Anda di halaman 1dari 5

TUGAS 13

KEWIRASWASTAAN DALAM BK

“Penerapan Konsep AKU dalam menajemen Kewirausahaan”

Dosen Pengampu :

Drs. Taufik, M.Pd., Kons.

Oleh :

FAGEL ANDESKA

(20006065)

DEPARTEMEN BIMBINGAN DAN KONSELING

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2022
A. Pengertian Konsep AKU
1. Pengertian Konsep AKU
Pengertian konsep diri atau sering disebut konsep aku menurut Pai dalam Djaali (2008: 129), “Konsep diri adalah pandangan seseorang
tentang dirinya sendiri yang menyangkut apa yang ia ketahui dan rasakan tentang perilakunya, isi pikiran dan perasaan, serta bagaimana
perilakunya tersebut berpengaruh terhadap orang lain”. Merencanakan masa depan dengan konsep “AKU”, adalah bagaimana anda
mewujudkan sebuah keinginan dengan memperhatikan keseimbangan dan keselarasan antara AMBISI, KENYATAAN dan USAHA.K
(Kenyataan) : keinginan, cita-cita, sesuatu yang sangat ingin anda dapatkan atauanda capaiK (Kenyataan) : adalah kelebihan dan
kekurangan pada diri anda yang dapat menjadifaktor pendukung dan penghambat terhadap sebuah ambisiU (Usaha) : merupakan suatu
kegiatan yang anda lakukan untuk mencapai ambisiatau keinginan anda

2. Hubungan antara Cita- cita/Karier dengan Konsep “AKU”


Tiada keberhasilan diraih tanpa persiapan yang matang, untuk mencapai keberhasilan atau kesuksesandiperlukan perencanaan dan
pengambilan keputusan yang tepat, setelah anda pahami semua potensiyang ada baik dalam secara fisik maupun psikis, kelebihan dan
kekurangan yang anda miliki, maka andadapat membuat sebuah rencana yang matang.Contoh :Handoko siswa kelas III SMU Negeri 8
berambisi ingin menjadi pilot pesawat tempur TNI. Faktor pendukung dari kemampuan fisik, intelektual, akademis memenuhi persyaratan
untuk ambisinya. Faktor penghambat boleh dikatakan dapat diatasi. Usaha Handoko pun untuk mencapai ambusinya sudahmaksimal. Dari
ilustrasi diatas dapat disimpulkan bahwa Handoko telah menselaraskan antara Ambisi,Kenyataan dan Usaha dalam merencanakan masa
depannya.Berdasarkan uraian diatas, cobalah Anda membuat perencanaan masa depan dengan memperhatikankeseimbangan antara
Ambisi, Kenyataan dan Usaha

3. Konsep “AKU” dengan ESQ (Emosional Spiritual Quotient)


Dari gambaran perencanaan masa depan yang dibuat “Handoko” dapat dilihat bahwa perencanaan masadepannya tanpa hambatan yang
berarti, sehingga ia dengan sukses dapat meraih “AMBISI”nya. Bagaimana sekiranya Ambisa tidak dapat dicapai karena faktor
penghambat / kendala yang tidak dapatdiatasi ? Disini dibutuhkan suatu kemampuan dari Anda untuk dapat menerima kenyataan, bahwa
ada kekuatan di luar kita kembalikan kepada Tuhan yang Maha Esa. Kemampuan in disebut juga denganEmosional Spiritual Quotient;
yaitu kemampuan seseorang untuk dapat memahami bahwa apapun yangdia lakukan di dunia ini karena Tuhan YME. Semua kegiatan yang
dikerjakannya selalu berorientasikepada Tuhan YME, sehingga apabila terjadi kegagalan tidak akan putus asa dan mampu
menjadikanhambatan menjadi sebuah peluang. Untuk itu Anda harus kreatif agar dapat mengalihkan, menemukanambisi / cita-cita ke
bidang lain sehingga Anda dapat sukses hidup di dunia dan di akhirat
B. Gaya Kepemimpinan
Kepemimpinan (leadership) merupakan proses dalam memengaruhi, memotivasi, dan membuat orang lain untuk berkontribusi terhadap
kesuksesan dan efektivitas suatu organisasi atau perusahaan dalam mencapai tujuan-tujuannya. Ada empat jenis kepemimpinan yang paling sering
diterapkan, yaitu kepemimpinan yang demokratis, kepemimpinan yang otokratis, kepemimpinan yang bersifat afiliatif, dan kepemimpinan yang
visioner.
1. Kepemimpinan demokratis
adalah suatu jenis kepemimpinan dimana seorang pemimpin mendelegasikan otoritasnya dan mengajak para pengikutnya untuk
berpartisipasi dalam proses pengambilan keputusan. Seorang pemimpin yang demokratis merupakan seorang pendengar yang baik bagi
para pengikutnya dan seorang pekerja tim yang baik, serta mampu memengaruhi dan berkolaborasi dengan tim yang dipimpinnya. Dengan
adanya gaya kepemimpinan seperti ini, tiap masukan dari anggota tim dihargai dan komitmen dalam kerja tim dapat dirasakan melalui
adanya partisipasi yang aktif dari tiap anggota. Dalam hal ini, seorang pemimpin bisnis dapat menerapkan gaya kepemimpinan ini untuk
mendapatkan saran yang berguna dari para pekerjanya.
2. Gaya kepemimpinan yang kedua adalah kepemimpinan otokratis,
yaitu suatu gaya kepemimpinan dimana seorang pemimpin memiliki kekuasaan absolut dan tanggung jawab penuh dalam memimpin
timnya. Seorang pemimpin yang autokratis memimpin dengan memberikan perintah kepada anggotanya, memberikan ancaman kepada
para bawahannya, dan memiliki kontrol yang ketat terhadap organisasi yang dipimpin. Selain itu, pemimpin yang otokratis selalu
memonitor berjalannya aktivitas kerja secara terus-menerus. Dengan gaya kepemimpinan yang otokratis, seorang pemimpin bisnis dapat
mengontrol perusahaannya dengan ketat. Gaya kepemimpinan ini layak digunakan ketika perusahaan sedang menghadapi krisis.
3. Gaya kepemimpinan lainnya adalah kepemimpinan afiliatif,
yaitu jenis kepemimpinan dimana seorang pemimpin memberikan saran-saran yang efektif dan mendorong anggota timnya untuk lebih
aktif dalam memberikan ide dan pendapat. Pemimpin seperti ini memiliki beberapa karakteristik, yaitu mementingkan harmoni antar para
anggota timnya, berempati terhadap sesama, meningkatkan semangat para anggotanya, dan membantu dalam menyelesaikan konflik antar
anggota tim. Pemimpin yang memiliki gaya kepemimpinan seperti ini menciptakan harmoni dalam tim dengan membantu membangun
hubungan anta para anggotanya. Seorang pemimpin perusahaan dapat menerapkan gaya kepemimpinan seperti ini untuk memotivasi tim
saat berada di saat sulit maupun untuk mempererat hubungan antar anggotanya.
4. Jenis kepemimpinan yang terakhir adalah kepemimpinan visioner,
yaitu jenis kepemimpinan dimana pemimpin menginspirasi dan memotivasi para anggota timnya, berpegang teguh pada visi yang
ditetapkan, dan mendorong para anggotanya untuk menjalankan tugas-tugasnya sejalan dengan tujuan besar yang ingin dicapai bersama.
Seorang pemimpin yang visioner menginspirasi sesamanya dan percaya terhadap visi yang ingin dicapainya dan memiliki empati terhadap
anggota tim. Seorang pemimpin yang visioner mengomunikasikan secara jelas mengenai bagaimana untuk mencapai visi tersebut dan
mengapa semua usaha dalam tim (baik perusahaan maupun organisasi lainnya) diperlukan dalam mencapai visi tersebut. Gaya
kepemimpinan ini diperlukan ketika bisnis atau perusahaan membutuhkan suatu visi yang baru atau perubahan drastis yang memberikan
pengaruh besar terhadap perusahaan.
DAFTAR PUSTAKA

Djali, A. 2008. Skala Likert. Yogyakarta : Andi Offset.

Nuhusuly, D. J. 2018. Gaya Kepemimpinan Dalam Perusahaan. Jakarta: UBS.

Anda mungkin juga menyukai