Anda di halaman 1dari 12

(TQM, FANDY TJIPTONO DAN ANASTASIA DIANA)

BENCHMARKING
BENCHMARKING
Sebuah perusahaan akan ‘mematok’ perusahaan lain
yang mereka anggap sebagai pesaing terberat, lalu bila
dibandingkan, ‘menduga’ perusahaan mereka berada
pada posisi setinggi apa. (Peter Salim)

Proses pembandingan dan pengukuran operasi atau


proses internal organisasi terhadap mereka yang terbaik
dalam kelasnya, baik dari dalam industri maupun dari luar
industri. (Goetsch dan Davis)

Suatu proses terus-menerus untuk menganalisis tata cara


terbaik di dunia dengan maksud menciptakan dan
mencapai sasaran dan tujuan dengan prestasi kelas dunia.
(IBM)
BENCHMARKING
Benchmarking melibatkan dua perusahaan yang
sebelumnya telah sepakat untuk membagi
informasi mengenai proses atau operasinya. Kedua
perusahaan tersebut memperoleh keuntungan dari
pertukaran informasi yang dilakukan dan masing-
masing pihak bebas untuk tidak memberikan
informasi yang dianggap rahasia.

Tujuan utama benchmarking adalah untuk


menemukan kunci atau rahasia sukses dan
kemudian mengadaptasi dan memperbaikinya
untuk diterapkan pada perusahaan.
BENCHMARKING VS ANALISIS PERSAINGAN
BENCHMARKING ANALISIS PERSAINGAN

• Melihat pada proses • Melihat pada hasil


• Dapat membandingkan • Perbandingan dalam industri
dengan industri lainnya
• Penelitian tanpa membagi
• Penelitian membagi hasil hasil
untuk manfaat bersama
• Membagi informasi • Rahasia
• Kerjasama • Mandiri
• Dipergunakan untuk mencapai • Dipergunakan untuk
tujuan perbaikan memeriksa persaingan
• Tujuan berupa pengetahuan • Tujuan berupa pengetahuan
proses industri
• Fokus pada kebutuhan • Fokus pada kebutuhan
pelanggan perusahaan
FAKTOR PENDUKUNG PERUSAHAAN
MELAKUKAN BENCHMARKING
• Komitmen terhadap TQM
• Fokus pada pelanggan
• Product to market time
• Waktu siklus pemanufakturan
• Laba

Benchmarking dimaksudkan untuk meningkatkan


efisiensi operasi dan strategik perusahaan, baik dari
segi kualitas (utilitas), harga, volume produksi, dan
biaya.
MANFAAT BENCHMARKING
• Perubahan budaya
• Perubahan kinerja
• Peningkatan kemampuan sumber daya
manusia
5 GENERASI DALAM EVOLUSI BENCHMARKING
1. Reserve Engineering
Tahap ini cenderung berorientasi teknis, dengan melakukan perbandingan karakteristik
produk, fungsi produk dan kinerja terhadap produk sejenis dari pesaing (rekayasa
produk) dan tidak membandingkan proses bisnis.

2. Competitive Benchmarking
Pada generasi ini, selain melakukan benchmarking pada karakteristik produk juga
melakukan benchmarking pada proses untuk menghasilkan produk unggul.

3. Process Benchmarking
Konsep ini melakukan benchmarking dengan cakupan yang lebih luas dari proses
bisnis.

4. Strategic Benchmarking
Dalam konsep ini dibahas hal-hal yang berkaitan dengan arah strategis jangka panjang
(evaluasi alternatif, implementasi strategi bisnis, memperbaiki kinerja).

5. Global Benchmarking
Generasi kelima ini mencakup semua generasi sebelumnya dengan tambahan bahwa
cakupan geografisnya sudah mengglobal.
JENIS-JENIS BENCHMARKING
1. Benchmarking Internal
Pendekatan ini dilakukan dengan membandingkan operasi suatu
bagian dengan bagian internal lainnya dalam satu perusahaan.

2. Benchmarking Kompetitif
Pendekatan ini melakukan perbandingan dengan berbagai pesaing.

3. Benchmarking Fungsional
Perbandingan dilakukan dengan perusahaan-perusahaan yang
berada di berbagai industri.

4. Benchmarking Generik
Perbandingan pada proses bisnis fundamental yang cenderung
sama di setiap industri.
4 PENDEKATAN BENCHMARKING
1. Riset in house
Cara ini, melakukan penilaian terhadap informasi dalam
perusahaan sendiri maupun informasi yang ada di publik.

2. Riset pihak ketiga


Cara ini dilakukan dengan cara membiayai kegiatan benchmarking
yang dilakukan oleh perusahaan surveyor.

3. Pertukaran langsung
Pertukaran informasi secara langsung biasanya dilakukan melalui
kuesioner, survey, telepon, dsb.

4. Kunjungan langsung
Cara ini dilaksanakan dengan melakukan kunjungan ke lokasi mitra
benchmarking sehingga dapat melakukan wawancara dan tukar
informasi secara langsung.
14 LANGKAH BENCHMARKING
1. Komitmen manajemen
2. Basis pada proses perusahaan itu sendiri
3. Identifikasi dan dokumentasi kekuatan dan kelemahan proses
perusahaan
4. Pemilihan proses yang akan di benchmarking
5. Pembentukan tim benchmarking
6. Penelitian terhadap objek yang terbaik di kelasnya
7. Pemilihan calon mitra benchmarking
8. Mencapai kesepakatan dengan mitra benchmarking
9. Pengumpulan data
10. Analisis data dan penentuan gap
11. Perencanaan tindakan untuk mengurangi kesenjangan yang ada
12. Implementasi perubahan
13. Pemantauan
14. Memperbaharui dan melanjutkan benchmarking
KODE ETIK
INTERNATIONAL BENCHMARKING CLEARINGHOUSE
• Prinsip Legalitas
Pihak yang terlibat dalam benchmarking harus dapat menghindarkan diri dari tindakan yang
dapat menjadi penghambat perdagangan, persekongkolan harga, permainan lelang, dsb.

• Prinsip Pertukaran
Masing-masing pihak bersedia memberikan informasi yang sebanding.

• Prinsip Kerahasiaan
Perusahaan yang memperoleh informasi diwajibkan untuk merahasiakan informasi tersebut.

• Prinsip Penggunaan
Informasi yang diperoleh digunakan untuk meningkatkan proses operasional perusahaan, bukan
digunakan untuk bahan periklanan atau pemasaran.

• Prinsip Kontak Pihak Pertama


Jika pendekatan dilakukan pada salah satu mitra benchmarking potensial, sebaiknya jangan
menghubungi unit operasinya, tetapi salah satu manajer seniornya saja.

• Prinsip Kontak Pihak Ketiga


Kecuali ada ijin dari kedua belah pihak, tidak dibenarkan memberitahukan nama-nama peserta
benchmarking kepada pihak ketiga.
HAMBATAN BENCHMARKING
1. Fokus internal
2. Tujuan benchmarking terlalu luas
3. Jadwal yang tidak realistis
4. Komposisi tim yang kurang tepat
5. Bersedia menerima ‘OK in Class’
6. Penekanan yang tidak tepat
7. Kurang peka terhadap mitra
8. Dukungan manajemen puncak terbatas

Anda mungkin juga menyukai