Anda di halaman 1dari 7

KEKECEWAAN PELANGGAN PERUSAHAAN APPLE TERHADAP PENURUNAN

HARGA IPHONE

Dosen Pengampu: Dra. Dyah Hariani, M.M

Disusun Oleh:

Kelompok 7

1. Maximilian Jeremia Atur (14020220140037)/ 31


2. Choirul Abidin (14020220140023)/ 32
3. Sheren Phaedra (14020220140054)/ 33
4. Natasya Dava Caroline Ginting (14020220140048)/ 34
5. Alfina Putri Cahyaningrum (14020220140085)/ 35

PROGRAM STUDI S1 ADMINISTRASI PUBLIK K. REMBANG

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS DIPONEGORO

2021
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Smartphone adalah perangkat yang digunakan untuk komunikasi dan berfungsi sebagai
PDA (Persinal Digital Assistant), seperti komputer. Adanya layanan akses data yang bisa
digunakan di smartphone bisa digunakan oleh setiap kemungkinan pengguna perangkat para
penggunanya selalu terhubung langsung ke koneksi internet dimanapun, kapanpun. Layanan
data atau akses internet sangat berguna untuk menjelajah, mengirim email, mengobrol, dan
memposting. Perkembangan industri smartphone di Indonesia semakin meningkat perlu
dicatat bahwa merek dalam dan luar negri berlomba-lomba untuk mempertahankan
konsumennya. Contoh sebuah merek smartphone terpopuler di Indonesia adalah merek
Apple Iphone. Apple telah menjadi salah satu merek produk elektronik yang sering disebut-
sebut sebagai merek paling popular.

Apple didirikan pada 1 April 1976 oleh Steve Jobs, Steve Wozniak dan Ronald Wayne.
Saat itu, perusahaan fokus mengembangkan dan menjual komputer pribadi dengan nama
Apple Computer, Inc. Pada tanggal 3 Januari 1977, mulai berganti nama menjadi Apple Inc.
Pada Januari 2007, Apple menyadari bahwa mereka akan mulai focus peralihan ke produk
elektronik. Apple bergabung dengan Dow Jones Industrial Average 19 maret 2015. Apple
merupaka perusahaan teknologi multiansional asal Amerika yang berkantor pusat di
Cupertino, California, Amerika Serikat. Perusahaan ini berkutat pada bidang desain,
pengembangan, dan menjual produk elektronik, perangkat lunak komputer, dan layanan
online. Apple juga membuat produk perangkat keras seperti ponsel pintar iphone, tablet ipad,
komputer Mac, Ipod portable media player, serta jam pintar Apple (smartwatch).

Merek Apple menawarkan produk jual dengan harga tinggi dan targetkan kelas
menengah. Apple adalah sebuah merek smartphone dengan harga tinggi untuk pasar kelas
menengah ke atas. Salah satu ciri pengguna Apple adalah selalu ingin mengikuti tren cara
hidup saat ini, tidak peduli apakah sebenarnya mereka butuh produk ini dan mendapatkan
manfaat dari produk yang dikonsumsinya. Peningkatan pasar di bidang teknologi komunikais
tidak dapat disangkal secara tidak langsung mempengaruhi persaingan antar perusahaan
pemasuk telepon seluler. Pasar perusahaan telepon seluler sangat beragam di Indonesia yaitu,
Iphone, Samsung, Asus dan perusahaan lainnya. Pelanggan memiliki standarnya sendiri
untuk menentukan sikap membeli produk ponsel. Untuk memenangkan konsumen,
penerimaan perusahaan meningkatkan persaingan telekomunikasi yang diharapkan untuk
seacar aktif mendistribusikan dan memperkenalkan produk kepada publik untuk dibuat kesan
yang membuat konsumen tertarik menjaga loyalitas produk.

Salah satu usaha dalam meningkatkan loyalitas pelanggan adalah dengan menciptakan
produk yang berkualitas sehingga dapat bersaing dipasaran. Konsumen akan lebih menyukai
produk-produk yang menawarkan fiturfitur paling bermutu, berprestasi, atau inovatif. Untuk
Iphone sendiri sudah terkenal memiliki kualitas produk yang baik jika dibandingkan dengan
produk smartphone lainnya. Namun masyarakat berhak memilih sebuah produk atau jasa
dengan merek apapun sesuai kriteria masing-masing. Disamping kualitas produk, tinjauan
terhadap harga juga penting. Dimana harga sangat berpengaruh terhadap loyalitas, dengan
harga yang tinggi dari pesaing membuat konsumen akan mengambil keputusan untuk
berpindah ke pada merek yang lain, begitu juga sebaliknya.

Berkaitan dengan harga, hal ini juga dikuatkan oleh hasil penelitian yang telah dilakukan
oleh Indah Dwi Kurniasih (2012) dalam penelitian tersebut menghasilkan kesimpulan bahwa
kekuatan asosiasi (hubungan) linier antara variabel harga dengan variabel loyalitas pelanggan
adalah kuat. Produk yang memiliki kualitas dan harga yang baik akan menimbulkan suatu
nilai yang sesuai antara manfaat dan biaya. Namun kesuksesan Apple ini tidak terjadi secara
langsung dan keputusan yang mereka buat pun tidak selalu berhasil. Terkadang ada
keputusan mereka yang gagal salah satunya kasus kegagalan mereka dalam pembuatan
keputusan yaitu penurunan harga Iphone, sehingga konsumen merasa kecewa dan dirugikan.

Pengambilan keputusan adalah peristiwa yang sering dialami di kehidupan manusia.


Keputusan menjadi hasil yang logis terus berubah dan meningkat dalam kehidupan manusia.
Proses pengambilan keputusan merupakan salah satu bentuk terhadap lingkungan. Keputusan
yang dibuat oleh manusia akan menjadi awal tekad untuk kehidupan selanjutnya. Dan
seterusnya terjalin hubungan antara proses pengambilan keputusan dan kehidupan manusia.
Manajer memainkan peranan terutama menekankan tanggung jawab pengambilan keputusan
yang terorientasi secara organisatoris, maka sebagai konsekuensi penetapan tugas mereka
dengan tanggung jawab serta otoritas yang berkaitan dengannya, pengambilan keputusan
formal menjadi aktivitas dasar yang harus dilaksanakan oleh setiap manajer.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana mengupayakan untuk mendapatkan keputusan terbaik tanpa membuat
konsumen merasa dirugikan?
2. Keputusan apa yang diambil oleh Steve Jobs sehingga membuat konsumen merasa
dirugikan?
3. Apakah harga sangat mempengaruhi loyalitas barang?
4.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Kasus
Pada tanggal 5 September 2007, Steve Jobs, CEO Perusahaan Apple melakukan praktek
diskriminasi harga sebagai strategi pemasarannya yaitu menurunkan harga product iPhone
mereka yang sangat sukses sejumlah $200 dari harga semula sebesar $599 yang merupakan
harga perkenalan yang sudah sejak dua bulan. Dengan melakukan penurunan harga Steve
Jobs berfikir bahwa akan menghasilkan keuntungan yang lebih banyak karena konsumen
yang akan membeli produk mereka dengan harga murah (harga promosi) semakin
meningkat. Penurunan harga ini juga dilakukan dengan maksud untuk mempromosikan lebih
luas product iPhone kepada masyarakat, karena semakin banyak pengguna iPhone maka
makin terkenal produk tersebut dan nantinya iPhone tersebut pantas dijual dengan harga
tinggi.
Namun karena keputusan tersebut bersifat mendadak dan tidak didiskusikan dengan para
manajer di perusahaan tersebut. Keputusan penurunan harga dari Steve Jobs menimbulkan
kekecewaan dari pihak para manajer Apple. Keputusan penurunan harga juga menimbulkan
kekecewaan dan kemarahan para pelanggan Apple yang membeli product tersebut sebelum
harga promo, merasa dirugikan karena harganya lebih mahal dari harga promosi. Dua hari
kemudian,  Steve Jobs menawarkan $100 kredit yang dapat di gunakan di toko Apple dan
online store kepada para pelanggan yang sudah membayar harga penuh. Keputusan dari seve
jobs juga dinilai bertentangan dengan kode etik pelayanan pelanggan Apple.

B. Analisis Kasus
Keputusan penurunan harga iPhone yang dilakukan oleh Steve Jobs selaku CEO
termasuk kedalam keputusan yang dilakukan secara strategis, karena keputusan ini dibuat
oleh manajemen puncak yaitu CEO dari suatu organisasi. Namun, dalam pengambilan
keputusan penurunan harga Apple tidak sesuai dengan tujuan organisasi karena melalui
pembuatan keputusan tersebut Steve Jobs mengharapkan akan mendapakan keuntungan
sedangkan tujuan dari didirikan Apple yaitu lebih mengutamakan kepuasan pelanggan
dengan memberikan produk yang bagus dibandingkan dengan keuntungannya.
Pada studi kasus tersebut, Steve Jobs menggunakan proses pengambilan keputusan
dengan cara Keputusan Design atau Intuiting yaitu dengan pengembangan dan analisis
terhadap berbagai kemungkinan tindakan dengan kata lain Steve Jobs berfikir bahwa dengan
menurunkan harga iPhone maka kemungkinan akan menghasilkan keuntungan yang lebih
dari sebelumnya dengan penjualan iPhone dipasaran yang terus melonjak dan makin banyak
peminat iPhone. Karena iPhone ini dijual dengan harga murah (harga promosi) dengan
maksud untuk mempromosikan lebih luas product iPhone dan mengenalkannya kepada
masarakat yang lebih luas. Makin banyak pengguna iPhone maka makin terkenal produk
tersebut dan nantinya iPhone tersebut pantas dijual dengan harga tinggi. Tetapi yang
dilakukan Steve Jobs termasuk kedalam metode kewenangan tanpa
diskusi dimana pengambilan keputusan ini diputuskan oleh pemimpin otokratik atau dalam
kepemimpinan militer dan kelemahannya yaitu mudah muncul rasa ketidakpercayaan para
anggota organisasi terhadap keputusan yang ditentukan pimpinannya dalam arti sekalinya
pemimpin tersebut mengecewakan anggotanya maka anggota tidak akan percaya lagi
terhadap pemimpin.
Keputusan pada perusahaan Apple ini juga merupakan keputusan yang tidak terprogram
(non-programmed decision) karena keputusan ini tidak dapat memutuskan bagaimana
merespon permasalahan tersebut, sehingga terdapat ketidakpastian apakah solusi yang
diputuskan dapat menyelesaikan permasalahan atau tidak, akibatnya keputusan tidak
terprogram menghasilkan lebih sedikit alternatif keputusan. 
Jadi Steve Jobs dalam melakukan penurunan harga iphone menggunakan tipe keputusan
strategi, proses pengambilan desain atau intuiting dan metode kewenangan tanpa diskusi
serta menghasilkan sebuah keputusan yang tidak terprogram. Hal ini mengakibatkan
kekecewaan pelanggan Apple yang membeli product tersebut sebelum harga promo, para
pelanggan merasa dirugikan. Seandainya pihak management Apple melakukan tes awal
etika dalam sebuah keputusan (sniff test) sebelum mengambil keputusan yang tepat mungkin
mereka akan sadar bahwa pengurangan harga juga bertentangan dengan kode etik pelayanan
pelanggan Apple. 

Anda mungkin juga menyukai