penjelasan tersebut dapat di-
a. Repurchase, melakukan pembeli- simpulkan bahwa brand image merupakan
an ulang secara teratur. pemahaman konsumen mengenai brand secara
b. Purchases across product and keseluruhan, kepercayaan konsumen terhadap
service lines (melakukan pembe- suatu brand tertentu, dan bagaimana konsumen
lian lini produk yang lainnya). memandang suatu brand. Hal yang harus di-
c. Retention, menunjukkan kekeba- perhatikan adalah bagaimana mempertahan-
lan terhadap tarikan dari pesaing kan dan meningkatkan brand image yang baik
atau tidak mudah terpengaruh sehingga bisa terus menjaga loyalitas pelang-
oleh bujukan pesaing. gan.
b. Referral, memberikan referensi Brand image merepresentasikan ke-
pada orang lain. seluruhan persepsi terhadap brand dan diben-
Seorang pelanggan bebas memilih tuk dari informasi dan pengalaman masa lalu
smartphone yang akan digunakan. Banyak hal terhadap brand itu serta sebagai pembeda
yang memengaruhi kesetiaan pelanggan ter- dengan produk pesaing. Dari uraian tersebut
hadap smartphone yang dipilih, di antaranya dapat dijelaskan kerangka berpikir penelitian
adalah brand image suatu smartphone dan pe- ini digambarkan pada gambar 1.
ngaruh brand image terhadap loyalitas pe-
langgan. Menurut batasan penelitian ini, brand METODE
image adalah persepsi brand yang dihubung-
kan dengan asosiasi brand yang melekat dalam Jenis Penelitian
ingatan konsumen. Faktor pendukung terben- Jenis penelitian ini adalah penelitian
tuknya brand image adalah brand association deskriptif. Menurut Sekaran dan Bougie
dan favorability, strength, dan uniqueness of (2010), studi deskriptif dilakukan untuk men-
brand association atau sikap positif, kekuatan, jelaskan karakteristik variabel yang diteliti
dan keunikan brand yang dapat menimbulkan dalam suatu situasi.
T
abel 1 Variabel Penelitian
Marhaeni EkaMarhaeni
Saputri &Eka
Tutut Ratna&Pranata:
Saputri Pengaruh
Tutut Ratna Brand
Pranata: Image….
Pengaruh Brand Image….197
Variabel Nomor
Subvariabel Indikator Skala
Item
Favorability of brand harga 1 Ordinal
association, konsumen desain 2
dapat membuat asosiasi manfaat 3
merek berdasarkan fungsional 4
harga, desain, manfaat, pengalaman
pengalaman, dan
keseluruhan evaluasi
atau sikapnya terhadap
merek (Keller dalam
Ferrinadewi, 2009:166).
Strength of brand keunikan 5 Ordinal
association, brand
adanya keinginan dan kekuatan 6
keyakinan dalam benak brand
Brand
konsumen bahwa brand sikap positif 7
Image (X)
tertentu dapat memenuhi
keinginannya (Keller
dalam Ferrinadewi,
2008: 166)
Uniqueness of brand logo 8 Ordinal
association, kekuatan komunitas 9
asosiasi merek iklan 10
ditentukan dari pelanggan 11
pengalaman langsung
konsumen dengan
merek, pesan-pesan yang
bersifat nonkomersial
maupun yang bersifat
komersial (Keller dalam
Ferrinadewi, 2009:166)
Repurchase melakukan 12 Ordinal
pembelian produk
Loyalitas berulang
Pelanggan Purchases across menunjukkan 13 Ordinal
(y) product and service lines kekebalan terhadap
pesaing atau tidak
mudah terpengaruh
oleh bujukan pesaing
198 Jurnal Sosioteknologi Volume 13, Nomor 3, Desember 2014
Yudi Latif: Sosiokultur sebagai Basis Pengembangan... 167
Pendekatan yang digunakan dalam oleh langsung dari responden (Sekaran, 2010).
penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif Pengumpulan data primer dilakukan dengan
yang menitikberatkan pada pengajuan hipotesis menyebarkan kuesioner. Menurut Sugiyono
dengan menggunakan data terukur sehingga (2011), kuesioner merupakan teknik pengum-
diharapkan dapat menarik suatu simpulan. pulan data yang dilakukan dengan cara mem-
berikan seperangkat pertanyaan atau per-
nyataan tertulis kepada responden untuk di-
jawab.
Variabel Penelitian Data dikumpulkan dengan cara mem-
Terdapat dua variabel penelitian yang bagikan kuesioner di Fakultas Komunikasi dan
digunakan dalam penelitian ini, yaitu Bisnis Universitas Telkom. Data sekunder ada-
1. Variabel bebas (independent variable), lah data yang telah ada dan tidak perlu di-
yaitu brand image (X) dengan sub- kumpulkan sendiri oleh peneliti (Sekaran,
198 variabel antara lain favorability of brand 2010). Dalam penelitian ini, data kepustakaan
association, strength of brand asso- penulis didapat dari buku-buku teori, jurnal,
ciation, dan uniqueness of brand penelitian terdahulu, internet, dan informasi
association. lainnya yang dianggap relevan dengan pene-
2. Variabel terikat (dependent variable), litian ini.
yaitu loyalitas pelanggan (Y) dengan
subvariabel antara lain repurchase,
purcases across product and service Uji Validitas dan Reliabilitas
lines, retention, dan referral. Validitas dan reliabilitas termasuk salah
3. Untuk lebih jelasnya, variabel penelitian satu aspek penting yang harus diperhatikan
dijelaskan pada Tabel 1. dalam menyusun kuesioner. Tujuannya agar
dapat menggambarkan fenomena yang ingin
Metode Pengumpulan Data diukur dan kebenarannya dapat dipercaya se-
hingga penelitian ini dapat dipertanggung-
Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling
jawabkan secara ilmiah. Instrumen dalam pe-
Populasi yang diambil dalam penelitian ngumpulan data merupakan syarat untuk men-
ini adalah 2.052 mahasiswa Fakultas Komuni- dapatkan hasil penelitian yang valid dan
kasi Bisnis dari tahun 2013-2014 Universitas reliable (Sugiyono, 2008). Untuk memper-
Telkom Bandung. Teknik pengumpulan data mudah penulis dalam perhitungan validitas dan
dilakukan dengan teknik sampling. reliabilitas sehingga mendapatkan data yang
Teknik sampling adalah nonprobability akurat dan meminimalkan kesalahan, peng-
sampling dengan menggunakan teknik con- olahan data dilakukan dengan bantuan
venience sampling. Pengambilan sampel de- software SPSS.
ngan teknik ini paling sering dipakai selama
eksplorasi proyek penelitian dan merupakan Uji Normalitas
cara terbaik untuk memperoleh sejumlah infor- Menurut Sarjono dan Julianita (2011),
masi dasar secara cepat dan efisien. Menurut uji normalitas bertujuan untuk mengetahui
Suharsaputra (2012) untuk menentukan berapa normal atau tidaknya suatu distribusi data. Uji
sampel minimal yang dibutuhkan jika ukuran normalitas menjadi hal penting karena salah
populasi diketahui, dapat digunakan rumus satu syarat pengujian parametrictest adalah
slovin yaitu sebanyak 100 orang. data harus memiliki distribusi normal. Kriteria
pengujian dalam uji normalitas menggunakan
Teknik Pengumpulan Data uji Kolmogorov-Smirnov.
Dalam penelitian ini diperlukan data
primer dan data sekunder. Data primer yaitu
data yang dikumpulkan untuk penelitian dari
tempat aktual terjadinya peristiwa atau diper-
Yudi Latif:
Marhaeni Eka Saputri Sosiokultur
& Tutut sebagai Basis
Ratna Pranata: Pengembangan...
Pengaruh 167
Brand Image….199
Fajrianthi dan Zatul Farrah. (2009). Strategi aplikasi untuk riset. Jakarta : Salemba
perluasan merek dan loyalitas konsumen. Empat.
Yogyakarta: Andi. Schiffman, Leon G & Kanuk, Leslie L. (2008).
Ferrinadewi, Erna. (2009). Merek & psikologi Perilaku konsumen, edisi ketujuh. Jakarta
konsumen: implikasi pada strategi : PT.Indeks.
pemasaran. Yogyakarta: Graha Ilmu. Schiffman, Leon G. & Leslie L. Kanuk.
Germain D; Wakefield MA, Durkin SJ (2010). (2010). Cosumer behavior (10 th
Adolescent’s Perceptions of cigarette Edition). New Jersey: Pearson
brand image: does plain packaging make Education.
a difference? australia. Sekaran, Uma & Bougie Roger. (2010).
Keller, L Kevin. (2003). Strategic brand Research methods for business, a skill
management: building, measuring and building approach. USA : John Wiley &
managing brand equity, pearson Sons.
education international. Prentice Hall: Sekaran, Uma. (2006). Metode penelitian
New Jersey. untuk bisnis. Jakarta: Salemba Empat.
Kotler, Philip & Gary Armstrong. (2012). Sugiyono. (2008). Metode penelitian bisnis
Principles of marketing (14 th edition). pendekatan kuantitatif kualitatif dan
New Jersey: Pearson Education. R&D,Bandung : CV Alfabeta.
Kotler, Philip & Keller, Kevin Lane. (2009). ----------. (2011). Metode penelitian kuantitatif
Principles of marketing, edisi ketiga belas dan r&d. Bandung: Alfabeta 201
jilid 1. Jakarta : Erlangga. ----------. (2010). Metode penelitian kuantitatif.
Kotler, Philip. (2009). Manajemen pemasaran. Bandung: Alfabeta.
Jakarta: Indeks. Sunyoto, Danang. (2012). Dasar-dasar
-----------------. (2010). Manajemen pemasaran, manajemen pemasaran. Yogyakarta:
edisi ketiga belas jilid I. Jakarta: Penerbit CAPS.
Erlangga. Surachman. (2011). Dasar-dasar manajemen
Lovelock, CH & Wright, K.L. (2007). merek. Bayumedia: Malang.
Manajemen pemasaran jasa. PT. Indeks, Tjiptono, Fandy. (2011). Semi manajemen
Jakarta. merek 01, manajeman & strategi merek.
Purwanto dan Suharyadi. (2009). Statistika Yogyakarta: Andi.
untuk ekonomi dan keuangan modern
(edisi 2, buku 1). Jagakarsa, Jakarta:
Salemba Empat.
Riduwan & Engkos Ahmad Kuncoro. (2007).
Cara menggunakan dan memaknai
analisis jalur. Bandung: Alfabeta.
Riduwan. 2010. Metode dan teknik menyusun
tesis. Bandung: Alfabeta.
Riprabowo, Tri. (2007). Analisis brand image
handphone merek nokia terhadap
loyalitas konsumen di kecamatan gresik
kebomas kabupaten gresik, Jurnal Logos
Vol. 5, No. 1 Juli 2007.
Sanusi, Anwar. (2011). Metode penelitian
bisnis. Jakarta: Salemba Empat.
Saputra, Dani Adi. (2011). Analisis
perbandingan brand image yamaha mio
dan honda vario kampus unpad.
Sarjono, Haryadi & Winda Julianita. (2010).
SPSS vs LISREL: sebuah pengantar,