Anda di halaman 1dari 56

PENGARUH BRAND AWERENESS, KUALITAS PRODUK DAN PROMOSI

TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN HP APPLE PADA MAHASISWA


UNIVERSITAS DR. SOETOMO

Mata kuliah :

METODOLOGI PENELITIAN

Dosen Pengampu :

Dr. Ir. Suyanto, M.M.

Disusun oleh :

Hany Irsalina

201921320019

Manajemen/K

UNIVERSITAS DR. SOETOMO

SURABAYA

2021
BAB1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Teknologi ialah suatu fasilitas serta prasarana yang

menyediakan suatu benda ataupun komponen yang di butuhkan untuk

kelangsungan hidup serta kenyamanan hidup umat manusia. Teknologi

ialah pertumbuhan sesuatu media atau pun perlengkapan yang bisa di

pakai dengan lebih efektif guna memproses dan mengatur suatu

permasalahan (Suryana, 2013). Teknologi ialah pertumbuhan dari

sesuatu media atau pun perlengkapan yang digunakan dengan lebih

efisien serta efektif dalam kelangsungan hidup manusia

Salah satu fakta pertumbuhan teknologi di bidang

komunikasi merupakan timbulnya ponsel pintar ataupun smartphone

yang memudahkan seorang dalam melaksanakan mobilitas sehari hari.

Smartphone merupakan telepon seluler yang memakai bermacam

macam layanan, memori, layar dan mikroprosesor serta adanya

memori bawaan (Suryana, 2013). Smartphone ialah alat komunikasi

yang banyak di miliki dan di minati oleh para konsumen sebagai alat

bantu komunikasi yang paling mudah untuk berinteraksi dengan orang

lain. Banyak perusahaan yang meluncurkan berbagi macam produk

smartphone untuk memenuhi permintaan pasar. Produk merupakan

sesuatu yang ditawarkan kepada pasar untuk memenuhi keinginan atau

kebutuhan, termasuk barang fisik, jasa, pengalaman, acara, orang,

tempat, properti, organisasi dan ide (Masrin dan Yanto, 2019).


Fenomena Apple selalu mengeluarkan varian produk terbarunya dari

salah satu jenis produknya yang selalu di nanti nantikan pengguna setia produk

Apple, seperti halnya jenis produk IPhone seperti IPhone 2G, IPhone 3G, IPhone

3GS, IPhone 4, IPhone 4S, IPhone 5, dan produk yang terbaru ialah IPhone 11.

ketika seseorang sudah memiliki IPhone 11, tidak menutup kemungkinan

pembelian IPhone 11 terjadi. Apple adalah sebuah merek produk perusahaan

Apple.Inc (Sebelumnya bernama Apple Computer Inc Yang bergerak dibidang

elektronik konsumen. Kebutuhan akan produk elektronik seperti komputer dan

telepon genggam. Di kalangan mahasiswa Univeritas Dr. Soetomo, fenomena ini

terlihat bahwa sebagian mahasiswa menggunakan produk merek Iphone sebagai

telepon genggamnya meskipun tidak semua namun sebagian mahasiswa

menggunakan produk merek tersebut. Hal ini juga tidak terlepas dari banyaknya

toko-toko yang menjual produk Apple di seputaran kota Surabaya.

Era pandemi Covid 19 yang saat ini melanda hampir seluruh penjuru

dunia termasuk Indonesia sendiri memiliki dampak yang sangat buruk bagi

seluruh sektor. Tak terkecuali penjualan Handphone selama tahun 2020, hingga

saat pertengahan tahun. Apple, sebagai raksasa yang juga terkena dampak

negatif di era pandemi. Nyatanya, data berkata lain. Menurut laporan

Counterpoint Research iPhone justru mengalami penjualan yang sangat

signifikan, data tersebut diambil selama periode Q2 2020 atau detailnya pada

April-Juni kemarin. Apple menanyakan mendapatkan dari iPhone merosot 17

persen menjadi 31 miliar dollar AS atau setara dengan Rp 441,7 triliun. Meski

begitu, CEO Apple tim cook menyatakan penjualan yang lebih ketat dikarenakan

Apple merosot ke level


terendah pada kuartal yang berakhir pada maret 2018. manum demikian

penjualan selalu menunjukan tanda tanda stabilisasi. Apple pun menaikkan

outlook kinerja keuangannya untuk menaikkan kuartal yang berakhir di bulan

juni 2019. ini akan membuat salam Apple melesat 5 persen pada perdagangan

selasa (30/4/2018) waktu setempat. Apple menaikkan outlook pendapatan untuk

kuartal ketiga berkisar antara 53,5 miliar dollar AS hingga 54,5 milliar dollar

AS. Untuk kuartal hingga maret 2018, total penjualan Apple mencapai 58 miliar

dollar AS atau setara dengan Rp. 826,2 triliun. akan tetapi, angka tersebut berada

di bawah total penjualan pada kuartal II tahun lalu yang mencapai 61 miliar

dollar AS atau setara dengan sekitar Rp. 868,9 triliun. Banyaknya produk

telepon pintar di indonesia memberikan keuntungan bagi para konsumen untuk

dapat memiliki sesuai dengan kebutuhan keinginan, (Setiawan, 2019).

Pertumbuhan Smartphone memang luar biasa di dunia termasuk Indonesia,

Grafik dibawah ini akan menunjukan persentase pengguna yang di indonesia

sebagai berikut :
GAMBAR 1

GRAFIK PENJUALAN PRODUK IPHONE 2009-2020

Sumber: (Rosyidi, 2021)

Dari gambar tersebut menunjukan Indonesia akan melampaui 60 juta

pengguna aktif pada tahun 2017, menjadikannya negara dengan populasi

pengguna terbesar keempat di dunia (dibelakang China, India dan Amerika).

Dengan tingginya pengguna di Indonesia serta perkembangan dan kemajuan

teknologi yang cepat konsumen semakin cerdas dan kritis dalam memilih produk

yang akan digunakan dan juga akan semakin mempersulit perusahaan dalam

menciptakan asosiasi yang kuat di benak konsumen (Rosyidi, 2021).

Menurut Wibowo, (2017)menjelaskan Brand awareness adalah

kemampuan dari seorang calon pembeli (potential buyer) untuk mengenali

(recognize) atau mengingat (recall) suatu merek yang merupakan bagian dari

suatu produk tertentu. Bentuk atau gambaran dari Brand awerennes yaitu

seperti jejak
makna yang tertinggal di benak khalayak konsumen yang kemudian menuntun

konsumen tersebut untuk bersikap terhadap Brand, apakah akan mencoba lalu

menyertainnya atau sekedar coba coba lalu pergi atau sama sekali tidak ingin

mencoba karena Brand yang buruk atau tidak relevan dengan kebutuhan

khalayak konsumen. Menurut (Kotler dan Keller, 2016) brand atau merek adalah

suatu nama, istilah, tanda, simbol, desain, atau kombinasi dari semuanya yang

dimaksudkan dalam mengidentifikasikan suatu barang atau jasa dari satu penjual

atau sekelompok penjual dan untuk membedakannya dari kompetitor lain. Brand

awereness memang secara tidak langsung menjadi pengaruh seorang konsumen

dalam melakukan pembelian produk serta tidak terlepas dari kualitas produk

suatu barang itu sendiri.

Menurut Kotler dan Keller, (2016) kualitas produk adalah kemampuan

suatu barang untuk memberikan hasil atau kinerja yang sesuai bahkan melebihi

dari apa yang diinginkan pelanggan. Kemampuan dari kualitas produk salah

satunya yaitu untuk menunjukan berbagai fungsi termasuk di dalam

kebutuhannya, kehandalan, ketepatan, dan kemudahan dalam penggunaan

(Laksana, 2017). Kualitas sebuah produk baik itu berupa barang maupun jasa di

tentukan oleh dimensi - dimensinya. Kualitas produk yang di miliki produk Apple

sudah terkenal dan sudah menjadi trademark dan identitas produk bahwa Apple

memiliki kualitas produk yang sangat baik disamping harga yang diatas

pesaingnya namun untuk produk memang tidak pernah mengecewakan

konsumennya dan setiap produk barunya yang keluar sudah memiliki pasar

sendiri. Kualitas produk memang menjadi faktor utama seorang konsumen

dalam menentukan pembelian produk,


bukan hanya itu saja dengan adanya promosi memang dapat membantu konsumen

atau calon konsumen dalam menentukan pembelian suatu produk.

Menurut Laksana, (2017) menyatakan promosi adalah suatu komunikasi

dari penjual dan pembeli yang berasal dari informasi yang tepat yang bertujuan

untuk merubah sikap dantingkah laku pembeli, yang tadinya tidakmengenal

menjadi mengenal sehingga menjadi pembeli dan tetap mengingat produk

tersebut. Dengan demikian maka promosi merupakan aktifitas komunikasi yang

berasal dari informasi yang tepat. Produk apple sendiri tentunya tidak terlalu

melakukan promosi secara berlebihan dalam memasarkan produk

hadphone/Smartphone karena apple sendiri sudah mempunyai pasarnya sendiri

yang dengan setia menunggu produk handphone keluaran terbarunya.

Menurut Tjiptono, (2016) menyatakan bahwa keputusan pembelian ialah

merupakan salah satu bagian dari perilaku konsumen. Konsumen Apple dalam

melakukan keputusan dalam pembelian produk disamping mementingkan Brand

serta juga mementingkan kualitas produknya. Apple selalu membuat para

konsumennya mmebuat keputusan yang tepat dalam membeli produknya karena

kualitas yang di berikan sesuai dengan harga tinggi disetiap produknya.

Penelitian ini menggunakan variabel Brand awareness, Kualitas produk

dan Promosi terhadap keputusan pembelian. Menurut Rizky, (2019) menyatakan

bahwa Brand awereness berpengaruh positif dan signifikan terhadap kuputusan

pembelian. Menurut Sinaga dan Pandiangan, (2019) menyatakan bahwa kualitas

produk dan promosi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas produk,

sedangkan menurut Aini dan Andjarwati, (2020)menyatakan bahwa kualitas

produk
tidak berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian dan menurut Masrin

dan Yanto, (2019) menyatakan bahwa promosi tidak berpenguh signifikan

terhadap keputusan pembelian.

Apple sendiri ialah produk yang mempunyai kualitas produk yang sangat

tinggi dan bisa di bilang baik dibandingkan para pesaingnya. Handphone apple

sendiri juga mempunyai Brand Awareness yang cukup dipercaya oleh

konsumennya bahwa kualitas produk yang dikeluarkan oleh Apple selalu

mempunyai kualitas dan kuantitas yang tidak diragukan lagi meskipun harga yang

di tawarkan sangat mahal jauh dari para pesaingnya. Mahasiswa atau mahasiswi

Univeritas Dr. Soetomo juga memilih produk Apple juga secara tidak langsung

ingin meningkatkan strata sosial mereka apabila di lihat oleh rekan mereka di

lingkungan kampus. Mahasiswa sendiri memutuskan untuk menggunakan

Handphone Apple karena juga mempertimbangkan Brand, kualitas prduk yang di

tawarkan meskipun tidak jarang mereka melirik dari segi promosi yang

ditawarkan karena secara tidak langsung handphone apple sendiri tidak pernah

menawarkan promosi yang berlebihan dalam memikat konsumennya dikarenakan

konsumen sudah terbentuk dengan apa yang di produksi oleh Apple maka kualitas

produk yang ditawarkan akan membuat konsumen menjadi puas.

Dalam penelitian ini yang menjadi konsumen yang diteliti oleh peneliti

adalah mahasiswa yang masih tergolong berstatus pelajar atau mahasiswa.

Diusia mereka ini seringkali perilaku untuk mengganti jenis Smartphone yang

mereka miliki berdasarkan dengan perkembangan zaman dan juga kelompok

refrensi seperti teman dan sebagaimana yang mempengaruhi mereka untuk

melakukan
pembelian smartphone. Selain itu, dilihat dari statusnya dimana mahasiswa

masih mengandalkan penghasilan uang orangtua mereka harus juga

menyesuaikan diri atas kebutuhan mereka sebagai mahasiswa untuk

mengkonsumsi smartphone.

Berdasarkna uraian dari permasalahan diatas, maka peneliti tertaruk

untuk melakukan penelitian dengan judul “ Pengaruh Brand Awereness,

Kualitas Produk dan Promosi Terhadap Keputusan Pembelian Hp Apple pada

Mahasiswa Univeritas Dr. Soetomo”

1.2 Rumusan Masalah

Keputusan pembelian konsumen dipengaruhi oleh beberapa faktor antara

lain, Brand Awareness, Kualitas Produk dan Promosi. Berdasarkan hal diatas

maka rumusan masalah penelitian ini adalah:

1. Apakah Brand Awareness berpengaruh signifikan terhadap keputusan

pembelian HP Apple pada mahasiswa Univeritas Dr. Soetomo?

2. Apakah Kualitas Produk berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian

HP Apple pada mahasiswa Univeritas Dr. Soetomo?

3. Apakah Promosi berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian HP

Apple pada mahasiswa Univeritas Dr. Soetomo?

4. Apakah Brand Awareness, Kualitas Produk,Promosi berpengaruh secara

Simultan (bersamaan) terhadap keputusan pembelian HP Apple pada

mahasiswa Univeritas Dr. Soetomo?

1.3 Tujuan Penelitian

1. Untuk menganalisis pengaruh Brand Awareness terhadap keputusan

pembelian HP Apple pada mahasiswa Univeritas Dr. Soetomo


2. Untuk menganalisis pengaruh Kualitas Produk terhadap keputusan pembelian HP

Apple pada mahasiswa Univeritas Dr. Soetomo

3. Untuk menganalisis pengaruh Promosi terhadap keputusan pembelian HP Apple pada

mahasiswa Univeritas Dr. Soetomo

4. Untuk menganalisis pengaruhBrand Awareness,Kualitas Produk, Promosi secara

Simultan ( bersamaan )terhadap keputusan pembelian HP Apple pada mahasiswa

Univeritas Dr. Soetomo?

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang ingin dicapai dalam penelitian ini, adalah sebagai berikut:

1. Kontribusi Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan agar perusahaan dapat mempertimbangkan

masukan dari penulis untuk mengetahui keputusan pembelian konsumen terhadap

produk sehingga dapat mencapai tujuan perusahaan.

2. Kontribusi Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan sebagai bahan referensi perpustakaan

Universitas Dr. Sooetomo dan dapat menjadi bahan penelitian selanjutnya.

3. Kontribusi kebijakan

Hasil penelitian ini diharapkan memberi kontribusi sebagai bahan pertimbangan

dan masukan yakni mengenai Brand Awereness, Kualitas Produk dan Promosi yang

dapat berpengaruh terhadap Keputusan Pembelian


BAB III

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 PENELITIAN TERDAHULU

Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu digunakan sebagai acuan untuk menemukan beberapa hal yang dijadikan
dasar dan perbandingan yang berhubungan dengan teori sistematika penelitian yang dilakukan.
Dalam penelitian ini, senantiasa penelitian mengacu ke beberapa sumber sebagai bahan
referensi. Berdasarkan pembahasan sebelumnya tentang Pengaruh Citra Merek, Kualitas
Produk, Persepsi Harga Terhadap keputusan pembelian
Tabel Penelitian Terdahulu

Pengarang Topik Penelitian Metode Hasil/Kesimpulan

Fuad Analisis pengaruh Analisis Terdapat pengaruh yang


Asshiddieqi harga,desain Regresi positif dan signifikan antara,
produk, citra merek Linier Harga,Desain Produk, dan
(2012)
terhadap Berganda Citra Merek, terhadap
keputusan pembelian produk
keputusan
Crooz
pembelianproduk
Crooz.

Misrayant Pengaruh Citra Analisis Semua variable citra merek


i Saleh Merek (Brand deskriptif dan (Brand Image),yaitu citra
(2016) Image ) terhadap Analisis perusahaan,citra pemakai,
keputusan Regresi dan citra produk mempunyai
pembelian Berganda pengaruh positif dan
Smartphonbe signifikan terhadap variabel
Samsung Pada keputusan pembelian
Mahasiswa konsumen Smartphone
Universitas Negeri Samsung pada mahasiswa
Makassar Universitas Negeri Makassar
Krystia Analisis Pengaruh Analisis Terdapat pengaruh yang
Tambunan Citra Merek, Statistik positif dan signifikan antara
(2012) Persepsi Kualitas, Citra Merek, Persepsi
Deskriptif dan
Dan Harga Kualitas, dan Harga terhadap
analisis
Terhadap keputusan pembelian
Bandeng Presto.
regresi
Keputusan
Pembelian

Bandeng Presto
Isra Putri Pengaruh Citra Analisis Terdapat pengaruh yang
Melinda Merek terhadap Regresi positif dan signifikan
keputusan antara variabel citra merek
Pembelian Produk yang terdiri dari citra
Kosmetik Wardah produsen,citra konsumen,
di Wardah Beauty citra produk secara
House Makassar simultan
2.2 LANDASAN TEORITIS

PEMASARAN

Keberhasilan dalam pemasaran suatu barang serta jasa tidak cuma bisa dinilai dari
seberapa banyak produk yang terjual namun wajib mengutamakan gimana metode buat
mempertahankan pangsa pasar. Selaku pelakon bisnis sebaiknya industri mengenali
kebutuhan para konsumen tentang produk supaya konsumen merasa puas serta tidak
pindah ke produk lain. kegiatan industri dalam pemasaran ini untuk menentukan arah dan
tujuan industri supaya sanggup bersaing dalam dunia bisnis yang terus menjadi ketat, buat
itu industri wajib mempraktekkan penafsiran pemasaran dengan benar supaya bertahan
serta senantiasa berjalan Pemasaran ialah proses mengenali dan pemenuhan kebutuhan
manusia yang kemudian tumbuh menjadi keinginan manusia. (David, 2011)
mengemukakan bahwa pemasaran adalah proses pendefinisian, pengantisipasian,
penciptaan serta pemenuhan kebutuhan dan keinginan konsumen akan produk dan
jasa.Tujuan pemasaran menurut Hasan, (2013), ialah mencakup maksimalisasi
keuntungan, memaksimalkan pangsa pasar, memaksimalkan penjualan, meningkatkan
citra merek, meningkatkan kepuasan pelanggan, menyediakan value dan memelihara
stabilitas harga. Pemasaran memiliki 2 hal penting yang harus diperhatikan. Pertama,
pemasaran merupakan filosofi, perspektif atau orientasi dan sikap manajemen yang
menekankan kepuasan pada konsumen Kedua, pemasaran adalah sekumpulan kegiatan
yang digunakan untuk menerapkan filosofi tersebut. Berdasarkan definisi pemasaran
tersebut disimpulkan bahwa pemasaran merupakan suatu proses kegiatan interaksi antara
individu atau kelompok untuk dapat mengetahui apa yang sebenarnya dibutuhkan
konsumen, dengan menciptakan dan menawarkan produk dan jasa yang bernilai.
1. Konsep Pemasaran

Konsep pemasaran merupakan suatu strategi dasar yang dilakukan


dalam manajemenpemasaran, baik produk ataupun jasa pada sebuah organisasi
ataupun perusahaan. Konsep ini menekankan orientasi pada kebutuhan dan
keinginan konsumen yang didukung oleh kegiatan pemasaran terpadu, yang
ditujukan untuk keberhasilan mencapai tujuan perusahaan. Dengan demikian ada
empat unsur pokok yang terdapat dalam konsep manajemen pemasaran, yaitu:
orientasi pada konsumen (kebutuhan dan keinginan konsumen), kegiatan
pemasaran yang terpadu, kepuasan konsumen/pelanggan, dan tujuan perusahaan
jangka panjang. Inti dari konsep pemasaran, yakni:

a. Kebutuhan
Kebutuhan adalah suatu keadaan perasaan yang membutuhkan pemenuhan
terhadap sesuatu seperti makanan, pakaian, perumahan, harga diri, rasa aman
dan kasih sayang.
b. Keinginan

Konsep pokok kedua dalam pemasaran adalah yang menyangkut keinginan


manusia, yaitu kebutuhan yang dibentuk oleh budaya dan pribadi seseorang.
c. Permintaan

Manusia memiliki kebutuhan dan keinginan yang tidak terbatas, namun sumber
dayanya terbatas. Karena itu dengan keterbatasan sumber daya yang ada,
mereka memilih produk-produk yang menghasilkan kepuasan maksimal.
Keinginan manusia akan menjadi permintaan bila didukung oleh daya beli. Jadi
permintaan adalah kebutuhan atau keinginan manusia yang didukung oleh daya
beli.

d. Produk

Produk adalah sesuatu yang dapat ditawarkan kepada pasar untuk mendapat
perhatian, untuk dimiliki, digunakan, ataupun dikonsumsi dalam rangka
memenuhi kebutuhan atau keinginan. Produsen perlu mengetahui apa yang
diinginkan konsumen untuk kemudian menyediakan produk yang sedekat
mungkin dengan pemuasan keinginan tersebut.

e. Pertukaran

Pemasaran terjadi apabila orang memutuskan untuk memenuhi kebutuhan dan


keinginannya melalui pertukaran. Pertukaran adalah kegiatan untuk
memperoleh barang atau jasa yang diinginkan dari pihak lain dengan
memberikan sesuatu sebagai gantinya.
f. Tranksaksi

Transaksi mengandaikan adanya nilai-nilai yang dipertukarkan diantara dua


pihak. Transaksi melibatkan sedikitnya dua barang atau jasa yang bernilai,
syarat-syarat yang disepakati, waktu kesepakatan dan tempat kesepakatan.

g. Pasar

Konsep transaksi mengarah pada konsep pasar. Pasar adalah himpunan pembeli
nyata dan pembeli potensial atas suatu produk.

2. Strategi Pemasaran

Strategi pemasaran yang dirancang secara kompetitif dimulai dengan


melakukan analisis terhadap pesaing. Perusahaan membandingkan nilai dan
kepuasan pelanggan yang diberikan oleh produk, harga, promosi dan distribusi
(marketing mix) terhadap pesaing disekitarnya. Pemilihan strategi pemasaran
yang tepat akan dapat menentukan kesuksesan usaha pemasaran suatu produk,
terutama dalam kondisi persaingan yang semakin ketat ini. Untuk menjangkau
pasar sasaran yang telah ditetapkan, maka setiap perusahaan perlu mengelola
kegiatannya dengan baik (Hurriyati, 2010). Strategi pemasaran terdiri dari
pengambilan keputusan yang melibatkan biaya pemasaran dari
perusahaan, bauran pemasaran, dan alokasi pemasaran. Strategi pemasaran
dapat didefinisikan sebagai dasar tindakan atau perilaku yang mengacu pada
suatu kegiatan atau usaha pemasaran dari perusahaan, dalam kondisi
persaingan dan lingkungan yang selalu berubah agar dapat mencapai tujuan
yang diharapkan.
BRAND AWARENESS

Brand awereness adalah suatu kondisi dimana seseorang atau


sekoelompok seseorang sudah mengetahui atau mengenal merek suatu produk
atau jasa. Aspek paling penting dari brand awareness adalah bentuk informasi
dalam ingatan di tempat yang pertama. Sebuah titik ingatan brand awareness
sangat penting sebelum brand association dibentuk. Konsumen memiliki waktu
yang sedikit untuk melakukan konsumsi, kedekatan dengan nama merek akan
cukup untuk menentukan pembelian.
Menurut Wibowo, (2017)menjelaskan Brand awareness adalah
kemampuan dari seorang calon pembeli (potential buyer) untuk mengenali
(recognize) atau mengingat (recall) suatu merek yang merupakan bagian dari
suatu produk tertentu. Brand awereness sendiri membuat konsumen tidak akan
ragu dalam memutuskan pembelian suatu produk meskipun tanpa harus
mengetahui secara spesifiknya seperti apa, karena brand atau merek sendiri yang
dapat menentukan dalam pemilihan merek suatu produk atau jasa. Menurut
Hasan, (2013) Kesadaran Merek (brand awareness) adalah suatu tingkat
kesadaran yang dimiliki seseorang dalam mengenal adanya suatu merek sebagai
bagian dari kategori produk. Kesadaran menggambarkan keberadaan merek di
dalam pikiran Konsumen yang dapat menjadi penentu dalam beberapa kategori
dan biasanya mempunyai peranan kunci pembuka (key of brand asset) untuk
masuk ke elemen ekuitas merek lainnya.
1. Tingkatan Brand Awareness

Tingkatan brand awareness Menurut Darmadi, Et al., (2014)


terdapat Empat tingkatan brand awareness, yaitu:

A. Unaware of brand (tidak menyadari merek).

Tingkat yang paling rendah dalam piramida kesadaran merek, dimana konsumen
tidak menyadari adanya suatu merek.

B. Brand recognition (pengenalan merek).

Tingkat minimal dari kesadaran merek. Hal ini penting pada saat pembeli memilih
suatu merek pada saat melakukan pembelian.

C. Brand recall(pengingatan kembali terhadap merek).

Didasarkan pada permintaan seseorang untuk menyebutkan merek tertentu dalam


suatu kelas produk. Hal ini diistilahkan dengan pengingatan kembali tanpa
bantuan, karena berbeda dari tugas pengenalan, responden tidak perlu dibantu
untuk memunculkan merek tersebut.

D. Top of mind (puncak pikiran).

Merek yang disebutkan pertama kali oleh konsumen atau yang pertama kali
muncul dalam benak konsumen. Dengan kata lain, merek tersebut merupakan
merek utama dari berbagai merek yang ada dalam benak konsumen
Top Of Min

Brand Recall

Brand Recognition

Unaware Of a Brand

GAMBAR 2

PIRAMIDA TINGKATAN BRAND AWARENESS

2. Peranan Brand Awereness

Peranan Brand Awareness dalam membantu merek yang dapat di


pahami dengan bagaimana Brand Awareness menciptakan suatu nilai.
Penciptaan nilai ini dapat dilakukan dengan 4 cara menurut (Darmadi, Et al.,
2014) sebagai berikut :

1. Jangkar yang menjadi cantolan bagi asosiasi lain

Suatu merek yang kesadarannya tinggi akan membantu asosiasi-asosiasi melekat


pada merek tersebut karena daya jelajah merek tersebut yang menjadi sangat
tinggi di dalam benak konsumen. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
jika kesadaran suatu merek rendah, suatu asosiasi yang di ciptakan oleh pemasar
akan sulit melekat pada merek tersebut

2. Familie atau rasa

Brand awereness kita sangat tinggi, konsumen akan sangat akrabdengan merek
kita dan lama - kelamaan akan timbul rasa suka yang tinggi terhadap merek yang
di pasarkan.
3. Subtansi atau komitmen

Brand awerenes dapat menandakan kebesaran, komitmen, dan inti yang sangat
penting bagi perusahaan. Jika brand awereness tinggi, kehadiran merek itu juga
akan selalu dapat kita rasakan. Sebuah brand dengan awereness konsumen yang
tinggi biasanya disebabkan oleh bebrapa faktor, antara lain :

a. Diiklankan secara luas,

b. Eksistensi yang sudah teruji oleh waktu

c. Jangkauan distribusi yang luas, dan

d. Brand tersebut dikelola dengan baik

4. Mempertimbangkan brand

Langkah pertama dalam proses pembelian adalah melakukan seleksi brand


yang di kenal dalam suatu kelompok untuk di perimbangkan dan di putuskan
brand mana yang akan di beli. Brand dengan top of mind yang tinggi
mempunyai nilai pertimbangan yang tinggi. Jika suatu brand tidak tersimpan
dalam ingtan, brand tersebut tidak akan dipertimbangkan dalam ingatan
konsumen. Biasanya brand yang disimpan dalam ingatan konsumen adalah
yang disukai dan dibenci.

3. Indikator Brand Awereness

Indikator Brand Awereness menurut Kotler dan Keller,(2016:23)terbagi


menjadi indikator sebagai berikut:
1. Recall

Seberapa jauh konsumen dapat mengingat ketika ditanya merek apa saja yang
mereka ingat.
2. Recognition

Seberapa jauh konsumen dapat mengenali merek tersebut termasuk dalam satu
kategori tertentu.

3. Purchase

Seberapa jauh konsumen akan memasukkan suatu merek ke dalam alternatif


pilihan ketika mereka akan membeli produk.
4. Consumption

Seberapa jauh konsumen masih mengingat suatu merek ketika mereka sedang
menggunakan produk pesaing.
2.13 Kualitas Produk

Kualitas produk sendiri memiliki inti ialah sebagai upaya pemenuhan


kebutuhan dan keinginan konsumne atau pelanggan yang memiliki tujuan untuk
mengimbangi harapan atau keinginan pelanggan. Menurut Andriani, Et al., (2017)
Kualitas Produk merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi persepsi
konsumen dimana konsumen lebih memilih produk yang kualitasnya baik
sehingga peningkatan kualitas dari produk tertentu menjadi hal yang sangat
penting. Kualitas produk sendiri ialah faktor yang sangat penting dikarenakan
kualitas tersebut yang akan menjadi penentu apakah konsumen ada merasa puas
atau tidak terhadap produk yang diproduksi dan dikeluarkan untuk dipasarkan.
MenurutKotler dan Keller, (2016) kualitas produk ialah kemampuan suatu barang
untuk memberikan hasil atau kinerja yang sesuai bahkan melebihi dari yang
diinginkan pelanggan atau konsumen.

Kualitas produk memiliki suatu ketertarikan bagi konsumen atau


pelanggan dalam mengelola hubungan yang baik dengan perusahaan penyedia
produk. Adanya hubungan timbal balik antara perusahaan dengan konsumen atau
pelanggan akan dapat memberikan peluang untuk mengetahui dan memahami apa
yang sedang menjadi kebutuhan dan harapan yang ada pada persepsi benak
konsumen. Maka, perusahaan penyedia produk dapat memberikan kinerja yang
baik untuk mencapai kepuasan pelanggan melalui cara memaksimalkan
pengalaman yang menyenangkan dan meminimalisir pengalaman yang kurang
menyenangkan konsumen dalam mengkonsumsi atau menggunakan produk.

Kualitas produk mencakup sifat, ciri, derajat, jenis, pangkat, standar atau
penialian yang membedakan sesuatu dengan yang lainnya. Karena itu kualitas
produk dapat memperhatikan salah satu dari hal hal sebagai berikut:

1. Kemampuan untuk mempergunakan (fitnessnfor use)

2. Kelas atau derajat (grade)

3. Mutu kecocokan (quality of conformance)

4. Karakteristik mutu (quality characteristic)

5. Fungsi mutu (quality function)

6. Nama sebuah bagian dalam sebuah organisasi (quality department)

Definisi diatas dapat disimpulkan bahwa produk merupakan kadar atau


tingkat baik buruknya produk yang terdiri atas beberapa faktor yang melekat
pada barang atau jasa sehingga produk tersebut memiliki kemampuan untuk
digunakan sebagaimana keinginan konsumen terhadap produk tersebut.
1. Atribut Produk

Atribut produk mempunyai pengaruh besar yang akan timbul dari persepsi
konsumen terhadap produk. Hal tersebut disebabkan karena adanya fisik
atribut produk yang membawa berbagai macam manfaat yang di butuhkan
dan diinginkan oleh konsumen. Pengembangan produk dan jasa memerlukan
pendefinisian dari beberapa manfaat yang akan ditimbulkan manfaat-
manfaat tersebut kemudian akan di sampaikan melalui atribut produk.

2. Unsur – Unsur atribut Produk

MenurutKotler dan Keller, (2016). suatu produk biasanya diikuti oleh


serangkaian atribut – atribut yang menyertai produk meliputi beberapa hal,
yaitu sebagai berikut:

a. Kualitas Produk

Kualitas produk adalah salah satu sarana positioning utama untuk pemasar.
Mempunyai dampak langsung pada kinerja produk. Oleh karena itu kualitas
berhubungan erat dengan nilai dan kepuasan pelanggan.

b. Fitur Produk

Fitur produk adalah sebuah produk dapat ditawarkan dalam beragam fitur,
model dasar, model tanpa tambahan apapun, merupakan titik awal.
Perusahaan dapat menciptakan tingkat model yang lebih tinggi dengan
menambahkan lebih banyak fitur. Fitur adalah sarana kompetitif untuk
mendiferensiasikan produk perusahaan dari produk pesaing. Menjadi
produsen pertama yang
memperkealkan fitur baru yang bernilai merupakan salah satu cara paling
efektif untuk bersaing

3. Perspektif terhadap kualitas produk

Pada dasarnya kualitas mengandung banyak definisi karena setiap


individu pasti memiliki cara pandang yang berbeda-beda. Perspektif kualitas
produk merupakan persepsi seorang konsumen terhadap keseluruhan kualitas
atau keunggulan suatu produk atau jasa dengan maksud yang diharapkan atau
diinginkan oleh konsumen. Menurut David Garvin yang dikutip dalam buku
(Tjiptono, 2016). perspektif kualitas dapat diklasifikasikan dalam lima
kelompok sebagai berikut:

1. Transcendental approach

Kualitas dalam pendekatan ini dapat dirasakan atau diketahui tetapi sulit
didefinisikan dan dioperasionalkan. Sudut pandang ini biasanya diterapkan
dalam seni musik, drama, seni tari, dan seni rupa. Selain perusahaan dapat
mempromosikan produknya dengan pertanyaan-pertanyaan seperti tempat
berbelanja yang menyenangkan (supermarket), elegan (mobil), kecantikan
wajah (kosmetik) kelembutan dan kehalusan kulit (sabun mandi), dan lain-
lain. Dengan demikian fungsi perencanaan, produksi, dan pelayanan suatu
perusahaan sulit sekali menggunakan definisi ini sebagai dasar manajemen
kualitas.

2. Product-based approach

Pendekatan ini menganggap bahwa kualitas sebagai karakterisktik atau atribut


yang dapat di kuantifikasikan dan dapat diukur. Perbedaan dalam kualitas
mencerminkan perbedaan dalam jumlah beberapa unsur atau atribut yang
dimiliki produk. Karena pandangan ini sangat objektif, maka tidak dapat
menjelaskan perbedaan dalam selera, kebutuhan, dan preferensi individual.

3. User-based approach

Pendekatan ini didasarkan pada pemikiran bahwa kualits tergantung pada


orang yang memandangnya, dan produk yang paling memuaskan referensi
seseorang (misalnya perceived quality) merupakan produk yang berkualitas
yang paling tinggi. Perspektif yang subyektif dan demand-oriented juga
menyatakan bahwa pelanggan yang berbeda memiliki kebutuhan dan
keinginan yang berbeda pula, sehingga kualitas bagi seseorang adalah sama
dengan kepuasan maksimum yang dirasakan. Kepuasan seseorang tentu akan
berbeda-beda pula, begitu juga dengan pandangan seseorag terhadap kualitas
suatu produk pasti akan berbeda-beda pula pandangannya. Suatu produk yang
dapat memenuhi keinginan dan kepuasan seseorang, belum tentu dapat
memenuhi kepuasan orang lain.

4. Manufacturing-based approach

Perspektif ini bersifat supply-based dan terutama memperhatikan praktik-


praktik perekayasaan dan pemanufakturan, serta mendefinisikan kualitas
sebagai sama dengan persyaratannya. Dalam sektor jasa, dapat dikatakan
kualitas bersifat operation-driven. Pendekatan ini berfokus pada penyesuaian
spesifikasi yang dikembangkan secara internal, yang sering kali di dorong
oleh
tujuan peningkatan produktivitas dan penekanan biaya. Jadi yang menentukan
kualitas adalah standarstandar yang ditetapkan perusahaan, bukan konsumen
yang menggunakannya.

5. Value-based approach

Pendekatan ini memandang kualitas dari segi nilai dan harga dengan
mempertimbangkan trade-off antara kinerja dan harga, kualitas didefinisikan
sebagai “affordable excellence”. Kualitas dalam perspektif ini bernilai relatif,
sehingga produk yang memiliki kualitas paling tinggi belum tentu produk
yang paling bernilai. Akan tetapi yang paling bernilai adalah produk atau jasa
yang paling tepat dibeli

4. Indikator Kualitas Produk

ada beberapa pendapat mengenai indikator kualitas produk, antara lain menurut
(Kotler, 2016)apabila perusahaan ingin mempertahankan keunggulan
kompetitifnya dalam pasar maka perusahaan harus mengerti aspek dimensi apa
saja yang di gunakan oleh konsumen untuk membedakan produk yang dijual
perusahaan tersebut dengan produk pesaing. Oleh karena itu kualitas produk dapat
dibagi menjadi 6 macam yaitu sebagai berikut :

a. Bentuk

Produk dapat dibedakan secara jelas dengan yang lainnya berdasarkan bentuk,
ukuran, atau struktur fisik produk.

b. Ciri-ciri produk
Karakteristik sekunder atau pelengkap yang berguna untuk menambah fungsi
dasar yang berkaitan dengan pilihan pilihan produk dan pengembangannya

c. Kinerja

Aspek fungsional suatu barang dan merupakan karakteristik utama yang


dipertimbangkan pelanggan dalam membeli barang tersebut

d. Ketepatan atau kesesuaian

Sejauh mana karakteristik desain dan operasi produk memenuhi standart standart
yang telah di tetapkan sebelumnya

e. Daya tahan

Berkaitan dengan berapa lama produk tersebut di produksi dan terus di gunakan

f. Kemudahan perbaikan

Meliputi kecepatan, kompetensi, kenyamanan, mudah di reparasi dan penanganan


keluhan yang memuaskan dari produk

2.1.4 PROMOSI

Promosi merupakan salah satu bentuk khusus komunikasi untuk


memenuhi fungsi pemasaran, Untuk dapat menjalankan fungsi pemasaran, maka
hal yang harus dilakukan perusahaan dalam kegiatan promosi harus lebih dari
sekedar memberikan informasi kepada khalayak. Perusahaan juga harus
membentuk kegiatan promosi seperti membujuk khalayak ramai agar tertarik
terhadap suatu produk yang ditawarkan. Menurut Laksana, (2017) menyatakan
promosi adalah suatu komunikasi dari penjual dan pembeli yang berasal dari
informasi yang tepat yang bertujuan untuk merubah sikap dan tingkah laku
pembeli,
yang tadinya tidak mengenal menjadi mengenal sehingga menjadi pembeli dan
tetap mengingat produk tersebut. Dengan demikian maka promosi merupakan
aktivitas komunikasi yang berasal dari informasi yang tepat. menurut Kotler dan
Keller, (2016) promosi merupakan aktivitas yang mengkomunikasikan
keunggulan produk dan membujuk pelanggan sasaran untuk membelinya.

Dari kedua pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa kegiatan


promosi adalah suatu kegiatan komunikasi antara pembeli dan penjual mengenai
keberadaan produk dan jasa, menyakinkan, membujuk dan meningkatkan kembali
akan produk dan jasa tersebut sehingga mempengaruhi sikap dan perilaku yang
mendorong kepada pertukaran dalam pemasaran.

1. Bauran Promosi

Bauran promosi Menurut Kotler dan Keller, (2016)adalah maketing


communication mix yang lebih dikenal dengan istilah promotion mix, yaitu:

1. Advertising (Iklan)

semua bentuk terbayar dari presentasi non personal dan promosi ide, barang
atau jasa melalui sponsor yang jelas. Bentuk yang paling dikenal oleh
masyarakat adalah melalui media elektronik dan media cetak.

2. Sales promotion (Promosi Penjualan)

berbagai insentif jangka pendek untuk mendorong percobaan pembelian


produk atau jasa. Bentuknya seperti undian, hadiah, sampel dan lain-lain.

3. Events and experiences (Acara dan pengalaman)

kegiatan dan program yang disponsori perusahaan yang dirancang untuk


menciptakan interaksi harian atau interaksi yang berhubungan dengan merek
tertentu. Bentuknya seperti festival seni, hiburan, acara amal, dan lain-lain.

4. Public Relation and publicity (Hubungan masyarakat dan publisitas)

beragam program yang dirancang untuk mempromosikan atau melindungi


citra perusahaan atau produk individunya. Bentuknya seperti donasi, amal,
pidato, seminar, dan lain-lain.
5. Direct Marketing and database (Pemasaran langsung)

penggunaan surat, telepon, fax, e-mail, atau internet untuk berkomunikasi


secara langsung dengan atau meminta respon atau dialog dari pelanggan dan
prospek tertentu.

6. Online and social media marketing (Pemasaran online dan media sosial)
aktivitas online dan program yang dirancang untuk melibatkan pelanggan atau
prospek dan secara langsung meningkatkan kesadaran, memperbaiki citra,
atau memperoleh penjualan produk dan layanan.
7. Mobile marketing (Pemasaran mobile)

bentuk khusus pemasaran online yang menempatkan komunikasi pada


konsumen ponsel, smartphone atau tablet.

8. Personal Selling (Penjualan personal)

interaksi tatap muka dengan satu atau lebih pembeli prospektif untuk tujuan
melakukan presentasi, menjawab pertanyaan atau pengadaan pesan.
Bentuknya seperti penjualan, rapat penjualan, dan lain-lain.
2. Indikator Promosi

Terdapat dimensi-dimensi yang menjadi suatu ciri dari variabel


promosi yang dijadikan sebagai hal-hal yang membentuk variabel promosi.
Menurut (Kotler dan Keller, 2016) indikator-indikator promosi diantaranya
adalah:

a. Pesan Promosi

tolak ukur seberapa baik pesan promosi dilakukan dan disampaikan kepada
pasar.

b. Media Promosi

media yang digunakan oleh perusahaan guna melaksanakan promosi.

c. Waktu Promosi

lamanya promosi yang dilakukan oleh perusahaan.

d. Jumlah promosi

penjualan yang dilakukan dalam suatu waktu melalui media promosi


penjualan.

3. Strategi Promosi

Strategi promosi menggunakan media masa menurut teguh dalam nurhadi,


(2018) sebagai berikut:

1. Keterkaitan pendekatan dan tujuan periklanan


2. Metode pemilihan media
3. Kriteria evaluasi kepatuhan media

4. Keunggulan dan kelemahan beriklan dengan menggunakan surat kabar

5. Keunggulan dan kelemahan dalam beriklan dengan menggunakan media


majalah

6. Keunggulan dan kelemahan dalam beriklan dengan menggunakan media brosur

7. Keunggulan dan kelemahan media televisi

8. Keunggulan dan kelemahan media radio

9. Keunggulan dan kelemahan media ruang publik

4. Alat-Alat Promosi

Menurut Kotler dalam (Firmansyah 2020, 273) menyatakan alat alat promosi
sebagai berikut :
a. Sampel

Sejumlah kecil produk yang ditawarkan kepada konsumen untuk dicoba

b. Kupon

Sertidikat yang membeli potongan harga untuk pembelian produk tertentu

c. Tawaran pengembalian uang (rabat)


Tawaran produk kepada konsumen yang mengirimkan “bukti pembelian” ke
perusahaan
d. Harga paket (transaksi potongan harga atau diskon)

Menawarkan kepada konsumen penghematan dari harga biasa suatu produk


e. Premium (hadiah pemberian)

Barang yang ditawarkan secara Cuma Cuma atau harga sangat miring sebai
inisiatif untuk membeli sesuatu produk
f. Program frekuensi

Program yang memberikan imbalan yang terkait dengan frekuensi dan


intensitas konsumen membeli produk dan jasa perusahaan
g. Kontes, undian dan permainan

Kegiatan promosi yang memberikan konsumen peluang untuk memenagkan


sesuatu seperti uang tunai, perjalanan atau barang dengan keberuntungan dan
usaha ekstra
h. Imbalan berlangganan

Uang tunai atau hadiah yang ditawarkan bagi penggunaan suatu produk atau
jasa perusahaan
i. Pegujian Gratis

mengundang calon pembeli untuk menguji coba produk tanpa biaya dengan
harapan mereka akan membeli
j. Garansi Produk

Janji eksplisit atau implisit penjualan bahwa produk tersebut akan bekerja
sebagaimana yang telah ditentukan
k. Kupon Promosi

Dua atau lebih merek perusahaan bekerja sama dengan kupon, pengembalian
uang dan kontes untuk meningkatkan daya tarik
l. Promosi-Silang
Menggunakan satu merek untuk mengiklankan merek lain yang tidak bersaing

m. Point of purchase

Display atau peragaan yang berlangsung ditempat pembayaran atau penjualan.


BAB III

KERANGKA KONSEPTUAL

3.1 Kerangka Proses Berfikir


Kerangka pemikiran merupakan sebuah sintesa dari serangkaian teori yang tertuang
dalam tinjauan pustaka, yang pada dasarnya merupakan gambaran sistematis dari kinerja
teori dalam memberikan solusi dan alternative solusi dari serangkaian masalah yang
ditetapkan.
Alur kerangka pemikiran yang menggambarkan pengaruh faktor-faktor yang
melatarbelakangi terbentuknya pengaruh keputusan konsumen. Faktor-faktor dalam
penelitian ini meliputi faktor social, faktor pribadi, dan psikologis

Citra

Merek/Brand
H1

Kualitas Keputusan

roduk Pembelian

H2

Persepsi

Harga

H3
3.2 Kerangka Konseptual
Penelitian ini menguji bagaimana pengaruh Brand Awareness, Kualitas Produk dan
Promosi terhadap keputusan pembelian. Kerangka Konseptual dapat di lihat sebagai
berikut :
Pemasaran

kotler dan keller laksana


Wibowo, (2017) (2017:133),
(2016:194), kualitas

brand awerenes. produk.


promosi.

1. Recall 1. Bentuk
1. Pesan
2. Recognition 2. Ciri-ciri Produk
Promosi
3. Purchase 3. Kinerja
2. Media
4. Compsumtion 4. Ketepatan atau Promosi
Kesesuaian 3. Waktu
5. Daya Tahan Promosi
6. Kemudahan 4. Jumlah
Perbaikan
Promosi

Perilaku Konsumen

Minat Beli

kotler dan amstrong (2016), keputusan pembelian


Kemantapan pada sebuah produk
Keb iasaan dalam membeli produk
Kecepatan dalam membeli produk
Keterangan :

: variabel yang tidak di teliti

: variabel yang di teliti

Berdasarkan pada uraian di atas yang dikembangkan dalam penelitian ini


mengacu pada tinjauan teori sehingga dapat di gambarkan kerangka penelitian
sebagai berikut :

Brand Awareness (X1)

H1

Kualitas Produk(X2) H2 Keputusan Pembelian(Y)

Promosi(X3)
H3

H4
3.3 Hipotesis Penelitian
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian.
Dikatakan sementara karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang
relevan, belum berdasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui
pengumpulan data (Sugiyono, 2017) Hipotesis masih akan diuji kebenarannya dengan
menggunakan data-data yang paling berguna untuk membuktikan kebenaran dari pada
hipotesis itu sendiri.

Berdasarkan perumusan masalah, tujuan penelitian dan tinjauan teoritis


seperti yang telah diuraikan sebelumnya, maka dapat disusun hipotesis sebagai
pendugaan sementara dalam penelitian ini sebagai berikut:

H1 : Di duga terdapat pengaruh Positif Signifikan Brand Awereness terhadap


Keputusan Pembelian HP Apple pada mahasiswa Universitas Dr. Soetomo

H2 : Di duga terdapat pengaruh Positif signifikan Kualitas Produk terhadap


Keputusan Pembelian HP Apple pada mahasiswa Universitas Universitas
Dr. Soetomo

H3 : Di duga terdapat pengaruh Positif signifikan Promosi terhadap Keputusan


Pembelian HP Apple pada mahasiswa Universitas Dr. Soetomo

H4 : Pengaruh Brand Awareness, Kualitas Produk danPromosi secara Simultan


atau bersama sama terhadap keputusan pembelian HP Apple pada
mahasiwa Universitas Dr. Soetomo
BAB IV

METODE PENELITIAN

4.1 Identifikasi Variabel

Setiap kegiatan suatau penelitian harus memusatkan perhatiannya pada


beberapa fenomena atau gejala utama pada beberapa fenomena lain yang sangat
relevan. Dalam penelitian pemasaran, umumnya suatu fenomena tersebut
merupakan konsep mengenai suatu atribut atau sifat yang terdapat pada subjek
penelitian yang dapat bervariasi secara kuantitatif dan kualitatif (Azwar 2012)
Adapun variabel yang di gunakan dalam penelitian ini adalah dua variabel, yaitu :

A. Variabel terikat atau variable dependent menurut Sugiyono, (2017)adalah


variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel
bebas.
B. Variabel bebas atau variable independent menurut Sugiyono, (2017) ialah
suatu variabel yang mempengaruhi atau menjadi sebab suatu perubahan atau
timbulnya variabel terikat.

Identifikasi variabel pada penelitian ini adalah sebagai berikut :

A. Variabel terikat (Y) : Keputusan Pembelian

B. Variabel bebas (X) : Brand Awareness, Kualitas Produk, Promosi

3.4.1 Definisi Operasional Variabel


Dalam penelitian ini menggunakan dua jenis variable yaitu: variable

Brand Awereness, Keputusan Pembelian dan Promosi dan variable dependen

Keputusan Pembelian.
Tabel 2
Defisini Opersional Variabel

No Variabel Pengertian Indikator Item yang diukur


Brand Recall - Sejauh mana konsumen
awareness
adalah dapat mengenali produk
kemampuan Apple
dari seorang - Sejauh mana konsumen
calon dapat mengetahui dan
pembeli mengerti produk apple
(potential
buyer) untuk Recognition - Seberapa jauh konsumen
mengenali dan calon konsumen
Brand (recognize) mengenali produk yang
atau akan dibeli
1
Awereness mengingat
(recall) suatu Purchase - Konsumen dan calon
merek yang
konsumen apakah
merupakan
mengutamakan apple
bagian dari
sebagai pilihannya ketika
suatu produk
melakukan pembelian
tertentu
Consumption Konsumen dan calon

konsumen apakah selalu


mengingat apple saat
melakukan pembelian dan
menjadikan apple sebagai
pilihan utama
2
Kualitas Kualitas Bentuk -konsumen dan calon
Produk produk konsumen selalu
sendiri ialah memperhatikan bentuk
faktor yang produk sebelum di beli
sangat Ciri-ciri - Konsumen dan calon
penting produk konsumen selalu
dikarenakan memperhatikan
kualitas keunggulan serta
tersebut yang spefikasi produk sebelum
akan menjadi melakukan pembelian
penentu
apakah Kinerja - Konsumen dan calon
konsumen konsumen menjadikan
ada merasa karakteristik dalam
puas atau menentukan pilihan
tidak Ketepatan - Konsumen dan calon
terhadap atau konsumen selalu memilih
produk yang Kesesuaian produk berdasarkan
diproduksi kebutuhan dan keinginan
dan
dikeluarkan Daya Tahan - Konsumen dan calon
untuk konsumen selalu
dipasarkan. menggunakan daya tahan
sebagai aspek utama
dalam menentukan
pilihan

Kemudahan - Konsumen dan calon


Perbaikan konsumen selalu
memikirkan tempat
service apakah tersedia
dengan mudah ketika
terjadi kerusakan

Promosi Pesan - Dalam promosi


merupakan promosi produknya apple selalu
salah satu memberikan pesan
3
Promosi bentuk disetiap promosi
khusus
Media - Apple sebagai perusahaan
komunikasi
promosi smartphone yang tidak
untuk
memberikan banyak
memenuhi promosi dalam setiap
fungsi produknya
pemasaran.
Waktu - apple selalu
promosi memperhatikan timing
saat melalukan promosi
dalam produk barunya
Jumlah - Apple selalu
promosi memperhatikan berapa
unit yang akan di
pasarkan ketika promosi
diberlakukan

Keputusan Kemantapan - Mutu dan kualitas produk


pembelian pada sebuah Apple selalu menjadi
adalah suatu produk faktor utama konsumen
keputusan dan konsumen dalam
yang dibuat melakukan pembelian
karena ada
Kebiasaan - Konsumen yang merasa
beberapa
dalam puas atas produk apple
alternatif
membeli secara tidak langsung
4
Keputusan pilihan yang produk akan melakukan repeat
Pembelian akan dipilih
order
Kecepatan - Kepuasan konsumen
dala secara tidak langsung
membeli dapat mempercepat
produk konsumen atau konsumen
dalam melakukan
pembelian barang atau
memutuskan pembelian
4.3 Populasi dan Prosedur Penentuan Sampel

Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah


responden. Sampel responden yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
responden yang pernah membeli serta menggunakan Hp Apple saat penyebaran
kuisioner di Universitas Dr. Soetomo. Teknik pengambilan sampel dalam
penelitian ini menggunakan accidental sampling. Menurut Sugiyono, (2017)
Accidental sampling adalah suatu penentuan sampel yang berdasarkan kebetulan,
yaitu siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti dapat di gunakan
sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan di temui itu cocok sebagai
sumber data.

Jumlah sampel yang di gunakan dalam penelitian ini


menggunakanrumus Lameshow, dikarenakan jumlah populasi pada penelitian
belum diketahui atau tidak terhingga (Sugiyono, 2017). Berikut rumus lameshow
sebagai berikut :

𝑍2. P(1 − P)
n=
𝑑2

keterangan :

n = jumlah sampel

z = skor z pada kepercayaan 95% = 1,96


p = maksimal estimasi 0,5

d = alpha (0,10) atau sampling error 10%

sesuai dengan rumus diatas, maka penggunaan sampel yang akan di gunakan
ialah :
𝑍2P(1 − P)
n=
𝑑2

1,962. 0,5 (1 − 0,5)


n=
0,12

3,8416.0,25
𝑛=

0,01

n = 96,04 = 97

berdasarkan rumus diatas yang di dapatkan ialah 96,04 dan dibulatkan


menjadi 97 responden, sehingga pada penelitian tersebut maka sampel yang di
gunakan dalam penelitian sekurang kurangnya berjumlah 97 responden. dalam
penelitian ini dapat diukur dengan menggunakan skala Likert yang mempunyai
lima tingkat preferensi masing – masing memiliki skor antara 1 – 5 yang nampak
pada Tabel 1:
TABEL 1

Skala Kode Keterangan


Interval Jawaban
1 STS Sangat Tidak Setuju
2 TS Tidak Setuju
3 KS Kurang Setuju
4 S Setuju
5 SS Sangat Setuju

Sumber: (Sugiyono, 2017)

4.4 Jenis dan Sumber Data

Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data Kuantitatif.
Subjek penelitian adalah tempat dimana data variabel penelitian diperoleh
(Arikunto, 2010). Data subjek diperoleh dari data penelitian berdasarkan opini,
sikap, pengalaman, atau karakteristik seseorang atau sekelompok yang menjadi
subjek penelitian (responden) yang berada di Universitas Dr. Soetomo

Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini menggunakan data primer yaitu data
yang diperoleh langsung dari subjek penelitian berupa tanggapan dari
responden mengenai Brand Awereness, Kualitas Produk dan Promosi terhadap
keputusan pembelian Hp Apple. Data ini berupa informasi yang diperoleh
melalui keterangan - keterangan yang berupa jawaban atas pertanyaan yang
diajukan melalui kuisioner dengan variabel – variabel dalam penelitian.

4.5 Teknik Pengumpulan Data

Penelitian ini dapat dikumpulkan menggunakan daftar pertanyaan atau kuisioner dalam
proses pengumpulan data. Kuisioner merupakan cara pengumpulan data dengan
memberikan daftar pertanyaan kepada responden yang telah melakukan pembelian Hp
Apple untuk mengetahui data – data mengenai Brand Awereness, Kualitas Produk dan
Promosi terhadap keputusan pembelian. Responden diminta dengan memberi tanda
tertentu pada alternatif jawaban yang telah disediakan dalam kuisioner. Informasi
pribadi responden diperlukan untuk membantu menjelaskan dan mengukur variabel –
variabel dalam penelitian. Skala pengukuran yaitu kesepakatan yang digunakan sebagai
acuan panjang pendeknya interval yang ada dalam alat ukur, sehingga alat ukur tersebut
akan menghasilkan data kuantitatif.

4.6 Teknik Analisis

Teknik Analisis Data

Data yang akan dianalisis pada penelitian ini bertujuan untuk melihat
ada atau tidaknya pengaruh Brand Awareness, Kualitas Produk dan Promosi
Terhadap Keputusan Pembelian. Menurut Ghozali, (2016) analisis data adalah
suatu
Kegiatan setelah data dari seluruh responden atau data lain terkumpul. Kegiatan
dalam analisis data adalah mengelompokan data berdasarkan variabel dan jenis
responden, mentabulasi data berdasarkan variabel dari seluruh responden,
menyajikan data tiap variabel yang diteliti, melakukan perhitungan untuk
menjawab rumusan masalah dan melakukan perhitungan untuk hipotesis yang
telah diajukan. Untuk memudahkan peneliti dalam menganalisis data, peneliti
menggunakan program computer SPSS 23 for windows. Tahapan analisis data
dalam penelitian ini ialah sebagai berikut:

Uji Instrumen Data

1. Uji Validitas

Uji Validitas digunakan untuk menguji sejauh mana item kuisioner dapat
dikatakan valid atau tidak. Uji Validitas tersebut menggunakan rumus korelasi
product moment. Menurut Ghozali, (2016) uji signifikan dilakukan dengan taraf
probabilitas 0.05 dengan syarat sebagai berikut:

1. Jika nilai r hitung > 0.5, maka item dalam kuisioner dinyatakan valid.

2. Jika nilai r hitung < 0.5, maka item dalam kuisioner dinyatakan tidak valid.

2. Uji Reliabilitas

Uji Reliabilitas digunakan untuk menguji pernyataan kuisioner yang


merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuisioner dikatakan
reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah
konsisten atau stabil dari waktu ke waktu (Ghozali, 2016) Jawaban responden
dikatakan reliabel jika masing-masing pertayaan dijawab secara konsisten.
Alternatif lain
untuk mengukur reliabilitas dengan uji statistik Cronbach Alpha. Suatu konstruk
atau variabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha > 0,60 dapat dikatakan
reliabel, apabila suatu kosntruk atau variabel sebaliknya memberikan nilai
Cronbach Alpha < 0,60 dapat dikatakan tidak reliabel (Ghozali, 2016).

Analisis Regresi Linier Berganda

Untuk menjawab permasalahan pada penelitian ini, maka peneliti


menggunakan analisis regresi linier berganda (Multiple Regression). Analisis
regresi linier berganda digunakan untuk menganalisis pengaruh dari Brand
Awereness, Kualitas Produk dan Promosi (variabel bebas) terhadap Keputusan
Pembelian (variabel terikat). Rumusan matematis yang digunakan pada penelitian
ini adalah:

KP = a + β1Ba + β2Kp + β3Pr + e

Keterangan :

KP = Keputusan Pembelian

a = Konstanta

β1 β2 β3 = Koefisien Regresi

Ba = Brand Awareness

Kp = Kualitas Produk

Pr = Promosi

e = Standart Error
Uji Asumsi Klasik

1. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan dengan tujuan untuk menguji apakah model


regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Jika
residual tidak mengikuti distribusi normal, maka model regresi dinyatakan tidak
valid menurut (Ghozali, 2016). Untuk mengetahui apakah ada distribusi normal,
dapat diuji dengan metode kolmogrov-sminov atau pendekatan grafik.

a. Pendekatan Kolmogrov-Sminov

Syarat pengambilan keputusan pada pendekatan ini adalah:

1. Nilai probabilitas > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa hasil data tersebut
berdistribusi normal.

2. Nilai probabilitas < 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa hasil data tersebut
tidak berdistribusi normal.

b. Pendekatan Grafik

Pendekatan yang dipakai untuk menilai normalitas dengan pendekatan


grafik adalah P-P Plot Of Regresion Standart, pengujian ini mempunyai
syarat bahwa distribusi data penelitian harus mengikuti garis diagonal dengan
antara 0 dan pertemuan sumbu X dan sumbu Y.
2. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model


regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen atau variabel bebas.
Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel
independen. Suatu model regresi yang tidak ada korelasi antar variabel bebas
mempunyai nilai tolerance lebih besar dari 0,10 dan nilai VIF (Variance
Inflation Factor) lebih kecil dari 10 (Ghozali, 2016).

3. Uji Heteroskidasitas

Uji heteroskidasitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi


terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain
(Ghozali, 2016). Apabila variance dari residual satu pengamatan ke pangamatan
lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut
heteroskedastisitas. Dalam pengujian ada tidaknya heteroskedastisitas digunakan
grafik plot antara nilai prediksi variabel dependen (ZPRED) dengan residualnya
(SRESID). Model regresi yang baik adalah model regresi yang homoskedastisitas
dengan melihat grafik scatterpot. Ciri – ciri adanya heteroskedastisitas adalah
adanya titik-titik terikat menyebar secara acak membentuk pola tertentu yang
beraturan (bergelombang), menyebar kemudian menyempit. Begitu sebaliknya
apabila terjadi heteroskedastisitas adalah tidak adanya pola yang jelas serta titik-
titik menyebar baik dibawah atau diatas 0 pada sumbu Y.

Uji Hipotesis

1. Uji F

Menurut Ghozali, (2016) uji kelayakan model bertujuan untuk melihat


ketepatan fungsi regresi sampel dalam menaksir nilai aktual. Pengujian
dilakukan dengan taraf signifikan sebesar 0,05 (α=5%). Menurut (Ghozali 2016)
ketentuan untuk penerimaan atau penolakan model penelitian adalah sebagai
berikut:
a. Jika nilai signifikan F > 0,05 maka model penelitian dikatakan tidak layak
untuk digunakan.

b. Jika nilai signifikan F < 0,05 maka model penelitian dikatakan layak untuk
digunakan.

2. Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi (R2) digunakan untuk melihat keeratan hubungan


antara Brand Awereness, Kualitas Produk dan Promosi (variabel bebas) dengan
Keputusan Pembelian (varibel terikat). Rentang nilai yang berlaku adalah 1 dan 0
dengan sebagai berikut :

1. Jika nilai R2 = 1 atau mendekati 1, maka hubungan antara variabel bebas


dengan variabel terikat sangat kuat dan positif.

2. Jika nilai R2 = -1 atau mendekati -1, maka hubungan antara variabel bebas
dengan variabel terikat sangat kuat tetapi nilainya negative atau berlawanan
arah.

3. Jika nilai R2 = 0 atau mendekati 0, maka hubungan antara variabel bebas


dengan variabel terikat sangat lemah dan tidak memiliki hubungan sama
sekali atau lemah.

3. Perumusan Hipotesis (t-test)

Menurut (Ghozali, 2016) uji hipotesis digunakan untuk melihat pengaruh


dari masing-masing varaibel bebas terhadap variabel terikat. Taraf signifikan yang
menjadi acuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.
Pengujian Hipotesis (H1)

1. Jika signifikan uji t > 0,05 maka Brand Awarenesss tidak berpengaruh
signifikan terhadap Keputusan Pembelian HP Apple pada mahasiswa
Universitas Dr. Soetomo
2. Jika signifikan uji t < 0,05 maka Brand Awareness berpengaruh
signifikan terhadap Keputusan Pembelian HP Apple pada mahasiswa
Universitas Dr. Soetomo

2.
Pengujian Hipotesis (H2)

1. Jika signifikan uji t > 0,05 maka Kualitas Produk tidak berpengaruh
signifikan terhadap Keputusan Pembelian HP Apple pada mahasiswa
Universitas Dr. Soetomo
2. Jika signifikan uji t < 0,05 maka Kualitas Produk berpengaruh signifikan
terhadap Keputusan Pembelian HP Apple pada mahasiswa Universitas
Dr. Soetomo

2. Pengujian Hipotesis (H3)


1. Jika signifikan uji t > 0,05 maka Promosi berpengaruh tidak signifikan
terhadap Keputusan Pembelian HP Apple pada mahasiswa Universitas
Dr. Soetomo

2. Jika signifikan uji t < 0,05 maka Promosi berpengaruh signifikan


terhadap Keputusan Pembelian HP Apple pada mahasiswa Universitas
Dr. Soetomo
DAFTAR PUSTAKA

Aini, E. N., dan A, L. Andjarwati. 2020. “Pengaruh Gaya Hidup Konsumtif dan
Kualitas Produk .” Jurnal Ekonomi dan Manajemen Islam 17-28.

Andriani, S., dan Kusuma. 2017. Desain dan Analisis Eksperimen, Untuk Rekayasa
Kualitas. Jakarta: UB Press.

Arikunto. 2010. Prosedur Penelitian Suatu pendekatan praktik. Jakarta: PT.


Rineka Cipta.

Azwar, S. 2012. Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Darmadi, D., Sugiarto, dan Sitinjak, T. 2014. Strategi Menaklukkan Pasar melalui
Riset Ekuitas Merek dan Perilaku Merek. Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama.

David, F. R. 2011. Strategic Management Manajemen Strategi Konsep,


Edisi 12.

Jakarta: Salemba Empat.


Firmansyah, M. A. 2020. Komunikasi Pemasaran. Pasuruan: Cv. Penerbit Qiara
Media.

Ghozali, I. 2016. Aplikasi Analisis Multivariete Dengan Program IBM SPSS 23.

Cetakan Ke delapan. Semarang: Universitas Diponegoro.

Hasan, A. 2013. Marketing dan Kasus Kasus Pilihan. Yogyakarta: Caps (Center
Of Publising Service).

Hurriyati, R. Bauran Pemasaran dan Loyalitas Konsumen. 2010. Bandung:


Alfabetha.
—. 2010. Bauran Pemasaran dan Loyalitas Konsumen. Bandung: Alfabetha.

Kotler, A. 2016. Marketing An Introduction, Edisi 13. Usa: Perason Education.

Kotler, P., dan K, L. Keller. 2016. Marketing Management.Usa: Global Edition.

Laksana, F. 2017. manajemen Pemasaran: pendekatan Grafik. Yogyakarta: Graha


Ilmu.

Marwan, J. E. S., dan A, Pandiangan. 2020. “Pengaruh Gaya Hidup Konsumtif dan
Kualitas Produk terhadap Keputusan Pembelian.” Jurnal Bisnis dan
Manajemen Islam 17-28.

Masrin, I., dan R, P. Yanto. 2019. “Dampak Promosi, Harga dan Citra Merek
Terhadap Keputusan Pembelian Smartphone Oppo.” Jurnal Sains
Manajemen dan Bisnis Indonesia 90-99.
Rizky, S. N. 2019. “pengaruh Word Of Mouth dan Brand Awereness
Terhadap keputusan Pembelian pada Smartphone Xiomi Tipe
Redmi.” jurnal manajemen dan bisnis 21-25.
Rosyidi, M. I. 2021. “Penjualan Iphone.” detik corporate. 15 januari.
Diakses januari 15, 2021. www.inet.detik.com.
Setiawan, S. R. D. 2019. Penjulan Ponsel Iphone Anjlok. Kompas
Corporation. 01 mei. Diakses Mei 01, 2019.
www.money.kompas.com.
Sinaga, M. J. E., dan A. Pandiangan. 2019. “Pengaruh Kualitas Produk,
Harga dan Promosi terhadap Keputusan Pembelian Produk
Suture and Gloves pada PT. Surgika Alkesindo Medan.” Jurnal
Ekonomi Keuangan dan Manajemen Publik 92-102.

Anda mungkin juga menyukai