Anda di halaman 1dari 9

MINI RISET

PENGANTAR EKONOMI MAKRO


Dosen Pengampu : Armin Rahmansyah Nasution,.SE,M.Si
‘’ KEMISKINAN DI INDONESIA MENINGKAT AKIBAT
INFLASI TINGGI‘’

Disusun Oleh :

ISMA PUTRI CAHYA SARAGIH

( 7173510035 )

Manajemen B

MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2018
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat dan hidayahnya tugas ini dapat
terselesaikan. Laporan ini disusun atas dasar tugas Mini Riset mata kuliah Pengantar Ekonomi Mikro.
Tidak lupa kami mengucapkan banyak terima kasih kepada Dosen mata kuliah Pengantar Ekonomi
Mikro, Bapak Armin Rahmansyah Nasution,.SE,M,Si. yang telah membimbing kami dalam
penyelesaian tugas ini.
Tujuan dari penulisan laporan ini adalah untuk pemenuhan tugas mata kuliah Pengantar Ekonomi
Mikro. Semoga dengan adanya tugas ini dapat bermanfaat untuk kita dan pembaca dimasa yang akan
datang.
Penyusun menyadari bahwa penulisan maupun pelaporan tugas ini masih jauh dari kesempurnaan.
Untuk itu saran dan kritik dari pembaca yang membangun sangat penulis harapkan guna
menyempurnakan tugas ini. Semoga para pembaca mendapatkan informasi dari tugas ini dan dapat
bermanfaat untuk kami juga pada para pembaca sekalian.
DAFTAR ISI

Kata Pengantar.........................................................................................................................

Daftar Isi..................................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................................

1.1 Latar Belakang........................................................................................................

1.2 Tujuan....................................................................................................................

1.3 Manfaat.................................................................................................................

BAB II KAJIAN TEORITIS...............................................................................................

2.1 Kajian Teoritis............................................................................................................

2.2 Kajian Pustaka................................................................................................................

BAB III METODOLOGI....................................................................................................

3.1 Sumber Data......................................................................................................................

3.2 Jenis Data................................................................................................................

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASA.................................................................................

4.1 Deskripsi Hasil Penelitian..........................................................................................

4.2 Pembahasan Hasil penelitian......................................................................................

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN................................................................................

5.1 Kesimpulan...................................................................................................................

5.2 Saran.............................................................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Inflasi kelompok makanan dan garis kemiskinan (poverty basket) yang cenderung lebih tinggi

dari inflasi umum dalam 5 tahun terakhir—bahkan sejak 1 dekade terakhir. Tingginya inflasi

kelompok makanan selain dijelaskan oleh perilaku musiman dari sisi penawaran maupun

permintaan paanen, puasa-idul fitri, natal, akhir tahun, dan lainnya—juga disebabkan oleh

inefisiensi tata niaga banyak komoditas pangan kita.

B. Tujuan Penulisan

Adapun tujuan dari pelaksanaan Mini Riset ini ialah :

 Untuk memenuhi tugas dari mata kuliah pengantar ekonomi makro.


 Untuk membahas lebih dalam tentang ilmu ekonomi makro.
 Untuk memberikan informasi kepada mahasiswa mengenai ilmu pengantar ekonomi makro.

C. Manfaat

Adapun manfaat yang diperoleh ialah:


 Memenuhi persyaratan tugas dari mata kuliah pengantar ekonomi makro yakni mini riset.
 Supaya para pembaca dapat lebih mengetahui definisi ekonomi.
 Suapaya para pembaca dapat lebih paham tentang bagian – bagian ilmu ekonomi makro.
BAB II

KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teoritis

BPS menyebutkan beberapa alasan yang menjelaskan kenaikan persentase penduduk miskin di


Indonesia, negara dengan ekonomi terbesar di Asia Tenggara. Inflasi memang tinggi dalam dua
tahun terakhir (terutama karena beberapa penyesuaian yang dibuat dalam kebijakan bahan bakar
bersubsidi di Indonesia selama dua tahun terakhir). Antara September 2014 sampai Maret 2015
tingkat inflasi di Indonesia berakumulasi menjadi 4,03%. Selama periode ini, harga rata-rata beras
naik 14,5%. Ini menjadi masalah besar karena penduduk miskin Indonesia menggunakan porsi
yang signifikan dari pendapatan mereka yang siap dibelanjakan untuk membeli beras. Karena itu,
naiknya harga beras menyebabkan dampak negatif yang sangat besar dan mendorong sebagian dari
sekelompok besar penduduk Indonesia yang hidup sedikit di atas garis kemiskinan ke bawah garis
kemiskinan. Pada Maret 2015, garis kemiskinan nasional Indonesia ditetapkan pada Rp 330.776
per orang per bulan.

B. Kerangka Berfikir

Sementara itu, secara riil, upah buruh tani menurun 1,34% menjadi Rp 39.045 per hari di bulan
Maret 2015 dibandingkan dengan September 2014 (Rp 38.522 per hari). Pada umumnya, wilayah-
wilayah di bagian Timur Indonesia (berlokasi jauh dari pusat-pusat ekonomi utama) terus memiliki
angka kemiskinan yang lebih tinggi, dalam konteks relatif. Persentase kemiskinan relatif tertinggi
terjadi di Maluku & Papua yaitu 22,04% dari jumah penduduk lokal. Sementara itu, dalam konteks
absolut, jumlah penduduk miskin terbanyak berada di pulau Jawa, pulau paling padat penduduk di
Indonesia, dengan 15,5 juta penduduk miskin. Menarik pula untuk dicatat bahwa baik persentase
kemiskinan relatif maupun kemiskinan absolut di wilayah pedesaan berjumlah hampir dua kali
lipat dari persentase kemiskinan di wilayah perkotaan.
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Sumber Data

Data saya ambil dari BPS (Badan Pusat Statistik) yakni bagaimana angka kemiskinan semakin
meningkat akibat tingkat inflasi.

3.2 Jenis Data

Kemiskinan dan Ketidaksetaraan di Indonesia:

   2007  2008  2009  2010  2011  2012  2013  2014  2015


Relative Poverty
 16.6  15.4  14.2  13.3  12.5  11.7  11.5  11.0  11.2
(% of population)
Absolute Poverty
   37    35    33    31    30    29    29    28    29
(in millions)
Gini Coefficient/
 0.35  0.35  0.37  0.38  0.41  0.41  0.41     -     -
Gini Ratio

Sumber: BPS
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


4.1 Deskripsi Hasil penelitian
Sesuai dengan data BPS adanya kemiskinan yang mempengaruhi inflasi yang makin tahun
selalu makin meningkat.
4.2 Pembahasan hasil penelitian
Inflasi adalah suatu proses meningkatnya harga-harga secara umum dan terus-
menerus (continue) berkaitan dengan mekanisme pasar yang dapat disebabkan oleh
berbagai faktor, antara lain, konsumsi masyarakat yang meningkat, berlebihnya
likuiditas di pasar yang memicu konsumsi atau bahkan spekulasi, sampai termasuk
juga akibat adanya ketidaklancaran distribusi barang. Dengan kata lain, inflasi juga
merupakan proses menurunnya nilai mata uang secara kontinu. Inflasi adalah proses
dari suatu peristiwa, bukan tinggi-rendahnya tingkat harga. Artinya, tingkat harga
yang dianggap tinggi belum tentu menunjukan inflasi. Inflasi adalah indikator untuk
melihat tingkat perubahan, dan dianggap terjadi jika proses kenaikan harga
berlangsung secara terus-menerus dan saling pengaruh-memengaruhi. Secara
sederhana inflasi diartikan sebagai meningkatnya harga-harga secara umum dan
terus menerus.
Kemiskinan adalah keadaan dimana terjadi ketidakmampuan untuk
memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan, pakaian, tempat berlindung,
pendidikan, dan kesehatan. Tahun 1987-1996 (BPS), terjadi penurunan angka garis
kemiskinan yang lebih lambat. Hal ini terutama terjadi di daerah pedesaan,
sedangkan pada tahun 1976-1987 jumlah penduduk di bawah garis kemiskinan di
daerah pedesaan menurun hampir 7% per tahun, dan antara 1987 – 1996, tingkat
penurunan angka kemiskinan tiap tahun melambat menjadi hanya sekitar 3% per
tahun. Pengalaman dari tahun 1987-1999 menunjukan bahwa elastisitas.
Kemiskinan terhadap pertumbuhan ekonomi menurun di Indonesia. Dengan kata
lain, pertumbuhan yang cepat pada tahun 1987-1999 disertai dengan peningkatan
ketidakmerataan, terutama di daerah perkotaan, dan peningkatan ketidakmerataan
ini mengurangi dampak pertumbuhan pada penurunan tingkat kemiskinan.

Penyebab kemiskinan ada dua faktor yang melingkarinya. Yang pertama,


adalah faktor Internal yaitu kesakitan, kebodohan, ketidaktahuan yang berkaitan
dengan tingkat pendidikan yang rendah, keterampilan, ketertinggalan teknologi dan
ketidakpunyaan modal. Yang kedua, faktor Eksternal yaitu struktur ekonomi yang
menghambat peluang untuk berusaha dan meningkatkan pendapatan
(infrastruktur), nilai-nilai budaya yang kurang mendukung peningkatan kualitas
keluarga dan kurangnya akses.
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Inflasi akan menyebabkan turunnya pendapatan riil masyarakat yang memiliki


pendapatan tetap dan inflasi juga akan menyebabkan laju pertumbuhan ekonomi
Indonesia menjadi terhambat. Tekanan inflasi dalam beberapa tahun ke terakhir
terbesar berasal dalam dari dampak kenaikan harga BBM dan kelompok komoditas
bahan makanan (Memberikan kontribusi besar terhadap inflasi di Indonesia). Selain
itu tarif listrik, angkutan dalam kota, biaya pendidikan, sewa rumah dan lainnya juga
menyumbang terhadap pertumbuhan inflasi. Penyebab kemiskinan ada dua faktor
yang melingkarinya. Yang pertama, adalah faktor Internal yaitu kesakitan,
kebodohan, ketidaktahuan yang berkaitan dengan tingkat pendidikan yang rendah,
keterampilan, ketertinggalan teknologi dan ketidakpunyaan modal. Yang kedua, faktor
Eksternal yaitu struktur ekonomi yang menghambat peluang untuk berusaha dan
meningkatkan pendapatan (infrastruktur), nilai-nilai budaya yang kurang mendukung
peningkatan kualitas keluarga dan kurangnya akses.

Dalam Hal ini ada beberapa upaya untuk menanggulangi kemiskinan yakni
strategi pembangunan pedesaan, perbaikan mutu dan akses terhadap pendidikan,
memfasilitasi sector ekonomi informal, Pengelolaan SDA berkonsep jangka panjang,
penyederhanaan dan perbaikan sistem pemerintah dan birokrasi, pembangunan
sarana dan prasarana public dan sarana pendukung bagi masyarakat, serta
komitmen politik dasar pada proses pertumbuhan ekonomi yang melibatkan
masyarakat miskin.

5.2 Saran

Dalam analisis tingkat inflasi, kemiskinan, dan ketimpangan di Indonesia, ada


beberapa aspek penting yang menjadi pilar perekonomian suatu negara untuk bisa
menjadi maju. Begitupun permasalahan-permasalahan dalam perekonomian
Indonesia seperti Inflasi, kemiskinan, ketimpangan, pengangguran, ketenagakerjaan
serta lainnya yang segera membutuhkan solusi yang riil yang dapat
diimplementasikan sehingga dapat mengatasi berbagai permasalahan tersebut.
Disini, selain sumber daya alam, modal, dan teknologi, aspek sumber daya manusia
dan pengembangannya menjadi sangat penting untuk mengatasi permasalahan
tersebut. Semua kinerja harus ditingkatkan karena memiliki keterkaitan antara yang
satu dengan yang lain, dan diharapkan Indonesia dapat memenuhi standar hidup
yang layak dan kesejahteraan secara merata
DAFTAR PUSTAKA

https://www.indonesia-investments.com/id/berita/kolom-beritaa/statistik-indonesia-kemiskinan-
di-indonesia-meningkat-akibat-inflasi-tinggi/item5934?

https://bukharawrite.wordpress.com/2015/04/09/analisis-tingkat-inflasi-kemiskinan-dan-
ketimpangan-di-indonesia/

Anda mungkin juga menyukai