Anda di halaman 1dari 20

PENGARUH eWOM, BRAND IMAGE, DAN BRAND TRUST TERHADAP

MINAT BELI SMARTPHONE DI MAJU HARDWARE


KOTA MADIUN

Andre Bastianto1), M. L. Endang Edi Rahayu 2),


Dian Pratiwi 3)
1)
Adalah Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Merdeka Madiun
2) 3)
Adalah Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Merdeka Madiun

Abstract
This study aims to analyze the effect of eWOM, brand image, and brand trust partially and
simultaneously to the minat beli of smartphone in Maju Hardware Madiun. Population in this
research are Maju Hardware Madiun visitors aged between 15 to 25 years and visiting within
two weeks. The large sample in the study is determined by Slovin formula, so there are 138
people obtained as sample. Sampling uses accidental sampling. The research instrument uses
questionnaire. Data analysis techniques uses classical assumption test, multiple linear
regression analysis, coefficient of determination test, and hypothesis test by using t-test and F-
test. The results show that: (1) eWOM, brand image, and brand trust partially influences the
minat beli of smartphone in Maju Hardware Madiun. (2) eWOM, brand image, and brand trust
simultaneously influences the minat beli of smartphone in Maju Hardware Madiun.
Keywords: eWOM, Brand Image, Brand Trust, Minat beli

PENDAHULUAN gaya hidup modern seperti sekarang ini,


Latar Belakang Masalah misalnya adalah produk komunikasi.
Pada era globalisasi modern ini, suatu Persaingan bisnis dalam produk
kebutuhan akan komunikasi adalah hal yang smartphone saat ini mengalami perkembangan
sangat penting bagi setiap kalangan yang cukup pesat. Menurut Pertiwi (2018: 1):
masyarakat. Kondisi tersebut menjadi suatu firma riset Gartner mencatat kenaikan
peluang serta tantangan bisnis baru yang penjualan global smartphone di kuartal
menjajikan bagi perusahaan yang beroperasi di pertama 2018. Penjualan smartphone naik 1,3
Indonesia. Kebutuhan tersebut berdampak persen dari periode yang sama tahun lalu.
pada meningkatnya permintaan akan berbagai Kabar ini cukup menjadi angin segar bagi
jenis alat komunikasi yang mengakibatkan industri, sebab pada kuartal IV 2017,
semakin banyaknya persaingan dalam dunia penjualan smartphone global disebut melesu.
bisnis di bidang telekomunikasi. Teknologi Total volume penjualan sebesar 384 juta
telekomunikasi merupakan salah satu peluang smartphone, mewakili 84 persen dari total
bisnis potensial yang dimanfaatkan oleh penjualan perangkat ponsel. Untuk penjualan
produsen dalam persaingan. semua ponsel, termasuk feature phone,
Bisnis merupakan sebuah persaingan Gartner mencatatkan angka 455 juta pada
dimana intensitas persaingan dari waktu kuartal pertama ini.
kewaktu semakin ketat. Persaingan bisnis Meski masih memuncaki posisi pertama,
bukanlah hal yang baru dalam dunia Samsung justru dilaporkan kehilangan 0,3
pemasaran, terutama dalam memperebutkan persen pangsa pasar dan pertumbuhannya
konsumen potensial dan mempertahankan disebut melamban. Vendor Korea Selatan
konsumen yang ada. Persaingan bisnis dalam tersebut cukup tertekan dengan persaingan
usaha mempengaruhi minat beli dan vendor asal China, seperti Vivo dan Oppo.
memuaskan konsumen terjadi dalam semua Selain duo Galaxy S9 dan S9 Plus, penjualan
produk, termasuk produk yang mencerminkan Galaxy Note 8 dikabarkan membantu

1
pertumbuhan penjualan smartphone Samsung. Tabel 1
Di posisi kedua juga masih ditempati Apple, Penjualan Smartphone Di Seluruh Dunia
seperti kuartal sebelumnya. Vendor asal Kepada Pengguna Akhir Pada Kuartal I
Cupertino, AS tersebut meraih estimasi pangsa Tahun 2018 (IQ18) (dalam Ribu Unit)
pasar sebesar 14,1 persen. Hasil ini naik 0,4
dari periode yang sama tahun lalu.
Menurut Direktur Riset Gartner (dalam
Pertiwi, 2018: 2), meski permintaan iPhone X
melebihi iPhone 8 dan iPhone 8 Plus, Apple Sumber: Gartner (Mei, 2018)
harus bersusah payah untuk mendorong Semakin maraknya produk-produk android
pergantian dari produk smartphone saat ini, menyebabkan konsumen banyak yang
sebelumnya yang cukup signifikan. Sebab beralih dari handphone biasa ke smartphone
itulah, pergerakan Apple termasuk pelan dari berbasis android. Smartphone memang
yang diperkirakan pada kuartal ini. Penjualan memiliki banyak kelebihan dan daya tarik
smartphone Huawei menempati urutan ketiga tersendiri dibandingkan dengan handphone
dengan kenaikan pangsa pasar 1,5 persen, biasa. Kondisi ini mengarah pada timbulnya
diikuti Xiaomi di peringkat ke 4 dengan minat pembelian pada produk-produk
pangsa pasar 7,4 persen. Vendor asal China smartphone berbasis android. Minat beli
lainnya, Oppo menduduki posisi ke-5 dengan didefinisikan sebagai “Suatu keputusan
pengsa pasar sebesar 7,3 persen. Permintaan sebagai pilihan suatu tindakan dari dua atau
smartphone premium dan high end atau lebih pilihan alternatif” (Schiffman & Kanuk,
produk eksklusif dengan kualitas bagus dan 2010: 142). Seorang konsumen yang hendak
terkesan mewah pada kuartal ini masih melakukan pilihan maka ia harus memiliki
terbilang lesu karena peningkatan perangkat pilihan alternatif sebagai suatu indikasi dari
yang minim dari produk sebelumnya. Xiaomi minat pembelian.
melesat Berdasarkan laporan Gartner tersebut, Minat pembelian pada suatu produk muncul
dari lima besar vendor smartphone, Xiaomi akibat adanya stimulus positif yang
mengalami peningkatan paling signifikan menimbulkan keinginan untuk membeli. Salah
dibanding lainnya. Menduduki peringkat ke-4 satu bentuk stimulus yang diterima konsumen
penjualan global, pangsa pasar Xiaomi naik sehingga berminat untuk membeli produk
empat persen dibanding periode yang sama smatphone android adalah adanya kelebihan
tahun 2017. Pada kuartal 1 2018 ini smartphone android yang paling menonjol
pertumbuhan Xiaomi melesat 124 persen dari adalah fungsinya yang lebih luas, kecepatan
tahun ke tahun, dengan tingkat pertumbuhan di dan kemampuan browsing internet yang cepat
wilayah Asia Pasifik sebesar 330 persen. membuat para pengguna perangkat ini bisa
Strategi harga kompetitif dan popularitas yang tetap terhubung dengan dunia maya ataupun
menanjak di India, diklaim Gartner turut sosial media dimanapun dan kapanpun dengan
mendorong performa Xiaomi. Gartner juga lebih cepat dan mudah.
membeberkan pangsa pasar sistem operasi Berkaitan dengan segala keunikan, manfaat,
atau operational system (OS), di mana android dan kualitas smartphone android, tentunya
mengungguli iOS dengan pangsa pasar 85,9 akan semakin sulit bagi konsumen dalam
persen. Hasil ini terhitung turun dibanding mengambil keputusan guna memilih barang
periode yang sama tahun 2017 yang kala itu atau jasa yang terbaik dan yang paling tepat.
meraih 86,1 persen. Untuk dapat mengambil keputusan pembelian
Berikut ini disampaikan data tentang tersebut, salah satu cara yang dapat dilakukan
penjualan smartphone di seluruh dunia selama konsumen adalah dengan mencari informasi
kuartal I tahun 2018 yang dikutip dari lembaga sebanyak-banyaknya akan barang atau jasa
riset Gartner. tersebut. Hal tersebut tidak cukup dengan
kuantitas informasi, namun informasi tersebut

2
haruslah dapat dipercaya kebenarannya. Salah e-WOM pada laba atas investasi, namun
satu sumber informasi yang memenuhi syarat diketahui bahwa informasi yang diperoleh dari
tersebut adalah komunikasi dari mulut ke forum e-WOM lebih berpengaruh dalam
mulut atau lebih dikenal dengan sebutan WOM pengambilan keputusan daripada berbicara
atau word of mouth. langsung dengan teman-teman secara pribadi
Berkaitan dengan komunikasi dari mulut ke atau komunikasi dari mulut ke mulut (word of
mulut (word of mouth), jika sebelumnya hanya mouth, WOM). Hal ini dapat diindikasikan dari
dilakukan secara langsung (tatap muka), meningkatnya jumlah review dan pendapat
seiring dengan perkembangan teknologi yang disampaikan konsumen terhadap suatu
informasi yang sangat cepat, pertukaran produk atau jasa melalui situs online. Para
informasi antar konsumen tidak lagi dilakukan pembaca reviews pada situs online dapat
dengan tatap muka. Komunikasi dari mulut ke menumbuhkan minat pembelian pada suatu
mulut pada masa sekarang ini lebih banyak produk berdasarkan informasi tentang
dilakukan melalui internet ataupun media pengalaman dalam menggunakan produk,
sosial. Keberadaan media sosial telah menjadi perusahaan, merek atau layanan pelanggan
sarana bagi konsumen dalam menyampaikan baik yang disampaikan perusahaan maupun
pengalaman atau melakukan review dari reviewer.
produk yang digunakan. Melalui internet, Minat pembelian pada produk smartphone
word of mouth tidak lagi hanya bisa dilakukan android tidak hanya muncul akibat e-WOM,
oleh beberapa orang, tetapi dapat dilakukan naum juga karena adanya brand image dari
oleh semua orang di semua penjuru dunia produk smartphone android itu sendiri. Peter
tanpa batas. Adanya fenomena komunikasi & Olson (dalam Ratri, 2007: 47) menyebutkan
dari mulut ke mulut yang disampaikan melalui bahwa brand image atau citra merek
media sosial atau internet tersebut dikenak didefinisikan sebagai persepsi konsumen dan
sebagai Electronic Word of Mouth (eWOM). preferensi terhadap merek, sebagaimana yang
Perkembangan eWOM semakin pesat direfleksikan oleh berbagai macam asosiasi
dengan adanya dukungan media dalam merek yang ada dalam ingatan konsumen.
berkomunikasi melalui media sosial berbasis Brand image merupakan gambaran batin
internet, seperti: Youtube, Google, Facebook, secara keseluruhan yang dirasakan oleh
Instagram, Twiter, dan alat browser lain. konsumen itu sendiri serta keunikan dari
Kehadiran berbagai media sosial berbasis merek tersebut dibandingkan dengan merek
internet tersebut mendukung seseorang untuk lain. Brand image terdiri dari berbagai atribut
mencari informasi dari internet. Sebelum dan manfaat yang menempel atau terkait pada
melakukan pembelian, seseorang dapat sebuah merek dan membuat merek tersebut
mencari referensi suatu produk yang menjadi khas sehingga akan membedakan
diinginkan melalui internet. Hal ini berkaitan perusahaan tersebut dengan perusahaan lain
dengan kelebihan dan kekurangan dari suatu dalam kompetisi.
produk maupun informasi tentang harga. Keberhasilan penjualan smartphone di
Menurut Henning-Thurau, et. al. (2004: Indonesia yang semakin meningkat juga dapat
39), “e-WOM adalah komunikasi positif atau terjadi karena adanya kepercayaan terhadap
negatif antara potensi, pelanggan atau mantan merek (brand trust) dari masyarakat. Brand
tentang produk atau perusahaan yang tersedia trust atau kepercayaan terhadap merek adalah
untuk umum di internet.” Beberapa studi kemauan konsumen mempercayai merek
terbaru telah meneliti e-WOM dan mengklaim dengan segala resikonya karena adanya
bahwa dampaknya tidak seefektif komunikasi harapan yang dijanjikan oleh merek dalam
dari mulut ke mulut secara tradisional atau memberikan hasil yang positif (Lau & Lee,
secara langsung (face to face). Electronic 1999: 344). Ketika brand image yang melekat
Word of mouth (e-WOM) terjadi karena adanya secara positif pada berbagai merek produk
suatu interaksi sosial secara elektronik. smartphone android mampu menimbulkan
Meskipun sulit dilakukan pengukuran dampak brand trust dalam diri konsumen, konsumen
3
akan memiliki pertimbangan risiko ke arah Berdasarkan uraian latar belakang masalah
yang positif sehingga mempengaruhi minat di atas, maka dapat disusun rumusan masalah
konsumen untuk melakukan pembelian. sebagai berikut:
Brand trust terbangun karena adanya 1. Apakah eWOM secara parsial berpengaruh
harapan bahwa pihak lain akan bertindak terhadap minat beli smartphone di Maju
sesuai dengan kebutuhan dan keinginan Hardware Madiun?
konsumen. Ketika seseorang telah 2. Apakah brand image secara parsial
mempercayai pihak lain, maka orang tersebut berpengaruh terhadap minat beli
akan merasa yakin bahwa harapan akan smartphone di Maju Hardware Madiun?
terpenuhi dan tak akan ada lagi kekecewaan 3. Apakah brand trust secara parsial
dalam melakukan pembelian suatu merek. berpengaruh terhadap minat beli
Brand trust suatu merek smartphone android smartphone di Maju Hardware Madiun?
akan menstimulasi konsumen untuk berminat 4. Apakah eWOM, brand image, dan brand
terhadap salah satu merek produk yang trust secara simultan berpengaruh terhadap
dianggapnya lebih baik dari merek lain. minat beli smartphone di Maju Hardware
Mengacu pada realita yang ada, persaingan Madiun?
bisnis yang terjadi diantara merek-merek Tujuan Penelitian
produk smartphone berbasis android telah Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka
mendorong para produsen dan pemasar untuk tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini
mengedepankan keberadaan electronic word of adalah untuk mengetahui:
mouth, brand image, dan brand trust dalam 1. Pengaruh eWOM secara parsial terhadap
memasarkan produk-produknya. Di Indonesia, minat beli smartphone di Maju Hardware
beberapa merek smartphone yang terkenal, Madiun.
seperti: Samsung, Iphone, Xiaomi, Oppo, 2. Pengaruh brand image secara parsial
Advan, dan lain-lain telah mengaplikasikan terhadap minat beli smartphone di Maju
keberadaan electronic word of mouth, brand Hardware Madiun.
image, dan brand trust dalam memperoleh 3. Pengaruh brand trust secara parsial
segmen pasar yang semakin luas. Oleh karena terhadap minat beli smartphone di Maju
itu, para pemasar smartphone dituntut untuk Hardware Madiun.
mengetahui dampak dari brand image, brand 4. Pengaruh eWOM, brand image, dan brand
trust dan word of mouth serta minat beli trust secara simultan terhadap minat beli
konsumen dengan baik. smartphone di Maju Hardware Madiun.
Berkaitan dengan perkembangan industri
smartphone yang semakin pesat dan didukung TINJAUAN PUSTAKA
adanya electronic word of mouth, brand Kajian Penelitian Terdahulu
image, dan brand trust untuk membangun Penelitian pertama dilakukan oleh Shu-
minat beli pada konsumen, maka tertarik untuk Chuan Chu (2009) dengan judul
mengadakan penelitian tentang pengaruh “Determinants of Consumer Engagement in
eWOM, brand image, dan brand trust terhadap Electronic Word of Mouth in Social
minat beli smartphone. Adapun penelitian ini Networking Sites.” Hasil penelitian
dilakukan terhadap minat beli smartphone menunjukkan bahwa situs jejaring sosial telah
yang dijual Maju Hardware Madiun dengan menjadi fenomena yang populer dan dinikmati
alasan bahwa di tempat tersebut terdapat popularitas besar di seluruh dunia,
sejumlah stand atau counter penjualan bersosialisasi dan kolaborasi memberi peluang
berbagai merek smartphone. Oleh karena itu, besar bagi konsumen untuk terlibat aktif rekan
penelitian ini mengambil judul: “Pengaruh ke rekan rekomendasi produk dan partisipasi
eWOM, Brand Image, dan Brand Trust masyarakat, yang pada gilirannya
terhadap Minat Beli Smartphone di Maju meningkatkan perilaku e-WOM. Penelitian
Hardware Kota Madiun.” yang kedua dilakukan oleh Sabunwala (2013),
Rumusan Masalah dengan judul “Impact of Celebrity Brand
4
Endorsements on Brand Image and Product terhadap loyalitas merek pada laptop merek
Purchases A Study For Pune Region of India” ASUS. Variabel brand trust berpengaruh
menunjukkan bahwa dukungan celebrity secara signifikan terhadap loyalitas merek
berdampak signifikan terhadap diferensiasi pada laptop merek ASUS. Variabel kepuasan
merek. Sebagian besar pengguna konsumen berpengaruh secara signifikan
mengasosiasikan diri dengan merek dan terhadap variabel loyalitas merek. Variabel
menetapkan keselarasan antara kepribadian experiential marketing, brand trust, dan
mereka dan kepribadian merek. Celebrity kepuasan konsumen berpengaruh secara
Endorsement berdampak signifikan terhadap simultan dan signifikan terhadap variabel
citra merek. Beberapa pasangan selebriti brand loyalitas merek.
dipilih untuk mencerminkan berbagai tipe Penelitian kelima dilakukan Syafaruddin,
kepribadian yang mana konsumen individu Suharyono, dan Kumadji (2016) penelitian ini
dapat mengasosiasikan dan memahami apakah berjudul “Pengaruh Komunikasi Electronic
selebritis benar benar mempengaruhi citra Word of Mouth terhadap Kepercayaan (Trust)
merek yang akhirnya menarik konsumen ke dan Niat Beli (Minat beli) serta Dampaknya
arah itu. Pada Keputusan Pembelian” membuktikan
Penelitian ketiga dilakukan Wibowo (2015) bahwa Electronicword of Mouth berpengaruh
dengan judul penelitian “Pengaruh Elektronik dalam mempengaruhi konsumen online
Word of Mouth dan Brand Image Terhadap shopping Zafertech.com. Hasil penelitian ini
Minat beli Pada Konsumen Smartphone menunjukan hasil positif yang berarti
Samsung yang Berbasis Android menunjukkan memberikan efek yang baik dalam
bahwa variabel elektronik word of mouth mempengaruhi kepercayaan, niat beli, dan
berpengaruh positif terhadap variabel minat keputusan pembelian oleh konsumen online
beli. Hal ini menunjukkan bahwa semakin shopping Zafertech.com. Hasil review para
tinggi tingkat keterlibatan terhadap electronic pengguna dapat mempengaruhi konsumen lain
word of mouth, maka minat beli pada suatu sehingga menggunakan online shopping
merek yang bersangkutan akan semakin Zafertech.com. Setiap variabel juga saling
meningkat. Brand image berpengaruh positif berkaitan dalam mempengaruhi konsumen
terhadap minat beli. Hal ini menunjukkan untuk menggunakan online shopping
bahwa semakin tinggi tingkat keterlibatan Zafertech.com.
terhadap brand image, maka minat beli pada Electronic Word of Mouth (e-WOM)
merek yang bersangkutan akan semakin kuat. EWOM merupakan salah satu media
Penelitian keempat oleh Karyono (2016) alternatif yang dapat digunakan pemasar untuk
dengan judul penelitian “Analisis Pengaruh memasarkan merek maupun produknya. Para
Experiential Marketing dan Brand Trust pengiklan mulai mengurangi penggunaan
Terhadap Kepuasan Konsumen dan media traditional untuk berpromosi, seperti:
Dampaknya Terhadap Loyalitas Merek (Studi iklan, pamflet, brosur, dan lain-lain secara
Kasus Pada Mahasiswa Pengguna Laptop signifikan dan mengganti media advertising
Merek Asus) menunjukkan bahwa variabel dengan alternatif lain. Salah satunya adalah
experiential marketing berpengaruh secara dengan melalui eWOM sebagai bentuk
signifikan terhadap variabel kepuasan periklanan luar konsep. Menurut Kotler dan
konsumen pada laptop merek ASUS. Variabel Keller (2009:534):
brand trust berpengaruh secara signifikan Gruen, et.al. (2006:449), mendefinisikan e-
terhadap variabel kepuasan konsumen pada WOM sebagai “Sebuah media komunikasi
laptop merek ASUS. Variabel experiential untuk saling berbagi informasi mengenai
marketing dan variabel brand trust suatu produk atau jasa yang telah dikonsumsi
berpengaruh secara simultan dan signifikan antar konsumen yang tidak saling mengenal
terhadap variabel kepuasan konsumen pada dan bertemu sebelumnya.” Electronic Word of
laptop merek ASUS. Variabel experiential mouth (e-WOM) terjadi karena adanya suatu
marketing berpengaruh secara signifikan interaksi sosial secara elektronik. Sedangkan
5
Henning-Thurau, et.al. (2004:39) eWOM dalam penelitian ini merupakan
mendefinisikan electronic word of mouth (e- bentuk komunikasi pemasaran yang berisi
WOM) sebagai “Pernyataan positif atau tentang pernyataan positif ataupun negatif
negatif yang dibuat oleh pelanggan potensial, tentang produk atau merek smartphone yang
pelanggan aktual dan mantan pelanggan disampaikan melalui media sosial atau
tentang produk atau perusahaan melalui internet. Indikator-indikator pengukuran
internet.” Menurut Chatterjee dalam Jalilvand eWOM menurut Bambauer-Sachse dan
dan Samiei (2012:460): Mangold (2011:40) meliputi:
penggunaan internet dan social media yang 1) Tingkat meyakinkan (persuasiveness),
meningkat juga merupakan hal yang merupakan persepsi masyarakat mengenai
penting dimana saat ini word of mouth kekuatan persuasi tertanam dalam
(WOM) tidak hanya dilakukan perorangan electronic word of mouth.
namun bisa dalam bentuk apa saja 2) Kredibilitas (credibility), merupakan
termasuk internet yang disebut dengan sejauhmana seseorang memandang
Electronic Word of Mouth (e-WOM). rekomendasi dapat dipercaya, benar, atau
Efektivitas dari e-WOM lebih efektif factual.
dibandingkan dengan komunikasi WOM di 3) Kerentanan konsumen terhadap pengaruh
dunia offline karena aksesibilitas yang antarpribadi (costumer susceptibility to
lebih besar dan jangkauan yang tinggi. interpersonal influence).
Goldsmith dan Horowitz (2006:3) Brand Image
mengungkapkan bahwa di dunia online, ada Brand atau merek adalah nama, istilah,
bermacam-macam cara dimana konsumen tanda, simbol, atau rancangan atau kombinasi
dapat bertukar informasi. Pengguna internet hal-hal tersebut, yang dimaksudkan untuk
dapat melakukan electronic word of mouth mengidentifikasi barang dan jasa dari seorang
melalui berbagai saluran online, termasuk atau kelompok penjual dan untuk
blog, mikroblog, email, situs ulasan (review) membedakannya dari produk pesaing (Kotler,
konsumen, forum, komunitas konsumen 2009: 258). Merek adalah salah satu kunci
virtual, dan situs jejaring sosial. Menurut keberhasilan sebuah produk, tanpa sebuah
Cheung dan Lee (2012: 219) ada beberapa merek, produk hanya bisa mengandalkan
perbedaan antara electronic word of mouth (e- keberuntungan saja. Meski memperhatikan
WOM) dan word of mouth (WOM). Pertama, pembentukan merek, perusahaan juga harus
tidak seperti WOM, e-WOM terjadi pada saat mengkombinasikan berbagai aspek dari merek
penggunaan teknologi elektonik. Kedua, itu sendiri dan apabila perusahaan hanya
electronic word of mouth (e-WOM) lebih memfokuskan pada satu aspek merek saja,
mudah diakses kembali. Ketiga, electronic tujuan perusahaan dalam pembentukan merek
word of mouth (e-WOM) lebih mudah diukur di benak konsumen tidak akakn tercapai.
daripada WOM. Terakhir sifat dari electronic Mempromosikan merek hanya berdasarkan
word of mouth (e-WOM) dimana tidak dapat satu atau beberapa manfaatnya akan beresiko
melakukan penilaian kredibilitas dari pengirim bagi perusahaan dalam pembentukan merek
dan pesannya. Seseorang hanya dapat menilai (Kotler, 2009: 259).
kredibilitas komunikator melalui sistem Peter & Olson (dalam Ratri, 2007: 47)
reputasi online. Jadi, pesan dalam sebuah e- menyebutkan bahwa brand imaget atau citra
WOM akan menjadi sangat penting sebagai merek didefinisikan sebagai persepsi
referensi dalam memudahkan konsumen untuk konsumen dan preferensi terhadap merek,
melakukan keputusan pembelian. sebagaimana yang direfleksikan oleh berbagai
Berdasarkan uraian di atas, maka e-WOM macam asosiasi merek yang ada dalam ingatan
didefinisikan sebagai bentuk komunikasi konsumen. Meskipun asosiasi merek dapat
pemasaran yang berisi tentang pernyataan terjadi dalam berbagai macam bentuk tapi
positif ataupun negatif tentang suatu produk dapat dibedakan menjadi asosiasi performansi
atau perusahaan melalui media internet.
6
dan asosiasi imajeri yang berhubungan dengan Brand Trust
atribut dan kelebihan merek. Menurut Ballester, Yague, dan Munuera-
Brand image adalah keseluruhan persepsi Aleman (2003: 37) “brand trust is
konsumen terhadap brand, dinilai dari conceptualized as the confident expectations of
pemahaman informasi dari brand. Oleh karena the brand’s reliability and intensions in
itu brand image haruslah bisa di identifikasi situations entailing risk to the consaumer.”
konsumen dan mengevaluasi priduk dan jasa, Brand trust atau kepercayaan merek adalah
mengurangi biaya risiko, memastikan apa yang kemampuan merek untuk dipercaya (brand
dibutuhkan konsumen sudah terpenuhi dan reliability), yang bersumber pada keyakinan
memberikan konsumen kepuasan dari konsumen bahwa produk tersebut mampu
diferensiasi produk atau jasa (He, et al., 2013: memenuhi nilai yang dijanjikan dan intensi
2). Menurut Shimp (dalam Sari, dkk., 2012: 3) baik merek (brand intention) yang didasarkan
brand image dapat dianggap sebagai jenis pada keyakinan konsumen bahwa merek
asosiasi yang muncul dibenak konsumen tersebut mampu mengutamakan kepentingan
ketika mengingat sebuah merek tertentu. Lebih konsumen.
lanjut Kotler (2005: 215) mendefinisikan Chaudhuri dan Holbrook (dalam Shihab
brand image sebagai seperangkat keyakinan, dan Sukendar, 2009: 85) mendefinisikan
ide, dan kesan yang dimiliki oleh seseorang kepercayaan terhadap merek sebagai kemauan
terhadap suatu merek, sikap dan tindakan dari rata-rata konsumen untuk bergantung
konsumen terhadap suatu merek sangat kepada kemampuan dari sebuah merek dalam
ditentukan oleh brand image tersebut. melaksanakan segala kegunaan atau fungsinya.
Berdasarkan beberapa pengertian di atas Lebih lanjut Chaudhuri dan Holbrook
dapat disimpulkan sebagai brand image adalah mengatakan bahwa, secara spesifik,
keseluruhan persepsi konsumen dari hasil kepercayaan dapat mengurangi ketidakpastian
evaluasi konsumen terhadap sebuah brand dalam sebuah lingkungan di mana konsumen
yang mengingatkan konsumen pada produk merasa tidak aman di dalamnya, karena
tersebut dan selanjutnya akan menjadi dasar mereka mengetahui bahwa mereka dapat
pemikiran konsumen dalam menindak lanjuti mengandalkan merek yang sudah dipercaya
produk tersebut. Merek pada dasarnya tersebut.
merupakan hal yang penting dalam Menurut Lau dan Lee (dalam Tjiptono,
memasarkan suatu produk. Produsen harus 2014: 398) bahwa faktor trust terhadap sebuah
mampu menghasilkan suatu merek yang merek merupakan aspek krusial dalam
mudah dikenal, sehingga dapat selalu diingat pembentukan loyalitas merek. Mereka
oleh konsumen dengan citra yang baik, yang mendefinisikan trust terhadap sebuah merek
kemudian muncul brand image. (trust in a brand) sebagai kesediaan konsumen
Variabel brand image ini diukur dengan untuk mempercayai atau mengandalkan merek
menggunakan indikator-indikator menurut dalam situasi risiko dikarenakan adanya
Randheer dalam Iwan (2013: 2) dan Abedniya, ekspektasi bahwa merek yang bersangkutan
et.al. dalam Tobing (2013: 6) sebagai berikut: akan memberikan hasil yang positif.
1) Quality, adalah elemen nyata yang dapat Berdasarkan uraian tersebut, maka demikian
mengubah pikiran konsumen dalam kepercayaan diartikan sebagai kemauan untuk
menciptakan image untuk menerima merek. menyandarkan diri pada hubungan dengan
2) Awareness, kesadaran konsumen untuk partnernya berlandaskan atas keyakinan.
mengenali dan mengingat sebuah merek. Kepercayaan merupakan keinginan konsumen
Misalnya, dalam bentuk nama, logo, dan untuk bersandar pada perusahaan dan kemauan
slogan tertentu yang digunakan oleh para untuk menyandarkan diri pada hubungan
pelaku pasar. dengan partnernya berlandaskan atas
3) Reputation, reputasi yang dimiliki oleh keyakinan.
produk. Mengacu pada beberapa pendapat ahli di
atas, maka brand trust dalam penelitian ini
7
didefinisikan sebagai kemauan konsumen psikologis yang mendorong konsumen dalam
mempercayai dan merasa aman pada suatu membeli dan menggunakan produk dan jasa.
merek dengan segala resikonya, karena adanya Hartono (2010: 25) mendefinisikan minat
harapan merek tersebut dapat memberikan (intention) sebagai “keinginan untuk
hasil yang positif dan dapat diandalkan melakukan perilaku.” Perilaku merupakan
konsumen. Pada penelitian ini, indikator brand tindakan yang dilakukan secara nyata, dengan
trust dikembangkan menurut Lau & Lee kata lain perilaku di sini merupakan perilaku
(1999: 345) sebagai berikut: dalam melakukan pembelian smartphone.
1) Brand predictability, mengacu pada Kunci keberhasilan dari suatu sistem bukan
kemampuan pelanggan untuk memprediksi hanya terletak pada kesempurnaan sistem
kinerja merek pada berbagai situasi tersebut, akan tetapi perilaku dari
pemakaian. penggunanya juga berpengaruh. Menurut
2) Brand liking, berkaitan dengan apakah Kotler dan Keller (2009:181) bahwa minat beli
merek tertentu disukai atau tidak bagi konsumen adalah sebuah perilaku konsumen
pelanggan. dimana konsumen mempunyai keinginan
3) Brand competence, mengacu pada dalam membeli atau memilih suatu produk,
kemampuan merek untuk memecahkan berdasarkan pengalaman dalam memilih,
masalah pelanggan dan untuk memenuhi menggunakan dan mengkonsumsi atau bahkan
kebutuhannya. menginginkan suatu produk. Minat beli
4) Brand reputation, mengacu pada pendapat (willingness to buy) merupakan bagian dari
orang lain bahwa merek bersangkutan komponen perilaku dalam sikap
bagus dan handal. mengkonsumsi. Menurut Kinnear dan Taylor
5) Trust in company, merupakan tingkat (dalam Dwityanti, 2008: 28), minat beli adalah
kepercayaan pelanggan terhadap tahap kecenderungan responden untuk
perusahaan yang memiliki merek bertindak sebelum keputusan membeli benar-
bersangkutan. benar dilaksanakan. Suatu produk dapat
Minat Beli dikatakan telah dikonsumsi oleh konsumen
Minat beli pada penelitian ini dapat apabila produk tersebut telah diputuskan untuk
dijelaskan melalui teori tentang perilaku dibeli. Minat muncul akibat adanya stimulus
konsumen. Kotler & Armstrong (2008: 158) positif yang menimbulkan motivasi.
menyatakan bahwa perilaku konsumen Berdasarkan pendapat ahli di atas maka
merupakan “perilaku konsumen akhir, baik minat beli didefinisikan sebagai kemungkinan
individu maupun rumah tangga yang membeli yang membuat konsumen membeli produk
barang dan jasa untuk konsumsi pribadi.” atau jasa, atau bisa juga didefinisikan sebagai
Schiffman & Kanuk (2010: 23) kemauan untuk membeli produk atau jasa di
mendefinisikan perilaku konsumen sebagai masa depan. Minat beli dalam penelitian ini
suatu proses yang dilalui seseorang dalam dapat diindikasikan menurut beberapa hal
mencari, membeli, menggunakan dan seperti yang disampaikan Ferdinand (2006:
mengevaluasi, dan bertindak pasca konsumsi 129) dan Schiffman dan Kanuk (2010: 169)
produk, jasa maupun ide yang diharapkan berikut ini:
bisa memenuhi kebutuhannya. Sedangkan a. Tertarik untuk mencari informasi mengenai
menurut Mowen dan Minor (2010: 6) produk.
menyatakan: “perilaku konsumen sebagai b. Mempertimbangkan untuk membeli.
studi tentang unit pembelian (buying units) c. Tertarik untuk mencoba.
dan proses pertukaran yang melibatkan d. Ingin mengetahui produk.
perolehan, konsumsi, dan pembuangan e. Ingin memiliki produk.
barang, jasa, pengalaman, serta ide-ide.”
Berdasarkan beberapa definisi di atas dapat
disimpulkan bahwa perilaku konsumen adalah
semua kegiatan, tindakan, serta proses
8
METODE PENELITIAN mempertimbangkan jumlah populasi, untuk
Jenis Penelitian menentukan jumlah sampel yang dibutuhkan
Penelitian ini merupakan penelitian menggunakan Rumus Slovin. Sampel yang
kuantitatif. Menurut Sugiyono (2012: 14) diperoleh sebanyak 137,7 dibulatkan menjadi
penelitian kuantitatif adalah: penelitian yang 138 orang. Dengan demikian jumlah
berlandaskan pada filsafat positivisme, responden dalam penelitian ini adalah
digunakan untuk meneliti populasi atau sebanyak 138 orang pengunjung Maju
sampel tertentu, pengumpulan data Hardware Kota Madiun yang berusia antara 15
menggunakan instrumen penelitian, dan tahun hingga 25 tahun dan melakukan
analisis data bersifat kuantitatif atau statistik kunjungan dalam 2 (dua) minggu terakhir.
yang bertujuan menguji hipotesis yang sudah Pengambilan sampel penelitian
ditetapkan. Metode kuantitatif pada penelitian menggunakan teknik accidental sampling.
ini menggunakan desain cross sectional Menurut Sugiyono (2012: 126) accidental
(potong lintang) dimana baik variabel sampling adalah: teknik pengambilan sampel
dependent (minat beli) dan variabel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang
independent (eWOM, brand image, dan brand secara kebetulan/insidental bertemu dengan
trust) dikumpulkan pada saat yang bersamaan. peneliti dapat digunakan sampel, bila
Jenis penelitian ini adalah penelitian dipandang orang yang kebetulan ditemui itu
asosiatif klausal. Penelitian asosiatif klausal cocok sebagai sumber data.
menurut Sugiyono (2012: 10) merupakan Jenis dan Sumber Data
“penelitian yang mencari hubungan atau Jenis data yang digunakan dalam penelitian
pengaruh sebab-akibat yaitu hubungan ini ada 2 macam, yaitu: (1) Data primer,
variabel bebas terhadap variabel terikat.” adalah data yang langsung diperoleh dari
Sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai dalam sumber data untuk tujuan khusus. Data primer
penelitian ini, yaitu menjelaskan hubungan dan dalam penelitian ini berupa frekuensi atau
pengaruh antara variabel bebas terhadap pendapat responden terhadap indikator-
variabel terikat. indikator dari variabel-variabel eWOM, brand
Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling image, brand trust, dan minat beli. Data
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh primer dikumpulkan melalui kuesioner yang
pengunjung Maju Hardware Kota Madiun dibagikan kepada responden. (2) Data
yang berusia antara 15 tahun hingga 25 tahun sekunder, merupakan data yang telah lebih
dan melakukan kunjungan dalam 2 (dua) dahulu dikumpulkan dan dilaporkan oleh
minggu terakhir. Pertimbangan pemilihan usia pihak lain sebagai pemberi informasi di luar
remaja dikarenakan kebanyakan dari peneliti. Data sekunder dalam penelitian ini
kelompok usia remaja tersebut masih meliputi profil perusahaan dan data-data lain
mengikuti perkembangan smartphone yang yang menunjang, seperti teori-teori tentang
sedang berjalan, karena dari perkembangan eWOM, brand image, brand trust, dan minat
smartphone yang terjadi juga berpengaruh beli. Data sekunder yang digunakan dalam
terhadap kinarja dan fungsi yang diinginan penelitian ini diperoleh dari berbagai sumber,
dari pembeli. Menurut data yang disampaikan yaitu: jurnal, artikel, dan buku-buku referensi.
Maju Hardware Kota Madiun, jumlah Teknik Analisis Data
pengunjung yang melakukan pembelian Data yang terkumpul melalui hasil
smartphone perharinya rata-rata adalah 15 penyebaran kuesioner diseleksi dan diedit
orang. Berdasarkan periode penelitian, yaitu menurut kebutuhan kemudian dihitung statistik
selama 2 (dua) minggu terakhir, maka dengan menggunakan program SPSS 22.0.
diperoleh besar populasi sebanyak 15 x 14 = untuk pengujian:
210 orang. Uji Asumsi Klasik
Menurut Arikunto (2010:132) “Sampel Uji asumsi klasik meliputi beberapa uji, yaitu
adalah sebagian atau wakil dari populasi yang uji multikolinearitas, uji heteroskedastisitas,
akan diteliti.” Dalam penelitian ini, dengan uji normalitas, dan uji autokorelasi.
9
Regresi Linear Berganda dengan () 5% dan df = n – 2 = 136 adalah
Analisis regresi linear berganda digunakan sebesar 0,1672.
untuk mengetahui hubungan antara variabel Berdasarkan hasil pengolahan data dengan
bebas dengan variabel terikat, yaitu antara program SPSS maka diperoleh nilai rhitung
eWOM (X1), brand image (X2), dan brand untuk variabel eWOM sebagai berikut:
trust (X3) terhadap minat beli (Y) dengan Tabel 2.
menggunakan persamaan regresi sebagai Uji Validitas Variabel eWOM (X1)
berikut (Gujarati dalam Ghozali, 2011: 96): Y Item Nilai Nilai rtabel
Ket.
= a + b1 X1+ b2 X2 + b3 X3 +e. Notasi dari Variabel rhitung = 0,1672
model tersebut adalah: X1.1 0,696 r hitung > r tabel Valid
Y = minat beli X1.2 0,527 r hitung > r tabel Valid
a = bilangan konstanta X1.3 0,575 r hitung > r tabel Valid
X1 = eWOM X1.4 0,712 r hitung > r tabel Valid
b1 = koefisien regresi variabel eWOM X1.5 0,721 r hitung > r tabel Valid
X2 = brand image X1.6 0,570 r hitung > r tabel Valid
b2 = koefisien regresi variabel brand image Sumber: Output SPSS
X3 = brand trust Dari nilai rhitung yang diperoleh dapat
b2 = koefisien regresi variabel brand trust diketahui bahwa keseluruhan butir pernyataan
e = standard error untuk variabel eWOM, yaitu item eWOM 1
(kesalahan/pengganggu), asumsi e = 5% sampai item eWOM 6 memiliki nilai rhitung
Koefisien Determinasi (R2) yang lebih besar daripada nilai rtabel (0,1672),
Nilai koefisien determinasi adalah antara maka semua butir pernyataan yang digunakan
nol dan satu. Nilai koefisien determinasi yang memenuhi syarat validitas.
kecil berarti kemampuan variabel-variabel Hasil pengolahan data dengan program
bebas dalam menjelaskan variasi variabel SPSS maka diperoleh nilai rhitung untuk
terikat amat terbatas. Penentuan nilai koefisien variabel brand image sebagai berikut:
determinasi dinyatakan dengan nilai R Square. Tabel 3.
Uji Statistik Uji Validitas Variabel Brand Image (X2)
Uji Statistik dengan menggunakan Uji t Item Nilai Nilai rtabel
Ket.
(Uji parsial) dan uji F. Uji t digunakan untuk Variabel rhitung = 0,1672
menguji pengaruh variabel independen, yaitu X2.1 0,559 r hitung > r tabel Valid
EWOM, brand image, dan brand trust secara X2.2 0,643 r hitung > r tabel Valid
parsial terhadap minat beli sebagai variabel X2.3 0,639 r hitung > r tabel Valid
dependen. Uji F digunakan untuk mengetahui X2.4 0,751 r hitung > r tabel Valid
pengaruh seluruh variabel independen secara X2.5 0,700 r hitung > r tabel Valid
serentak atau simultan terhadap variabel X2.6 0,711 r hitung > r tabel Valid
dependen. Sumber: Output SPSS
Nilai rhitung dari item brand image 1 sampai
HASIL DAN PEMBAHASAN item brand image 6 memiliki nilai rhitung yang
Pengujian Instrumen lebih besar daripada nilai rtabel (0,1672), maka
Uji validitas dilakukan dengan semua butir pernyataan valid.
membandingkan nilai rhitung dengan nilai rtabel Hasil pengolahan data dengan program
untuk degree of freedom (df) = n-2. Jika rhitung SPSS maka diperoleh nilai rhitung untuk
lebih besar dari rtabel dan nilai r positif, maka variabel brand trust sebagai berikut:
butir atau pernyataan atau indikator tersebut
dikatakan valid. Taraf signifikansi (α) yang
digunakan adalah 0,05 atau 5%. Pada
penelitian ini, uji validitas instrumen
disampaikan kepada 138 orang responden.
Dengan demikian, nilai n = 138. Nilai r tabel
10
Tabel 3. Kuesioner yang dikumpulkan dan valid
Uji Validitas Variabel Brand Trust (X3) untuk dianalisis, selanjutnya dilakukan
Item Nilai Nilai rtabel pengelompokan untuk pertanyaan-pertanyaan
Ket. yang diajukan dan menentukan nilai masing-
Variabel rhitung = 0,1672
X2.1 0,532 r hitung > r tabel Valid masing variabel dari sejumlah pertanyaan yang
X2.2 0,556 r hitung > r tabel Valid digunakan untuk mengukur variabel tersebut.
X2.3 0,574 r hitung > r tabel Valid Sebanyak 100 kuesioner yang telah terkumpul,
X2.4 0,542 r hitung > r tabel Valid dilakukan pengujian reliabilitas dengan
X2.5 0,593 r hitung > r tabel Valid menggunakan “Cronbach’s Coefficient
X2.6 0,604 r hitung > r tabel Valid Alpha”. Suatu konstruk atau variabel dikatakan
X2.7 0,702 r hitung > r tabel Valid reliabel jika memberikan nilai Cronbach
X2.8 0,706 r hitung > r tabel Valid Alpha (α) > 0,70. Dengan mendasarkan pada
X2.9 0,688 r hitung > r tabel Valid ketentuan tersebut dapat disimpulkan bahwa
X2.10 0,611 r hitung > r tabel Valid uji reliabilitas untuk alat ukur memenuhi
Sumber: Output SPSS ketentuan untuk diterima. Adapun reliabilitas
Nilai rhitung dari item brand trust 1 sampai ini disajikan tabel berikut:
item brand trust 10 memiliki nilai rhitung yang Tabel 5.
lebih besar daripada nilai rtabel (0,1672), maka Hasil Uji Reliabilitas
semua butir pernyataan valid. Nilai
Cronbach
Variabel Alpha Ket.
Nilai rhitung untuk variabel minat beli Alpha
Hitung
sebagai berikut: eWOM (X1) 0,705 0,70 Reliabel
Tabel 4.
Uji Validitas Variabel Minat Beli (Y) Brand image (X2) 0,809 0,70 Reliabel

Item Nilai Nilai rtabel Brand trust (X3) 0,813 0,70 Reliabel
Ket.
Variabel rhitung = 0,1672 Minat beli (Y) 0,791 0,70 Reliabel
Y.1 0,546 r hitung > r tabel Valid
Sumber: Output SPSS
Y.2 0,599 r hitung > r tabel Valid
Berdasarkan Tabel 5, dapat disimpulkan
Y.3 0,641 r hitung > r tabel Valid
Y.4 0,640 r hitung > r tabel Valid
bahwa semua variabel memiliki nilai cronbach
Y.5 0,564 r hitung > r tabel Valid alpha di atas 0,70 dengan demikian dapat
Y.6 0,664 r hitung > r tabel Valid dinyatakan bahwa instrumen masing-masing
Y.7 0,673 r hitung > r tabel Valid variabel adalah reliabel.
Y.8 0,581 r hitung > r tabel Valid Uji Multikolinearitas
Y.9 0,634 r hitung > r tabel Valid Uji multikolinieritas dapat dilihat dari nilai
Y.10 0,513 r hitung > r tabel Valid tolerance dan variance inflation factor (VIF).
Sumber: Output SPSS Apabila tolerance lebih dari 10% atau 0,1 dan
Pada Tabel 4, nilai rhitung dari item minat VIF kurang dari 10 maka tidak terjadi
beli 1 sampai item minat beli 10 memiliki nilai multikolinieritas.
rhitung yang lebih besar daripada nilai rtabel
(0,1672), maka semua butir pernyataan valid. Tabel 6.
Berdasarkan uji validitas yang dilakukan, Nilai Tolerance dan VIF
dapat diketahui bahwa keseluruhan butir
item/faktor untuk masing-masing variabel
penelitian adalah memenuhi syarat validitas.
Dengan demikian, keseluruhan butir
pernyataan kuesioner ini adalah valid dan
dapat digunakan untuk mengumpulkan data
penelitian.
Sumber: Output SPSS
11
Mengacu pada Tabel 6 di atas, dapat dilihat Uji Normalitas Data
bahwa nilai 058 dan variabel brand trust Uji normalitas data dilakukan untuk
sebesar 1,061, sehingga pada ketiga variabel memastikan bahwa semua data dalam
tersebut tidak terdapat korelasi yang kuat di penelitian ini adalah menyebar normal. Untuk
antara salah satu variabel bebas dengan menguji normalitas data ini dapat dilakukan
variabel bebas lainnya. Artinya, persoalan melalui uji One Sample Kolmogorov-Smirnov
multikolinearitas di antara semua variabel yang diolah dengan program SPSS. Adapun
bebas masih dapat ditolerir. Nilai tolerance hasil uji normalitas diperoleh hasil sebagai
variabel eWOM (X1) sebesar 0,940. Variabel berikut:
brand image (X2) memiliki nilai tolerance Tabel 7.
0,945 dan variabel brand trust adalah sebesar Hasil Uji Normalitas Data Menggunakan Uji
0,942. Nilai tolerance ketiga variabel One Sample Kolmogorov-Smirnov
menunjukkan lebih besar dari 0,1. Artinya,
diantara variabel bebas tidak terjadi
multikolinearitas. Dengan demikian, masing-
masing variabel dapat dilakukan uji regresi
dengan hasil yang signifikan.
Hasil uji heteroskedastisitas menggunakan
program SPSS adalah sebagai berikut:

Sumber: Data primer diolah

Berdasarkan hasil uji One Sample


Kolmogorov-Smirnov pada Tabel 7, diperoleh
nilai sig. 0,200 > 0,05, yang artinya data
tersebut berdistribusi normal. Dengan
demikian, data tentang eWOM, brand image,
Sumber: Output SPSS brand trust, dan minat beli yang disampaikan
Gambar 1. responden penelitian terdistribusi normal.
Hasil Uji Heteroskedastisitas dengan Uji Autokorelasi
Scatterplot Uji autokorelasi bertujuan untuk
Dasar pengambilan keputusan adalah: mengetahui apakah dalam sebuah model
1) Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik regresi linear ada korelasi antara kesalahan
(poin-poin) yang ada membentuk suatu pola pengganggu pada periode (t) dengan tingkat
tertentu yang teratur (bergelombang, kesalahan periode t-1(sebelumnya). Pengujian
melebar, kemudian menyempit), maka telah autokorelasi dalam penelitian ini dengan
terjadi heteroskedastisitas. meggunakan pengujian Durbin–Watson (DW
2) Jika tidak ada yang jelas, serta titik-titik test). Hasil perhitungan uji autokorelasi
menyebar di atas, dan di bawah angka nol dengan program SPSS diperoleh nilai Durbin–
dibawah sumbu Y, maka tidak terjadi Watson sebagai berikut:
heteroskedastisitas. Tabel 8.
Berdasarkan Gambar 1, dapat dilihat bahwa Nilai Durbin Watson
tingkat penyebaran data dalam penelitian,
menyebar di atas dan di bawah angka nol di
bawah sumbu Y dan tidak membentuk pola
tertentu, hal ini menunjukkan bahwa tidak
terjadi heteroskedastisitas.
Sumber: Data primer diolah
12
Berdasarkan output SPSS di atas, nilai Maju Hardware Madiun. Jika eWOM (X1)
Durbin-Watson (DW) adalah 1,838. Nilai DW meningkat sebesar 1 satuan, maka minat
sebesar 1,838 ini selanjutnya dibandingkan beli smartphone pada pengunjung Maju
nilai tabel DW. Dengan α = 5%, jumlah Hardware Madiun juga akan meningkat
sampel (n) = 138, dan jumlah variabel bebas sebesar 0,373.
(k) = 3, maka didapat nilai dl = 1,6778; du = c. Variabel brand image (X2) yang bernilai
1,7665. Berdasarkan tabel interpretasi nilai sebesar 0,235 (positif) menunjukkan adanya
Durbin Watson di atas, diketahui bahwa nilai pengaruh positif variabel brand image
DW terletak pada kriteria du < DW < 4 – du, terhadap minat beli smartphone pada
yaitu 1,7665 < 1,838 < 2,2335, maka dapat pengunjung Maju Hardware Madiun. Jika
disimpulkan bahwa model regresi yang brand image (X2) meningkat sebesar 1
dihasilkan tidak terdapat autokorelasi, positif satuan, minat beli smartphone pada
atau negatif. pengunjung Maju Hardware Madiun juga
Analisis Regresi Linier Berganda akan meningkat sebesar 0,235.
Hasil perhitungan regresi antara variabel d. Variabel brand trust (X3) yang bernilai
eWOM (X1) dan brand image (X2) sebagai sebesar 0,324 (positif) menunjukkan adanya
variabel independent terhadap minat beli pengaruh positif brand trust terhadap minat
sebagai variabel dependent (Y) dapat dilihat beli smartphone pada pengunjung Maju
pada tabel berikut: Hardware Madiun. Jika brand trust (X3)
Tabel 9. meningkat sebesar 1 satuan, maka minat
Hasil Analisis Regresi beli smartphone pada pengunjung Maju
Hardware Madiun juga akan meningkat
sebesar 0,324.
Analisis Koefisien Determinasi
Berdasarkan hasil uji koefisien determinasi
(R2) menggunakan program SPSS diperoleh
hasil sebagai berikut:
Tabel 10.
Hasil Analisis Koefisien Determinasi (R2)

Sumber: Output SPSS, Regression

Dari hasil uji regresi pada Tabel 9 dapat


diformulasikan persamaan regresi linier Sumber: Output SPSS, Regression
berganda sebagai berikut: Berdasarkan Tabel 10, diketahui besarnya
Y = a + b1 X1+ b2 X2 + b3 X3 + e Adjusted R Square (Adjusted R2) adalah 0,557
= 0,442 + 0,373X1 + 0,235X2+ 0,324X3 atau 55,7% yang berarti 55,7% minat beli
Interpretasi dari persamaan regresi linier smartphone pada pengunjung Maju Hardware
berganda di atas adalah sebagai berikut: Madiun dapat dijelaskan oleh variabel eWOM,
a. Nilai konstanta sebesar 0,442 menunjukkan brand image, dan brand trust, sedangkan
bahwa minat beli smartphone pada sisanya, yaitu sebesar 44,3% dijelaskan oleh
pengunjung Maju Hardware Madiun adalah variabel-variabel lain di luar penelitian,
sebesar 0,442, dengan asumsi variabel misalnya: harga, promosi, iklan, dan kualitas
eWOM, brand image, dan brand trust produk.
diabaikan atau sama dengan nol. Uji Hipotesis
b. Variabel eWOM (X1) yang bernilai sebesar Uji t (Uji Parsial)
0,373 (positif) menunjukkan adanya Uji t digunakan untuk menguji signifikansi
pengaruh positif variabel eWOM terhadap pengaruh masing-masing variabel bebas
minat beli smartphone pada pengunjung terhadap variabel terikat. Berdasarkan hasil uji

13
t menggunakan program SPSS, diperoleh nilai Uji F (Uji Simultan)
t sebagai berikut: Analisis uji F digunakan untuk mengetahui
Tabel 11. pengaruh dari seluruh variabel independent,
Hasil uji t yaitu: eWOM (X1), brand image (X2), dan
brand trust (X3) secara bersama-sama terhadap
variabel dependent (minat beli smartphone di
Maju Hardware Madiun). Melalui
penghitungan data dengan program SPSS,
dapat diketahui nilai Fhitung seperti dalam tabel
sebagai berikut:
Tabel 12
ANOVAa
Sumber: Output SPSS, Regression

Pengujian terhadap variabel eWOM (X1)


Dari hasil perhitungan dalam Tabel 11,
diperoleh nilai thitung variabel eWOM (X1)
sebesar 6,837. Nilai thitung variabel eWOM (X1)
sebesar 6,837 > ttabel (1,97783) dan Sig. (0,000) Sumber: Hasil Olah Data SPSS, Regression
<  (0,05), maka Ho ditolak dan Ha diterima.
Dengan demikian hipotesis penelitian yang Kriteria pengujian yang digunakan adalah
menyatakan “eWOM secara parsial dengan menentukan nilai Ftabel terlebih dahulu.
berpengaruh terhadap minat beli smartphone Nilai Ftabel diperoleh melalui penentuan nilai
di Maju Hardware Madiun”, diterima level of significant () serta df pembilang
kebenarannya. (df1) dan df penyebut (df2). Dalam penelitian
Pengujian terhadap variabel brand image ini, dipilih level of significant () = 0,05
(X2) (5%), df1 = k-1, dan df2 = n-k, dimana n =
Dari hasil perhitungan dalam Tabel 11, banyaknya sampel dan k = banyaknya variabel
diperoleh nilai thitung variabel brand image (X2) bebas dan terikat. Jumlah sampel yang
sebesar 5,498. Nilai thitung variabel brand digunakan dalam penelitian adalah 138 orang
image (X2) sebesar 5,498 > ttabel (1,97783) dan responden. Banyaknya variabel bebas dan
Sig. (0,000) <  (0,05), maka Ho ditolak dan terikat = 4, yaitu: eWOM (X1), brand image
Ha diterima. Dengan demikian hipotesis (X2), brand trust (X3), dan minat beli (Y).
penelitian yang menyatakan “Brand image Dengan demikian diperoleh nilai df1 = k – 1 =
secara parsial berpengaruh terhadap minat beli 4 – 1 = 3 dan df2 = 138 – 4 = 134. Pada tabel
smartphone di Maju Hardware Madiun”, F0,05, df (3) (134) diperoleh nilai Ftabel = 2,67.
diterima kebenarannya. Dari angka tersebut berarti Fhitung (58,317)
Pengujian terhadap variabel brand trust lebih besar dari Ftabel (2,67) dan nilai p-value =
(X3) 0,000 lebih kecil dari level of significant ( =
Dari hasil perhitungan dalam Tabel 11, 0,05), maka Ho ditolak dan Ha diterima. Hal ini
diperoleh nilai thitung variabel brand trust (X3) berarti terdapat pengaruh simultan eWOM,
sebesar 6,621. Nilai thitung variabel brand trust brand image, dan brand trust terhadap minat
(X3) sebesar 6,621 > ttabel (1,97783) dan Sig. beli smartphone di Maju Hardware Madiun.
(0,000) <  (0,05), maka Ho ditolak dan Ha eWOM, brand image, dan brand trust dengan
diterima. Dengan demikian hipotesis minat beli Luwak White Koffie pada
penelitian yang menyatakan “Brand trust pengunjung Maju Hardware Madiun yang
secara parsial berpengaruh terhadap minat beli berusia antara 15 tahun hingga 25 tahun dan
smartphone di Maju Hardware Madiun”, melakukan kunjungan dalam 2 (dua) minggu
diterima kebenarannya. terakhir. Dengan demikian hipotesis penelitian
yang menyatakan “EWOM, brand image, dan

14
brand trust secara simultan berpengaruh Gruen, et.al. (2006:449), mendefinisikan e-
terhadap minat beli Luwak White Koffie pada WOM sebagai sebuah media komunikasi untuk
masyarakat di Kota Madiun” terbukti saling berbagi informasi mengenai suatu
kebenarannya. produk atau jasa yang telah dikonsumsi antar
Pembahasan konsumen yang tidak saling mengenal dan
Pengaruh eWOM terhadap Minat Beli bertemu sebelumnya. Perkembangan eWOM
Smartphone di Maju Hardware Madiun semakin pesat dengan adanya dukungan media
Hasil pengujian hipotesis 1 menunjukkan dalam berkomunikasi melalui media sosial
bahwa hipotesis pertama diterima. Variabel berbasis internet, seperti: Youtube, Google,
eWOM secara parsial berpengaruh terhadap Facebook, Instagram, Twiter, dan alat browser
minat beli smartphone di Maju Hardware lain. Kehadiran berbagai media sosial berbasis
Madiun dengan nilai signifikan yang lebih internet tersebut mendukung seseorang untuk
kecil dari 0,05 yaitu 0,000 dan nilai thitung mencari informasi dari internet. Sebelum
(6,837) > ttabel (1,97783). Hasil uji regresi melakukan pembelian, seseorang dapat
linear menunjukkan nilai konstanta 0,373 mencari referensi suatu produk yang
(positif). Jadi, dapat disimpulkan bahwa diinginkan melalui internet. Hal ini berkaitan
eWOM berpengaruh positif dan signifikan dengan kelebihan dan kekurangan dari suatu
terhadap minat beli smartphone di Maju produk maupun informasi tentang harga.
Hardware Madiun. Jika eWOM meningkat, Mengacu pada hasil kuesioner dalam
maka minat beli smartphone di Maju penelitian ini, diketahui bahwa pengunjung
Hardware Madiun juga akan meningkat. Maju Hardware Madiun ingin membeli
Artinya, pengunjung Maju Hardware Madiun smartphone setelah membaca komentar-
yang mampu merespon dengan baik eWOM, komentar positif dari pembeli terdahulu yang
akan memiliki minat beli smartphone yang ada berbagai media sosial dan tertarik membeli
dijual di Maju Hardware Madiun. suatu merek smartphone karena saran dari
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian teman sesama netizen. Informasi tentang suatu
yang dilakukan Wibowo (2015) yang merek smartphone yang disampaikan anggota
menemukan bahwa electronic word of mouth grup Whatsapp dan Facebook meyakinkan
berpengaruh positif pada purchase intention konsumen untuk membeli.
pada konsumen smartphone Samsung yang Pengaruh Brand Image terhadap Minat Beli
berbasis android. Minat beli konsumen atas Smartphone di Maju Hardware Madiun
suatu produk akan semakin meningkat jika Hasil pengujian hipotesis 2 menunjukkan
konsumen mempunyai keterlibatan yang besar bahwa hipotesis kedua diterima. Variabel
pada electronic word of mouth. Misalnya brand image secara parsial berpengaruh
dengan cara memberikan komentar suatu pada terhadap minat beli smartphone di Maju
suatu situs yang menjual produk yang Hardware Madiun dengan nilai signifikan
membuat orang lain tertarik pada produk yang lebih kecil dari 0,05 yaitu 0,000 dan nilai
tersebut. Penelitian ini juga relevan dengan thitung (5,498) > ttabel (1,97783). Hasil uji regresi
temuan penelitian yang dilakukan linear menunjukkan nilai konstanta 0,235
Syafaruddin, dkk. (2016) yang membuktikan (positif). Jadi, dapat disimpulkan bahwa brand
bahwa variabel komunikasi eWOM image berpengaruh positif dan signifikan
berpengaruh signifikan dan positif terhadap terhadap minat beli smartphone di Maju
niat beli. Komunikasi eWOM yang tercipta Hardware Madiun. Jika brand image
pada lingkungan konsumen juga memberi meningkat, maka minat beli smartphone di
pengaruh yang positif terhadap niat beli Maju Hardware Madiun juga akan meningkat.
konsumen, artinya komunikasi eWOM juga Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian
berperan penting bagi konsumen ketika yang dilakukan Wibowo (2015) yang
mempertimbangkan dan memunculkan niat menemukan bahwa brand image berpengaruh
beli terhadap produk. positif pada purchase intention pada
konsumen smartphone Samsung yang berbasis
15
android. Hal ini menunjukkan bahwa semakin terhadap minat beli smartphone di Maju
kuat atau tinggi keterlibatan konsumen pada Hardware Madiun dengan nilai signifikan
brand image, maka purchase intention yang lebih kecil dari 0,05 yaitu 0,000 dan nilai
cenderung akan meningkat atau semakin kuat. thitung (6,621) > ttabel (1,97783). Hasil uji regresi
Penelitian lainnya yang dilakukan Antoni dan linear menunjukkan nilai konstanta 0,324
Herianto (2017) juga menemukan bahwa (positif). Jadi, dapat disimpulkan bahwa brand
brand image berpengaruh signifikan terhadap trust berpengaruh positif dan signifikan
minat beli. terhadap minat beli. Jika brand trust
Peter & Olson (dalam Ratri, 2007: 47) meningkat, maka minat beli smartphone di
menyebutkan bahwa brand imaget atau citra Maju Hardware Madiun juga akan meningkat.
merek didefinisikan sebagai persepsi Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian
konsumen dan preferensi terhadap merek, Karyono (2016) yang menemukan bahwa
sebagaimana yang direfleksikan oleh berbagai brand trust berpengaruh signifikan terhadap
macam asosiasi merek yang ada dalam ingatan minat beli. Penelitian yang dilakukan Antoni
konsumen. Meskipun asosiasi merek dapat dan Herianto (2017) juga membuktikan bahwa
terjadi dalam berbagai macam bentuk tapi brand trust berpengaruh signifikan terhadap
dapat dibedakan menjadi asosiasi performansi minat beli.
dan asosiasi imajeri yang berhubungan dengan Menurut Ballester, dkk. (2003: 37) “brand
atribut dan kelebihan merek. Brand image trust is conceptualized as the confident
merupakan gambaran batin secara keseluruhan expectations of the brand’s reliability and
yang dirasakan oleh konsumen itu sendiri serta intensions in situations entailing risk to the
keunikan dari merek tersebut dibandingkan consaumer.” Brand trust atau kepercayaan
dengan merek lain. Brand image terdiri dari merek adalah kemampuan merek untuk
berbagai atribut dan manfaat yang menempel dipercaya (brand reliability), yang bersumber
atau terkait pada sebuah merek dan membuat pada keyakinan konsumen bahwa produk
merek tersebut menjadi khas sehingga akan tersebut mampu memenuhi nilai yang
membedakan perusahaan tersebut dengan dijanjikan dan intensi baik merek (brand
perusahaan lain dalam kompetisi. intention) yang didasarkan pada keyakinan
Mengacu pada hasil kuesioner dalam konsumen bahwa merek tersebut mampu
penelitian ini, diketahui bahwa pengunjung mengutamakan kepentingan konsumen.
Maju Hardware Madiun sebagai responden Keberhasilan penjualan smartphone yang
penelitian ini menyatakan bahwa konsumen semakin meningkat juga dapat terjadi karena
ingin membeli produk smartphone dengan adanya kepercayaan terhadap merek (brand
mempertimbangkan teknologi yang trust) dari masyarakat. Brand trust atau
digunakannya, mempertimbangkan desain dan kepercayaan terhadap merek adalah kemauan
fitur yang ada di dalamnya, membeli suatu konsumen mempercayai merek dengan segala
merek smartphone yang paling banyak resikonya karena adanya harapan yang
digemari masyarakat saat ini, serta membeli dijanjikan oleh merek dalam memberikan hasil
merek smartphone yang selalu berkesan di yang positif (Lau & Lee, 1999: 344). Ketika
dalam pikirannya dibandingkan merek lain. brand image yang melekat secara positif pada
Responden juga menyatakan bahwa mereka berbagai merek produk smartphone android
membeli suatu merek smartphone berdasarkan mampu menimbulkan brand trust dalam diri
reputasi dari merek tersebut dan berdasarkan konsumen, konsumen akan memiliki
kemudahan dalam menemukan service center pertimbangan risiko ke arah yang positif
dari merek smartphone tersebut. sehingga mempengaruhi minat konsumen
Pengaruh Brand Trust terhadap Minat Beli untuk melakukan pembelian. Brand trust
Smartphone di Maju Hardware Madiun terbangun karena adanya harapan bahwa pihak
Hasil pengujian hipotesis 3 menunjukkan lain akan bertindak sesuai dengan kebutuhan
bahwa hipotesis ketiga diterima. Variabel dan keinginan konsumen. Ketika seseorang
brand trust secara parsial berpengaruh telah mempercayai pihak lain, maka orang
16
tersebut akan merasa yakin bahwa harapan benar dilaksanakan. Suatu produk dapat
akan terpenuhi dan tak akan ada lagi dikatakan telah dikonsumsi oleh konsumen
kekecewaan dalam melakukan pembelian apabila produk tersebut telah diputuskan untuk
suatu merek. Brand trust suatu merek dibeli. Minat muncul akibat adanya stimulus
smartphone android akan menstimulasi positif yang menimbulkan motivasi.
konsumen untuk berminat terhadap salah satu Minat beli pengunjung Maju Hardware
merek produk yang dianggapnya lebih baik Madiun terhadap suatu merek smartphone
dari merek lain. dapat diketahui dari hasil jawaban responden
Berdasarkan hasil kuesioner dalam dalam kuesioner. Konsumen tertarik untuk
penelitian ini, diketahui bahwa pengunjung mengetahui suatu merek smartphone melalui
Maju Hardware Madiun membeli suatu berbagai iklan, mempertimbangkan untuk
smartphone yang teknologinya tidak mudah membeli suatu merek smartphone setelah
ketinggalan jaman, membeli suatu smartphone membandingkan berbagai merek yang ada,
yang harga jual kembalinya tetap tinggi karena berminat untuk membeli suatu merek
ketahanan dari produk itu sendiri, dan hanya smartphone setelah melihat berbagai komentar
membeli smartphone keluaran dari merek tentang kelebihan-kelebihan merek tersebut
favoritnya. Produk smartphone yang dari media sosial, serta setelah tahu
diinginkan responden adalah yang sudah keunggulan suatu merek smartphone
terkenal memiliki kinerja bagus dalam dibandingkan merek lain.
berbagai situasi dan kondisi pemakaian dan PENUTUP
yakin bahwa produsen merek smartphone Kesimpulan
yang diinginkan merupakan perusahaan handal Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan
yang mengutamakan kepentingan konsumen. tentang pengaruh eWOM, brand image, dan
Pengaruh eWOM, Brand Image, dan Brand brand trust terhadap minat beli smartphone di
Trust terhadap Minat Beli Smartphone di Maju Hardware Madiun, maka dapat ditarik
Maju Hardware Madiun beberapa kesimpulan sebagai berikut:
Hasil pengujian hipotesis 4 menunjukkan 1. eWOM secara parsial berpengaruh terhadap
bahwa hipotesis keempat diterima. Variabel minat beli smartphone di Maju Hardware
eWOM, brand image, dan brand trust secara Madiun.
simultan berpengaruh terhadap minat beli 2. Brand image secara parsial berpengaruh
smartphone di Maju Hardware Madiun dengan terhadap minat beli smartphone di Maju
nilai signifikan 0,000 dan nilai Fhitung (58,317) Hardware Madiun.
lebih besar dari Ftabel (2,67). Jadi, dapat 3. Brand trust secara parsial berpengaruh
disimpulkan bahwa eWOM, brand image, dan terhadap minat beli smartphone di Maju
brand trust secara simultan berpengaruh Hardware Madiun.
terhadap minat beli. 4. eWOM, brand image, dan brand trust
Menurut Kotler dan Keller (2009:181) secara simultan berpengaruh terhadap minat
bahwa minat beli konsumen adalah sebuah beli smartphone di Maju Hardware Madiun.
perilaku konsumen yang menunjukkan bahwa Saran
konsumen mempunyai keinginan dalam Berdasarkan kesimpulan penelitian di atas,
membeli atau memilih suatu produk, maka dapat disampaikan beberapa saran
berdasarkan pengalaman dalam memilih, kepada pihak-pihak sebagai berikut:
menggunakan dan mengkonsumsi atau bahkan 1. Bagi Maju Hardware Madiun
menginginkan suatu produk. Minat beli a. Berkaitan dengan upaya meningkatkan
(willingness to buy) merupakan bagian dari penjualan smartphone di Maju Hardware
komponen perilaku dalam sikap Madiun, perusahaan disarankan untuk
mengkonsumsi. Menurut Kinnear dan Taylor bekerja sama dengan produsen-produsen
(dalam Dwityanti, 2008: 28), minat beli adalah smartphone yang dipasarkannya dalam
tahap kecenderungan responden untuk meningkatkan brand image merek
bertindak sebelum keputusan membeli benar- produk smartphone melalui berbagai
17
kegiatan sosial kemasyarakatan, DAFTAR PUSTAKA
misalnya dengan menjadi sponsor
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur
kegiatan sosial sehingga selain
Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.
memperkuat brand image dan kesadaran
Jakarta: PT Rineka Cipta.
merek pada masyarakat.
b. Maju Hardware Madiun dapat Ballester, Elena Delgado., Yague, Maria
memfasilitasi berbagai pertanyaan, Jesus., dan Munuera-Aleman, Jose-Luis.
tanggapan, dan keluhan tentang merek- 2003. Development and Validation of a
merek smartphone melalui media sosial, Brand Trust Scale. International Journal of
seperti website perusahaan sehingga Research. Vol. 45. Quarter 1. pp. 35-53.
akan terbentuk suatu eWOM yang pada
Bambauer-Sachse, S. dan Mangold, S. 2011.
akhirnya dapat menjadi sumber referensi
Brand Equity Dilution trough Negative
bagi masyarakat yang akan melakukan
Online Word-of-Mouth Communication.
pembelian produk-produk smartphone.
Journal of Retailing and Consumer
2. Bagi produsen smartphone
Services. 18(1): 38-45.
a. Produsen smartphone sebaiknya
memproduksi dan memasarkan produk Cheung, Christy M. K. dan Lee, Matthew, K.
smartphone yang dapat memenuhi dan O. 2012. What drives consumers to spread
memuaskan kebutuhan konsumen, electronic word of mouth in online
dengan memperhatikan keinginan sonsumer opinion platforms. Decision
konsumen yang didukung dengan Support Systems. 53(2012): 218-225.
program layanan purna jual, seperti
mewadahi keluhan-keluhan dan Dwityanti, E. 2008. Analisis Faktor-faktor
tanggapan-tanggapan atas pemakaian Yang Mempengaruhi Minat Beli Konsumen
produk pada situs atau website Terhadap Layanan Internet Banking
perusahaan. Mandiri (Studi Kasus Pada Karyawan
b. Dalam rangka meningkatkan minat beli Departemen Pekerjaan Umum Jakarta).
masyarakat, sebaiknya pemasar produk Tesis. Tidak Dipublikasikan. Semarang:
smartphone menerapkan manajemen Program Pascasarjana Universitas
pemasaran produk dengan membuat Diponegoro.
model tampilan yang sesuai dengan Ferdinand, A. 2006. Metode Penelitian
selera pasar, sehingga akan tercipta Manajemen. Semarang: Universitas
produk smartphone yang mampu Diponegoro.
menarik perhatian konsumen.
Rekomendasi Penelitian Selanjutnya Goldsmith, R. E & Horowitz, D. 2006.
Pada penelitian ini, jumlah variabel bebas Measuring motivations for online opinion
(X) yang diteliti hanya 3 (tiga), yaitu: eWOM seeking. Journal of Interactive Advertising,
(X1), brand image (X2), dan brand trust (X3). 6(2). pp. 1-16.
Hal ini berimplikasi pada besaran angka Gruen, Thomas W., Osmonbekov, Talai, and
koefisien determinasi (Adjusted R2), yaitu Czaplewski, Andrew J. 2006. E-WOM: The
hanya sebesar 55,7%. Bagi peneliti selanjutnya impact of customer-to-customer online
yang ingin meneliti atau melanjutkan know-how exchange on customer value and
penelitian ini, disarankan untuk meneruskan loyalty. Journal of Business Research.
atau mengembangkan penelitian ini dengan 59(4): 449-456.
mencari variabel-variabel lain di luar eWOM,
brand image, dan brand trust. Misalnya: Hartono, Jogiyanto. 2010. Model Kesuksesan
harga, promosi, iklan, dan kualitas produk. Sistem Teknologi Informasi. Yogyakarta:
Andi.

18
He, Meixian; Zhenquan, B.; and Yuanyuan, Lau, Geok Theng and Lee, Sook Han. 1999.
Yang. 2013. An Empirical Study on Impact Consumers Trust in a Brand and the Link to
of Brand Image of Travel Agencies on Brand Loyalty. Journal of Market Focused
Customer Purchase Intentions. Journal of Management. 4. 341-370.
Atlantis Press. 1(3). pp. 28-39.
Mowen, John C. dan Minor, Michael. 2010.
Hennig-Thurau, Thorsten. et al. 2004. Perilaku Konsumen. Jakarta: Erlangga.
Electronic Word-of-Mouth Via Consumer-
Pertiwi, Wahyunanda Kusuma. 2018.
Opinion Platforms: What Motivates
Penjualan Smartphone Global Kembali
Consumers to Articulate Themselves on
Positif, Satu Merek Melesat. (online).
The Internet? Journal of Interactive
https://tekno.kompas.com/read/2018.
Marketing. 18(1): 38-52.
Diakses pada November 2018.
Iwan, Cindy Yunita. 2013. Pengaruh Sikap
Ratri, Lutiary Eka. 2007. Hubungan Antara
Terhadap Green Advertising Pada Brand
Citra Merek (Brand Image) Operator
Image The Body Shop Antara Konsumen
Seluler dengan Loyalitas Merek (Brand
Domestik dan Asing. Jurnal JIBEKA. Vol.
Loyalty) Pada Mahasiswa Pengguna
7. No. 3. hal. 5-10.
Telepon Seluler di Fakultas Ekonomi
Jalilvand, Mohammad Reza and Samiei, Neda. Reguler Universitas Diponegoro Semarang.
2012. The effect of electronic word-of- Semarang: Fakultas Psikologi Universitas
mouth on brand image and purchase Diponegoro.
intention: An empirical study in the
Sabunwala, Zohran. 2013. Impact of Celebrity
automobile industry in Iran. Marketing
Brand Endorsements on Brand Image and
Intelligence and Planning. 30(4): 460-476.
Product Purchases A Study For Pune
Karyono, Satrio Budi. Analisis Pengaruh Region of India. Impact Journal. Vol. 1.
Experiential Marketing dan Brand Trust Issue 6. pp. 37-42.
Terhadap Kepuasan Konsumen dan
Sari, Listyorini; Evelina, Nela; dan DW.
Dampaknya Terhadap Loyalitas Merek
Handoyo. 2012. Pengaruh Citra Merek,
(Studi Kasus Pada Mahasiswa Pengguna
Kualitas Produk, Harga dan Promosi
Laptop Merek Asus). Skripsi. Tidak
terhadap Keputusan Pembelian Kartu
Dipublikasikan. Jakarta: Fakultas Ekonomi
Perdana Telkomflexi Kudus. e-journal
dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif
Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro.
Hidayatullah.
Vol. 1. No. 1. hal. 1-19.
Kotler, Philip dan Armstrong, Gary. 2008.
Schiffman, Leon G. dan Kanuk, Leslie L.
Manajemen Pemasaran. Jilid 2. Edisi 12.
2010. Perilaku Konsumen. Jakarta:
Jakarta: Indeks.
Prentice-Hall.
Kotler, Philip dan Keller, Kevin Lane. 2009.
Shihab, Muchsin Saggaf dan Sukendar,
Manajemen Pemasaran. Jilid II. Edisi ke-
Ananto. 2009. Pengaruh Brand Trust dan
14. Jakarta: PT. Indeks.
Brand Equity terhadap Loyalitas Konsumen
Kotler, Philip. 2005. Manajemen Pemasaran. Studi Kasus Produk Tes Widal Merek
Edisi 11. Terjemahan Benyamin Molan. Remel. JEMBATAN-Jurnal Ilmiah
Jakarta: Indeks. Manajemen Bisnis dan Terapan. Tahun IV.
No. 2. 83-96.
_____. 2009. Manajemen Pemasaran. Jakarta:
Prenhallindo. Shu-Chuan Chu dan Kim, Yoojung. 2009.
Determinants of Consumer Engagement in
Electronic Word of Mouth in Social
Networking Sites. International Journal of
Advertising. 30(1): 47-75.
19
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian:
Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan
R&D. Bandung: Alfabeta.
Syafaruddin, Z., Suharyono, dan Kumadji,
Srikandi. 2016. Pengaruh Komunikasi
Electronic Word of Mouth terhadap
Kepercayaan (Trust) dan Niat Beli
(Purchase Intention) serta Dampaknya Pada
Keputusan Pembelian. Jurnal Bisnis dan
Manajemen. Vol. 3. No. 1. hal. 65-72.
Tjiptono, Fandy. 2014. Pemasaran Jasa
Prinsip, Penerapan, dan Penelitian. Edisi I.
Yogyakarta: Andi Offset.
Tobing, Renaldo M. 2013. The Influence of
Iwan Fals as A Celebrity Endorser on Top
Coffe Brand Image (Study of College
Students at Brawijaya University Malang).
e-journal Fakultas Ekonomi dan Bisnis UB.
Vol. 1. No. 1. hal. 1-12.
Wibowo, Arif. 2015. Pengaruh Elektronik
Word of Mouth dan Brand Image Terhadap
Purchase Intention Pada Konsumen
Smartphone Samsung yang Berbasis
Android. Jurnal Ilmu Manajemen. Vol. 12.
No. 1. hal. 71-88.

20

Anda mungkin juga menyukai