Disusun Oleh :
Kelompok 5
MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2020
Dampak Covid-19Dalam Pertumbuhan Ekonomi Indonesia
Terkait resesi ekonomi, Indonesia memang tidak boleh hanya menunggu. Sambil tetap
berfokus pada kerja merespons dampak wabah Virus Covid-19, kepedulian bersama dan
respons bersama pada resesi ekonomi pun harus dimulai. Kalau selama ini hanya pemerintah
lewat Menkeu Sri Mulyani yang menyuarakan kecemasan, kini semua dipanggil untuk
peduli. Sebab, negara dan bangsa ini harus menemukan jalan keluar yang bisa meminimalisir
ekses resesi ekonomi. Negara-negara dengan perekonomian yang maju dan kuat sudah coba
merespons resesi. Amerika Serikat (AS) dan Tiongkok, misalnya, sudah berinisiatif dengan
beberapa paket kebijakan stimulus ekonomi.
Kalau pemerintah telah berani berinisiatif, sektor swasta pun diharapkan kreatif dan
berani berinisiatif pula. Kadin dan semua asosiasi pengusaha diharapkan segera merumuskan
proposal tentang strategi menghadapi resesi ekonomi di sektor bisnisnya masing-masing.
Ketika pemerintah masih disibukkan oleh kerja merespons wabah Corona, Kadin dan semua
asosiasi pebisnis setidaknya mau untuk pro aktif berkomunikasi dengan pemerintah.
Misalnya, pemerintah tentu ingin tahu jalan keluar apa yang ada di benak para pemilik hotel
dan pengelola obyek wisata untuk memulihkan sektor pariwisata.
D. Sektor UMKM, adalah sektor yang paling pertama terdampak wabah Covid-19.
Berkaca pada krisis tahun 1998, sektor ini cenderung aman. Namun, sekarang
situasinya berbeda.
“Sektor UMKM adalah sektor yang juga terpukul. Padahal, selama ini biasanya
menjadi safety net. Sekarang mengalami pukulan yang sangat besar, karena adanya restriksi
kegiatan ekonomi dan sosial yang memengaruhi kemampuan UMKM, yang biasanya
resilient, bisa menghadapi kondisi. Tahun 97-98, justru UMKM masih resilience. Sekarang
ini dalam COVID ini, UMKM terpukul paling depan karena ketiadaan kegiatan di luar rumah
oleh seluruh masyarakat,” jelasnya.
Dapat berdampak pada jutaan pekerja berisiko kehilangan pekerjaan ketika hampir
100 negara menutup perbatasan nasional mereka. Itu bisa berarti kontraksi ekonomi global
0,9 persen pada akhir 2020, atau bahkan lebih tinggi jika pemerintah gagal memberikan
dukungan pendapatan dan membantu meningkatkan belanja konsumen.
Salah satu penyebab virus corona mudah menyebar di Indonesia adalah karena
Indonesia merupakan negara dengan Sektor pariwisata. Sektor pariwisata merupakan salah
satu faktor yang berperan penting dalam pertumbuhan perekonomian Indonesia dan memiliki
kontribusi devisa terbesar kedua di Indonesia setelah devisa hasil ekspor Kelapa Sawit.
Sektor-sektor penunjang pariwisata seperti hotel, restoran maupun pengusaha retail
pun juga akan terpengaruh. Sektor pariwisata memiliki dampak jangka pendek dan jangka
panjang pada perekonomian Indonesia. Dampak jangka pendek dapat di rasakan secara
langsung, sedangkan dampak jangka Panjang dapat dilihat dengan bertambahnya pendapatan
nasional, namun dengan adanya Covid-19 semuanya tak lagi sama. Sektor pariwisata yang
sekarang mengalami kelesuan sehingga daya beli menurun secara drastis karena
berkurangnya pengunjung baik turis lokal maupun turis mancanegara, yang secara otomatis
pendapatan dan devisa yang di hasilkan dari sektor pariwisata semakin menurun.
Surat Edaran (SE) yang dikeluarkan pemerintah pada 18 Maret 2020 mengatakan
bahwa, segala kegiatan di dalam dan di luar ruangan di semua sektor yang terkait pariwisata
dan ekonomi kreatif ditunda sementara waktu demi mengurangi penyebaran Covid-19. Hal
ini mengakibatkan sektor pariwisata menjadi lumpuh sementara, sehingga pengangguran
semakin bertambah karena pariwisata merupakan salah satu wadah yang memberikan
lapangan pekerjaan bagi masyarakat sekitar tempat wisata maupun masyarakat dari luar.
Ini menjadi sesuatu yang luar biasa tidak terlepas dari peran teknologi komunikasi.
Tingkat persebaran informasi yang cepat menimbulkan kepanikan yang dahsyat di
masyarakat. Implikasinya membuat perilaku masyarakat berubah. Kepanikan tersebut salah
satunya mengakibatkan ketimpangan antara permintaan dan penawaran.
Saat ini ekonomi global mengalami krisis akibat pandemi Covid-19, indeks bursa
saham rontok. Nilai tukar rupiah terhadap dollar USA melemah hal ini diakibatkan
banyaknya investor asing meninggalkan pasar keuangan Indonesia, pasar saham anjlok,
mempengaruhi perekonomian dalam negeri. Penguatan dollar USA ini terjadi karena
kepanikan di pasar global akibat Covid-19 serta bergejolaknya pasar minyak. Kemungkinan
rupiah akan melemah terus terhadap nilai tukar dollar AS.
Wabah Covid-19 ini bukan hanya sekadar penyakit yang mempengaruhi kesehatan,
namun juga dampak secara ekonomi, karena ketika semakin banyak pekerja yang terinfeksi
maka semakin banyak pula biaya untuk perawatan dan juga biaya produksi yang ditanggung
oleh negara. Resiko terhadap kesehatan semakin tinggi dan secara ekonomi akan
mempengaruhi pada tingkat produktivitas biaya perawatan yang tinggi akibat banyaknya
yang terdampak. Dibutuhkan penanganan yang serius dan kebijakan yang tegas dan tepat
sasaran untuk menyelesaikan krisis ekonomi tersebut.