Anda di halaman 1dari 21

PROPOSAL PENELITIAN

KAJIAN HUKUM TENTANG PENYELESAIAN SENGKETA TINDAK PIDANA


ATAS PENGUASAAN SEBIDANG TANAH BERSERTIFIKAT DITINJAU
MENURUT PERPU NOMOR 51 TAHUN 1960 TENTANG LARANGAN
PEMAKAIAN TANAH TANPA IZIN MELALUI PROSES
NON PENAL (STUDI KASUS LAPORAN POLISI
NOMOR : LP/B/279/IX/2020/RES CJR)

Disusun oleh:
Nama : AGUNG MAURITS
NPM : 7420119005
Program Studi : HUKUM

Pembimbing I
DR. H. DEDI MULYADI, SH., MH.
NIK: 430633009

Pembimbing II
MUMUH MUHAMAD ROZI, S.H., M.H.
NIDN : 0406036203

FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SURYAKANCANA


SK. BAN. PT. DEFDIKNAS RI.NO.1636/SK/BAN-PT/AK-PPJ/III/2020
TANGGAL 18 MARET 2020
2023
Lembar Pengesahan

Pembimbing 1 Pembimbing 2

DR. H. DEDI MULYADI, SH., MH. MUMUH MUHAMAD ROZI, S.H., M.H.
NIK: 430633009 NIDN : 0406036203

Wakil Dekan 1

DR. H. DEDI MULYADI, SH., MH.


NIK: 430633009
KATA PENGANTAR

Tiada kata yang paling indah selain puji dan rasa syukur
kepada Allah SWT, yang telah menentukan segala sesuatu berada
di tangan-Nya, sehingga tidak ada setetes embun pun dan
segelintir jiwa manusia yang lepas dari ketentuan dan ketetapan-
Nya. Alhamdulillah atas hidayah dan inayah-Nya, Penulis dapat
menyelesaikan penyusunan skripsi ini yang berjudul :
“KAJIAN HUKUM TENTANG PENYELESAIAN SENGKETA
TINDAK PIDANA ATAS PENGUASAAN SEBIDANG TANAH
BERSERTIFIKAT DITINJAU MENURUT PP PENGGANTI UU
NOMOR 51 TAHUN 1960 TENTANG LARANGAN PEMAKAIAN
TANAH TANPA IZIN MELALUI PROSES NON PENAL (STUDI
KASUS LAPORAN POLISI NOMOR : LP/B/279/IX/2020/RES
CJR)”, yang merupakan syarat dalam rangka menyelesaikan studi
untuk menempuh gelar Sarjana Hukum di Fakultas Hukum
Universitas Suryakancana.
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh
dari sempurna, hal itu disadari karena keterbatasan kemampuan
dan pengetahuan yang dimiliki Penulis. Besar harapan Penulis,
semoga skripsi ini bermanfaat bagi Penulis khususnya dan bagi
pihak lain pada umumnya. Dalam penyusunan skripsi ini, Penulis
banyak mendapat pelajaran, dukungan motivasi, bantuan berupa
bimbingan yang sangat berharga dari berbagai pihak mulai dari
pelaksanaan hingga penyusunan laporan skripsi ini.
Pada kesempatan ini, Penulis ingin mengucapkan terima
kasih yang tiada terhingga kepada orang tua Penulis yang telah
mengajarkan dan menanamkan arti sebuah perjuangan dan
menanamkan arti sebuah kasih sayang. Berkat didikan, nasihat
dan motivasi yang tak henti-hentinya sehingga Penulis sampai
saat ini berada pada salah satu pencapaian target penulis.
Pencapaian setiap target Penulis merupakan langkah demi

i
langkah untuk kebahagian yang akan disisipkan di setiap
kehidupan beliau, karena pencapaian yang tertinggi adalah
kebahagiaan ayah dan ibu. Begitu pun kepada saudara Penulis
yang senantiasa menghadirkan keceriaan dan kebahagian
kehidupan Penulis.
Pada kesempatan ini juga, Penulis ingin menyampaikan ucapan
terima kasih kepada berbagai pihak yang telah memberikan
bantuan baik berupa bimbingan, motivasi, serta saran selama
menjalani pendidikan di Fakultas Hukum Universitas
Suryakancana dan selama penulisan skripsi ini, yaitu kepada:
1. Bapak Prof. Dr. H. Dwidja Priyatno, SH., MH., Sp.N. selaku
Rektor Universitas Suryakancana dan segenap jajaran wakil
rektor Universitas Suryakancana.
2. Ibu Prof. Dr. Hj. Henny Nuraeny, S.H., M.H. selaku Dekan
Fakultas Hukum Universitas Suryakancana
3. Bapak Dr. H. Dedi Mulyadi, SH.,MH. Wakil Dekan 1
Fakultas Hukum Universitas Suryakancana.
4. Bapak Dr. Kuswandi, SH.,MH. Wakil Dekan 2 Fakultas
Hukum Universitas Suryakancana.
5. Bapak H. Syahru Wiharma Wakil Dekan 3 Fakultas Hukum
Universitas Suryakancana
6. Bapak Dr. H. Dedi Mulyadi, SH.,MH. selaku pembimbing I
dan Bapak Mumuh M. Rozi, SH., MH. selaku pembimbing II
yang senantiasa membimbing Penulis dalam penyelesaian
penyusunan skripsi ini.
7. Seluruh dosen di Fakultas Hukum Universitas
Suryakancana yang telah membimbing dan memberikan
pengetahuan, nasihat, serta motivasi kepada Penulis selama
menempuh pendidikan Strata Satu (S1).
8. Para staf akademik, bagian kemahasiswaan, staf
perpustakaan dan seluruh pegawai di Fakultas Hukum

ii
Universitas Suryakancana yang senantiasa membantu
penulis selama menempuh pendidikan.
9. Sahabat-sahabat seperjuangan selama menjalani kuliah di
Fakultas Hukum Universitas Suryakancana.
10. Ucapan terimakasih yang tak terhingga kepada ibunda
tercinta dan ayahanda tercinta serta keluarga besar yang
memberikan dukungan penuh selama penulis menempuh
pendidikan di Universitas Suryakancana.
11. Semua pihak yang telah membantu Penulis selama
menempuh pendidikan di Fakultas Hukum Universitas
Suryakancana yang penulis tidak bisa sebutkan satu per
satu.
Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini jauh dari
sempurna, semoga Allah SWT memberikan balasan yang berlipat
ganda kepada semua pihak yang telah turut membantu Penulis
dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini. Oleh karena itu,
Penulis berharap atas saran dan kritik yang bersifat membangun
dari pembaca. Akhir kata, penulis mengharapkan semoga tujuan
dari pembuatan skripsi ini dapat tercapai sesuai dengan yang
diharapkan.

Cianjur, April 2023


Penulis

iii
Daftar Isi
Kata Pengantar..................................................................i
Daftar Isi...........................................................................iv
A. Judul Usulan Penelitian...............................................1
B. Latar Belakang Penelitian............................................1
C. Rumusan Masalah........................................................4
D. Maksud dan Tujuan Penelitian.....................................4
E. Kegunaan Penelitian....................................................5
F. Kerangka Pemikiran....................................................6
G. Metode Penelitian.......................................................10
Daftar Pustaka.................................................................12

iv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Judul Penelitian.
KAJIAN HUKUM TENTANG PENYELESAIAN SENGKETA
TINDAK PIDANA ATAS PENGUASAAN SEBIDANG TANAH
BERSERTIFIKAT DITINJAU MENURUT PERPU NOMOR 51
TAHUN 1960 TENTANG LARANGAN PEMAKAIAN TANAH
TANPA IZIN MELALUI PROSES NON PENAL (STUDI KASUS
LAPORAN POLISI NOMOR : LP/B/279/IX/2020/RES CJR).
B. Latar Belakang Penelitian.
Sistem ekonomi Indonesia yang sesuai dengan Pancasila dan
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
(selanjutnya disingkat UUD 1945), memiliki tujuan pembangunan
ekonomi yakni peningkatan kesejahteraan masyarakat secara
merata. Landasan konstitusional tersebut dapat dijumpai dalam
Pasal 27 Ayat (2) dan pengertian kekeluargaan dalam sistem
perekonomian dalam Pasal 33 Ayat (1) yang dapat ditafsirkan
bersama sebagai memberikan kesempatan kepada seluruh lapisan
masyarakat berhak untuk berusaha.
Sesuai amanah konstitusi yang termaktub dalam Pasal 33
Ayat (2) dan Ayat (3), bahwa cabang-cabang produksi yang penting
bagi negara dan menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai
oleh negara dan Bumi dan air dan kekayaan alam yang
terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan
sebesar-besarnya bagi kemakmuran rakyat. Makna dan nilai
tanah yang dianggap sebagai salah satu yang memiliki nilai tinggi
dan aset stategis serta istimewa mendorong setiap orang untuk
memiliki, menjaga dan merawat tanahnya dengan baik, bila perlu
mempertahankannya sekuat tenaga sampai titik darah
penghabisan.Oleh karena itu, kepemilikin atas tanah adalah

1
merupakan kebutuhan pokok dalam kehidupan manusia, baik
sebagai tempat tinggal, kebutuhan lain

2
2

maupun sebagai sumber penghasilan untuk memenuhi


kebutuhan-kebutuhan hidup. Kepemilikan atas tanah dan
jaminan negara terhadapnya sudah diatur dalam konstitusi
negara Republik Indonesia, sebagaimana yang termuat dalam
Undang Undang Dasar 1945, yaitu “Bumi dan air serta kekayaan
alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh Negara dan
dipergunakan sebesar-besarnya kemakmuran rakyat”.1
Kebijakan negara atas kepastian jaminan kepemilikan tanah
itu diperkuat dan diatur hak dan kewajibannya dalam Undang
Undang Pokok Agraria (UUPA) yang diterbitkan pada tahun
1960.Hukum Tanah Nasional yang ketentuan pokoknya ada di
dalam Undang-undang Pokok Agraria merupakan dasar dan
landasan hukum untuk memiliki dan menguasai tanah oleh orang
dan badan hukum baik untuk hunian, untuk pertanian dalam
rangka memenuhi keperluannya (baik untuk hunian, untuk
pertanian maupun untuk bisnis ataupun pembangunan). Artinya,
keberadaan hak-hak perorangan atas tanah tersebut selalu
bersumber pada Hak Bangsa Indonesia atas tanah pasal 1 ayat (1)
Undang-undang Pokok Agraria. Masing-masing hak penguasaan
atas tanah dalam Hukum Tanah Nasional tersebut meliputi, hak
bangsa Indonesia atas tanah pasal 1 ayat (1), dan hak menguasai
Negara Pasal 2 ayat (1) dan (2) Undang-undang Pokok Agraria,
serta hak-hak peroranganatas tanah yang terdiri dari hak-hak
atas tanah (primer dan sekunder) dan hak jaminan atas tanah.
Sebagai jaminan hak kepemilikan tanah tadi, maka negara
menerbitkanregulasi yang dapat menjamin hak kepemilikan
dengan memperoleh kepastian atas hak tanah, seperti memiliki
surat tanda bukti. Sebagaimana diatur UUPA Nomor 5 Tahun
1960 yaitu, untuk menjamin kepastian hukum oleh Pemerintah
diadakan pendaftaran tanah di seluruh wilayah Republik

1
Boedi Harsono, 2007, Hukum Agraria Indonesia(Sejarah Pembentukan Undang-Undang Pokok
Agraria Jilid 1, Hukum Tanah Nasional, Djambatan, Jakarta, hlm.14.
3

Indonesia menurut ketentuan-ketentuan yang diatur dengan


Peraturan Pemerintah.2
Dalam Undang-undang Pokok Agraria tidak pernah
disebutkan sertifikat tanah, namun seperti yang dijumpai dalam
pasal 19 ayat (2) huruf c ada disebutkan“surat tanda bukti hak”.
Dalam pengertian sehari-hari surat tanda bukti hak ini sering kali
ditafsirkan sebagai sertifikat tanah.
Dalam arti lain, bila pada kemudian hari, terjadi sengketa
atau permasalahan terhadap bidang tanah tersebut, maka Surat
tanda bukti hak atau sertifikat tanah tadi dapat berfungsi
mendorong tertibnya suasana hukum yang damai dan dapat
mendorong terciptanya sauasana yang kondusif.3

Pengertian sertifikat adalah tanda bukti atas tanah yang


telah terdaftar oleh badan resmi yang sah dilakukan oleh Negara
atas dasar Undang-undang. Maka, sertipikat hak atas tanah
berfungsi sebagai alat pembuktian yang kuat serta memberikan
rasa aman dan tentram bagi pemiliknya, segala sesuatu akan
mudah diketahui yang sifatnya pasti, bahkan dapat di
pertanggung jawabkan secara hukum.4
Namun pada faktanya, tanah yang menjadi kebutuhan pokok
manusia serta dijamin dan diatur keberadaan haknya menurut
undang-undang seringkali menjadi sengketa, misalnya tanah tadi
bersertipikat palsu, atau bersertifikat ganda. Timbulnya persoalan
tanah dengan sertifikat ganda tidak lagi hanya menyangkut akan
kebutuhan tempat tinggal dan ekonomis, tapi merambah ke ranah
yang tidak lagi orang perorang, dan melebar keranah yang bersifat

2
A.P. Parlindungan, 1999, pendaftaran Tanah di Indonesia, Cet 1, Mandar Maju, Bandung, hlm.15.
3
Mhd Yamin Lubis dan Abd Rahim Lubis, Hukum Pendaftaran Tanah, Mandar Maju, Jakarta,
hlm.207.
4
Fandri Entiman Nae, 2013, Kepastian Hukum Terhadap Hak Milik Atas Tanahyang Sudah
Bersertipikat. Jurnal Lex Privatum, Vol. I/No.5, hlm.62.
4

publik dan kompleks, sebut saja politik, sosial, budaya dan terkait
dengan persoalan nasionalisme dan hak asasi manusia.5
Di beberapa wilayah, termasuk wilayah Kabupaten Cianjur,
tidak sedikit masyarakat menjadi korban dan bersengketa karena
mempersoalkan atau mempertahankan beberapa meter persegi
tanah saja.6
Berdasarkan latar belakang penelitian maka Penulis tertarik
untuk mengadakan penelitian dengan judul: KAJIAN HUKUM
TENTANG PENYELESAIAN SENGKETA TINDAK PIDANA ATAS
PENGUASAAN SEBIDANG TANAH BERSERTIFIKAT DITINJAU
MENURUT PERPU NOMOR 51 TAHUN 1960 TENTANG
LARANGAN PEMAKAIAN TANAH TANPA IZIN MELALUI PROSES
NON PENAL (STUDI KASUS LAPORAN POLISI NOMOR :
LP/B/279/IX/2020/RES CJR).

C. Identifikasi Masalah.
Dari uraian latar belakang di atas, Penulis merumuskan
dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut:
1. Bagaimana contoh penguasaan tanah bersertifikat tanpa
izin sesuai Perpu No 51 Tahun 1960 Tentang Larangan
Pemakaian Tanah Tanpa Izin?
2. Jelaskan apa unsur-unsur pidana dalam sengketa
penguasaan tanah bersertifikat sesuai dengan Perpu No
51 Tahun 1960 Tentang Larangan Pemakaian Tanah
Tanpa Izin?
3. Bagaimana upaya perlindungan hukum tanah yang
bersertifikat sesuai Perpu No 51 Tahun 1960 Tentang
Larangan Pemakaian Tanah Tanpa Izin?

D. Maksud dan Tujuan Penelitian.


5
Sembiring, Jimmy Joses, Cara Menyelesaikan Sengketa Diluar Pengadilan, (Jakarta: Visimedia,
2011), h.58
6
Kasus polres Cianjur
5

Adapun maksud penyusunan proposal penelitian ini adalah


untuk memenuhi syarat untuk mencapai gelar sarjana hukum
konsentrasi hukum perdata di Universitas Suryakancana. Tujuan
penelitian adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui contoh penguasaan tanah bersertifikat tanpa
izin sesuai Perpu No 51 Tahun 1960 Tentang Larangan
Pemakaian Tanah Tanpa Izin.
2. Mengetahui unsur-unsur pidana dalam sengketa
penguasaan tanah bersertifikat sesuai dengan Perpu No 51
Tahun 1960 Tentang Larangan Pemakaian Tanah Tanpa
Izin.
3. Mengetahui upaya perlindungan hukum tanah yang
bersertifikat sesuai Perpu No 51 Tahun 1960 Tentang
Larangan Pemakaian Tanah Tanpa Izin.
E. Kegunaan Penelitian.
Adapun manfaat yang diperoleh dari peneliti ini adalah
sebagai berikut :
1. Kegunaan Teoritis.
Diharapkan dapat memberikan pengetahuan kepada
pembaca khususnya mengenai Kajian Hukum Tentang
Penyelesaian Sengketa Tindak Pidana Atas Penguasaan
Sebidang Tanah Bersertifikat Ditinjau Menurut Pp Pengganti
Uu Nomor 51 Tahun 1960 Tentang Larangan Pemakaian
Tanah Tanpa Izin Melalui Proses Non Penal (Studi Kasus
Laporan Polisi Nomor : LP/B/279/IX/2020/Res Cjr).
2. Kegunaan Praktis.
Kegunaan praktis adalah sebagai berikut:
a. Diharapkan dapat menambah wawasan mengenai
Kajian Hukum Tentang Penyelesaian Sengketa
Tindak Pidana Atas Penguasaan Sebidang Tanah
Bersertifikat Ditinjau Menurut PP Pengganti UU
Nomor 51 Tahun 1960 Tentang Larangan Pemakaian
6

Tanah Tanpa Izin Melalui Proses Non Penal (Studi


Kasus Laporan Polisi Nomor :
LP/B/279/IX/2020/Res Cjr).
b. Diharapkan dapat memberikan pemahaman bagi
masyarakat di Kabupaten Cianjur mengenai Kajian
Hukum Tentang Penyelesaian Sengketa Tindak
Pidana Atas Penguasaan Sebidang Tanah
Bersertifikat Ditinjau Menurut Pp Pengganti Uu
Nomor 51 Tahun 1960 Tentang Larangan Pemakaian
Tanah Tanpa Izin Melalui Proses Non Penal (Studi
Kasus Laporan Polisi Nomor :
LP/B/279/IX/2020/Res Cjr).
c. Diharapkan dapat menambah bahan referensi di
perpustakaan dan peneliti selanjutnya.
F. Kerangka Pemikiran.
Negara Republik Indonesia adalah negara hukum yang
demokratis berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar
1945, menjunjung tinggi hak asasi manusia dan menjamin semua
warga negara bersamaan kedudukannya di dalam hukum dan
pemerintah, serta wajib menjunjung hukum dan pemerintah itu
dengan tidak ada kecualinya.7
Indonesia embraces the principle and the concept of Pancasila
contained in the preamble of the Constitution of 1945. The problems
of law enforcement in Indonesia is a way of thinking that is very
positivistic and legalistic or perspectives legislation. 8
Negara Kesejahteraan (Welfare state) merupakan tanggung
jawab negara terhadap kesejahteraan warganya, seperti dalam
Encyclopedia Britannica, Welfare state diartikan sebagai konsep
pemerintahan dimana negara memainkan peran kunci dalam

7
Dwidja Priyatno, 2005, Kapita Selekta Hukum Pidana, STBH Pres, Bandung, hlm.31.
8
Henny Nuraeny dan Tanti Kirana, 2016 “The Vichim Handling Model Of Human Trafficking
Though Economic Independence, Jurnal Dinamika Hukum Volume 16 No 2 UNSOED,hlm.4.
7

menjaga dan memajukan kesejahteraan ekonomi dan sosial warga


negaranya.9
Dalam negara hukum, hukum ditempatkan sebagai aturan
main dalam penyelenggaraan kehidupan berbangsa dan bernegara
dengan tujuan hukum itu sendiri untuk menata masyarakat yang
damai, adil dan bermakna.10
Konsep welfare state merupakan peralihan dari konsep
rechtsstaat (negara hukum) dengan konsep nachtwacherstaat
(negara penjaga malam). Konsep nachtwacherstaat menerapkan
prinsip staatsonthouding atau pembatasan peran negara dan
pemerintah dalam bidang politik yang bertumbuh pada dalil the
least government it the best government, dan prinsip laissez faire,
aller dalam bidang ekonomi yang melarang negara dan pemerintah
mencampuri kehidupan ekonomi masyarakat.11
Indonesia adalah negara hukum sesuai yang termaktub
dalam Pasal 1 ayat (3) Undang-Undang Dasar 1945 yang
berbunyi,” Indonesia adalah negara hukum.12
Konsep negara hukum bahwa Indonesia sebagai negara
hukum yang demokratis sesuai pasal 1 ayat 2 UUD 1945
merupakan pernyataan politik hukum bangsa Indonesia. 13
Identitas Indonesia sebagai negara hukum mempunyai
pengertian negara Indonesia harus berdiri berdasarkan hukum,

9
Hesti Dwi Astuti, 2015, Kendala Penyelesaian Sengketa Konsumen melalui Badan
Penyelesaian Sengketa Konsumen (BPSK) Jurnal Hukum Mimbar Justitia Volume 15 No 3.
Desember, hlm.2
10
Yuyun Yulianah dan Cucu Solihah 2019, Dampak Kebijakan Isbat Nikah Terhadap
Perkawinan Siri Dan Campuran Di Kabupaten Cianjur, Jurnal Hukum Mimbar Justitia
Volume 48 No 4. Oktober,hlm.4.
11
Kuswandi, 2015, Tentang Model Pengelolaan Sumber Daya Alam Untuk Kemakmuran
Rakyat Fakultas Hukum Universitas Suryakancana Vol. I No. 02 Edisi Juli-Desember,hlm.2.
12
Dedi Mulyadi, 2012, Kebijakan Legilasi Tentang Sanksi Pidana Legislatif Di Indonesia Dalam
Prespektif Demokrasi, Gremata Publishing, Bekasi, hlm. 2.
13
Trini Handayani, 2016, Perlindungan Dan Penegakan Hukum Terhadap Kasus Kekerasan
Seksual pada Anak, Jurnal Mimbar Justitia, Vol. 2 No. 2, Fakultas Hukum Universitas
Suryakancana, Cianjur, hlm. 8.
8

artinya semua tindakan para penguasa negara maupun rakyat


diatur oleh hukum.14
Sistem hukum yang menjadi tatanan disuatu negara.
Dengan telah disepakatinya suatu sistem hukum, yaitu dengan
kontrak sosial, lahirkan hak dan kewajiban demi menjalankan
hukum dengan adil dan tertib.15
Negara Indonesia sebagai negara hukum, maka dalam
menjalankan segala kehidupan bernegara harus sesuai dengan
aturan hukum yang berlaku demi terciptanya suatu ketertiban
hukum dalam masyarakat.16 Hukum memang ada dalam undang-
undang, tetapi masih harus ditemukan. Sebab, hukum bukanlah
buku telepon yang hanya memuat daftar peraturan dan pasal,
tetapi sesuatu yang syarat dengan makna dan nilai. 17
Wiryono Prodjodikoro, memberikan pengertian negara
hukum sebagai negara dimana penguasa atau pemerintah sebagai
penyelenggara negara dalam melaksanakan tugas kenegaraan
terikat pada peraturan-peraturan hukum yang berlaku. 18
Segala peraturan hukum yang dibuat oleh manusia tidak
boleh melalaikan nilai-nilai dari Pancasila, hukum harus sesuai
dengan nilai-nilai yang ada pada Pancasila. Supomo berpendapat,
tujuan hukum mengatur pergaulan hidup secara damai, dan
melindungi kepentingan-kepentingan manusia (kehormatan,

14
Ahmad Hunaeni Zulkarnaen, 2016, Masalah Rawan Dalam Hubungan Industrial Dan Konsep
Negara Kesejahteraan Indonesia, Jurnal Mimbar Justitia, Vol. 2, No. 2, Fakultas Hukum
Universitas Suryakancana, Cianjur, hlm. 807.
15
Dwidja Priyatno dan M. Rendi Aridhayandi, 2016, Resensi Buku(Book Review) Satjipto
Rahardjo, 2014 , Ilmu Hukum, PT. Citra Aditya, Bandung, Jurnal Mimbar Justitia Vol. 2 No 2,
Fakultas Hukum Universitas Suryakancana, Cianjur, hlm. 2.
16
Henny Nuraeny, 2017, Penyuluhan Hukum Mengenai Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2007
Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang Bagi Guru Bimbingan Konseling
dan Siswa/Siswi SMK/SMA/MA Se-Kabupaten Cianjur, Journal Of Empowerment Vol. 1 No.
1, Universitas Suryakancana, hlm. 2.
17
Cecep Wirahma, 2017, Penegakan Hukum Legalistik dalam Prespektif Sosiologis,Jurnal
Mimbar Hukum Justitia, Fakultas Hukum Universitas Suryakancana, Vol. 3 No 2. Desember,
hlm. 2.
18
Wiryono Prodjodikoro, 2012, Indonesia Sebagai Negara Hukum, Anugrah Utama Karya
Indonesia, Jakarta, hlm. 42.
9

kemerdekaan, jiwa, harta, hak dan lain-lain), terhadap yang


merugikannya.19
Indonesia sebagai negara hukum yang demokratis merupakan
pernyataan politik hukum bangsa Indonesia. 20 Hukum akan
berperan baik bila ketiga komponen dimaksud, yaitu struktur
hukum, substansi hukum dan budaya hukum itu saling
berinteraksi dan memainkan peranan sesuai dengan fungsinya,
sehingga hukum akan berjalan efektif sesuai dengan fungsinya.
Seandainya apabila ketiga komponen sistem hukum tersebut tidak
berfungsi dengan baik, maka akan muncul permasalahan dalam
upaya untuk memfungsikan hukum sebagai sarana pembaharuan
dan pembangunan masyarakat itu sendiri. 21
Adrian Sutedi mengemukakan diperlukan suatu peraturan
hukum atau kaedah hukum yaitu peraturan hidup
kemasyarakatan yang bersifat mengatur dan memaksa untuk
menjamin tata tertibdalam masyarakat. Hukum tersebut haruslah
berupa hukum yang jelas demi memberi kepastian hukum untuk
pemilik-pemilih sah dari tanahtanah tertentu. Dengan begitu
merupakan salah satu cara untuk meminimalisasi konflik-konflik
dari masyarakat maupun dari pemerintah yang dilatar belakangi
oleh sengketa tanah.22
G. Metode Penelitian.
1. Metode Pendekatan.
Metode pendekatan yang dilakukan Penulis adalah yuridis
normatif, penelitian yuridis normatif merupakan penelitian

19
Ahmad Hunaeni Zulkarnaen, 2016, Cita Hukum Positif Indonesia Dan Asean Economic
Community (AEC), Jurnal Hukum Mimbar Justitia, Vol. 2, No. 1, Fakultas Hukum Universitas
Suryakancana, Cianjur, hlm. 710.
20
Trini Handayani, 2016, Perlindungan Dan Penegakan Hukum Terhadap Kasus Kekerasan
Seksualpada Anak, Jurnal Mimbar Justitia, Vol. 2, No. 2, Fakultas Hukum Universitas
Suryakancana, Cianjur, hlm. 826.
21
Mochtar Kusumaatmadja, 2002, Konsep-Konsep Hukum Dalam Pembangunan (Kumpulan
Karya Tulis), Alumni, Bandung, hlm. 3.
22
Andrian Sutedi, 2009, Perahhan Hak atas Tanah dan Pendaftarannya, Jakarta: Penerbit Sinar
Grafika, hlm 23.
10

yang difokuskan untuk mengkaji penerapan kaidah-kaidah


atau norma-norma dalam hukum positif yang dilakukan
dengan cara mengkaji berbagai aturan hukum yang
bersifat formil seperti undang-undang, peraturan serta
literatur yang berisi konsep teoritis.23
2. Spesifikasi Penelitian.
Penelitian ini menggunakan spesifikasi penelitian
deskriptif analisis yaitu menganalisis kasus sengketa
tindak pidana atas penguasaan sebidang tanah
bersertifikat ditinjau menurut PP pengganti UU Nomor 51
tahun 1960 tentang larangan pemakaian tanah tanpa izin
melalui proses non penal.
3. Jenis dan Sumber Data.
Jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian
ini adalah sebagai berikut :
a. Bahan Hukum Primer yang berkaitan dengan penelitian
ini antara lain meliputi :
1) Undang-Undang Dasar 1945;
2) Undang-undang Hukum Perdata;
3) Undang-Undang No 1 Tahun 1946 tentang Peraturan
tentang Hukum Pidana;
4) Undang-Undang No 5 Tahun 1960 Peraturan Dasar
Pokok-Pokok Agraria;
5) Peraturan Pemerintah pengganti Undang - Undang
Nomor 51 Tahun 1960 Tentang Larangan Pemakaian
Tanah Tanpa Izin.
b. Bahan Hukum Sekunder, antara lain berupa tulisan-
tulisan ilmiah dari para pakar yang berhubungan
dengan permasalahan yang diteliti ataupun yang
berkaitan dengan bahan hukum primer, meliputi

23
Bambang Sunggono, 2011, Metodologi Penelitian Hukum, Raja Grafindo Pustaka, Jakarta,
hlm. 92.
11

literatur-literatur, makalah-makalah, jurnal ilmiah dan


hasil-hasil penelitian.
c. Bahan Hukum Tersier, antara lain berupa bahan-bahan
yang bersifat menunjang bahan hukum primer dan
bahan hukum sekunder seperti kamus hukum, kamus
bahasa, artikel-artikel pada koran atau surat kabar.
4. Teknik Pengumpulan Data.
Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara
penelitian kepustakaan dan penelitian lapangan dan
analisis data dilakukan secara kualitatif.
5. Analisis Data.
Analisis data dilakukan secara kualitatif, yaitu suatu tata
cara penelitian yang menghasilkan data deskriptif analisis
dan segala sesuatu yang dinyatakan oleh responden secara
tertulis atau lisan diteliti dan dipelajari sebagai sesuatu
yang utuh. Dengan kata lain, penelitian tidak hanya
mengungkapkan kebenaran belaka, tetapi memahami
kebenaran tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
A. Buku
Boedi Harsono, 2007, Hukum Agraria Indonesia(Sejarah
Pembentukan Undang-Undang Pokok Agraria Jilid 1,
Hukum Tanah Nasional, Djambatan, Jakarta.
A.P. Parlindungan, 1999, pendaftaran Tanah di Indonesia, Cet 1,
Mandar Maju, Bandung.
Mhd Yamin Lubis dan Abd Rahim Lubis, Hukum Pendaftaran
Tanah, Mandar Maju, Jakarta.
Dwidja Priyatno, 2005, Kapita Selekta Hukum Pidana, STBH
Pres, Bandung.
Dedi Mulyadi, 2012, Kebijakan Legilasi Tentang Sanksi Pidana
Legislatif Di Indonesia Dalam Prespektif Demokrasi,
Gremata Publishing, Bekasi,
Wiryono Prodjodikoro, 2012, Indonesia Sebagai Negara Hukum,
Anugrah Utama Karya Indonesia, Jakarta.
Mochtar Kusumaatmadja, 2002, Konsep-Konsep Hukum Dalam
Pembangunan (Kumpulan Karya Tulis), Alumni.
Andrian Sutedi, 2009, Perahhan Hak atas Tanah dan
Pendaftarannya, Jakarta: Penerbit Sinar Grafika.
Bambang Sunggono, 2011, Metodologi Penelitian Hukum, Raja
Grafindo Pustaka, Jakarta.
B. Peaturan Perundang-Undangan
Undang-Undang Dasar 1945;
Undang-undang Hukum Perdata;
Undang-Undang No 1 Tahun 1946 tentang Peraturan tentang
Hukum Pidana;
Undang-Undang No 5 Tahun 1960 Peraturan Dasar Pokok-Pokok
Agraria;
Peraturan Pemerintah pengganti Undang - Undang Nomor 51
Tahun 1960 Tentang Larangan Pemakaian Tanah Tanpa
Izin.

12
13

C. Jurnal
Fandri Entiman Nae, 2013, Kepastian Hukum Terhadap Hak
Milik Atas Tanahyang Sudah Bersertipikat. Jurnal Lex
Privatum, Vol. I/No.5.
Sembiring, Jimmy Joses, Cara Menyelesaikan Sengketa Diluar
Pengadilan, (Jakarta: Visimedia, 2011).
Henny Nuraeny dan Tanti Kirana, 2016 “The Vichim Handling
Model Of Human Trafficking Though Economic
Independence, Jurnal Dinamika Hukum Volume 16 No 2
UNSOED.
Hesti Dwi Astuti, 2015, Kendala Penyelesaian Sengketa
Konsumen melalui Badan Penyelesaian Sengketa
Konsumen (BPSK) Jurnal Hukum Mimbar Justitia Volume
15 No 3. Desember.
Yuyun Yulianah dan Cucu Solihah 2019, Dampak Kebijakan
Isbat Nikah Terhadap Perkawinan Siri Dan Campuran Di
Kabupaten Cianjur, Jurnal Hukum Mimbar Justitia
Volume 48 No 4. Oktober.
Kuswandi, 2015, Tentang Model Pengelolaan Sumber Daya Alam
Untuk Kemakmuran Rakyat Fakultas Hukum Universitas
Suryakancana Vol. I No. 02 Edisi Juli-Desember.
Trini Handayani, 2016, Perlindungan Dan Penegakan Hukum
Terhadap Kasus Kekerasan Seksual pada Anak, Jurnal
Mimbar Justitia, Vol. 2 No. 2, Fakultas Hukum
Universitas Suryakancana, Cianjur.
Ahmad Hunaeni Zulkarnaen, 2016, Masalah Rawan Dalam
Hubungan Industrial Dan Konsep Negara Kesejahteraan
Indonesia, Jurnal Mimbar Justitia, Vol. 2, No. 2,
Fakultas Hukum Universitas Suryakancana, Cianjur.
Dwidja Priyatno dan M. Rendi Aridhayandi, 2016, Resensi
Buku(Book Review) Satjipto Rahardjo, 2014 , Ilmu Hukum,
PT. Citra Aditya, Bandung, Jurnal Mimbar Justitia Vol. 2
14

No 2, Fakultas Hukum Universitas Suryakancana,


Cianjur.
Henny Nuraeny, 2017, Penyuluhan Hukum Mengenai Undang-
Undang Nomor 21 Tahun 2007 Tentang Pemberantasan
Tindak Pidana Perdagangan Orang Bagi Guru Bimbingan
Konseling dan Siswa/Siswi SMK/SMA/MA Se-Kabupaten
Cianjur, Journal Of Empowerment Vol. 1 No. 1,
Universitas Suryakancana.
Cecep Wirahma, 2017, Penegakan Hukum Legalistik dalam
Prespektif Sosiologis,Jurnal Mimbar Hukum Justitia,
Fakultas Hukum Universitas Suryakancana, Vol. 3 No 2.
Desember.
Ahmad Hunaeni Zulkarnaen, 2016, Cita Hukum Positif Indonesia
Dan Asean Economic Community (AEC), Jurnal Hukum
Mimbar Justitia, Vol. 2, No. 1, Fakultas Hukum
Universitas Suryakancana, Cianjur.
Trini Handayani, 2016, Perlindungan Dan Penegakan Hukum
Terhadap Kasus Kekerasan Seksualpada Anak, Jurnal
Mimbar Justitia, Vol. 2, No. 2, Fakultas Hukum
Universitas Suryakancana, Cianjur.

Anda mungkin juga menyukai