Anda di halaman 1dari 62

PENGARUH KUALITAS PRODUK DAN CITRA MEREK

TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN SMARTPHONE


OPPO

( Studi Kasus Pada Masyarakat Kab. Kuningan )

OK,,,SILAHKAN KUESIONER DISEBAR


USULAN PENELITIAN
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Seminar Usulan Penelitian
pada Program Studi Manajemen

Oleh:

LINDA DAMAYANTI
NIM. 20170510027

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS KUNINGAN
2021
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Dengan seiring kemajuannya zaman terutama dalam bidang teknologi

komunikasi seperti smartphone yang mana smartphone merupakan sebuah

handphone cerdas yang memiliki berbagai kelebihan dan banyak diminati oleh

manusia karena kebutuhan akan penggunaannya sebagai alat komunikasi,

menyimpan data, sebagai media informasi, sebagai sarana hiburan, sebagai sarana

untuk usaha dan bisnis dan lain sebagainya. Dikutip dari katadata.co.id Lebih dari

setengah populasi di Indonesia atau 56,2% telah menggunakan ponsel pintar pada

tahun 2018. Setahun setelahnya, sebanyak 63,3% masyarakat menggunakan

ponsel pintar. Hingga 2025, diperkirakan setidaknya 89,2% populasi di Indonesia

telah memanfaatkan ponsel pintar. Dalam kurun waktu enam tahun sejak 2019,

penetrasi ponsel pintar di tanah air tumbuh 25,9%.

Salah satu teknologi komunikasi yang berkembang baru-baru ini di Indonesia

adalah Oppo smartphone. Oppo adalah penyedia layanan elektronik dan teknologi

global yang membawakan perangkat elektronik seluler terbaru dan tercanggih

lebih dari 20 negara. Pada bulan April tahun 2013 Oppo untuk pertama kalinya

menginjakkan kaki di pasar Indonesia secara resmi. Sebelum produknya di

pasarkan ke Indonesia, produk Unggulan Smartphone OPPO adalah Oppo Find 5,

Oppo Find Way U7015, dan Oppo Find Piano. Oppo merupakan salah satu jenis

produk yang terkenal dengan kelebihan kamera nya yang bagus dibandingkan

dengan produk yang lainnya. Tingkat persaingan yang terjadi antara perusahaan-
perusahaan GSM (Global Sistem Form Mobile Communication) semakin ketat

karena melimpahnya produsen ponsel yang masuk ke pasar.

Menurut Tjiptono (2012). Keputusan Pembelian adalah sebuah proses dimana

konsumen mengenal masalah, mencari informasi mengenai produk atau merek

tertentu dengan mengevaluasi secara baik masing-masing alternatif tersebut untuk

memecahkan masalahnya yang kemudian mengarah kepada keputusan pembelian.

Ketika konsumen sudah memutuskan produk yang akan dibeli maka dia akan

mencari semua informasi yang berhubungan dengan produk yang akan dibeli

hingga spesifikasi produk tersebut. Keputusan pembelian juga menjadi

pertimbangan bagi masyarakat mengingat semakin banyaknya produk yang

beredar di pasaran dan tingginya persaingan menyebabkan konsumen untuk

memilih salah satu alternative produk dari sekian banyaknya pilihan.

Data Penjualan Smartphone di Indonesia

Table 1.1

Nama 2016 2017 2018 2019 2020

Smartphone

Oppo 16.6% 22.9% 20.5% 25% 21.7%

Vivo 5.6% 6% 15.9% 23.9% 24.1%

Samsung 28.8% 31.8% 25.4% 18.3% 17.2%

Xiaomi 7.4% 6.2% 20.5% 12.1% 18.1%

Sumber data : kumparan, IDC


Dari table 1.1 diatas dapat dilihat bahwa penjualan smartphone Oppo dari

tahun ke tahun mengalami ketidakstabilan dalam penjualan, yakni dengan

penjualan di Indonesia pada Q3 tahun 2020 sebesar 21.7% dan berada di posisi

kedua setelah Vivo. Vivo mampu menguasai market share mengalahkan produk

Oppo dengan meraih angka penjualan sebesar 24.1%.

Selain dari data nasional, persaingan yang terjadi diantara perusahaan

smartphone dapat dilihat juga dari data penjualan disalah satu toko smartphone

yang ada di Kab. Kuningan yaitu Kus Celuller sebagai berikut :

Data Penjualan Smartphone Oppo di Kus Celuller

Table 1.2

Nama 2016 2017 2018 2019 2020

Smartphone

Samsung 3.600 2.760 2.800 3.600 3.000

Oppo 3.840 4.440 4.200 3.800 3.600

Vivo 2.040 4.000 4.600 4.000 4.100

Xiaomi 3.000 3.600 3.960 3.700 3.800

Sumber data : Kus Celuller


Data Penjualan Smartphone Kus Celluler
5000
4500
4000
3500
3000
2500
2000
1500
1000
500
0
Samsung Oppo Vivo Xiaomi

2016 2017 2018 2019 2020

Grafik 1.1

Dari data diatas menunjukKan bahwa produk Smartphone Oppo mengalami

penurunan penjualan dari tahun 2018-2020, Oppo berhasil dikalahkan oleh produk

baru lainnya dilihat dari fitur-fitur, layanan, desain produk dan kualitas produk

yang jauh lebih baik membuat konsumen memilih produk lain yang sesuai dengan

harapan konsumen. Tergesernya keputusan pembelian konsumen ke merek

produk lain akan berdampak pada rendahnya pembelian Smartphone Oppo serta

pendapatan salah satu nya pada Toko Kus Celuller. Apabila masalah ini tidak

segera ditangani maka bisa terjadi kerugian dalam penjualan karena menurunnya

tingkat pendapatan perusahaan yang akhirnya akan merugikan. Maka dengan hal

ini perusahaan perlu untuk meminimalisir rendahnya tingkat penjualan dengan

meningkatkan kualitas produk dan citra merek untuk menjadi salah satu cara

konsumen dalam mengambil keputusan dalam membeli produk karena produk


yang berkualitas dan citra merek yang menarik sangat berperan penting bagi

konsumen dalam melakukan keputusan pembelian.

Kualitas produk merupakan suatu bentuk atau jasa yang diukur dalam

tingkatan standar mutu keandalan, keistimewaan tambahan, kadar, rasa, dan

fungsi kinerja dari produk tersebut yang dapat memenuhi kebutuhan dan

keinginan pelanggan. Adapun dimensi kualitas produk menurut Tjiptono

(2008:25-26) yang terdiri dari Performance (kinerja), berhubungan dengan

karakteristik operasi dasar dari sebuah produk. Durability (daya tahan), yaitu

berapa lama umur produk yang bersangkutan bertahan sebelum produk tersebut

harus diganti. Semakin tinggi frekuensi pemakaian konsumen pada produk maka

semakin besar pula daya tahan produk. Conformance to Specifications (kesesuaian

dengan spesifikasi), yaitu karakteristik operasi dasar dari sebuah produk

memenuhi spesifikasi tertentu dari konsumen atau tidak adanya cacat pada

produk. Features (fitur), yaitu karakteristik produk yang dirancang untuk

menyempurnakan fungsi produk atau menambah ketertarikan konsumen terhadap

produk. Reliabilty (reliabilitas), yaitu probabilitas bahwa produk akan bekerja

dengan memuaskan atau tidak dalam periode waktu tertentu. Semakin kecil

kemungkinan terjadinya kerusakan maka produk tersebut dapat diandalkan.

Aesthetics (estetika), yaitu daya tarik produk terhadap panca indera, seperti bentuk

fisik, model atau desain artistic, warna dan lainnya. Perceived Quality (kesan

kualitas), yaitu persepsi konsumen terhadap kualitas dan keunggulan produk.

Serviceability ( kemampuan layanan), yaitu kemudahan dan kecepatan untuk

direparasi, serta kompetensi dan keramahan staf. Saat ini konsumen sangatlah
kritis dalam memilih suatu produk. Keputusan untuk membeli suatu produk

sangat dipengaruhi oleh penilaian bentuk kualitas produk tersebut. Tuntutan

permintaan sebuah produk barang yang semakin berkualitas membuat perusahaan

harus mampu berlomba-lomba meningkatkan kualitas produk mereka.

Selain kualitas produk, salah satu hal yang dapat mempengaruhi keputusan

pembelian yaitu citra merek. Menurut Kotler dan Keller (2009:208) mengatakan

bahwa citra merek adalah seperangkat keyakinan ide dan kesan yang terbentuk

oleh seseorang terhadap suatu objek. Citra adalah suatu gambaran, penyerupaan

kesan utama atau garis besar bahkan bayangan yang dimiliki oleh seseorang

tentang sesuatu. Sedangkan merek (brand) adalah nama, istilah, tanda, symbol,

atau rancangan atau kombinasi dari semua yang di maksudkan untuk

mengidentifikasi produk atau jasa dari satu atau kelompok penjual dan

membedakan dari produk lain. image konsumen yang positif terhadap suatu brand

lebih memungkinkan konsumen untuk melakukan pembelian, dan brand yang

lebih baik juga menjadi dasar untuk membangun citra perusahaan yang positif.

Citra merek harus mampu mewakili semua karakteristik baik internal maupun

eksternal yang mampu mempengaruhi bagaimana sebuah merek dirasakan oleh

target pasar maupun pelanggan.

Berdasarkan adanya penelitian yang menggunakan variabel kualitas produk

dan citra merek terhadap keputusan pembelian, telah dilakukan oleh beberapa

penelitian sebelumnya, untuk mempermudah dan membandingkan penelitian ini,

penulis menemukan bahwa terdapat perbedaan hasil (research gap) dari beberapa

penelitian yang telah dilakukan sebelumnya.


Pada penelitian sebelumnya Wasis Wandari ( 2018 ), menunjukan bahwa

kualitas produk berpengaruh terhadap keputusan pembelian. Dan menurut

penelitian lain Rawung, (2015) menunjukan bahwa variabel kualitas produk tidak

berpengaruh terhadap keputusan pembelian. Hasil dua penelitian tersebut

menunjukan bahwa masih inkonsistensi, sehingga diduga ada variabel lain yang

mempengaruhi variabel dependen dan independen. Peneliti menduga variabel

yang mempengaruhi ketidaksamaan hasil penelitian tersebut adalah variabel

keputusan pembelian.

Penelitian sebelumnya Suri Amilia, (2017), menunjuKkan bahwa variabel

citra merek berpengaruh terhadap keputusan pembelian. Dan menurut Lubis &

Hidayat, (2017) menunjukKan citra merek tidak berpengaruh terhadap keputusan

pembelian. Hasil dua penelitian tersebut menunjukKan bahwa masih

inkonsistensi, sehingga diduga ada variabel lain yang mempengaruhi variabel

dependen dan independen. Peneliti menduga variabel yang mempengaruhi

ketidaksamaan hasil penelitian tersebut adalah variabel keputusan pembelian.

Pernyataan tersebut relevan dengan penelitian Nanda Dewi, (2019) yang

menunjukKan bahwa variabel keputusan konsumen berpengaruh terhadap

keputusan pembelian.

Berdasarkan latar belakang diatas maka dari itu saya tertarik mengambil judul

penelitian “Pengaruh Kualitas Produk dan Citra Merek terhadap Keputusan

Pembelian Smartphone Oppo ( Studi Kasus Pada Masyakarat di Kab.

Kuningan )”.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apakah kualitas produk berpengaruh terhadap keputusan pembelian

Smartphone Oppo ?

2. Apakah citra merek berpengaruh terhadap keputusan pembelian

Smartphone Oppo ?

3. Apakah kualitas produk dan citra merek berpengaruh secara simultan

terhadap keputusan pembelian Smartphone Oppo ?

1.3 Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui pengaruh kualitas produk terhadap keputusan

pembelian Smartphone Oppo

2. Untuk mengetahui pengaruh citra merek terhadap keputusan pembelian

Smartphone Oppo

3. Untuk mengetahui pengaruh kualitas produk dan citra merek secara

simultan terhadap keputusan pembelian Smartphone Oppo

1.4 Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Untuk mendapatkan data empiris terbaru dan sebagai bahan

berfikir dalam mengembangkan teori selanjutnya mengenai keputusan

pembelian.

2. Manfaat Praktisi

Hasil penelitian ini diharapkan menambah wawasan mengenai

manajemen pemasaran khususnya tentang kualitas produk, citra merek

serta keputusan pembelian agar dapat dijadikan sebagai rujukan peneliti

dimasa yang akan datang.


BAB II

LANDASAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR, DAN HIPOTESIS

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Pengertian Pemasaran

Pemasaran merupakan sebuah ilmu dan strategi bisnis yang memiliki

tujuan untuk mencapai kepuasan yang berkelanjutan bagi stakeholder. Menurut

The American Marketing dalam Kotler dan Keller (2012, p.27) Sebagai ilmu

pemasaran (marketing) merupakan kegiatan mengatur lembaga, dan proses untuk

menciptakan, mengkomunikasikan, memberikan dan bertukar penawaran yang

memiliki nilai bagi pelanggan, klien, mitra dan masyarakat. Sebagai strategi

bisnis, pemasaran (marketing) merupakan tindakan suatu organisasi yang

berorientasi pasar dalam menjalankan suatu bisnis baik dalam lingkungan mikro

maupun makro yang terus berubah mengikuti perkembangan zaman.

Menurut Swasta (1996) Pemasaran merupakan suatu usaha untuk dapat

memuaskan kebutuhan pembeli dan penjual dengan melakukan serangkaian

proses baik tawar menawar maupun tukar menukar dengan maksud mengadakan

hubungan untuk mendapatkan keuntungan demi memenuhi kebutuhan.

Menurut Sumarwan (2017:17) Pemasaran merupakan suatu proses

bagaimana mengidentifikasi kebutuhan konsumen kemudian perusahaan

memproduksi produk dan jasa yang dibutuhkan oleh konsumen dan meyakinkan

konsumen bahwa mereka membutuhkan barang atau jasa tersebut, sehingga

terjadi transaksi antara penjual dan pembeli. Pertukan tersebut menyebabkan


konsumen mendapat barang dan jasa yang memberikan manfaat kepada mereka

dengan konsumen memberikan imbalan berupa uang atau lainnya kepada

produsen.

Berdasarkan definisi diatas bahwa dapat disimpulkan, pemasaran

merupakan suatu kegiatan antara konsumen dan produsen yang bertujuan untuk

memenuhi kebutuhan dan keinginan dengan cara menukarkan produk,

menyalurkan produk barang dan jasa dari produsen ke konsumen yang nyaman

dan cocok untuk dikonsumsi agar dapat memehuni kebutuhan dan keinginan

konsumen.

2.1.3 Keputusan Pembelian

2.1.3.1 Pengertian Keputusan Pembelian

Keputusan pembelian merupakan pemikiran dimana individu

mengevaluasi berbagai pilihan dan memutuskan pilihan pada suatu produk dari

sekian banyak pilihan. Menurut Schiffman dan Kanuk (2014) keputusan

pembelian didefinisikan sebagai sebuah pilihan dari dua atau lebih alternatif

pilihan. Menurut Tjiptono (2012), keputusan pembelian adalah sebuah proses

dimana konsumen mengenal masalahnya, mencari informasi mengenai produk

atau merek tertentu dan mengevaluasi secara baik masing-masing alternatif

tersebut agar dapat memecahkan masalahnya yang kemudian mengarah kepada

keputusan pembelian.

Dapat disimpulkan bahwa keputusan pembelian merupakan suatu proses

pengambilan keputusan yang diawali dengan pengenalan masalah kemudian


mengevaluasinya dan memutuskan produk yang paling sesuai dengan kebutuhan

dan keinginan.

2.1.3.2 Tahap Pengambilan Keputusan

Menurut Kotler dan Amstrong (2008), tahapan pengambilan keputusan

pembelian adalah sebagai berikut:

a. Need recognition (pengenalan masalah)

Pembeli akan melakukan proses pembelian saat konsumen menyadari

adanya masalah atau kebutuhan. Pembeli merasakan adanya perbedaan

antara keadaan aktual serta keadaan yang diinginkan. Kebutuhan

disebabkan karena adanya rangsangan internal maupun eksternal. Sebagai

pemasar perlu mengidentifikasi keadaan yang memicu kebutuhan

konsumen dengan mengumpulkan informasi dari sejumlah konsumen,

sehingga para pemasar dapat mengetahui minat akan kategori produk

tertentu, dan pemasar kemudian harus menyusun strategi pemasaran yang

mampu memicu minat konsumen.

b. Information search (pencarian informasi)

Konsumen yang ingin memenuhi kebutuhannya akan termotivasi untuk

mencari informasi produk. Pencarian informasi terbagi menjadi dua jenis.

Pertama adalah peningkatan perhatian yang ditandai dengan pencarian

informasi secara aktif, yang dilakukan dengan mencari informasi dari

berbagai sumber. Sumber informasi konsumen dibagi menjadi empat

kategori, yaitu: sumber pribadi: keluarga, teman, tetangga, dan kenalan.

Sumber komersial: periklanan, pengecer, display toko. Sumber publik:


media massa, lembaga pemeringkat. Sumber pengalaman: evaluasi dan

penggunaan.

c. Evaluation of alternatives (evaluasi alternatif)

Konsumen akan menghadapi sejumlah pilihan mengenai produk yang

sejenis. Pemilihan alternatif ini melalui beberapa tahap proses evaluasi

tertentu. Sejumlah konsep dasar akan membantu memahami proses ini.

Yang pertama adalah sifat-sifat produk, bahwa setiap konsumen

memandang suatu produk sebagai himpunan dari sifat atau ciri tertentu

dan disesuaikan dengan kebutuhannya.

d. Purchase decision (keputusan pembelian)

Pada tahap evaluasi, konsumen membentuk preferensi antar merek melalui

serangkaian pilihan. Konsumen juga memiliki niat untuk membeli merek

yang mereka sukai. Saat menerapkan niat membeli, konsumen dapat

membentuk lima sub-keputusan: merek, pemasok, kuantitas, waktu, dan

metode pembayaran.

e. Postpurchase behavior (perilaku pasca pembelian)

Kepuasan merupakan fungsi kedekatan antara garapan dan kinerja

anggapan produk. Jika kinerja tidak memenuhi harapan, konsumen

kecewa, jika memenuhi harapan maka konsumen puas. Perasaan ini

menentukan apakah pelanggan membeli produk kembali dan menjadi

pelanggan setia.

2.1.3.3 Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian


Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian Menurut Kotler

(2003), yang dilakukan oleh konsumen, antara lain yaitu sebagai berikut :

1. Faktor Kebudayaan.

Faktor budaya mempunyai pengaruh yang paling luas dan sulit

dijangkau, budaya adalah penentu keinginan dan perilaku yang paling

dasar. Adapun faktor-faktor kebudayaan yang turut mempengaruhi

perilaku konsumen seperti budaya, sub budaya, dan kelas sosial.

2. Faktor Sosial.

Manusia merupakan mahluk sosial, lingkungan sosial adalah salah

satu faktor yang sangat mempengaruhi bagaimana seseorang berperilaku

sebagai seorang konsumen. Beberapa faktor sosial antara lain: keluarga,

kelompok acuan (kelompok yang memiliki pengaruh langsung atau tidak

langsung terhadap sikap atau perilaku seseorang), peran, dan status sosial.

3. Faktor Pribadi

Keputusan pembelian dapat dipengaruhi oleh karakteristik pribadi.

Karakteristik tersebut meliputi: usia, dan tahap siklus hidup, pekerjaan,

keadaan ekonomi, gaya hidup (lifestyle), serta kepribadian dan konsep diri

pembeli.

4. Faktor Psikologis.

Faktor yang terakhir yang mempengaruhi pilihan pembelian

seseorang yaitu faktor psikologis dimana empat faktor psikologi utama

adalah motivasi, persepsi, pembelajaran, serta keyakinan dan sikap.


2.1.3.4 Indikator Keputusan Pembelian

Menurut Kotler dan Keller (2012:154) ada beberapa indicator dalam

keputusan pembelian yaitu sebagai berikut :

1. Kesadaran akan kebutuhan, konsumen mengetahui masalah dan tujuannya

dalam memutuskan untuk membeli produk sesuai dengan kebutuhannya.

2. Mencari informasi, konsumen akan mencari informasi tentang produk

yang akan mereka dibeli.

3. Kemantapan pada sebuah produk, konsumen akan memilih atau

menyeleksi produk yang akan beli hingga konsumen merasa yakin

terhadap produk yang pilih untuk melakukan pembelian terhadap produk

tersebut.

4. Melakukan pembelian ulang, ketika konsumen merasa puas dengan

produk yang telah mereka beli biasanya akan melakukan pembelian ulang

produk tertentu.

2.1.4 Kualitas Produk

2.1.4.1 Pengertian Kualitas Produk

Menurut Kotler dan Keller (2016:164), kualitas produk adalah

kemampuan suatu produk untuk memberikan hasil atau kinerja yang sesuai

bahkan melebihi apa yang diinginkan konsumen atau pelanggan. Sedangkan

menurut Mowen (2012:61) kualitas produk adalah proses evaluasi secara

keseluruhan kepada pelanggan atas perbaikan kinerja suatu produk.


Kualitas produk memiliki ketertarikan bagi konsumen dalam mengelola

hubungan yang baik dengan perusahaan sebagai penyedia produk. Adanya

hubungan timbal balik antara perusahaan dengan konsumen akan memberikan

peluang untuk mengetahui dan memahami apa yang menjadi kebutuhan dan

harapan yang ada pada persepsi konsumen.

2.1.4.2 Perspektif Kualitas

Menurut Tjiptono (2012), terdapat lima jenis perspektif kualitas produk,

yaitu sebagai berikut :

1. Pendekatan transcendental (transcendental approach)

Kualitas dipandang sebagai innate excellen, sesuatu secara intuitif dapat

dirasakan dan dipahami namun tidak bisa dikomunikasikan. Dalam

perspektif ini menegaskan bahwa orang akan memahami kualitas produk

melalui pengalaman yang di dapatkan.

2. Pendekatan berbasis produk (product-based approach)

Kualitas sebagai karakterisktik atau atribut yang dapat dikuantifikasikan

dan dapat diukur. Perbedaan dalam kualitas mencerminkan perbedaan

dalam jumlah beberapa unsur atau atribut yang dimiliki produk. Semakin

banyak atribut yang dimiliki produk atau merek, maka semakin berkualitas

produk atau merek tersebut.

3. Pendekatan berbasis pengguna (user-based approach)

Pendekatan ini didasarkan pada pemikiran bahwa kualitas tergantung pada

orang yang menilainya, sehingga produk yang paling memuaskan referensi

seseorang (misalnya perceived quality) merupakan produk yang


berkualitas yang paling tinggi. Perspektif yang subjektif dan demand-

oriented juga menyatakan bahwa pelanggan yang berbeda memiliki

kebutuhan dan keinginan masing-masing yang berbeda, sehingga kualitas

bagi seseorang adalah sama dengan kepuasan maksimum yang dirasakan.

4. Pendekatan berbasis manufaktur (manufacturing-based approach)

Perspektif ini bersifat supply-based dan berfokus memperhatikan praktik-

praktik perekayasaan dan pemanufakturan, serta mendefinisikan kualitas

sebagai kesesuaian dengan persyaratan. Dalam sektor jasa, kualitas dengan

perspektif ini bersifat operation-driven.

5. Pendekatan berbasis nilai (value-based approach)

Pendekatan ini memandang kualitas dari segi nilai (value) dan harga

(price) dengan mempertimbangkan trade-off antara kinerja dan harga,

kualitas didefinisikan sebagai affordable excellence. Kualitas dalam

perspektif ini bernilai relatif, sehingga produk yang memiliki kualitas

paling tinggi dan bernilai adalah barang atau jasa yang paling tepat untuk

dibeli (best-buy).

2.1.4.3 Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Produk

Faktor yang mempengaruhi kualitas produk dapat dikelompokan menjadi

dua kelompok yaitu :

1. Faktor yang berkaitan dengan teknologi, yaitu : mesin, bahan dan

perusahaan
2. Faktor yang berhubungan dengan human resource, yaitu : operator,

mandor, dan personal lain dari perusahaan.

Faktor terpenting dari perusahaan adalah sumber daya manusia, dengan

sumber daya manusia yang memiliki kualitas tinggi pada perusahaan maka dapat

menciptakan suatu produk yang berkualitas tinggi, oleh karena itu perusahaan

harus lebih mengoptimalkan sumber daya yang ada pada perusahaan.

2.1.4.4 Indikator Kualitas Produk

Menurut Kotler dan Keller yang di alih bahasakan oleh Bob

Sabran (2012:8-10) kualitas produk memiliki indikator-indikator sebagai berikut:

1. Bentuk (form)

Bentuk produk dapat meliputi ukuran, bentuk, atau struktur fisik

produk.

2. Fitur (feature)

Fitur produk yang melengkapi fungsi dasar suatu produk tersebut.

3. Penyesuaian (Customization)

Pemasar dapat mendiferensiasikan produk dengan menyesuaikan

keinginan dan kebutuhan perorangan.

4. Kualitas Kinerja (Performance Quality)

Kualitas merupakan salah satu dimensi yang penting untuk

diferensiasi, ketika perusahaan menerapkan sebuah model nilai dan

memberikan kualitas yang lebih tinggi dengan uang yang lebih rendah.

5. Kualitas Kesesuaian (Conformance Quality)


Tingkat dimana semua unit produk yang diproduksi identik dan memenuhi

spesifikasi yang telah dijanjikan.

6. Ketahanan (Durability)

Umur operasi produk dalam kondisi biasa atau penuh tekanan,

merupakan atribut berharga untuk produl-produk tertentu.

7. Keandalan (Reliability)

Ukuran probabilitas bahwa produk tidak akan mengalami malfungsi

atau gagal dalam periode waktu tertentu.

8. Kemudahan Perbaikan (Repairability)

Kemudahan dalam memperbaikan produk ketika produk itu tidak

berfungsi atau gagal.

9. Gaya (Style)

Menggambarkan penampilan dan rasa produk kepada pembeli.

10. Desain (Design)

Totalitas fitur yang mempengaruhi suatu tampilan, rasa, dan fungsi

produk berdasarkan kebutuhan pelanggan.

2.1.5 Citra Merek

2.1.5.1 Pengertian Citra Merek

Menurut Kotler dan Keller (2016) citra merek adalah persepsi konsumen

tentang suatu merek sebagai refleksi dari asosiasi yang ada pada pikiran

konsumen ketika mengingat suatu merek tertentu. Citra merek adalah apa yang

konsumen pikirkan dan rasakan ketika mendengar ataupun melihat nama suatu
merek. Atau dengan kata lain, citra merek merupakan bentuk atau gambaran

tertentu dari suatu jejak makna yang tertinggal dibenak khalayak konsumen

(Wijaya, 2011).

Citra merek meupukan suatu gambaran, penyerupaan kesan utama atau

garis besar bahkan bayangan yang dimiliki oleh seseorang tentang sesuatu.

Sedangkan merek (brand) telah menjadi elemen yang sangat penting yang

berkontribusi terhadap kesuksesan sebuah perusahaan, baik perusahaan bisnis

maupun penyedia jasa. image konsumen yang positif terhadap suatu brand lebih

memungkinkan konsumen untuk melakukan pembelian, dan brand yang lebih

baik juga menjadi dasar untuk membangun citra perusahaan yang positif.

2.1.5.2 Faktor yang Mempengaruhi Citra Merek

Schiffman dan Kanuk (2007) menyebutkan faktor-faktor pembentuk citra

merek yaitu:

1. Kualitas atau mutu, berkaitan dengan kualitas produk barang yang

ditawarkan oleh produsen dengan merek tertentu.

2. Dipercaya atau diandalkan, berkaitan dengan pendapat atau kesepakatan

yang dibentuk oleh masyarakat tentang suatu produk yang dikonsumsi.

3. Kegunaan atau manfaat yang terkait dengan fungsi dari produk barang

yang bisa dimanfaatkan oleh konsumen.

4. Harga, dalam hal ini berkaitan dengan banyak atau sedikitnya jumlah uang

yang dikeluarkan konsumen untuk mempengaruhi suatu produk, juga

dapat memengaruhi citra jangka panjang.


5. Citra yang dimiliki oleh merek yaitu berupa pandangan dan informasi

yang berkaitan dengan suatu produk tersebut.

2.1.5.3 Indikator Citra Merek

Indikator yang mencerminkan keberadaan citra merek dirangkum oleh

Keller (1993) yaitu :

a. Mudah dikenali

Selain dengan logo, sebuah merek dapat dikenal melalui pesan, melalui

komunikasi yang intensif, suatu bentuk produk khusus dapat menarik

perhatian dan mudah dikenali oleh konsumen.

b. Reputasi yang baik

Citra perusahaan menjadi salah satu pegangan bagi konsumen dalam

mengambil keputusan. Citra yang baik akan menimbulkan dampak positif

bagi perusahaan, sedangkan citra yang buruk melahirkan dampak negatif

dan melemahkan kemampuan perusahaan dalam persaingan.

c. Selalu diingat

Elemen suatu merek harus mudah diingat dan disebut atau diucapkan.

Simbol, logo, nama yang digunakan hendaknya menarik, unik sehingga

menarik perhatian masyarakat untuk diingat dan dikonsumsi.

2.1.5.4 Dimensi Citra Merek

Menurut Kotler dan Keller (2013:97) mengemukakan lima dimensi yang

membentuk citra sebuah merek tertuang dalam berikut ini :

1. Brand Identity
Brand identity adalah identitas fisik yang berkaitan dengan merek atau

produk, sehingga konsumen mudah mengenali dan membedakan dengan

merek atau produk lain, seperti logo, warna, kemasan, lokasi, identitas

perusahaan, slogan, dan lain-lain.

2. Brand Personality

Brand personality adalah ciri khas sebuah merek yang membentuk

kepribadian produk tersebut. Sehingga konsumen dengan mudah

membedakan dengan merek lain dalam kategori yang sama.

3. Brand Association

Brand association adalah hal spesifik yang pantas atau selalu dikaitkan

dengan suatu merek, bisa muncul dari penawaran unik suatu produk,

aktivitas yang berulang dan konsisten misalnya dalam hal sponsorship atau

kegiatan social responsibility, isu-isu yang sangat kuat berkaitan dengan

merek tersebut, ataupun perseorangan.

4. Brand Attitude & Behavior

Brand attitude & behavior merupakan perilaku dan sikap komunikasi dan

interaksi merek dengan konsumen dalam menawarkan benefit-benefit dan

nilai yang dimiliki. Sebuah merek sering menggunakan cara-cara yang

kurang pantas serta melanggar etika dalam berkomunikasi, pelayanan yang

buruk dapat memengaruhi pandangan publik terhadap sikap dan perilaku

merek tersebut dan sebaliknya, perilaku dan sikap simpatik, jujur,

konsisten antara janji dan kenyataan, pelayanan yang baik dan kepedulian

terhadap lingkungan dan masyarakat luas akan membentuk persepsi yang


baik terhadap perilaku dan sikap merek tersebut. Jadi brand attitude &

behavior meliputi perilaku dan sikap komunikasi, aktivitas dan atribut

yang melekat pada merek saat berhubungan dengan khalayak konsumen,

termasuk perilaku karyawan dan pemilik merek.

5. Brand Benefit & Competence

Manfaat dan keunggulan merek adalah nilai-nilai dan keunggulan khas

yang ditawarkan oleh sebuah merek kepada konsumen yang membuat

konsumen dapat merasakan adanya manfaat karena kebutuhan, keinginan,

mimpi dan obsesinya terwujud dari apa yang telah ditawarkan . Nilai dan

benefit disini dapat bersifat fungsional, emosional, simbolis maupun

social.

2.1.6 Hubungan Antar Variabel

a. Pengaruh Kualitas Produk Terhadap Keputusan Pembelian

Kualitas produk erat kaitannya dengan keputusan pembelian, dimana

kualitas produk menjadi salah satu aspek pertimbangan konsumen dalam

memutuskan pembelian. Kualitas yang baik akan berujung pada kepuasan

konsumen yang selanjutnya akan membuat konsumen tersebut menjadi loyal

terhadap produk tersebut. Perusahaan harus dapat memberikan kualitas yang

sesuai dengan keinginan dan kebutuhan konsumen dengan memperhatikan

standar-standar kualitas pasar yang ada. Hal ini bermaksud agar kualitas yang

diberikan perusahaan tersebut tidak kalah saing dibandingkan perusahaan

kompetitornya.
Produk merupakan sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk

mendapatkan perhatian, dibeli, digunakan atau dikonsumsi yang dapat

memuaskan keinginan dan kebutuhan (Kotler dan Armstrong, 2008:248).

Kotler dan Amstrong (2008:112) menyatakan kualitas produk adalah salah

satu yang paling diandalkan oleh seorang pemasar dalam memasarkan suatu

produk. Menurut Kotler dan Amstrong (2008:114) menyebutkan bahwa

semakin baik kualitas produk yang dihasilkan maka akan memberikan

kesempatan kepada konsumen untuk melakukan pembelian.

H1 : Terdapat Pengaruh Kualitas Produk Terhadap Keputusan

Pembelian

b. Pengaruh Citra Merek Terhadap Keputusan Pembelian

Menurut Rangkuty (2002:43) brand image merupakan sekumpulan

asosiasi merek yang terbentuk dibenak konsumen. Dengan citra merek dari

perusahaan atas produk yang dihasilkan oleh perusahaan diharapkan agar

dapat menimbulkan keinginan konsumen untuk melakukan pembelian. Citra

merek dapat dikatakan sebagai apa yang konsumen pikir atau rasakan ketika

mereka mendengar atau melihat nama suatu merek produk. Citra merek akan

membentuk asosiasi dan keyakinan konsumen tentang atribut atau

karakteristik produk, situasi penggunanya serta manfaat produk yang

dipercaya oleh konsumen sehingga konsumen akan mudah memberikan

perhatiannya dengan menentukan keputusan pembeliannya terhadap suatu

produk.
Citra merek sebagai refleksi pikiran secara keseluruhan serta

keyakinan dengan mengingat kualitas yang unik sehingga terlihat berbeda dari

yang lain, citra merek salah satu aspek yang sangat penting terhadap

keputusan pembelian, karena akan mendorong konsumen untuk

mengkonsumsi nilai lebih pada merek yang telah memiliki citra yang baik.

Sebab citra produk yang positif akan membuat pelanggan loyal dan bersedia

membeli produk di kemudian hari dan menjadi salah satu cara untuk

meningkatkan penjualan.

H2 : Terdapat Pengaruh Citra Merek Terhadap Keputusan Pembelian

c. Pengaruh Kualitas Produk dan Citra Merek Terhadap Keputusan

Pembelian

Kualitas produk dan citra merek merupakan salah satu faktor yang

sangat penting karena keduanya memiliki pengaruh terhadap keputusan

pembelian. Keputusan pembelian merupakan sebuah proses pengambilan

keputusan yang diawali dengan pengenalan masalah kemudian

mengevaluasinya dua atau lebih alternatif dan memutuskan produk yang

paling sesuai dengan kebutuhan dan keinginan. Ketika perusahaan mampu

mengeluarkan produk yang berkualitas baik dan citra merek yang positif maka

akan mempengaruhi keputusan pembelian. Demikian dengan penelitian

terdahulu oleh Nanda Dewi (2019) bahwa kualitas produk dan citra merek

berpengaruh secara parsial terhadap keputusan pembelian. Dengan hal

tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa kualitas produk dan citra merek

berpengaruh terhadap keputusan pembelian.


H3 : Terdapat pengaruh secara simultan kualitas produk dan citra merek

terhadap keputusan pembelian

2.1.7 Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu merupakan tinjauan pustaka yang berasal dari

penelitian - penelitian yang sudah pernah dilakukan. Dalam penelitian terdahulu

diuraikan secara sistematis mengenai hasil-hasil penelitian yang didapat oleh

peneliti terdahulu dan berhubungan dengan penelitian yang dilakukan. Beberapa

penelitian yang berkaitan dengan keputusan pembelian disajikan dalam tabel

berikut :

Table 2.1

Penelitian Terdahulu

No Nama Peneliti, Alat Hasil Perbedaan Persama

Tahun dan Judul Analisis Penelitian Penelitian an

1. Lina Wasis Ayu Regresi Hasil Penelitian Persamaa

Wandira (2018) Linear penelitian ini tidak n dengan

Pengaruh Kualitas Berganda menunjuk menggunak penelitian

Produk dan Promosi an kualitas an variabel saya

terhadap Keputusan produk promosi, yaitu

Pembelian Produk dan dan sama-

Smartfren Andromax promosi perbedaan sama

4G/LTE pada berbengar pada memakai

Mahasiswa Fakultas uh positif peneliti variabel


Ekonomi Universitas terhadap terdahulu kualitas

Negeri Surabaya. keputusan dilakukan produk

pembelian pada objek dan

. Produk keputusa

Smartfren n

Andromax pembelia

4G/LTE n

2. Rawung (2015) Regresi Hasil Penelitian Persamaa

dengan judul Linear penelitian ini tidak n dengan

Pengaruh Kualitas Berganda menunjuk menggunak penelitian

Produk, Citra Merek kan bahwa an variabel saya

dan Harga Terhadap Kualitas harga, dan yaitu

Keputusan Pembelian produk perbedaan sama-

Smartphone tidak pada sama

Blackberry berpengar peneliti memakai

uh positif terdahulu variabel

terhadap dilakukan kualitas

keputusan pada objek produk,

pembelian Produk citra

. Smartfren merek

Citra Blackberry dan

merek keputusa

berpengar n
uh positif pembelia

terhadap n

keputusan

pembelian

. dan

Harga

berpengar

uh positif

terhadap

keputusan

pembelian

3. Lubis & Hidayat, Regresi Hasil Penelitian Persamaa

(2017) dengan judul Linear penelitian ini tidak n dengan

Pengaruh Citra Berganda menunjuk menggunak penelitian

Merek dan Harga kan an variabel saya

terhadap Keputusan bahwa harga, dan yaitu

Pembelian Android secara perbedaan variabel

Asus pada Sekolah parsial pada X sama

Tinggi Ilmu citra peneliti memakai

Manajemen Sukma merek terdahulu variabel

Medan tidak dilakukan citra

berpengar pada objek merek


uh Produk dan

terhadap Android variabel

keputusan Asus. Y

pembelian keputusa

sementara n

harga pembelia

berpengar n

uh positif

dan

signifikan

terhadap

keputusan

pembelian

4. Suri Amilia (2017) Regresi Hasil Penelitian Persamaa

dengan judul Linear penelitian ini tidak n dengan

Pengaruh Citra Berganda menunjuk menggunak penelitian

Merek, Harga, dan . an bahwa an variabel saya

Kualitas Produk citra harga, dan yaitu

terhadap Keputusan merek, perbedaan sama-

Pembelian harga, dan pada sama

Handphone Merek kualitas peneliti memakai

Xiaomi di Kota produk terdahulu variabel


Langsa mempeng dilakukan citra

aruhi pada objek merek

keputusan Handphone dan

pembelian Merek kualitas

handphon Xiaomi. produk

e Xiaomi serta

di Kota keputusa

Langsa. n

pembelia

n.

5. Regresi Hasil Penelitian Persamaa


Retry Nanda Tiara
Linear penelitian ini tidak n dengan
Dewi, (2019) dengan
Berganda ini yaitu menggunak penelitian
judul Pengaruh
variabel an variabel saya
Kualitas Produk,
Kualitas celebrity yaitu
Citra Merek Dan
produk, endorse, dan sama-
Celebrity Endorser
citra minat beli sama
terhadap Keputusan
merek dan sebagai memakai
Pembelian
celebrity variabel variabel
Smartphone melalui
endorser interveningp citra
Minat Beli Sebagai
berpengar erbedaan merek
Variabel Intervening
uh secara pada dan

parsial peneliti kualitas


terhadap terdahulu produk

keputusan dilakukan serta

pembelian pada objek keputusa

smartphon Smartphone. n

e melalui pembelia

minat beli n.

sebagai

variabel

intervenin

g.

6. Endah Hafilah dan Regresi Hasil Penelitian Persamaa

Vira Chaer Linear penelitian ini tidak n dengan

(2019 )The Effect of Berganda menunjuk menggunak penelitian

Brand Ambassador, kan bahwa an variabel saya

Brand Image, Product variabel brand yaitu

Quality, and Price on yang ambassador, sama-

Purchase Decisions memiliki harga, dan sama

Samsung pengaruh perbedaan memakai

Smartphones. besar pada variabel

terhadap peneliti citra

keputusan terdahulu merek

pembelian dilakukan dan

adalah pada objek kualitas


Kualitas Smartphone produk

Produk. Samsung. serta

Sedangka keputusa

n variabel n

yang pembelia

memiliki n.

pengaruh

rendah

terhadap

keputusan

pembelian

adalah

Brand

Ambassad

or. Brand

Ambassad

or

memiliki

koefisien

yang

negatif

menandak

an tidak
terlalu

berpengar

uh dalam

keputusan

pembelian

7. Amron (2018) Regresi Hasil Penelitian Persamaa

dengan judul The Linear penelitian ini tidak n dengan

Influence of Brand Berganda menunjuk menggunak penelitian

Image, Design, an bahwa an variabel saya

Feature,and Priceon variabel desain, yaitu

Purchasing Decision harga fitur,harga sama-

ofApple memiliki dan sama

iOSSmartphonein pengaruh perbedaan memakai

Surakarta, Indonesia. paling pada variabel

kuat peneliti citra

terhadap terdahulu merek

keputusan dilakukan dan

pembelian pada objek keputusa

konsumen Smartphone n

pada Apple iOS pembelia

smartphon di Surakarta n.

e Apple Indonesia.
iOS.

Sebalikny

a, para

peneliti

secara

spesifik

menemuk

an bahwa

variabel

fitur

memiliki

kemampu

an paling

lemah

untuk

mempeng

aruhi

keputusan

pembelian

8. Raditya Bayu (2019) Alat Hasil Penelitian Persamaa

Analysis Of The analisis menunjuk ini tidak n dengan

Effect Of Brand data kan bahwa menggunak penelitian


Image, Product Teknik kualitas an variabel saya

Quality And After- SEM- produk layanan yaitu

Sales Service On PLS dan setelah sama-

Repurchase Decision dengan layanan penjualan sama

Of Samsung Smart memiliki dan memakai

Smartphones. PLSM pengaruh perbedaan variabel

2.0 dan yang pada citra

analisis signifikan peneliti merek

deskriptif pada terdahulu dan

menggun keputusan dilakukan kualitas

akan pembelian pada objek produk

Microsoft , Smartphone serta

Excel. sedangkan Samsung. keputusa

merek n

gambar pembelia

objek n.

hipotesis,

yang

memiliki

manfaat

tetapi

tidak

signifikan
dan

berpengar

uh

terhadap

keputusan

pembelian

9. Sun Hongchun Regresi Hasil Penelitian Persamaa

(2018) dengan judul Linear penelitian ini tidak n dengan

The Impact Of Berganda menunjuk menggunak penelitian

Product Quality, kan bahwa an variabel saya

Price And Brand kualitas desain, yaitu

Image On Customer produk fitur,harga sama-

Buying Decisions (A tidak dan sama

Case Study Of berpengar perbedaan memakai

Huawei Smartphone uh pada variabel

In Jakarta). terhadap peneliti citra

keputusan terdahulu merek

pembelian dilakukan dan

konsumen pada objek kualitas

, harga Smartphone produk

berpengar Huawei Di serta

uh Jakarta. keputusa
terhadap n

keputusan pembelia

pembelian n.

konsumen

dan citra

merek

berpengar

uh

terhadap

keputusan

pembelian

konsumen

10 Samel W dan Putri, Regresi Hasil Penelitian Persmaan

. Rani Nastia (2018) Linear penelitian ini tidak dengan

dengan judul The Berganda menunjuk menggunak penelitian

Influence Of kan bahwa an variabel saya

Lifestyle And Brand gaya gaya hidup yaitu

Images On Decisions hidup dan dan sama-

On Samsung Brand citra perbedaan sama

Smartphone merek pada menggun

Purchasing In berpengar peneliti akan


Students Of uh positif terdahulu variabel

Economic And dan dilakukan citra

Business, Faculty Of signifikan pada objek merek

Economics And terhadap Smartphone dan

Business At The keputusan Samsung. keputusa

University Of pembelian n

Musamus, Merauke. smartphon pembelia

e merek n

Samsung.

2.2 Kerangka Berfikir

Adapun kerangka pemikiran yang maksud dan tujuannya adalah

memberikan penjelasan secara ringkas tentang gambaran penelitian yang akan

dilakukan. Menjelaskan hubungan antar variabel yang akan diteliti adapun

variabel-variabel tersebut diantaranya: Kualitas Produk (X1) dan Citra Merek

(X2) terhadap Keputusan Pembelian (Y). Berikut ini model penelitian:

Kualitas Produk
(X1)
2

Keputusan Pembelian
(Y)
3

Citra Merek (X2)


1
Gambar 2.1

Kerangka Berfikir

2.3 Hipotesis

Menurut Arikunto (2002:64), hipotesis merupakan suatu jawaban yang

bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data

yang terkumpul.

Berdasarkan kerangka berpikir diatas, maka dapat diambil dengan

sementara yang diambil sebagai hipotesis sebagai berikut :

H1 : Kualitas produk berpengaruh terhadap Keputusan Pembelian.

H2 : Citra merek berpengaruh terhadap Keputusan Pembelian.

H3 : Kualitas Produk dan Citra Merek mempunyai pengaruh secara simultan

terhadap Keputusan Pembelian.

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian yang Dilakukan


Metode penelitian adalah langkah yang dimiliki dan dilakukan oleh

peneliti dalam rangka untuk mengumpulkan informasi atau data. Metode

penelitian yang akan digunakan pada penelitian ini yaitu menggunakan metode

kuantitatif. Menurut Sugiono (2017) penelitian kuantitatif yaitu metode untuk

meneliti populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan intrumen

penelitian, analisis data bersifat kuantitatif atau statistic dengan tujuan untuk

menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini juga menggunakan metode

penelitian deskriptif, selain menggambarkan dan mendeskripsikan suatu penelitian

juga mampu memberikan kejelasan mengenai adanya hubungan atau pengaruh

antara dua variabel atau lebih. Dalam penelitian deskriptif ini dilakukan dengan

mengumpulkan data dari responden dengan penyebaran angket atau kuisioner

dengan mengajukan pernyataan-pernyataan yang harus dijawab oleh responden.

3.2 Operasional Variabel

Menurut Winarno (2011:28) Operasional variabel merupakan penentuan

variabel sehingga menjadi variabel yang dapat diukur. Adapun macam-macam

variabel dalam penelitian dapat dibedakan menjadi beberapa yaitu :

1. Variabel bebas (Independent variabel)

Variabel bebas merupakan variabel yang diduga sebagai sebab munculnya

variabel-variabel terikat.

2. Variabel terikat (Dependent variabel)


Variabel terikat merupakan variabel respon atau output, sebagai variabel

respon variabel ini muncul sebagai akibat karena adanya variabel bebas.

Melihat pada objek yang dikemukakan sebelumnya bahwa permasalahan

yang diteliti meliputi dua variabel sebagai variabel bebas yaitu kualitas produk

dan citra merek. Variabel terikat yaitu keputusan pembelian pada produk

smartphone Oppo.

Untuk lebih jelasnya, operasionalisasi variabel pada penelitian ini dapat

dilihat dalam tabel berikut ini :

Tabel 3.1

Operasional Variabel

Variabel Definisi Indikator Skala

Pengukur

Kualitas Kualitas produk adalah  Kinerja Skala

Produk (X1) mencerminkan  Daya Tahan Likert

kemampuan produk  Kesesuaian dengan

untuk menjalankan Spesifikasi


tugasnya yang mencakup  Fitur

daya tahan, kehandalan


 Realiblitas
atau kemajuan, kekuatan,
 Estetika
kemudahan dalam
 Kesan Kualitas
pengemasan dan reparasi

produk dan ciri-ciri

lainnya (Kotler dan


Amstrong,1997).

Citra Merek Citra merek adalah  Mudah dikenali Skala

(X2) persepsi konsumen  Reputasi yang baik Likert

tentang suatu merek  Selalu diingat


sebagai refleksi dari

asosiasi yang ada pada

pikiran konsumen.

(Kotler dan Keller, 2016)

Keputusan Keputusan pemebelian  Kesadaran akan Skala

Pembelian merupakan sikap kebutuhan Likert

(Y) seseorang untuk membeli  Mencari informasi

atau menggunakan suatu  Kemantapan pada

produk baik berupa sebuah produk

barang atau jasa yang  Melakukan


telah diyakini akan pembelian ulang
memuaskan dirinya dan

kesediaan menanggung

resiko yang mungkin

ditimbulkannya.

Keputusan pembelian

yang diambil oleh

pembeli sebenarnya

merupakan kumpulan
dari sejumlah keputusan

yang terorganisir atau

tersusun (Adirama Aldi

2012).

3.3 Populasi dan Sampel

3.3.1 Populasi

Menurut Sugiono (2011:117) populasi adalah wilayah yang terdiri atas

objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulannya.

Populasi bukan hanya orang, tetapi juga objek dan benda-benda alam yang lain.

Populasi merupakan salah satu hal yang esensial dan perlu mendapat

perhatian dengan segala seksama apabila peneliti ingin menyimpulkan suatu hasil

yang dapat dipercaya dan tepat guna untuk daerah atau objek penelitiannya (Muri

Yusuf 2017:145).

Berdasarkan pendapat para ahli diatas, populasi adalah seluruh objek yang

memiliki karakteristik yang sama. Berkaitan dengan hal tersebut maka populasi

dalam penelitian ini adalah masyarakat yang pernah maupun sedang

menggunakan Smartphone Oppo di Kabupaten Kuningan.

3.3.2 Sampel

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Dinamakan

penelitian sampel apabila kita bermaksud untuk menggeneralisasikan hasil

penelitian sampel (Ari Kunto 2017:174). Menurut Muri Yusuf (2014:150)


sampel adalah sebagian dari populasi yang terpilih dan mewakili populasi

tersebut.

Sampel yang dapat dijadikan data dalam penelitian ini adalah pengguna

Smartphone Oppo yang ada di Kabupaten Kuningan. Jadi, sampel yang akan

diambil berjumlah 100 responden.

Metode pengambilan sampel ini adalah menggunakan metode sampling

insidental, yaitu teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja

yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel

bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data.

Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan cara Convience Sampling,

sampel diambil secara spontanitas, artinya siapa saja yang secara tidak sengaja

bertemu dengan peneliti, maka orang tersebut dapat dijadikan sampel. Dengan

kata lain sampel diambil atau dipilih karena ada tempat dan waktu yang tepat.

Tanpa kriteria peneliti, bebas memilih siapa saja yang ditemuinya untuk

dijadikan sampel.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

3.4.1 Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data

sekunder. Data primer dan data sekunder diuraikan sebagai berikut :

1. Data primer

Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari sumber asli

(tanpa perantara). Data primer yang ada dalam penelitian ini merupakan

hasil penyebaran kuesioner pada sampel yang telah ditentukan.


STS TS RR S SS
2. Data Sekunder
1 2 3 4 5
Data sekunder

adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh orang yang melakukan

penelitian dari sumber-sumber yang ada. Data ini biasanya diperoleh dari

perpustakaan atau dari laporan-laporan peneliti terdahulu.

3.4.2 Teknik Pengumpulan Data

Teknik yang dipakai dalam pengumpulan data ini yaitu dengan

penyebaran kuesioner dengan cara menyebarkan daftar pernyataan atau

pertanyaan kepada responden yang bersifat tertutup, dimana setiap pertanyaan

sudah disediakan alternatif jawaban, sehingga responden tinggal memilih salah

satu alternatif jawaban yang dianggap sesuai dengan kenyataan empiris.

Fokus utama pada penelitian ini adalah kualitas produk dan citra merek

terhadap keputusan pembelian produk Smartphone Oppo pada masyarakat di

Kabupaten Kuningan. Skala yang digunakan sebagai berikut :

5 = SS (Sangat Setuju)

4 = S (Setuju)

3 = RR (Ragu-Ragu)

2 = TS (Tidak Setuju)

1 = STS (Sangat Tidak Setuju)

Tabel 3.2

Rentang Nilai
3.5 Uji Instrumen Data

3.5.1 Uji validitas

Validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu

kuesioner. Uji validitas dilakukan dengan membandingkan nilai r hitung

(correlated item-total correlations) dengan nilai r hitung > r tabel dan bernilai

positif maka pernyataan tersebut dikatakan valid (Ghozali (2009). Uji validitas

dapat diperoleh dengan menggunakan bantuan program SPSS

3.5.2 Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuisioner yang

merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuisioner dikatakan

reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pertanyaaan adalah konsisten

atau stabil dari waktu ke waktu. Suatu instrumen penelitian dikatakan reliabel

apabila pengujian tersebut menunjukkan koefisien Alpha (Cronbach Alpha) > 0,6

(Ghozali, 2009).

3.6 Metode Analisis Data

3.6.1 Analisis Deskriptif

Menurut Ghozali (2016:19) analisis deskriptif menggambarkan suatu data

yang dilihat dari nilai rata-rata, standar deviasi, varian, maksimum, minimum,

sum, range, kurtosis, kemencengan distribusi (skewness), analisis ini

menggambarkan fenomena atau karakteristik dari data yang telah dikumpulkan

untuk memberikan deskripsi mengenai subjek penelitian berdasarkan data variabel

tang diperoleh dari kelompok subjek yang diteliti dan membuat gambaran secara
sistematis, factual dan akurat mengenai fakta-fakta serta hubungan antara

fenomena yang diselidiki.

Metode analisis deskriptif yang digunakan dalam penelitian ini untuk

menggambarkan variabel independen yaitu kualitas produk (X1) dan citra merek

(X2) serta variabel dependent yaitu keputusan pembelian (Y). dalam menganalisis

penelitian ini dapat menggunakan rumus mean atau rata-rata yaitu ukuran tendensi

pusat yang memberikan gambaran mengenai data dan merupakan nilai yang dapat

mewakili dari keterpusatan data.

3.6.2 Uji Asumsi Klasik

3.6.2.1 Uji Normalitas

Menurut Ghozali (2011:160) uji normalitas bertujuan untuk menguji

apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki

distribusi normal. Normalitas data dalam penelitia dilihat dengan cara

memperhatikan titik pada Normal P-Plot dari variabel terikat.

3.6.2.2 Uji Multikolinieritas

Menurut Ghozali (2011: 105-106) uji multikolinieritas bertujuan untuk

menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas

(independent).

3.6.2.3 Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi

terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang

lain. Untuk menguji multikolinieritas dengan cara melihat nilai VIF masing-
masing variabel independen, jika nilai VIF < 10, maka dapat disimpulkan data

bebas dari gejala multikolinieritas (Ghozali, 2011:139).

3.6.3 Analisis regresi Linear Berganda

Analisis regresi berganda adalah analisis untuk mengetahui hubungan

antara variabel bebas kualitas produk dan citra merek dan variabel terikat

keputusan pembelian, adapun bentuk persamaannya sebagai berikut :

Y= a+b1X1+b2X2+ ε

Keterangan :

Y = Variabel terikat

A = Konstanta

X1 dan X2 = Variabel bebas

b2 dan b2 = Koefisien regresi

ε = Epsilon

3.6.4 Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi (R2) dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh

kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien

determinasi (R2) yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen

dalam menjelaskan variasi variabel dependen sangat terbatas. Sebaliknya, jika

nilai koefisien determinasi (R2) mendekati satu, berarti variabel-variabel

independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk

memprediksi variabel-variabel dependen. Ghozali (2016)

KD = r2 x 100%

Keterangan :
KD = Besarnya koefisien penentu (determinasi)

r = Koefisien korelasi

3.6.5 Uji Hipotesis

3.6.5.1 Uji Statistik T (Parsial)

Menurut Ghozali (2009:88), uji stastistik t pada dasarnya menunjukkan

seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara individual dalam

menerangkan variabel dependen. Pengujian dilakukan dengan menggunakan

tingkat signifikansi 0,05 (α=5%).

3.6.5.2 Uji Statistik F (Simultan)

Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel

independen atau bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh

secara bersama-sama terhadap variabel dependen atau terikat. Pengujian

dilakukan dengan menggunakan tingkat signifikansi 0,05 (α=5%). (Ghozali,

2009:88).
SURAT PENGANTAR KUESIONER

Kepada Yth.

Bapak/Ibu/Saudara/i

Di tempat

Dengan Hormat

Dengan ini saya Mahasiswa Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi

Universitas Kuningan yang sedang mengadakan penelitian dalam rangka menulis

karya ilmiah (SKRIPSI) yang berjudul ”PENGARUH KUALITAS PRODUK

DAN CITRA MEREK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN

SMARTPHONE OPPO” (Studi Kasus Pada Masyarakat Kab. Kuningan).

Sehubungan dengan itu, saya mohon kesediaan Bapak/Ibu/Saudara/I untuk

berpartisipasi mengisi kuesioner yang telah dilampirkan sesuai dengan petunjuk

pengisian. Adapun tujuan dalam pengisian kuesioner ini untuk memperoleh data

yang diperlukan dalam penelitian yang sedang saya lakukan.

Untuk itu saya harapkan agar Bapak/Ibu/Saudara/i dapat memberikan

jawaban yang sebenar-benarnya dalam mengisi kuesioner ini. Atas segala bantuan

dan kesediaan Bapak/Ibu/Saudara/i dalam mengisi kuesioner penelitian ini saya

ucapkan terima kasih.


Hormat Saya,

Linda

Damayanti
A. Identitas Responden

Petunjuk pengisian :

a. Mohon untuk memberikan informasi yang sebenar-benarnya.

b. Berikan tanda silang (X) pada pilihan yang telah disediakan.

1. Nama :………………………

2. Jenis Kelamin :

a. Laki – Laki

b. Perempuan

3. Usia

a. <20 Tahun

b. 21 – 30 Tahun

c. 31- 40 Tahun

d. >40

4. Pekerjaan

a. Pelajar/Mahasiswa

b. Pegawai Negeri

c. Ibu Rumah Tangga

d. Karyawan

e. Lain-lain …………..(sebutkan)
Berikut petunjuk pengisian pernyataan dalam koesioner :

1. Bacalah dengan teliti setiap pernyataan sebelum mengisi pilihan

pernyataan.

2. Berilah tanda (√) pada kolom Bapak/Ibu/Saudara/i pilih sesuai dengan

keadaan yang sebenarnya.

3. Adapun keterangan dalam penilaian kuesioner :

Alat ukur yang akan digunakan dalam kuesioner ini dengan

alternatif jawaban positif yaitu : Sangat Setuju (SS) diberi skor 5, Setuju

(S) diberi skor 4, Ragu-ragu (RR) diberi skor 3, Tidak Setuju (TS) diberi

skor 2, Sangat Tidak Setuju (STS) diberi skor 1.

Alternatif Jawaban

No Pernyataan SS S RR TS STS

5 4 3 2 1

1. Smartphone Oppo memiliki

kinerja atau system operasi yang √

berkualitas.

Contoh :

DAFTAR PERNYATAAN
1. Kualitas Produk

Alternative Jawaban

No Pernyataan SS S RR TS STS

5 4 3 2 1

Kinerja (fermomance)

1. Smartphone Oppo memiliki

kinerja atau system operasi yang

berkualitas.

2. Kinerja smartphone oppo jauh

lebih baik dibandingkan dengan

smartphone lain.

Daya Tahan (durability)

3. Smartphone Oppo memberikan

garansi.

4. Smartphone Oppo dapat

digunakan lebih dari 2 tahun.

Konsistensi/Kesesuaian

5. Smartphone Oppo memiliki

standar kualitas yang baik.

6. Smartphone Oppo berstandar

nasional.

Fitur (feature)

7. Fitur yang dimiliki Smartphone


Oppo memiliki keistimewaan

yang banyak memberi manfaat.

8. Smartphone Oppo memiliki

kualitas kamera yang sangat baik.

Keandalan (reability)

9. Smartphone Oppo memiliki

keandalan tahan lama.

10. Smartphone Oppo tidak cepat

rusak.

Desain (design)

11. Smartphone Oppo memiliki

model dan design yang menarik

dan berbeda dengan merek lain.

12. Fitur smartphone oppo beragam

dan memberikan manfaat.

2. Citra Merek

Alternative Jawaban

No Pernyataan SS S RR TS STS

5 4 3 2 1

Mudah dikenali

1. Smartphone Oppo produk yang

banyak dikenali.
2. Smartphone Oppo produk yang

sangat menarik dan mudah

diingat.

Reputasi yang baik

3. Smartphone Oppo dibuat oleh

perusahaan yang memiliki

reputasi yang baik.

4. Smartphone Oppo memberikan

jaminan produk yang berkualitas

Selalu diingat

5. Saya sangat mengenal

smartphone dengan merek oppo.

6. Smartphone Oppo produk yang

memiliki kesan yang baik.

3. Keputusan Pembelian

Alternative Jawaban

No Pernyataan SS S RR TS STS

5 4 3 2 1

Kesadaran akan kebutuhan

1. Saya membeli smartphone oppo

sesuai dengan keinginan dan

kebutuhan.
2. Saya membeli smartphone oppo

karena merasa yakin dengan

keunggulan yang ditawarkan.

Mencari informasi

3. Saya selalu mencari informasi

melalui internet, teman, kerabat

dan media lainnya sebelum

memutuskan membeli

smartphone oppo.

4. Saya mendapatkan informasi dari

orang lain dan berbagai media

seperti, iklan, brosure dll.

Kemantapan pada sebuah produk

5. Dengan berbagai keunggulan

yang dimiliki smartphone oppo

membuat saya yakin untuk

membeli.

6. Saya membeli smartphone oppo

setelah membandingkan dengan

produk merk lain.

Melakukan pembelian ulang

7. Saya melakukan pembelian ulang

smartphone oppo karena sesuai


dengan keinginan dan kebutuhan

yang diharapkan.

8. Karena keunggulan yang dimiliki

smartphone oppo membuat saya

tertarik untuk melakukan

pembelian ulang.
No. Dokumen :

UNIVERSITAS KUNINGAN Berlaku Sejak :

FAKULTAS EKONOMI Revisi :

PROGRAM STUDI : AKUNTANSI & MANAJEMEN


Halaman :
(TERAKREDITASI BAN PT.)

MATRIK PERBAIKAN BIMBINGAN SKRIPSI

NAMA MAHASISWA : LINDA DAMAYANTI

NIM : 20170510027

Program Studi : MANAJEMEN

Jenjang : S1

Tahun : 2020

Pembimbing I : Dr. H. Dikdik Harjadi, SE., M.Si.

Pembimbing I : H. Ilham Akbar, S.E M.Si

Konsentrasi : Pemasaran

Dengan Judul : PENGARUH KUALITAS PRODUK DAN CITRA MEREK TERHADAP


KEPUTUSAN PEMBELIAN SMARTPHONE OPPO

Halaman Paraf
No Tgl Saran Perbaikan Hal Hasil Perbaikan
Perbaikan Pembimbing
1 Perbaikan penulisan latar Sudah diperbaiki
belakang masalah sesuai dengan
arahan

2 Penjelasan mengenai Penjelasan


kualitas produk setelah tersebut sudah
keputusan pembelian disertai diperbaiki dengan
data empiris disertakan data
empiris
3 Penjelasan citra merek Sudah diperbaiki
setelah penjelasan sesuai dengan
keputusan penjualan dan arahan
kualitas produk dan tulisan
tersebut di pindahkan
4 Buatkan grafik sesuai data Sudah dibuatkan
grafik sesuai data
permasalahan
penelitian

10

Kuningan, April 2021


Dosen Pembimbing Wakil Dekan I

H. Ilham Akbar, SE., M.Si Enung Nurhayati, SE.,Ak.,M.SI.,CA

Anda mungkin juga menyukai