Disusun Oleh :
Rahmat Saepul R
(176100020)
FAKULTAS EKONOMI
CIANJUR
2020
BAB I
PENDAHULUAN
Syarat yang harus dipenuhi oleh suatu perusahaan agar dapat sukses
dalam persaingan adalah berusaha mmencapai tujuan untuk menciptakan dan
mempertahankan pelanggan. Setiap perusahaan harus mampu memahami
perilaku konsumen pada pasar sasarannya, karena kelangsungan hidup
perusahaan tersebut sebagai organisasi yang berusaha memenuhi kebutuhan
dan keinginan para konsumen sangat tergantung pada perilaku konsumennya
(Tjiptono, 1997:19).
1
yang menjadi keinginan para konsumen. Dengan kata lain, harus terdapat
keseimbangan antara usaha pemasaran perusahaan dengan keinginan dan
harapan konsumen terhadap produk yang dipasarkan. Hal ini tercermin dari
perilaku konsumen dalam membuat keputusan pembelian.
Tabel 1.1
Data Perkiraan Penjualan Smartphone
Di Asia Pasifik tahun 2015-2019
Number of
Smartphone Users 2015 2016 2017 2018 2019
2
posisi ketiga dengan mengalami penurunan paling besar secara year of year
(CNN Indonesia, 2020:20).
Tabel 1.2
Indonesia Top Smartphone vendors 2020 Indonesia
Merk Quartal Quartal Quartal
Smartphone I II III
OPPO 22,8 20,6 21,7
Samsung 19,8 19,6 17,2
vivo 27,4 21,2 24,1
Xiomi 14,9 17,9 18,1
Realme 13,6 7,1 14,5
Sumber: http://www.IDC-Indonesia/
3
Meskipun banyak smartphone yang menjadi saingan bagi smartphone
Oppo, tetapi Oppo pernah memiliki tinggi peminatnya pada tahun 2019
disetiap dari kuatal 3 sampai dengan kuartal 4.
Gambar 1.1
Indonesia Top 5
Smartphone Companies, 2020Q1 Unit Market Share
Sumber: http://www.seluler.id/
4
Keputusan pembelian merupakan suatu keputusan sebagai
kepemilikan suatu tindakan dari dua atau lebih pilihan alternatif. Setiap orang
pasti pernah mempertimbangkan sesuatu hal sebelum melakukan keputusan
pembelian. Sebelum membeli, konsumen akan terlebih dahulu akan
melakukan beberapa alternatif pilihan, apakah akan membeli atau tidak. Jika
konsumen kemudian memutuskan salah satunya maka konsumen sudah
melakukan keputusannya (Suwarman, 2003:289).
Menurut kamus besar bahasa Indonesia harga adalah jumlah uang atau
alat tukar lain yang senilai yang harus dibayarkan untuk produk atau, pada
waktu tertentu dan di pasar tertentu. Menurut Kotler dan Keller (2016), harga
adalah nilai suatu barang atau jasa yang diukur dengan sejumlah uang
berdasarkan nilai tersebut seseorang atau perusahaan bersedia melepas barang
atau jasa yang dimiliki kepada pihak lain. Pelanggan yang loyal juga akan
memperhatikan harga yang ditetapkan atas produk yang digunakannya. Dari
kedua pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa harga adalah nilai barang
yang dinyatakan dengan uang.
5
Berdasarkan hasil observasi pada 20 orang responden tentang
keputusan pembelian smartphone merk Oppo 85% orang tidak tertarik
menjadi pengguna Oppo, karena harga yang ditawarkan oleh Oppo terlalu
tinggi. Citra dari Oppo sendiri menurut responden, foto yang diasil kamera
tidak sesuai tidak seperti smartphone foto dan video yang dihasilkan dari
kamera sesuai sekali dengan apa yang dilihat oleh mata walaupun disisi lain
Oppo memiliki Selfie expert. Kualitas Produk yang Oppo tawarkan juga tidak
sebanding dengan harga yang ditawarkan, responden menyatakan dengan
harga tinggi seharusnya Oppo dapat memberikan kualitas produk yang baik
contoh halnya dari segi spesifikasi RAM. Hasil ini menunjukan bahwa
smartphone Oppo mendapat perhatian sebagai salah satu smartphone yang
patut diperhitungkan (pra riset, 4 January 2021).
6
dapat meningkatkan keputusan pembelian.
7
1.2.2 RUMUSAN MASALAH
1. Apakah Brand Image berpengaruh terhadap keputusan
pembelian smartphone merk Oppo?
2. Apakah Harga berpengaruh terhadap keputusan pembelian
smartphone merk Oppo?
3. Apakah Kualitas Produk berpengaruh terhadap keputusan
pembelian smartphone merk Oppo?
4. Diantara Variabel brand image, harga dan kualitas produk yang
paling kuat berpengaruh terhadap keputusan pembelian
smartphone merk Oppo?
8
1.4 KEGUNAAN PENELITIAN
1.4.1 Kegunaan Teoritis
Penulis berharap teori penelitian ini dapat menambah kajian
keilmuan khususnya kajian tentang keputusan pembelian. Dan
informasi bagi peneliti selanjutnya dengan variabel dan topik
penelitian yang sejenis.
1.4.2 Kegunaan Praktis
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Manajemen
10
terdapat teknik-teknik yang kaya dengan nilai-nilai estetika
kepemimpinan dan dalam mengarahkan, mempengaruhi,
mengawasi,mengorganisasikan semua komponen yang saling
menunjang untuk tercapainya tujuan yang dimaksudkan.”(Appley
dan Oey Liang Lee, 2012,16).
2.1.2 Pemasaran
11
manajemen yang mengidentifikasi, mengantisipasi, dan menyediakan
apa yang dikehendaki pelanggan secara efisien dan menguntungkan.”
Sedangkan Handayani (2012, 6) mengemukakan bahwa “pemasaran
mengidentifikasikan kebutuhan dan keinginan 19 konsumen pasar
sasarannya. Serta bagaimana memuaskan mereka melalui proses
pertukaran dengan tetap memperhatikan semua pihak dan tujuannya
terkait dengan kepentingan perusahaan.”
12
2.1.3 Manajemen Pemasaran
Berikut ini adalah pendapat lain dari para ahli mengenai pengertian
manajemen pemasaran:
13
2.1.4 Buaran Pemasaran
Gambar 2.1
Bauran Pemasaran (Marketing Mix)
14
Sumber : Kotler and Keller (2016:47)
15
7. Bukti atau lingkungan fisik perusahaan (physical evidence) : adalah
tempat jasa diciptakan, tempat penyedia jasa dan konsumen
berinteraksi, ditambah unsur berwujud apapun yang digunakan
untuk mengkomunikasikan atau mendukung peranan jasa tersebut.
16
diri mereka.
Gambar 2.2
Factors Influencing Consumer Behavior
Cultural
Social Personal Psychological
17
pribadi yang terdiri dari pekerjaan, usia dan siklus hidup,
kependudukan, situasi ekonomi, gaya hidup, serta kepribadian
dan konsep diri.
4. Personal Factors
Keputusan pembeli juga dipengaruhi oleh karakteristik
pribadi yang terdiri dari pekerjaan, usia dan siklus hidup,
kependudukan, situasi ekonomi, gaya hidup, serta kepribadian
dan konsep diri.
5. Psychological Factors
Pilihan seseorang dalam melakukan pembelian lebih
dipengaruhi oleh empat faktor psikologis utama yaitu, motivasi,
persepsi, pembelajaran, dan keyakinan dan sikap
18
b. Pembelian pertama sudah lama akibatnya saat ingin
melakukan pembelian ulang produk sudah mengalami banyak
perubahan.
19
2.1.6 Pengertian Citra
20
kesimpulan bahwa merek adalah nama, istilah, simbol, atau desain,
yang digunakan oleh perusahaan sebagai identitas untuk
memperkenalkan produk atau jasa yang ditawarkan kepada konsumen.
Tanpa adanya merek, sangat sulit bagi konsumen untuk mencari
informasi terkait dengan produk, baik berupa barang atau jasa yang
ditawarkan oleh perusahaan. Karena merek merupakan identitas dari
suatu perusahaan.
21
b. Konsumen mendapatkan informasi tentang produk
c. Meningkatkan efisiensi.
d. Memberikan jaminan kualitas.
pelanggan. Karena citra merek merupakan salah satu hal yang dilihat
ekstrinsik dari suatu produk atau jasa termasuk cara dimana merek
citra merek “The set of belief held about a particular brand is known as
22
suatu merek disebut citra merek. Kotler dan Keller (2012:768)
23
sikap positif terhadap merek. Kekuatan merek merupakan asosiasi
produk atau jasa maka akan tercipta asosiasi yang semakin kuat
dipertimbangkan.
mau harus terbagi dengan merek-merek lain. Oleh karena itu, harus
24
Aaker yang dialihbahasakan oleh Aris Ananda (2009:196) adalah:
1. Product Attributes.
brand tersebut.
2. Consumer Benefits
a) Functional benefits.
b) Emotional benefits
d) Brand Personality
e) User Imagery.
25
User imagery dapat didefinisikan sebagai serangkaian
ini.
f) Organizational Associations.
brand.
membutuhkannya.
sendiri.
26
6) Intimacy, yaitu pelanggan merasa familiar dengan brand.
27
tegas, kaku, berwibawa, nigrat, atau murah senyum, hangat,
sebagainya.
suatu merek.
28
ditawarkan tersebut.
dari:
dalam persaingan.
pelanggan.
29
merek).
indikator dari citra merek yang digunakan adalah indikator citra merek
Brand Attitude dan Behavior (sikap dan perilaku merek), Brand Benefit
dengan kinerja produk dari merek. Perbedaan ini bisa lebih bersifat
30
yang di prepresentasikan oleh merek.
mereka dan mana yang tidak. Ketika hidup pelanggan menjadi semakin
dengan merek tertentu. Maka dari itu merek merupakan asset terpenting
dalam perusahaan.
31
dalam nama dagang terdaftar, proses manufaktur dapat dilindungi oleh
hak paten, dan kemasan dapat dilindungi melalui hak cipta dan
dengan merek tertentu. Pendek kata merek adalah salah satu aset
terpenting perusahaan.
sebagai:
32
produk dari para pesaing.
terbaik.
masyarakat.
produk atau jasa. Pada saat ini merek merupakan asset penting yang
33
2.1.11 Harga
Harga merupakan suatu nilai produk, karna akan berpengaruh
terhadap keuntungan produsen. Harga juga menjadi pertimbangan
konsumen untuk membeli, sehingga perlu pertimbangan khusus untuk
menentukan harga tersebut.
34
jasa.
35
a. Peranan alokasi dari harga yaitu fungsi harga dalam membantu
para pembeli unruk memutuskan cara memperoleh manfaat
atau utilitas tertinggi yang diharapkan berdasarkan daya
belinya.
36
seperti kondisi sosial ekonomi, kebijakan dan peraturan
pemerintah, budaya dan politik.
37
Harga dapat pula ditetapkan tujuan mencegah masuknya
pesaing, mempertahankan loyalitas pelanggan, mendukung
penjualan ulang, atau menghindari capur tangan pemerintah.
2. Faktor persaingan
3. Faktor biaya
38
kualitas yang berbeda. Sedangkan dalam perluasan horizontal,
setiap penawaran memiliki diferensiasi non harga tersendiri, seperti
manfaat, situasi pemakaian, atau preferensi khusus.
39
a. Pembeli cukup.
b. Harga naik tidak begitu berbahaya terhadap pesaing.
c. Harga naik menimbulkan kesan produk yang superior.
40
e. Harga produk-produk substitusi.
Dalam metode ini faktor penentu harga yang utama adalah aspek
penawaran atau biaya bukan aspek permintaan. Harga ditentukan
berdasarkan biaya produksi dan pemasaran yang ditambah dengan
jumlah tertentu sehingga dapat menutupi biaya-biaya langsung,
biaya overhead, dan laba.
41
1. Keterjangkaun Harga
42
3. Persaingan harga
43
characteristics of a product or service that bear on its ability to
satisfy stated or implied customer needs” yang berarti kualitas
produk adalah karakteristik produk atau layanan yang sesuai
dengan kemampuannya untuk memenuhi kebutuhan pelanggan
yang dinyatakan secara tersirat.
44
sehingga bisa dilihat, diraba atau disentuh, dirasa, dipegang,
disimpan, dipindahkan dan perlakuan fisik lainnya.
2. Produk Generik
45
fungsi pokok yang paling dasar.
5. Produk Potensial
46
konsumen terhadap produk.
47
jauh sebelum pembelian yang sesungguhnya dilakukan oleh
konsumen dan memiliki dampak yang lama setelah itu.
1. Initiator
2. Users
3. Influencers
4. Decider
5. Approvers
48
6. Buyers
7. Gate Keepers
49
kategori sub-budaya, yaitu: kelompok kebangsaan, kelompok
keagamaan, wilayah geografis, dan kelompok ras.
3. Kelas Sosial
Kelas sosial adalah sebuah kelompok yang relatif homogen
dan bertahan lama dalam sebuah masyarakat, yang tersusun
dalam sebuah urutan jenjang dan para anggota dalam setiap
jenjang itu memiliki nilai, tingkah laku yang sama. Kelas sosial
diukur dari kombinasi pekerjaan, pendapatan, pendidikan,
kekayaan, dan variabel lainnya. Kelas sosial memperlihatkan
preferensi produk dan merek berbeda. Secara umum kelas sosial
dapat dibagi menjadi tiga kelas, yaitu: upper class, middle class,
lower class.
b. Faktor Sosial
c. Faktor Pribadi
50
Mulai dari bayi hingga dewasa dan menjadi tua, manusia selalu
membutuhkan barang dan jasa. Pilihan barang yang dibeli secara
otomatis dipengaruhi oleh keadaan ekonomi dan gaya hidup yang
bersangkutan. Gaya hidup adalah cara hidup seseorang yang terlihat
melalui aktivitas sehari-hari, minat dan pendapat seseorang.
Seseorang dengan pendapatan yang tinggi dan gaya hidup mewah
tentunya akan menentukan pilihan pada barang dan jasa yang
berkualitas. Selain itu kepribadian dan konsep diri juga
mempengaruhi pilihan produk. Konsep diri adalah bagaimana
konsumen mempresepsikan diri mereka sendiri, yang meliputi sikap,
persepsi, keyakinan, dan evaluasi diri. Karena sangat berguna dalam
menganalisis perilaku konsumen sehingga banyak perusahaan
menggunakan konsep yang berhubungan dengan kepribadian
seseorang.
d. Faktor Psikologis
Sikap pembelian psikologis dipengaruhi oleh empat faktor
psikologis utama, yaitu: motivasi, persepsi, pembelajaran dan
kepercayaan.
1. Motivasi
Motivasi (dorongan) adalah suatu kebutuhan yang cukup
kuat untuk mengarahkan seseorang agar dapat mencari pemuas
terhadap kebutuhan tersebut. Dengan kata lain motivasi dapat
dikatakan sebagai suatu kekuatan yang mendorong dalam diri
seseorang yang membuat mereka melakukan suatu tindakan atau
keputusan.
2. Persepsi
Seseorang yang termotivasi akan siap melakukan suatu
perbuatan. Bagaimana seseorang yang termotivasi untuk berbuat
sesuatu adalah dipengaruhi oleh persepsinya terhadap situasi
yang dihadapinya. Dua orang yang mengalami keadaan
51
dorongan yang sama dan tujuan serta situasi yang sama,
mungkin akan berbuat sesuatu yang agak berbeda, karena
mereka menanggapi situasi secara berbeda.
3. Proses
Belajar (learning) Proses belajar menggambarkan
perubahan dalam perilaku seorang individu yang bersumber dari
pengalaman. Perubahan perilaku seseorang terjadi melalui
keadaan saling memengaruhi antara dorongan, rangsangan,
isyarat, tanggapan, dan penguatan. Para pemasar dapat
membangun permintaan akan produk dengan
menghubungkannya dengan dorongan yang kuat, dengan
menggunakan isyarat, motivasi, dan dengan memberikan
penguatan yang positif.
4. Kepercayaan dan Sikap
Kepercayaan adalah suatu pemikiran deskriptif yang
dimiliki seseorang tentang sesuatu. Sedangkan sikap adalah cara
kita berfikir, merasa dan bertindak melalui aspek lingkungan.
Kepercayaan membentuk citra produk dan merek. Selain itu,
sikap menuntun orang untuk berperilaku secara relatif konsisten
terhadap objek yang sama..
Suatu kegiatan pembelian yang nyata hanyalah merupakan salah
satu tahap dari keseluruhan proses mental dan kegiatan-kegiatan fisik
lainnya yang terjadi dalam proses pembelian pada suatu periode waktu
tertentu serta pemenuhan kebutuhan tertentu. Bagian proses lainnya
yang mempersiapkan dan mengikuti pembelian nyata tersebut amatlah
penting dipahami. Analisa suatu proses pembelian merupakan suatu
rangkaian tahapan yang diambil oleh seorang konsumen. Ketika
membuat keputusan untuk membeli suatu produk, konsumen melewati
tahap-tahap sebagai berikut (Kotler 2013) :
Gambar 2.2
1. Pengenalan Masalah
2. Pencarian Informasi
53
mendapatkan informasi tentang suatu produk dari sumber
komersial yaitu sumber yang didominasi oleh pemasar.
3. Keputusan Pembelian
5. Evaluasi Alternatif
54
Pertama, konsumen berusaha memenuhi suatu kebutuhan. Kedua,
konsumen mencari manfaat tertentu dari suatu produk. Ketiga,
konsumen memandang setiap produk sebagai sekumpulan atribut
dengan kemampuan yang berbeda-beda dalam memberikan
manfaat yang dicari untuk memuasakan kebutuhan.
55
pedoman umum dalam sebagian informasi saja
Table 2.2
Penelitian Terdahulu
Penelitian Penelitian Persamaan dan
No Dimensi
Terdahulu Peneliti Perbedaan
1 Judul dan “Pengaruh Citra “Pengaruh Citra Persamaan:
Nama Merek, Harga Dan Merek, Harga dan Sama-sama
Penulis Kualitas Produk Kualitas Produk terdapat variabel
Terhadap Keputusan Terhadap Keputusan bebas citra merek,
Pembelian Pembelian harga dan kualitas
Smartphone Oppo Smartphone Merk produk, serta sama-
F1-Plus (Studi Pada OPPO (Pada sama terdapat
Konsumen Di Kota Mahasiswa variabel terikat
Malang)” oleh Rizki Univesitas Putra keputusan
Rahman (2017) Indonesia Cianjur)” pmbelian. Selain
oleh Rahmat Saepul itu juga
Rohmat (2021) menggunakan
pendekatan
56
kuantitatif.
Perbedaan :
Berbeda pada fokus
penelitian dan
tempat penelitian.
Masalah Untuk menganalisis Untuk mengetahui
dan Fokus pengaruh citra variabel mana antara
Penelitian merek, harga, dan Brand Image, Harga
kualitas produk dan Kualitas Produk
secara parsial dan yang paling kuat
simultan terhadap mempengaruhi
keputusan pembelian terhadap keputusan
smartphone Oppo pembelian
F1-plus. smartphone merek
Fokus Penelitian : Oppo.
Konsumen di Kota Fokus Penelitian :
Malang. Mahasiswa
Universitas Putra
Indonesia Cianjur
yang menggunakan
smatphone Oppo.
Teori yang 1. Citra Merek 1. Citra Merek
digunakan menurut menurut Keller
(Simamora, 2013:97
2002: 72) 2. Harga Menurut
2. Harga menurut Kotler dan
Kotler (2012: Armstrong
52) 2013:151
3. Kualitas Produk 3. Kualitas Produk
menurut Kotler menurut Fandy
(2008: 44) Tjiptono dalam
57
4. Keputusan Nurjannah
Pembelian Daulay 2017:19
menurut Kotler 4. Keputusan
(2008:63) Pembelian
menurut Kotler
2012
Metode
yang Kuantitatif Kuantitatif
digunakan
Hasil Hasil peneltiian
Penelitian menunjukkan bahwa
variabel citra merek,
harga, dan kualitas
produk berpengaruh
secara parsial
terhadap keputusan
pembelian
smartphone Oppo
F1-plus. Variabel
citra merek, harga,
dan kualitas produk
berpengaruh secara
simultan terhadap
keputusan pembelian
smartphone Oppo
F1-plus. Variabel
kualitas produk
berpengaruh paling
kuat berpengaruh
terhadap keputusan
58
pembelian
smartphone Oppo
F1-plus.
59
smartphone merek
Oppo.
Fokus Penelitian :
Mahasiswa
Universitas Putra
Indonesia Cianjur
yang menggunakan
smatphone Oppo.
Teori yang 1. Citra Merek 1. Citra Merek
digunakan menurut Menurut menurut Keller
Kotler dan Keller 2013:97
(2009) 2. Harga Menurut
2. Harga menurut Kotler dan
Tjiptono (2008) Armstrong
3. Kualitas Produk 2013:151
menurut Kotler 3. Kualitas Produk
dan amstrong menurut Fandy
(2008) Tjiptono dalam
4. Keputusan Nurjannah
Pembelian Daulay 2017:19
4. Keputusan
Pembelian
menurut Kotler
2012
60
dan kualitas produk
secara parsial
berpengaruh
signifikan terhadap
keputusan pembelian
handphone Xiaomi di
Kota Langsa dimana
masing- masing
variabel bebas (citra
merek, harga, dan
kualitas produk)
memiliki nilai t sig <
0,05. Dari uji F dapat
dijelaskan bahwa
citra merek, harga,
dan kualitas produk
secara simultan
berpengaruh
signifikan terhadap
keputusan pembelian
handphone Xiaomi di
Kota Langsa dimana
nilai F sig. sebesar
0,042 < 0,05.
61
Konsumen Smartphone Merk produk, serta sama-
Handphone Merek OPPO (Pada sama terdapat
Iphone Kota Mahasiswa variabel terikat
Semarang.” Oleh Univesitas Putra keputusan
Chardika Respatya Indonesia Cianjur)” pmbelian. Selain
Hendro dan Wahyu oleh Rahmat Saepul itu juga
Hidayat (2018) Rohmat (2021) menggunakan
pendekatan
kuantitatif.
Perbedaan :
Berbeda pada fokus
penelitian dan
tempat penelitian.
Masalah Apakah ada Untuk mengetahui
dan Fokus pengaruh kualitas variabel mana antara
Penelitian produk, harga dan Brand Image, Harga
citra merek secara dan Kualitas Produk
simultan terhadap yang paling kuat
keputusan pembelian mempengaruhi
konsumen terhadap keputusan
handphone merek pembelian
Iphone Kota smartphone merek
Semarang. Oppo.
Fokus Penelitian :
Mahasiswa
Universitas Putra
Indonesia Cianjur
yang menggunakan
smatphone Oppo.
Teori yang 1. Citra Merek 1. Citra Merek
menurut Menurut menurut Keller
62
digunakan Kotler dan Fox 2013:97
dalam Sutisna 2. Harga Menurut
(2002). Kotler dan
2. Harga Armstrong
menurut Sangadji 2013:151
Etta Mamang dan 3. Kualitas Produk
Sopiah (2013:132) menurut Fandy
3. Kualitas Tjiptono dalam
Produk menurut Nurjannah
Kotler (2002 dalam Daulay 2017:19
Mulyanto 2013) 4. Keputusan
4. Keputusan Pembelian
Pembelian menurut menurut Kotler
Kotler (2002) 2012
63
Semarang.
64
STIM YKPN Fokus Penelitian :
Yogyakarta. Mahasiswa
Universitas Putra
Indonesia Cianjur
yang menggunakan
smatphone Oppo.
Teori yang 1. Citra Merek 1. Citra Merek
menurut Keller
digunakan menurut Tjiptono
2013:97
(2016) 2. Harga Menurut
Kotler dan
2. Harga menurut
Armstrong
Kotler dan 2013:151
3. Kualitas Produk
Armstrong (2012)
menurut Fandy
3. Kualitas Produk Tjiptono dalam
Nurjannah
menurut produk
Daulay 2017:19
Kotler Keller 4. Keputusan
Pembelian
(2012)
menurut Kotler
4. Keputusan 2012
Pembelian menurut
Kotler dan
Amstrong (2012),
65
simultan, terhadap
keputusan
pembelian. 39,8%
variabel keputusan
pembelian dijelaskan
oleh ketiga variabel
tersebut dan sisanya
60,2% dipengaruhi
oleh faktor lain.
66
Penelitian mengetahui apakah Brand Image, Harga
citra merek, kualitas dan Kualitas Produk
produk dan harga yang paling kuat
berpengaruh positif mempengaruhi
terhadap keputusan terhadap keputusan
pembelian ulang pembelian
handphone Samsung smartphone merek
jenis android di Oppo.
Magaelang Fokus Penelitian :
Mahasiswa
Universitas Putra
Indonesia Cianjur
yang menggunakan
smatphone Oppo.
Teori yang 1. Citra Merek 1. Citra Merek
digunakan menurut Aaker menurut Keller
dalam Roslina 2013:97
(2010:334) 2. Harga Menurut
2. Keputusan Kotler dan
Hawkins, 2013:151
67
Amstrong (2008)
Metode Kuantitatif Kuantitatif
yang
digunakan
Hasil H0a.sil tersebut dapat
Penelitian diketahui bahwa
variabel citra merek,
kualitas produk dan
harga berpengaruh
terhadap keputusan
pembelian ulang.
68
Gambar 2.1
Kerangka Pemikiran
Penjualan Oppo mulai menurun semenjak kuartal pertama 2020 hingga pengujung
tahun 2020 pada kuartal IV. Distribusi offline Oppo yang merupakan salah satu
kekuatannya terpuruk karena kebijakan work from home atau kerja dari rumah. Hasil
wawancara dengan beberapa mahasiswa UNPI cianjur, bahwa tidak tertarik menjadi
pengguna Oppo, karena harga yang ditawarkan oleh Oppo terlalu tinggi dan tidak
sesuainya antara Citra Merek dengan kualitas Produk yang ditawarkan.
Personaliti Merek
Kemantapan pada sebuah produk
Asosiasi Merek Kebiasaan dalam membeli produk
Kecepatan dalam mebeli produk
Sikap dan Perilaku Merek
1. Jika thitung X1 > ttabel, dengan sig. < 0,05 maka H1 diterima dan H0
ditolak
2. Jika thitung X2 > ttabel, dengan sig. < 0,05 maka H3 diterima dan H2
ditolak
3. Jika Fhitung X2 > Ftabel, dengan sig. < 0,05 maka H5 diterima dan H4
ditolak
Adapun dari uraian masalah yang ada, dapat dimunculkan suatu hipotesis
penelitian sebagai berikut :
H4 : Diduga tidak ada pengaruh kualitas produk dan harga secara simultan
terhadap keputusan pembelian H5 : Diduga ada pengaruh kualitas
produk dan harga secara simultan terhadap keputusan pembelian
70
BAB III
METODELOGI PENELITIAN
Selain itu, metode penelitian yag digunakan dalam penelitian ini adalah
metode survey. Menurut Ali Sodikin (2015:22) pengertian survey adalah
71
metode penelitian yang menggunakan kuesioner sebagai instrumen utama
untuk mengumpulkan data.
72
menggunakan ketentuan sampel menurut Roscoe dimana ukuran sampel lebih
dari 30 dan kurang dari 500 orang adalah tepat untuk kebanyakan penelitian.
Skala yang digunakan adalah skala likert, maka penelitian yang akan diukur
dijabarkan menjadi indikator variabel.
3.3.2 Sampel
Menurut Sugiyono (2017: 137) sampel adalah bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Dengan demikian sampel adalah
sebagian dari populasi yang karakteristiknya hendak diselidiki, dan bisa
mewakili keseluruhan populasinya sehingga jumlahnya lebih sedikit dari
populasi.
73
Teknik sampel menurut Sugiyono (2017:139) merupakan teknik
pengambilan sampel. Teknik sampel dikelompokan menjadi 2 (dua), yaitu
Probability Sampling dan Non-Probability Sampling.
74
penelitian populasi atau sensus. Penentuan besarnya sampel menurut Tabel
Yount seperti tabel berikut :
Tabel 3.3
Tabel Yount
0 – 100 100%
1.001 – 5.000 5%
5.001 – 10.000 3%
>10.000 1%
75
d. Menurut Slovin, ukuran sampel dapat ditentukan dengan rumus, sebagai
berikut :
Rumus 3.1
Rumus Sampel Slovin
Keterangan :
n = Jumlah sampel
N = Jumlah total populasi
e = Taraf Signifikansi
Dalam pendekatan sampling peneliti menggunakan teknik dari non-
probability sampling, yaitu menurut Sugiyono (2017) teknik pengambilan
sampel yang tidak memberi kesempatan atau peluang yang sama bagi
setiap anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Jadi sampel dalam
penelitian ini adalah mahasiswa Fakultas Ekonomi Manajemen Reguler
Pagi pengguna kartu perdana Telkomsel di Universitas Putra Indonesia,
sehingga bagi mahasiswa yang bukan pengguna kartu perdana telkomsel
tidak memiliki peluang untuk menjadi sampel penelitian. Dengan
pengambilan sampel melalui sampling accidental yaitu teknik penentuan
sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan
bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang
orang yang kebetulan tersebut cocok sebagai sumber data.
Dalam penelitian ini, peeliti mempersempit populasi yaitu jumlah
seluruh mahasiswa fakultas ekonomi manajemen reguler pagi sebanyak
254 mahasiswa dengan menentukan ukuran sampel yang dilambil
berdasarkan ketentuan Roscoe dimana ukuran sampel lebih dari 30 dan
kurang dari 500 orang adalah tepat untuk kebanyakan penelitian. Maka
peneliti memutuskan sampel yang menjadi responden dalam penelitian ini
76
disesuaikan menjadi sebanyak 75 orang dari 254 Mahasiswa Fakultas
Ekonomi Manajemen Regulaer Pagi di Universitas Putra Indonesia.
1. Data Primer
2. Data Sekunder
Data sekuder merupakan data yang didapat dari catatan,
artikel, buku-buku sebagai teori, jurnal ilmiah, dan sosial media
yang berhubungan dengan masalah-masalah yang diteliti. Sumber
77
yang tidak langsung memberikan data pada pengumpul data. Salah
satunya adalah jumlah Mahasiswa Fakultas Ekonomi Manajemen
Reguler Pagi di Universitas Putra Indonesia.
78
maka penyebaran kuesioner dilanjutkan dengan memperoleh
sampel sebanyak 75 responden.
3.5.2. Studi Kepustakaan
a. Kualitas Produk
79
1 Kinerja
2 Kesesuaian dengan spesifikasi
3 Fitur
4 Estetika
5 Kesan Kualitas
b. Harga
1. Keterjangkaun Harga
1. Pilihan Produk
80
2. Pilihan Merek
3. Pilihan Penyalur
4. Waktu Pembelian
5. Jumlah Pembelian
6. Metode Pembayaran
81
berupa pertanyaan atau pernyataan. Pengukuran variable dilakukan
dengan skala Likert yang meggunakan metode scoring sebagai berikut :
Tabel 3.3
Instrumen Skala Likert
N Alternatif Jawaban Skor
o
1 Sangat Setuju (SS) 5
2 Setuju (S) 4
3 Netral N(N) 3
4 Tidak Setuju (TS) 2
5 Sangat Tidak Setuju (STS) 1
Sumber : Skala Likert
Angka 1 menunjukkan bahwa responden tidak mendukung
terhadap pertanyaan atau pernyataan yang diberikan. Sedangakan angka 5
menunjukkan bahwa responden mendukung terhadap pertanyaan atau
pernyataan yang diberikan.
Jawaban setiap instrumen yang menggunakan skala likert
mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif, yang dapat
berupa kata- kata dan untuk keperluan analisis kuantitatif. Adapun tabel
Definisi operasional variabel, sebagai berikut :
Tabel 3.4
Definisi Operasional Variabel
Tabel 3.5
Definisi Operasional Variabel
Tabel 3.6
Definisi Operasional Variabel
82
Uji validitas dalam penelitian ini digunakan untuk menguji
kevalidan kuesioner. Validitas menunjukkan sejauh mana ketepatan
dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi alat ukurnya.
Menurut Sugiyono (2017) istrumen yang valid bearti alat ukur yang
digunakan untuk mendapatkan data itu valid atau sah. Pada penelitian
ini uji validitas akan dilakukan dengan bantuan program SPSS
(Statistical Package for Social Sciences) 26. Kriteria penilaian uji
validitas adalah apabila r hitung > r table, maka item kuesioner
tersebut valid. Sedangkan apabila r hitung < r table, maka dapat
dikatakan item kuesioner tidak valid.
Dalam praktiknya untuk menguji validitas kuesioner peneliti sering
menggunakan bantuan Software Microsoft Office Excel dan SPSS
dengan rumus correlate, bivariate correlation, dengan memasukan
skor pernyataan dan totalnya pada variabel.
Dalam perhitungan ini pengujian validitas dilihat dari hasil yang
didapat dari pengujian validitas dengan membandingkan nilai r hitung
dengan r tabel. Dimana nilai r hitung > r tabel dengan taraf signifikan
5% pada df = (n-2).
3.7.2 Uji Reliabitas
Uji reliabilitas adalah suatu indek yang menunujukan sejauh mana
hasil suatu penelitian pengukur dapat dipercaya. Hasil pengukuran
dapat dipercaya atau reliable hanya apabila dalam beberapa kali
pelaksanaan pengukuran terhadap kelompok subyek yang sama,
selama aspek yang diukur dalam dari subjek memang belum berubah.
Adapun cara yang digunakan untuk menguji reliabilitas kuesioner
dalam penelitian ini adalah menggunakan rumus koefisien Alpha
Cronbach. Untuk mengetahui kuesioner tersebut sudah reliable akan
dilakukan pengujian reliabilitas kuesioner dengan bantuan program
SPSS 26. Kriteria penilaian uji reliabilitas adalah :
11. Apabila hasil koefisien Alpha lebih besar dari taraf signifikansi 0,7
maka kuesioner tersebut reliable.
83
12. Apabila hasil koefisien Alpha lebih kecil dari taraf signifikansi 0,7
maka kuesioner tersebut tidak reliable.
3.8 Teknik Analisis Data
Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis statistik
deskriptif dan regresi linier berganda.
3.8.1 Analisis Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif menurut Sugiyono (2017) merupakan statistik
yang digunakan untuk menganalisa data, yaitu dengan cara
mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul
sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang
berlaku untuk umum atau generalisasi. Analisis statistik deskriptif ini
digunakan untuk mengukur variabel kualitas produk, harga, dan
keputusan pembelian.
3.8.2 Uji Kruskal Wallis
Teknik ini digunakan untuk menentukan adakah perbedaan
signifikan secara statistik antara dua kelompok variabel independen
atau lebih, terhadap variabel dependen yang berskala data numerik
(interval/rasio) dan skala ordinal. Uji Kruskal Wallis dapat dilakukan
dengan menggunakan program SPSS. Apabila hasil dari uji Kruskal
Wallis nilainya lebih kecil dari batas kritis (0,05), maka terdapat
perbedaan secara statistik antara kategori variabel independen terhadap
variabel dependen.
3.8.3 Uji Persyaratan Analisis
1. Uji Normalitas
Uji normalitas data bertujuan untuk menguji apakah dalam
model regresi, variabel residual memiliki distribusi normal. Model
regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal. Untuk
menguji apakah data-data yang dikumpulkan berdistribusi normal
atau tidak dapat dilakukan dengan menggunakan program SPSS,
dengan melihat grafik histogram normalitas, normal grafik P-P Plot
standardized residual, dan dengan uji Kolmogorov Smirnov. Pada
84
penelitian ini peneliti menggunakan uji normal P-P Plot
standardized residual, karena tidak menimbulkan perbedaan
persepsi diantara satu pengamat dengan pengamat lainnya. Jika P-P
Plot standardized residual terlihat bahwa titik-titik menyebar
disekitar garis diagonal, maka analisis regresi layak digunakan.
2. Uji Linearitas
Uji linearitas bertujuan untuk mengetahui apakah dua variabel
mempunyai hubungan yang linear atau tidak secara signifikan. Uji
ini biasanya digunakan sebagai prasyarat dalam analisis korelasi
atau regresi linear. Uji linearitas ini dapat dilakukan dengan
menggunakan program SPSS, dengan melihat tabel ANOVA.
Model regresi dapat dikatakan linear apabila nilai signifikansinya
lebih besar dari taraf signifikansi 5% ( 0,05).
3.8.4 Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik bertujuan untuk mengetahui kondisi data yang
dipergunakan dalam penelitian. Hal tersebut dilakukan agar diperoleh
model analisis yang tepat. Model analisis regresi penelitian ini
mensyaratkan uji asumsi terhadap data yang meliputi :
1. Auto-Korelasi
Uji auto-korelasi merupakan pengujian dimana variabel terikat
tidak berkorelasi dengan nilai variabel itu sendiri, baik periode
sebelumnya maupun sesudahnya. Auto-korelasi adalah keadaan
dimana pada model regresi ada korelasi antara residual pada
periode tertentu (t) dengan residual pada periode sebelumnya (t-1).
Model regresi yang baik adalah yang tidak terdapat masalah auto-
korelasi.
Metode pengujian ini menggunakan uji Durbin-Watson (DW-
test). Cara mendeteksi ada tidaknya gejala autokorelasi adalah
dengan menggunakan nilai DW (Durbin Watson) dengan ketentuan
sebagai berikut :
85
a. Terjadi auto-korelasi positif jika nilai DW di bawah -2 atau DW
< -2
b. Tidak terjadi auto-korelasi jika nilai DW berada antara -2 dan 2
atau -2 < DW< 2
c. Terjadi auto-korelasi negatif jika nilai DW di atas 2 atau DW >
2
2. Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah pada
model regresi ditemukan adanya korelasi antar variable independen
(Ghozali,2016). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan terdapat
problem multi kolinearitas. Model regresi yang baik seharusnya
tidak terjadi korelasi diantara variabel independent. Pengujian ada
tidaknya gejala multikolinearitas dilakukan dengan meperhatikan
nilai VIF (Variance Inflation Factor) dan toleransinya. Apabila
nilai VIF berada dibawah 10 dan nilai tolerance tidak kurang dari
0,1 , maka diambil kesimpulan bahwa model regresi tersebut tidak
terdapat problem multikolinearitas (Santoso, 2016).
3. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah
dalam sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari
residual dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Model
regresi yang baik adalah yang Homoskesdatisitas atau tidak terjadi
heteroskedastisitas. Uji heteroskedastisitas salah satunya dapat
dilakukan dengan melihat pola titik-titik pasa scatterplots regresi,
dengan ketentuan jika titik- titik yang ada membentuk suatu pola
tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian
menyempit) maka telah terjadi heteroskedastisitas.
3.8.5 Uji Regresi Berganda
Untuk mencapai tujuan pertama yaitu menganalisis pengaruh
kualitas produk dan harga terhadap keputusan pembelian adalah dengan
menggunakan analisis regresi berganda (Multiple regresional analisis).
86
Regeresi berganda dilakukan untuk mengetahui sejauh mana variabel
bebas mempengaruhi variabel terikat. Pada regresi berganda terdapat
satu variabel terikat dan lebih dari satu variabel bebas. Dalam penelitian
ini digunakan analisis regresi berganda karena pengukuran pengaruh
antarvariabel melibatkan lebih dari satu variabel bebas. Dalam
penelitian ini yang menjadi variabel terikat adalah Keputusan
Pembelian kartu perdana Telkomsel di Universitas Putra Indonesia
Cianjur. Sedangkan yang menjadi variabel bebas adalah kualitas produk
dan harga.
Adapun bentuk umum dari persamaan regresi linear berganda
secara sistematis adalah sebagai berikut :
Rumus 3.2
Persamaan Regresi
Y = α + b1X1 + b2X2
Keterangan :
Y = KeputusanPembelian
α = Konstanta
b1 = Koefisien X1
b2 = Koefisien X2
X1 = Kualitas Produk
X2 = Harga
87
sehingga besarnya koefisien determinasi adalah nilai r square dikalikan
dengan 100%.
88
a. Dengan membandingkan nilai F tabel dengan F hitung, Apabila F
hitung < F tabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak, Apabila F
hitung > F tabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima.
b. Dengan menggunakan angka probabilitas signifikansi Apabila
signifikansi F hitung > 0,05, maka Ho diterima dan Ha ditolak
Apabila signifikansi F hitung < 0,05, maka Ho ditolak dan Ha
diterima.
3.10.2
89